Proposal Penelitian Skripsi

July 5, 2017 | Autor: Wakhid Endro Utomo | Categoría: Proposal Skripsi, Proposal Penelitian
Share Embed


Descripción

PROPOSAL PENELITIAN
FENOMENA BERTAHANNYA TRADISI GOTONG ROYONG
(Suatu Penelitian Diskriptif Kualitatif
di Dusun Kliripan Desa Hargorejo Kec. Kokap Kab. Kulon Progo Provinsi D.I.Y)


Disusun Oleh
MUHAMAD ARDI
NIM 11510058


PROGRAM ILMU SOSIATRI
SEKOLAH TINGGI PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA "APMD"
YOGYAKARTA
2015







BAB I
PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG
Manusia dikatakan makhluk sosial untuk hidup berkelompok dengan orang lain. Manusia memiliki kebutuhan untuk mencari kawan atau teman dengan orang lain ,sering didasarkan atas kesamaan ciri atau kepentingan masing-masing. Cenderung untuk hidup berkelompok saling berhubungan atau berkomunikasi dengan orang lain, saling mempengaruhi dan hidup dalam satu ruang sosial atau medan sosial. Di dalam ruang sosial atau medan sosial akan tercipta kesamaan,toleransi,solidaritas dan gotong-royong antar satu dengan yang lain.
Sejak individu-individu membentuk sebuah komunitas sosial, agaknya kesadaran untuk menciptakan keselarasan bersama sudah menjadi keniscayaan. Perkembangan selanjutnya dengan adanya semangat kebersamaan itu tumbuhlah bibit-bibit keharmonisan yang terwujud modal sosial (social capital). Modal sosial kemudian menjadi potensi local yang secara interen ada terkait persemaian yang intens dan kontinu atas interaksi yang berkembang secara sehat. (Mudiyono,dkk,2005 : 254)
Selama ini wacana yang berkembang pada masyarakat kita bahwa maju tidaknya masyarakat kita diukur dari kepemilikan modal, modal itu secara sempit hanya mencakup modal uang,modal alam dan modal manusia. Wacana seperti itu, maka sering kali kita melupakan bahwa sebenarnya masyarakat kita juga memiliki modal sosial.
Pengalaman senantiasa mengajarkan bahwa hidup bermasyarakat jauh lebih menari, menguntungkan, efesien, dan efektif bila dibandingkan dengan hidup seseorang diri. Semenjak itu pula, setiap orang sudah mulai belajar memiliki tanggung jawab sosial dan bersikap toleran terhadap orang lain. Oleh karna itu, semua kenyataan yang kini dihadapi diterimanya sebagai suatu konsekuensi logis bahwa untuk menjaga kelangsungan hidupnya kita membutuhkan kerja sama dengan orang banyak yang kemudian mengikat diri dalam suatu kontinuitas pola kerjasama yang terdapat dalam hubungan antar anggota masyarakat tersebut.
(Mudiyono, dkk, 2005 : 259)
Didalam masyarakat terdapat berbagai bentuk ikatan sosial yang berfungsi dengan baik. Baik itu ikatan antar orang dalam berbagai bentuknya maupun ikatan antar kelompok. ikatan ini membentuk suatu jaringan yang didasarkan pada berbagai prinsip.
Hubungan ke-tetangga yang baik didalam masyarakat dapat menjadi basis yang kuat di dalam menggalang kekuatan serta mobilisasi dana dan tenaga kerja, ikatan semacam itu bisa mendasari adanya kohesi sosial dan solidaritas dalam masyarakat, sebagai ikatan yang kuat untuk menghadapi berbagai persoalan.
Selanjutnya kemampuan masyarakat untuk bekerja sama demi mencapai tujuan bersama didalam berbagai komunitas disebut modal sosial. kemampuan bekerjasama muncul dari kepercayaan umum di dalam sebuah masyarakat atau di bagian paling kecil dalam masyarakat. modal sosial bisa dilembagakan (menjadi kebiasaan) dalam kelompok yang paling kecil ataupun kelompok masyarakat yang besar seperti Negara.
Selaras dengan laju percepatan modernisasi dan urbanisasi yang mengakibatkan terbukanya desa secara fisik dan kultur, ternyata lahir pula dampak pada struktur sosialnya, sehingga memperlemah pola relasi dan sendi-sendi kehidupan masyarakat tradisional-pedesaan.
Dewasa ini, pembangunan desa bergerak cepat kedalam sistem ekonomi yang tidak lagi bersifat subsisten. Kenyataannya, desa telah bergeser dan meninggalkan corak moral ekonomi yang menekankan prinsip-prinsip subsisten, keamanan, kebersamaan bekerja, atau safety firt dan komunal. Sebagaimana ditegaskan James C.Scott,(1979: 267) bahwa ketika budaya industrial atau teknologi pertanian masuk, tak bisa dielakkan bahwa desa turut mengalami pergeseran ke arah proses individualisasi dan corak hubungan kontaktual, komersial, dan kapitalistik.
Selain pola itu, terjadi pula disorganisasi pada sejumlah pranata sosial dan kelembagaan di pedesaan yang dapat menganggu pola hubungan kekerabatan dan harmonitas sosial karena tidak berfungsinya lagi struktur dan lembaga-lembaga sosial yang ada pada akhirnya ,perubahan ini mendorong transformasi struktural disertai dengan pergeseran-pergeseran peran kepemimpinan dan hubungan kerja patron dan klien, karena timbulnya pola kepemimpinan dan hubungan-hubungan kerja baru Djokosuryo,(dalam sumarjono dkk,1994: 268)
Sejak budaya industri dan tehnologi masuk ke indonesia kehidupan masyarakat mengalami pergeseran, kehidupan yang individual. disaat ada kerja bakti maupun pembangunan didesa masih ada sebagian masyarakat tidak mengikuti kegiatan bergotong-royong di lingkungan.
Secara sederhana soal rembug desa yang biasa mengawali adanya hajatan warga, yaitu dalam membangun rumah, selokan atau jalan desa, sekarang telah tergantikan, sebab jalan desa, pembuatan saluran irigasi telah menjadi paket-paket proyek anggaran yang dikerjakan oleh pemborong. gotong royong membangun rumah Sudah jarang ditemui ada warga tanpa pamrih bekerjasama membangun rumah salah satu warganya. Sekarang, untuk bekerja, setidaknya si pemilik rumah harus menyediakan dana untuk memberi upah.
Nilai-nilai telah terkomersialisasikan, dari kerja dengan penuh kerelaan menjadi kerja dengan motivasi memperoleh upah (uang). (http://fathuraljufri.blogspot.com)
Namun, yang perlu dipertanyakan selama kehidupan masyarakat bergeser menjadi individualisme mengapa masih ada nilai gotong royong dalam masyarakat, sedangkan kehidupan masyarakat sekarang sudah modern, tidak memiliki nilai kerja sama, solidaritas sosial terhadap pembangunan dilingkungannya. Oleh karna itu, penulis tertarik untuk mengetahui "Fenomena Bertahannya Tradisi Gotong-Royong "di Dusun Kliripan.

