Zaman Antara PL dan PB (Intertestamental/Silent Ages)

October 8, 2017 | Autor: Awang Praing | Categoría: New Testament, Old Testament, Intertestamental Literature, Sejarah
Share Embed


Descripción

ZAMAN ANTARA PL DAN PB
Oleh: Hina K. M. A. Praing

Zaman antara PL dan PB oleh kebanyakan ahli disebut sebagai Intertestamental Period (Zaman antar Perjanjian) dan juga disebut sebagai the Silent Ages, karena pada zaman ini Allah tidak berbicara kepada umatNya melalui perantaraan nabi. Zaman ini dihitung dari tahun penulisan Kitab Maleakhi hingga zaman Yesus berdasarkan injil tertua, yakni Injil Markus. Walaupun ada perdebatan karena dalam Tanakh Ibrani, kitab Tawarikh-lah yang ditulis paling terakhir. Ada pula yang menghitungnya dari zaman sejak kembalinya bangsa Yahudi dari Pembuangan hingga kelahiran Yesus. Bila dihitung, jeda antara kedua zaman ini adalah sekitar 400-500 tahun, tergantung dari mana zaman mana kita mulai menghitungnya.
Ada beberapa tulisan yang mengisahkan soal apa yang terjadi di zaman ini. Di antaranya ada dalam beberapa kitab apokrif yang oleh Gereja Katolik Roma dimasukan dalam Deutrokanonika misalnya kitab Makabe dan kitab Tobit. Selain itu ada juga tulisan historis yang ditulis oleh sejarawan Yahudi bernama Yosefus. Hampir banyak informasi soal zaman intertestamental bersumber dari tulisan Yosefus.
Pada zaman ini, secara berturut-urut bangsa Yahudi dijajah oleh, Persia, Yunani (Dinasti Ptolemis dan Seleucid), Yahudi (Dinasti Makabe dan Hasmoni), dan Romawi. Roger Beckwitch menggambarkan zaman intertestamental sebagai zaman yang kurang bahagia bagi orang Yahudi, terutama setelah kembalinya mereka dari pembuangan. Ini bisa jadi karena ketika dinasti Seleucid berkuasa di Palestina, orang Yahudi benar-benar tersiksa oleh karena kebebasan yang mereka dapat dari pemerintahan sebelumnya yakni kerajaan Persia dan dinasti Ptolemis telah dibatasi dan bahkan dinasti Seleucid sangat tidak menghargai tradisi keagamaan orang Yahudi.
Kita dapat membagi zaman intertesmental/silent ages dalam beberapa periode menurut penguasa yang menguasai dan memerintah bangsa Yahudi selama zaman ini.
Periode Persia (450 -333 sM)
Koresh II (559-530 sM) memulai kekaisaran Persia melalui penaklukan Media pada tahun 549 sM dan Babilonia pada tahun 539 sM. Raja Koresh membuat suatu kebijakan untuk memulangkan bangsa yang dibuang oleh orang Babilon kembali ke ke tanah air mereka. Ia mengizinkan mereka membangun kembali dan menata kembali kota-kota mereka dan bentuk ibadah mereka. Dari 538 – 430 sM, banyak orang-orang Yahudi yang kembali ke Yudea, membangun kembali Yerusalem, mebangun kembali Bait Allah dan memulai kehidupan baru yang lebih damai. Sementara itu, orang Yahudi yang menentap di Mesopotamia pun menikmati kemakmuran dan kesejahteraan (Ezra, Nehemiah dan Ester serta Yosefus menginformasikannya kepada kita).
Untuk kira-kira 200 tahun sejak zaman Nehemia, orang Persia tetap mengontrol orang-orang Yahudi, tetapi merek mereka diizinkan untuk mengatur dan mengurus kehidupan keagamaannya sendiri tanpa intervensi dari penguasa Persia. Sepanjang zaman ini Yehuda dipimpin oleh Imam Kepala yang bertanggung jawab pada Pemerintah Persia.
Periode Yunani
333 – 323 sM, bangkit seorang raja yang muda dan bersemangat dari Macedonia dan berkuasa atas Yunani. Ia adalah Alexander Agung atau Iskandar Zulkarnaen. Ia mememulai pemerintahannya pada usia 20 tahun. Ia menaklukan banyak wilayah dari Eropa hingga Asia. Tahun 334 sM ia menyebrangi Sungai Hellespont dengan 3500 prajuritnya dan memulai penaklukan Kekaisaran Persia yang pada saat itu dipimpin oleh Raja Darius III. Kemudian menaklukan Tyrus dan memasuki tanah Israel. Sanballat -yang kemungkinan adalah penerus dari Sanballat yang melawan Nehemia (dalam Nehemia 4)- pergi ke Tyrus untuk melawan Alexander dan mempertahankan Yerusalem dengan 7000 pasukan. Namun gagal oleh karena ketika ia meminta Imam Kepala mengirimkan perbekalan untuk pasukannya, sang imam menolak. Beruntung, Alexander melarang pasukannya untuk menyakiti orang Yahudi dan mengatur mereka untuk kembali ke Yerusalem. Ia mengizinkan mereka untuk melanjutkan tradisi dan agama mereka. Ia juga membebaskan pajak bagi orang Yahudi setiap tahun ke-7. Setelah kematian Alexander di usia muda, secara berturut-turut, tanah Israel dikuasai oleh dua dinasti penerus Alexander. Dinasti Ptolemis yang berpusat di Mesir (320 sM-198 sM) dan Dinasti Seleucid yang berpusat di Persia (166-63 sM). Pada era Dinasti Ptolemis, orang Yahudi diberi kebebasan, sama seperti pada zaman-zaman sebelumnya. Pada zaman ini pun terjemahan PL dalam bahasa Yunani yang dikenal dengan nama Septuaginta (LXX) dikerjakan. Budaya Hellenisme mulai berkembang pesat di wilayah Palestian, di luar Yerusalem. Baanyak orang Yahudi yang bermigrasi ke Mesir, di Alexandria. Namun kebebasan ini sirna ketika dinasti Seleucid mengambil alih kekuasan dari Dinasti Ptolemis. Orang-orang Yahudi benar-benar ditindas dan direnggut kebebasan beragamannya ketika Antiochus Epifanes IV berkuasa.
Periode Yahudi (Makabe/Hasmoni)
Oleh karena kejamnya Antiochus dan karena ia sangat tidak menghormati orang Yahudi dengan menempatkan berhala-berhala dalam Bait Allah serta mengorbankan babi di pelataran Bait Allah, orang Yahudi tidak bisa lagi mengtolerir hal ini. Pemberontakan bergerilya mulau muncul di Palestina. Puncaknya ketika pada tahun 165 sM Yudas Makabeus yang memimpin pasukannya memasuki Yerusalem dan mengalahkan pasukan Antiochus dan mengeluarkan seluruh berhala dan menghancurkannya. Mereka kemudian melaksanakan puasa selama 8 hari, yang hingga kini diperingati oleh orang Yahudi sebagai Hari Raya Hanukkah. Perjuangan mereka belum berakhir dan berlangsung hingga akhirnya Simon saudara Yudas Makabeus berhasil membebaskan Palestina dari pajak orang Syiria dan mendeklarasikan kemerdekaan mereka pada tahun 135 sM. Ia diangkat sebagai Imam Besar dan memulai garis dinasti imam Hasmoni yang memerintah di Palestina hingga tahun 63 sM.
Periode Romawi
Akibat dari konflik perebutan kekuasaan dalam tubuh pemerintahan Yahudi yang dipimpin oleh Dinasti Hasmoni. Kekuatan Yahudi semakin melemah dan akhirnya ketika Romawi melalui Jenderal Pompey berhasil menaklukan Israel pada tahun 63 sM. Ia membunuh imam-imam dalam Bait Allah dan memasuki Ruang Mahakudus.
Sejak saat itu, Romawi senang mengatur-mengatur kehidupan religius orang Yahudi. Bahkan orang Romawilah yang mengangkat raja kecil bagi orang Yahudi. Termasuk diantaranya Antipater yang kemudian diteruskan oleh Herodes. Untuk mengatur wilayah ini, Roma pun menempatkan Prokurator/Gubernur sebagai peroanjangan tangan Kaisar Roma. Pontius Pilatus adalah Gubernur ke 4 diangkat oleh Kaisar Agustus di Roma.