Rumusan masalah
Untuk mengadakan suatu penelitian perlu dikemukakan masalah terlebih dahulu agar penelitiannya nanti akan menjurus pada pokok permasalahan atau sasaran yang ditemukan . sebelum penyusun menarik suatu rumusan permasalahan atau terlebih dahulu perlu diketahui maksud dari masalah itu sendiri menurut Winarno Surakhmad (1990 : 34)
"Masalah adalah setiap kesulitan yang menggerakkan manusia untuk memecahkannya"
Sedangkan menurut Lincold dan Guba (dalam Maxy J. Moleong 1994: 62) "Masalah adalah suatu keadaan yang bersumber dari hubungan antara dua factor atau lebih yang menghasilkan situasi yang membingungkan".
Dari pendapat tersebut, masalah adalah kesulitan atau keadaan yang harus dihadapi dan perlu dicari jalan pemecahan atau jalan untuk mengatasinya. Sesuai dengan latar belakang masalah tersebut, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut :
Mengapa tradisi gotong royong "sambatan " masih bertahan di Dusun Kliripan Desa Hargorejo Kec. Kokap Kab. Kulon Progo ?
Apa faktor –faktor yang mendukung bertahannya tradisi gotong –royong "sambatan" di Dusun Kliripan Desa Hargorejo Kec. Kokap Kab. Kulon Progo ?


TUJUAN DAN MANFAAT
Tujuan penelitian
Setiap sesuatu yang dilakukan tentu saja memilki tujuan, begitupun suatu penelitian yang kami lakukan mempunyai tujuan, yaitu:
Untuk mengetahui fonemena bertahanya tradisi gotong royong "sambatan" di Dusun Kliripan Desa Hargorejo Kec. Kokap Kab. Kulon Progo.
Untuk mengetahui faktor –faktor yang mempengaruhi bertahannya tradisi gotong royong di Dusun Kliripan Desa Hargorejo Kec. Kokap Kab. Kulon Progo.
Manfaat penelitian
Tiap penelitian harus diyakini kegunaannya bagi pemecahan masalah yang diselidiki. Untuk itu perlu dirumuskan secara jelas tujuan penelitian yang bertitik tolak dari permasalahan yang diungkap. Suatu penelitian hendaknya harus mampu memberikan manfaat praktis pada kehidupan masyarakat.
Melalui penelitian ini penulis sangat berharap dapat memberikan berbagai manfaat :
Manfaat penulis
Untuk menambah wawasan dilapangan dan menambah ilmu pengetahuan
Manfaat akademik
Mengetahui keadaan nyata didalam masyarakat yang berhubungan dengan pengembangan teori –teori yang digunakan agar tetap konsisten.
Mengusahakan agar dapt menambah hal- hal yang baru dalam bidang ilmu pengetahuan.
Meningkatkan kualitas dan efesien dari ilmu pengetahuan melalui penelitian.
Bagi masyarakat
Terjadi Kegiatan gotong royong (kerja bakti)
Diharapkan terbentuknya pikiran bagi pemuda untuk ikut serta dalam kegiatan tersebut.

Kerangka teori
Dalam suatu penelitian teori merupakan hal yang sangat penting sehingga masalah yang diteliti tidak menyimpang dari tujuan yang ditemukan. Dengan demikian teori berfungsi sebagai landasan dalam penelitian. Sebelum membahas lebih lanjut tentang teori ini baiknya lebih dahulu memahami apa maksud teori itu.
Masri singarimbun dan sofian effendi (1989: 37) berpendapat bahwa :
Teori adalah serangkaian asumsi, konsep, konstrak, definisi, dan proposisi untuk menerangkan suatu fenomena sosial secara sistematis dengan cara merumuskan hubungan antar konsep.
Pertanyaan tersebut diatas menunjukkan bahwa teori merupakan saran informasi ilmiah yang sangat umum dan paling luas cakupannya. Dengan teori dapat diperoleh pertanyaan hubungan sistematis suatu fenomena dengan teori maka suatu tujuan akan dicapai.
Untuk mewujudkan suatu tujuan atau perencanaan, perhitungan –perhitungan dan perkiraan diperlukan landasan teori yang sangat agar permasalahan ataupun sasaran yang akan dicapai dapat terwujud, maka penyusun menguraikan beberapa hal yang berkaitan dengan obyek penelitian yaitu :
Fenomena
Fenomena adalah hal-hal yang dapat disaksikan dengan pancaindra dan dapat diterangkan dan di nilai secara ilmiah. (Meity Taqdir Qodratilah,2011: 123)
Adapun beberapa Fenomena diartikan sebagai berikut :
Fenomena diartikan sebagai sesuatu yang luar biasa dan keajaiban.
Fenomena diartikan sebagai fakta dan kenyataan.
Kata fenomena juga diartikan sebagai keadaan yang sebenarnya dari suatu urusan atau perkara,keadaan atau kondisi khusus yang berhubungan dengan seseorang atau suatu hal, soal dan perkara.(http://www.artikata.fenomena.com/arti-333239-kasus.html)
Solidaritas sosial
Solidaritas sosial secara umum merupakan berpaut bersama-sama,setiakawan, rasa bersatu dalam kepentingan, kehendak dan perbuatan. (Y.B. Suparlan,1983: 142)
Solidaritas adalah kesetiaan atau perasaan sepenanggungan.(Meity Taqdir Qodratilah,2011: 505)
Menurut E.Durkheim(dalam Rahardjo, 2002: 32)bahwa solidaritas yang menjadi dasar integrasi kelompok masyarakat semacam ini adalah solidaritas yang didasarkan atas kesamaan di antara anggota-anggotanya. Bila masyarakat berubah, dan perubahan itu mengakibatkan hilangnya properti yang mengkondisikan eksistensinya kerja sama langsung, dengan sandiri sifat atau bentuk kerja sama langsung itupun akan semakin mengabur atau bahkan menghilang.
Selain itu, Solodaritas mempunyai dua tipe ,perbedaan keduanya bersifat evolusionistis dalam arti bahwa yang kedua adalah perkembangan dari yang pertama. Corak yang pertama yaitu :
Solidaritas mekanisme
Didalam solidaritas mekanisme masyarakat tradisional bersifat "mekanis" dan dipersatukan oleh kenyataan bahwa setiap orang lebih kurang sama, dan karenanya mempunyai banyak kesamaan di antara sesamanya. Dalam masyarakat tradisional , kata Durkheim, kesadaran kolektif sepenuhnya mencakup kesadaran individual norma –norma sosial kuat dan perilaku sosial diatur dengan rapi. Dalam masyarakat yang "mekanis". Misalnya para petani gurem hidup dalam masyarakat yang swa-sembada dan terjalinnya oleh warisan bersama serta pekerjaan yang sama. Selain itu, Durkheim menghubungkan jenis solidaritas pada suatu masyarakat tertentu dengan dominasi dari suatu system hukum. Ia menemukan bahwa masyarakat yang memiliki solidaritas mekanis hukum sering kali bersifat represif: pelaku suatu kejahatan atau perilaku penyimpang akan terkena hukuman, dan hal itu akan membalas kesadaran kolektif yang dilanggar oleh kejahatan itu; hukuman itu bertindak lebih untuk mempertahankan keutuhan kesadaran. (Abdullah dan leeden,1986: 13-14)
Solidaritas organik
Didalam masyarakat modern, demikian pendapatnya, ataupun pembagian kerja yang sangat kompleks dapat menghasilkan solidaritas 'organik'. Spesialisasi yang berbeda- beda dalam bidang pekerjaan maupun peranan sosial dapat menciptakan ketergantungan yang mengikat orang kepada sesamanya, karena mereka tidak lagi dapat memenuhi kebutuhan mereka sendiri. Dalam masyarakat modern yang 'organik', para pekerja memperoleh gaji dan harus mengandalkan orang lain yang mengkhususkan diri dalam produk-produk tertentu (bahan makanan ,pakaian ,dll) untuk memenuhi kebutuhan mereka. Dalam masyarakat yang memiliki solidaritas organik, hukum bersifat restitutif: ia bertujuan bukan untuk menghukum melainkan untuk memulihkan aktivitas normal dari suatu masyarakat yang kompleks. ( Abdullah dan Leeden,1986: 13- 14)
Modal sosial
Istilah Modal sosial sebenarnya memilki makna yang tersendirinya khusunya berkaitan dengan Modal sosial dimasyarakat. Maka berikut pengertian Modal sosial yang telah diluncurkan lebih dari 80 tahun. menurut(Lyda Judson Hanifan,1920: 8) dalam community center. Ia mendefenisikan modal sosial sebagai kenyataan yang memiliki warga, dapat berupa kehendak baik,simpati,persehabatan ,hubungan sosial antar individu dan antar keluarga yang dapat membantu-mengatasi persoalan warga masyarakat. Dengan konteks demikian ,hubungan sosial yang baik antar anggota masyarakat menciptakan jejaring yang bersifat mutualis, dan bahkan mengalahkan individualitas yang biasanya melengkapi kerakteristik budaya barat.
Kemudian makna Modal Sosial menurut Hanifan C,Grootaert,(1977: 8) bahwa Modal sosial dimaknai sebagai kemampuan sesorang untuk memanfaatkan berbagai keunggulan jaringan sosial atau struktur sosial dimana ia menjadi anggotanya.
Dengan demikian ia membagi menjadi tiga tataran yaitu :
Makro (Negara)
Pada tataran Modal sosial Makro meliputi institusi-institusi seperti pemerintah,aturan hukum, kebebasan sipil dan politik.
Mikro (individu dan keluarga)
Pada tataran Mikro Modal sosial berkenaan dengan norma-nilai yang mengatur interaksi diantara individu dan keluarga.
Meso (komunitas)
Pada tataran Meso (komunitas), Modal sosial yang dapat mengejawantah dalam berbagai tradisi, kebiasaan dengan rasionalitasnya masing-masing.
Selanjutnya pemahaman menurut Coleman,(1988-1990: 8) bahwa aspek Modal sosial tidak saja bersifat horizontal, melainkan asosiasi vertical dengan kerakteristik relasi hirarkhis dan distribusi kekuasaan yang tidak seimbang diantara anggotanya.
Modal social merupakan kekuatan yang mampu membangun civil community yang dapat meningkatkan pembangunan partisipatif, dengan demikian basis modal social adalah trust, ideology dan religi. modal social dapat dicirikan dalam bentuk kerelaan individu untuk mengutamakan keputusan komunitas . dampak dari kerelaan ini akan menumbuhkan interaksi komulatif yang menghasilkan kinerja yang mengandung : nilai social, menurut francis fukuyama,(1995: 9) mengilustrasikan modal social dam trust, believe and vertrawen artinya bahwa pentingya kepercayan yang mengakar dalam faktor cultural, etika dan moral. Trust muncul maka komunitas membagikan sekumpulan nilai- nilai moral, sebagai jalan untuk menciptakan penghargaan umum dan kejujuran , ia juga menyatakan bahwa asosiasi dan jaringan local sungguh mempunyai dampak positif bagi peningkatan kesejahteraan ekonomi dan pembangunan local serta memainkan peran penting dalam manajemen lingkungan.