Mahasiswa Fakultas Teologi UKAW Kupang
http://www.sarapanpagi.org/zaman-di-antara-perjanjian-lama-dan-perjanjian-baru-vt440.html diakses Minggu, 19 Oktober 2014.
Roger T. Beckwitch, Calendar and Chronology, Jewish and Christian: Biblical, Intertestamental and Patristic Studies, Boston: Brill Academic Publisher, 2001, hlm 167
ibid
Budi Setiamarga, Zaman antara PL dan PB.ppt, dari http://kostanmataubenu.wordpress.com di akses Minggu, 19 Oktober 2014
Roger T. Beckwitch, op.cit, hlm 167
Budi Setiamarga, op.cit
Intertestamental Period and New Testament Background, diakses di www.muncherian.com/IntertestamentalPeriod.pdf pada Minggu, 19 Oktober 2014, hlm 1
Ibid dan Ray C. Stedman, The 400 Years between the Old and New Testament, 1996, hlm 1
Gene Taylor, The Period Between the Testaments, 2005, hlm 17.
Gene Taylor, op.cit, hlm 18 dan Robert T. Beckwith, op.cit, hlm 168
Gene Taylor, ibid, hlm 24
Gene Taylor, ibid, hlm 29



Lihat lebih banyak...

Comentarios

Copyright © 2017 DATOSPDF Inc.