Dalam buku ini menggugah kesadaran kita untuk menciptakan basis ekonomi yang kuat dan tahan lama. Dalam konteks ini Negara tidak saja mengandalkan sumber daya alam dan modal uang (financial capital) melainkan modal sosial (social capital). Elemen modal sosial saat ini haruslah digali dan dikembangkan secara berkesinambungan, baik sikap, sifat saling percaya dan dipercaya, baik dalam bentuk relasi vertikal/horizontal, sehingga bangsa tersebut layak dipredikati high trust society.
Menurut James S. Colemen,(1998: 9) menegaskan modal social sebagai alat untuk memahami aksi social secara teorotis yang mengkombinasikan perspektif sosiologis dan ekonomi. Ia bertujuan untuk mengintrodusir pemikiran ekonomi tentang prinsip-prinsip tindakan rasional dan diaplikasikan dalam analisis system social. Modal social terdiri dari 3 bentuk :
Kewajiban dan pengharapan yang bergantung pada lingkungan social yang layak dipercaya (trustworthiness).
Kapabilitas informasi yang mengalir dalam struktur social supaya menyediakan media/sarana untuk bertindak.
Kehadiran norma-norma social yang disertai dengan sanksi efektif.
Sedikit berbeda dengan Ismail Sarageldin (dalam Paul Collier,1998: 9) dalam social capital and poverty menyatakan bahwa modal social disebut "social" karena modal sosial selalu melibatkan masyarakat dan menjadikan bermasyarakat dan juga karena modal sosial muncul bukan dari interaksi pasar meskipun mempunyai efek ekonomis. Mereka memberikan klafikasi modal sosial , misalnya interaksi sosial yang tahan lama (tetapi hubungan searah): pengajaran ,perdagangan, tetapi ada juga yang pola hubungan resiprokal/timbale balik : yaitu jaringan sosial /asosiasi ,dan ada juga modal sosial yang mempunyai efek tahan lama (tapi hubungan yang searah), yaitu : kepercayaan,rasa hormat,imitasi : sedangkan yang berpola hubungan timbal balik adalah gosip ,reputasi, pooling ,norma sosial,peranan sosial dan koordinasi.
Kemudian menurut Heri Sangkot Marisi Lubis,(2002:19) bahwa Modal social sebagai intitusi social ( jaringan social dan kelembagaan) pola hubungan antar masyarakat , norma-norma yang disepakati sejak kelompok masyarakat itu ada, berkembang serta pembagian peran dan kekuasaan diantara warga masyarakat dan pada prinsipnya dibuat dan dilaksanakan secara konsisten yang diorentasikan bagi mereka sendiri.
Modal social sebagimana yang dirumuskan oleh tim peneliti Fisipol UGM (Eddy Mahati,2002: 38),bahwa modal social terdiri atas tiga level yaitu :
Level nilai kultur dan persepsi
Pada level ini modal social bisa berbentuk simpati, rasa memiliki, kewajiban ,percaya ,pertukaran dan pengakuan serta penerimaan timbale balik.
Level institusi
Pada level institusi modal social dapat berupa keterangan yang mapan (civil agreement) kebiasaan yang melembaga, asosiasi jaringan social.
Level mekanisme
Pada level mekanisme modal social bisa berupa perilaku kerjasama atau institusi yang sinergi satu samal lain.
Dari ketiga pendapat mengenai defenisi modal social maka dapat disimpulkan secara sederhana bahwa modal social adalah :
Sebuah proses interaksi dalam masyarakat yang timbul berdasarkan kesepakatan bersama.
Kepentingan bersama
Mengandung sanksi
Hubungan timbal balik
Kesadaran kritis masyarakat dengan intervensi pemerintah yang minimal.
Mencapai kesejahteraan bersama.
Dalam pengertian diatas dapat ketahui bahwa seluruh masyarakat memiliki modal social : perbedaan-perbedaan yang nyata diantara mereka berkaitan dengan apa yang mungkin disebut sebagai radius kepercayaan yaitu norma-norma kooperatif seperti kejujuran dan kesedian untuk menolong yang bisa dibagi diantara kelompok-kelompok tertentu didalam masyarakat dan bukan dengan kelompok yang lainnya dalam masyarakat yang sama .
Seperti yang di katakan Putman(dalam Sutoro Eko,2004:154) tentang modal sosial ,maka berbagai bentuk kerakteristik nilai-nilia serta norma yang ada dalam suatu komunitas dapat digolongkan sebagai modal sosial. modal sosial mengacu pada nilai-nilai kolektifitas komunitas seperti kemampuan, kebersamaan, keberdayaan, saling percaya (trust), saling tergantung, kerjasama, kekeluargaan, persaudaraan, rasa aman dalam mencari rezeki, rasa memiliki tanah dan kampung sendiri.
Gotong royong
Menurut Sartono Kartodirjo, (dalam Nat J. Coletta dan Umar Kayam, 1987: 254) bahwa gotong royong merupakan suatu bentuk saling menolong yang berlaku di desa Indonesia. Selain itu, gotong royong merupakan bentuk solidaritas masyarakat agraris tradisional. yaitu masyarakat yang terikat dengan satu sama lain berdasarkan relasi sosial yang disebut ikatan primordial,yaitu lewat ikatan keluarga.
Spirit awal gotong –royong adalah suatu etos masyarakat untuk melakukan kerja sama untuk tujuan menyelesaian persoalan bersama dengan pola kerja saling meringankan beban demi mencapai kesejahteraan bersama, munculnya gotong royong atau sambatan ditengah- tengah kehidupan masyarakat karena didasarkan atas suatu sudut pandang bersama sehingga gotong –royong merupakan hal yang vital dikehidupan masyarakat Indonesia hingga merupakan hal yang sangat penting. (Sartono Kartodirjo,1987:44)
Didalam sosiologi, fenomena gotong royong sebagaimana yang umum terdapat dikalangan petani Jawa dapat dikatagorikan sebagai suatu bentuk kerja sama, yakni jenis kerja sama langsung(direct cooperation). Dalam kerja sama langsung ini tidak dikenal upah dalam bentuk uang, tidak dikenal harga tenaga kerja dalam artian ekonomik. imbalan yang dikenal adalah dalam bentuk balas jasa berupa tenaga.
Menurut Soedtijo Sosrodiharjo(dalam Rahardjo,2002:32) menyebutkan bahwa gotong rotong merupakan system barter tenaga. System tenaga barter ini umum terdapat dikalangan petani yang belum terkena pengaruh ekonomi uang.
Selain itu, dalam analisis Boeke(dalam Rahardjo,2002:32) menyatakan bahwa masyarakat petani belum mengenal ekonomi uang (kapitalisme) semacam itu digolongkan sebagai masyarakat petani prakapitalistik. Ini berarti bentuk kerja sama seperti gotong royong itu memang terdapat hampir di semua daerah di Indonesia, khususnya daerah-daerah dengan latar belakang agraris subsisten-tradisonal yang kuat. Kenyataan semacam inilah yang menjadi dasar pemahaman bahwa gotong-royong merupakan kepribadian bangsa indoensia.

METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah deskriptif. Penelitian yang bersifat deskriptif bertujuan menggambarkan secara tepat sifat-sifat suatu individu, keadaan, gejala atau kelompok tertentu, atau untuk menentukan frekuensi atau penyebaran suatu gejala atau frekuensi adanya hubungan tertentu anatar suatu gejala dan gejala lain dalam masyarakat. (Koentjaraningrat, 1989 : 29).
Penelitian ini hanya pada usaha mengungkapkan suatu masalah atau keadaan atau peristiwa sebagaimana adanya sehingga brsifat sekedar untuk mengungkapkan. (Hadari Nawawi, 1993 : 31)
Hasil penelitian ditekankan pada usaha memberikan gambaran secara obyektif tentang keadaan yang sebenarnya dari obyek yang diteliti. Akan tetapi untuk mendapat manfaat yang lebih luas dalam penelitian ini. Sering kali disamping pengungkapan fakta juga dilakukan pemberian interpretasi yang lebih kuat.
Melalui uraian diatas dapat disimpulkan ciri-ciri metode deskriptif adalah :
Memusatkan perhatian pada masalah-masalah yang ada saat penelitian dilakukan (saat sekarang) atau masalah-masalah yang bersifat aktual.
Menggambarkan fakta-fakta tentang masalah yang diselidiki sebagaimana adanya, diiringi dengan interpretasi rasional yang ade-quet (Hadari Nawawi, 1993 : 63-64).
Ruang Lingkup Penelitian
Obyek Penelitian
Pada penelitian, obyek penelitian sangat penting untuk menyusun dan menyampaikan rencana kegiatan sehingga dapat berjalan dengan baik, teratur dan sistematis dengan demikian akan memudahkan dalam melakukan segala aktivifitas untuk membatasi ruang lingkup pembahasan obyek penelitian.
Pada penelitian ini yang menjadi obyek penelitian adalah Fenomena bertahannya Tradisi Gotong –royong di Dusun Kliripan Desa Hargorejo Kec. Kokap kab. Kulon Progo Provinsi D.I.Y.
Definisi Konsep
Menurut Masri Singarimbun dan Sofian Effendi (1989 : 33) :
Konsep yakni istilah definisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak : kejadian, keadaan, kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial.
Ada dua jenis konsep ; pertama, konsep-konsep yang jelas hubungannya dengan fakta atau realitas yang mereka wakili; dan kedua, konsep-konsep yang lebih abstrak atau lebih kabur hubungannya dengan fakta atau realitas.
Jadi Definisi konsep dalam penelitian ini, yaitu:
Fonemena adalah suatu bentuk keadaan dan peristiwa yang dapat diamati.
Solidaritas adalah bentuk kerja sama yang memiliki nilai moral terhadap masyarakat.
Modal social adalah suatu bentuk modal sosial yang dimiliki oleh masyarakat untuk dapat terjalinnya kerjasama.
Gotong –royong adalah suatu bentuk kerja sama dan saling tolong menolong yang secara langsung tidak mengenal upah dalam bentuk uang.
Sambatan adalah istilah tradisi jawa yang berarti sebuah gotong royong bersama masyarakt dalam pembangunan.
Definisi Operasional
Definisi Operasional, yaitu definisi yang menunjukkan indikator-indikator suatu gejala sehingga memudahkan pengukurannya (Tatang M. Amirin, 1995: 63).
Agar varibel yang masih bersifat abstarak dapat diteliti maka perlu dihubungkan dengan kejadian nyata agar dapat diobservasi. Sehingga pada pebelitian ini definisi operasionalnya adalah :
Bentuk tradisi gotong royong "sambatan".
Keterlibatan masyarakat dalam bergotong royong.
Bentuk reward atau penghargaan dalam kegiatan gotongroyong.
Panismen atau sanksi yang tidak mengikuti gotong royong.
Kendala –kendala didalam bergotong royong.
Upaya mempertahankan gotong-royong.
Subyek Penelitian
Subyek Penelitian adalah narasumber yang dijadikan sebagai informan atau responden untuk mendapatkan informasi serta data yang diperlukan dalam penelitian.
Dalam penelitian ini ada 10 informan yang dijadikan sebagai penelitian yaitu Perangkat Desa, Kepala Dusun, Rw, RT dan Masyarakat.

Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini menggunakan tiga teknik pengumpulan data untuk yang sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, yaitu:
Observasi
James A. Black dan Dean J. Champion (2001: 286) menjelaskan pengertian observasi secara sempit, ialah mengamati (watching) dan mendengar (listening) perilaku seseorang selam beberapa waktu tanpa melakukan manipulasi atau pengendalian, serta mencatat penemuan yang memungkinkan atau memenuhi syarat untuk digunakan kedalam tingkat penafsiran analisis.
Dalam Observasi tersebut, penelitian yang digunakan yaitu dengan meninjau secara langsung objek penelitian, pengamatan dan pencacatan dari hasil data yang diteliti, nyata serta untuk mendapatkan hasil yang diharapkan.
Wawancara
Wawancara merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan bentuk komunikasi antara dua orang, melibatkan seseorang yang ingin memperoleh informasi dari seseorang lainnya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan, berdasarkan tujuan tertentu. (Deddy Mulyana, 2002 : 180).
Dalam melakukan wawancara minimal dilakukan oleh dua pihak yaitu pihak pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan pihak yang diwawancarai (interview) yang memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang diberikan.Wawancara ini berfungsi untuk memperoleh data secara langsung dari responden mengenai masalah yang diteliti.
Dokumentasi
Dokumentasi ialah setiap bahan tertulis ataupun film, lain dari record, yang tidak dipersiapkan karena adanya permintaan dari penyidik. (Maxy J. Moleong, 1994: 161).
Melalui pengertian tersebut, dokumnentasi dapat dipahami sebagai pengumpulan data dengan membaca, dan mengamati bahan-bahan tertulis yang sudah ada mengenai hal-hal yang terdapat pada obyek peneliti.
Teknik Analisi Data
Menurut Noeng Muhadjir (1990:183) Analisis data adalah upaya mencari dan menata secara sistematis catatan hasil observasi, wawancara, dan lainnya untuk meningkatkankan pemahaman peneliti tntang kasus yang diteliti dan menyajikannya sebagi temuan bagi orang lain.
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis data yang bersifat kualitatif. Penelitian Kualitatif menurtut Bogdan dan Taylor (dalam Laxy J. Moeloeng 1994: 3) "sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati".
































Interview Guide
PERANGKAT DESA

Nama :
Pekerjaan :
Jabatan :
Agama :
Tempat Tinggal :
Tingkat Pendidikan :
Tanggal :
Jam :

Sejak kapan bapak menjabat perangkat desa? 1984-
Bagaimana menurut Bapak mengenai gotong royong di desa hargerejo?
Apa saja bentuk—bentuk Gotong royong?
Apakah ada hari tertentu untuk bergotong-royong? dan apakah masih rutin dilaksanakan gotong royong.
Bagaimana bentuk keterliban masyarakat dalam bergotong –royong?
Apa yang mempengarui masyarakat mau ikut dalam bergotong royong?
Apakah semua masyarakat ikut dalam bergotong-royong?
Mengapa masih ada bentuk kerja sama dalam gotong royong ?
Apakah masih ada bentuk rewerd atau penghargaan dalam bergotong royong?
Seperti apa bentuk rewerd/penghargaannya? Berupa apa!!
Adakah sanksi apabila tidak mengikuti kegiatan tersebut?seperti apa sanksinya!!
Adakah anggaran dalam gotong –royong? dari mana anggaran gotong –royong?
Siapa yang menganggarkan sumbangan gotong-royong?
Apakah ada sumbangan suka rela dari masyarakat sendiri?
Adakah kendala-kendala dalam mempertahankan gotong –royong?
Seperti apa bentuk kendala mempertahankan gotong-royong?
Apakah menurut Bapak gotong royong sekarang sudah cukup relevan dilaksanakan?
Apa yang Bapak lakukan dalam mempertahankan gotong royong?
Apa harapan Bapak untuk kedepannya agar tetap bertahan gotong-royong?








Interview Guide
KEPALA DUSUN
Nama : :
Pekerjaan :
Umur :
Agama :
Tempat Tinggal :
Tingkat Pendidikan :
Tanggal :
Jam :

Sejak kapan bapak menjabat Kepala Dusun ?
Bagaimana menurut Bapak mengenai gotong royong di Dusun Kliripan?
Apa saja bentuk—bentuk Gotong royong?
Apakah ada hari tertentu untuk bergotong-royong? dan apakah masih rutin dilaksanakan gotong royong.
Bagaimana bentuk keterliban masyarakat dalam bergotong –royong?
Apa yang mempengarui masyarakat mau ikut dalam bergotong royong?
Apakah semua masyarakat ikut dalam bergotong-royong?
Mengapa masih ada bentuk kerja sama dalam gotong royong ?
Apakah masih ada bentuk rewerd atau penghargaan dalam bergotong royong?
Seperti apa bentuk rewerd/penghargaannya? Berupa apa!!
Adakah sanksi apabila tidak mengikuti kegiatan tersebut?seperti apa sanksinya!!
Adakah anggaran dalam gotong –royong? dari mana anggaran gotong –royong?
Siapa yang menganggarkan sumbangan gotong-royong?
Apakah ada sumbangan suka rela dari masyarakat sendiri?
Adakah kendala-kendala dalam mempertahankan gotong –royong?
Seperti apa bentuk kendala mempertahankan gotong-royong?
Apakah menurut Bapak gotong royong sekarang sudah cukup relevan dilaksanakan?
Apa yang Bapak lakukan dalam mempertahankan gotong royong?
Apa harapan Bapak untuk kedepannya agar tetap bertahan gotong-royong?









Interview Guide
KEPALA RW 20
Nama Responden :
Umur :
Pekerjaan :
Agama :
Tempat Tinggal :
Tingkat Pendidikan :
Tanggal :
Jam :
Sejak kapan Bapak menjabat Kepala RW? 2010
Bagaimana menurut Bapak mengenai gotong royong di Dusun Kliripan?
Apa saja bentuk—bentuk Gotong royong? Gotong fisik
Apakah ada hari tertentu untuk bergotong-royong?dan apakah masih rutin dilaksanakan gotong royong.
Bagaimana bentuk keterliban masyarakat dalam bergotong –royong?
Apa yang mempengarui masyarakat mau ikut dalam bergotong royong?
Apakah semua masyarakat ikut dalam bergotong-royong?
Mengapa masih ada bentuk kerja sama dalam gotong royong ?
Apakah masih ada bentuk rewerd atau penghargaan dalam bergotong royong?
Seperti apa bentuk rewerd/penghargaannya? Berupa apa!!
Adakah sanksi apabila tidak mengikuti kegiatan tersebut?seperti apa sanksinya!!
Adakah anggaran dalam gotong –royong? dari mana anggaran gotong –royong?
Siapa yang menganggarkan sumbangan gotong-royong?
Apakah ada sumbangan suka rela dari masyarakat sendiri?
Adakah kendala-kendala dalam mempertahankan gotong –royong?
Seperti apa bentuk kendala mempertahankan gotong-royong?
Apakah menurut Bapak gotong royong sekarang sudah cukup relevan dilaksanakan?
Apa yang Bapak lakukan dalam mempertahankan gotong royong?
Apa harapan Bapak untuk kedepannya agar tetap bertahan gotong-royong?










Interview Guide
KEPALA RT
Nama Responden :
Umur :
Pekerjaan :
Agama :
Tempat Tinggal :
Tingkat pendidikan :
Tanggal :
Jam :

Sejak kapan Bapak menjabat Kepala RT?
Bagaimana menurut Bapak mengenai gotong royong di Dusun Kliripan?
Apa saja bentuk—bentuk Gotong royong?
Apakah ada hari tertentu untuk bergotong-royong? dan apakah masih rutin dilaksanakan gotong royong.
Bagaimana bentuk keterliban masyarakat dalam bergotong –royong?
Apa yang mempengarui masyarakat mau ikut dalam bergotong royong?
Apakah semua masyarakat ikut dalam bergotong-royong?
Mengapa masih ada bentuk kerja sama dalam gotong royong ?
Apakah masih ada bentuk rewerd atau penghargaan dalam bergotong royong?
Seperti apa bentuk rewerd/penghargaannya? Berupa apa!!
Adakah sanksi apabila tidak mengikuti kegiatan tersebut?seperti apa sanksinya!!
Adakah anggaran dalam gotong –royong? dari mana anggaran gotong –royong?
Siapa yang menganggarkan sumbangan gotong-royong?
Apakah ada sumbangan suka rela dari masyarakat sendiri?
Adakah kendala-kendala dalam mempertahankan gotong –royong?
Seperti apa bentuk kendala mempertahankan gotong-royong?
Apakah menurut Bapak gotong royong sekarang sudah cukup relevan dilaksanakan?
Apa yang Bapak lakukan dalam mempertahankan gotong royong?
Apa harapan Bapak untuk kedepannya agar tetap bertahan gotong-royong?









Interview Guide
MASYARAKAT

Nama Responden :
Umur :
Pekerjaan :
Agama :
Tempat Tinggal :
Tingkat Pendidikan :
Tanggal :
Jam :


Menurut anda, apa saja bentuk Gotong royong yang ada diusun tersebut? Seperti apa bentuknya, hari apa saja dan apakah masih rutin dilaksanakannya.
Apakah anda selalu ikut aktif dalam hal bergotong royong? Gotong royong apa yang anda ikuti!
Kenapa anda mau ikut dalam bergotong royong?
Apakah anda pernah tidak ikut bergotong royong? pada saat kapan dan kenapa!
Menurut anda mengapa masih ada bentuk kerja sama dalam gotong royong ?
Apakah anda pernah mendapatkan penghargaan dalam bergotong royong?
Apakah anda pernah mendaptkan sanksi apabila tidak mengikuti kegiatan tersebut?seperti apa sanksinya!
Apakah anda pernah sumbangan suka rela dalam gotong royong?sumbangan seperti apa!
Kendala apa yang anda alami selama mengikuti kegiatan gotong rotong?
Apa yang anda lakukan agar gotong royong ini masih ada?
Harapan anda untuk kedepannya agar gotong-royong semakin erat silaturahmi ?


Interview Guide
MASYARAKAT

Nama Responden :
Umur :
Pekerjaan :
Agama :
Tempat Tinggal :
Tingkat Pendidikan :
Tanggal :
Jam :

Menurut anda, apa saja bentuk Gotong royong yang ada diusun tersebut? Seperti apa bentuknya, hari apa saja dan apakah masih rutin dilaksanakannya.
Apakah anda selalu ikut aktif dalam hal bergotong royong? Gotong royong apa yang anda ikuti!
Kenapa anda mau ikut dalam bergotong royong?
Apakah anda pernah tidak ikut bergotong royong? pada saat kapan dan kenapa!
Menurut anda mengapa masih ada bentuk kerja sama dalam gotong royong ?
Apakah anda pernah mendapatkan penghargaan dalam bergotong royong?
Apakah anda pernah mendaptkan sanksi apabila tidak mengikuti kegiatan tersebut?seperti apa sanksinya!
Apakah anda pernah sumbangan suka rela dalam gotong royong?sumbangan seperti apa!
Kendala apa yang anda alami selama mengikuti kegiatan gotong rotong?
Apa yang anda lakukan agar gotong royong ini masih ada?
Harapan anda untuk kedepannya agar gotong-royong semakin erat silaturahmi ?



Lihat lebih banyak...

Comentarios

Copyright © 2017 DATOSPDF Inc.