PROFIL PONPES AL-FATAH LAMONGAN

September 14, 2017 | Autor: Afaf Maulida | Categoría: Islamic Education, Islamic Studies, Pesantren Studies
Share Embed


Descripción

NAMA : MOH. ASY'ARI
NIM. : 11540041
JURUSAN : SOSIOLOGI AGAMA

PONDOK PESANTREN AL-FATAH LAMONGAN

Pondok Pesantren al-Fatah beralamat di Desa Siman, Kecamatan Sekaran, Kabupaten Lamongan Kode Pos 62261 Jawa Timur. Pesantren ini memiliki himmah yang bertujuan untuk mencetak manusia yang baik menurut ajaran Islam. Dalam sebuah hadis Nabi Saw. yang artinya: "Barang siapa yang dikehendaki oleh Allah menjadi orang yang baik, pasti Allah akan memberikan tafaqquh (ilmu agama)". Dengan demikian, untuk menindaklanjutinya, Pondok Pesantren al-Fatah mencoba menjadi satu lokus atau basis keagamaan yang notabene hanya dapat diperoleh secara komprehensif melalui lembaga-lembaga keagamaan utamanya pondok pesantren.
Pondok Pesantren al-Fatah didirikan oleh KH. Abdul Fatah pada tahun 1942 Masehi. Pondok Pesantren ini bertipe kolaboratif yang menggabungkan tipe pondok pesantren salaf (tradisional) dan khalaf (modern). Adapun ideologi yang coba diusung oleh Pondok Pesantren ini adalah Islam ahlussunnah wal jama'ah sebagaimana jam'iyah NU yang bermadzab Asy'ary/ Maturidi di bidang aqidah dan bermadzab mu'tabar (madzab 4/yang sevisi dengannya). Visi pondok pesantren al-Fatah adalah untuk mewujudkan generasi muslim yang cerdas, profesional, berilmu, berakhlakul karimah serta berpegang teguh pada ajaran Islam Ahlussunnah wal jama'ah sebagaimana di atas. Sedangkan misi pondok pesantren al-Fatah di antaranya adalah menyelenggarakan pendidikan, menyelenggarakan dakwah Islamiyah, dan menyelenggarakan pengembangan masyarakat.
Dalam bidang pendidikan, pondok pesantren al-Fatah membaginya ke dalam tiga jenis yakni pendidikannon-formal, informal dan formal. Pertama, pendidikan non-formal meliputi Pondok Pesantren Ihyauddin, Pondok pesantren al-Fatah, Pondok Pesantren Unggulan/BPPT al-Fatah, Pondok Pesantren Mazra'atul Fatah dan Pondok Pesantren Program Khusus (PPPK). PP. Ihyauddin adalah pondok pesantren yang menggunakan sistem dan cara sebagaimana dilakukan pada era pertama (era KH. Abdul Fatah) yaitu berupa ngaji sorogan (setor membaca di depan kyai) dan bandongan (kyai membaca, sementara semua santri mendengarkan pengajian itu tanpa system kelas). PP al-Fatah adalah pondok pesantren yang menerapkan sistem pengajaran yang menggunakan sistem klasikal yang terdiri dari kelas jurumiyah, imrity, kelas mutammimah, kelas alfiyah, kelas sudhur/ pendidikan tinggi. BPPT al-Fatah adalah pembelajaran yang dikhususkan untuk anak-anak SMP - SMA unggulan serta Madrasah Aliyah akselerasi yang terdiri dari pelajaran kitab-kitab dasar agama Islam yaitu al-Qur'an, Fiqih, Aqidah serta SKI. PP Mazra'atul Fatah diprogram sebagai pondok pesantren anak-anak khusus usia TK dan MI, dengan program pembaca al-Qur'an dengan benar dan baik serta diharapkan sampai pada taraf tahfidhul Qur'an. Sedangkan PPPK diprogram bagi santri dhuafa dengan beasiswa penuh, dari uang makan hingga uang sekolah sampai pada jenjang S1. Ngaji kitabnya dari jurumiyah sehingga surur dhahab, sehingga menjadi sarjana muslim yang handal serta dapat membaca kitab kuning. Program ini dimulai dari tingkat MTS, MA, sampai Perguruan Tinggi.
Kedua, pendidikan informal yaitu madrasah-madrasah diniyah yang mengikuti program pemerintah diselaraskan dengan program paket A, B dan C sehingga terdiri dari madin ula, wustho dan ulya. Sedangkan yang terakhir adalah pendidikan formal, yaitu mengikuti program pemerintah Republik Indonesia yang terdiri dari TK (Diknas), MI Salafiyah (Depag), MTs (Depag), MA (Depag), SMP Simanjaya (Diknas), SMA simanjaya (Diknas), SMA Unggulan BPPT al-Fatah (Diknas), dan STIT al-Fatah (Depag).
STIT al-Fatah berdiri tahun 1988 hingga sekarang di bawah naungan departemen Agama dan terakreditasi B+. Kampus ini terdiri dari 2 jurusan yaitu Bahasa Arab dan PAI. Sampai sekarang, STIT al-Fatah telah berhasil meluluskan ribuan mahasiswa sebagai Sarjana Pendidikan Islam (S1). Pada tahun ajaran 2014, akan dibuka Institut Keislaman al-Fatah (IKF) yang terdiri dari 3 fakultas (Syari'ah, Ushuluddin dan Tarbiyah) dan akan dipimpin oleh KH. Agus Abdul Majid Fatah. Selain itu, ada juga STKIP (Sekolah Tinggi Ilmu Keguruan dan Pendidikan) yang akan membuka program pendidikan Matematika, Bahasa Inggris, Fisika, Bahasa Indonesia dan sebagainya (bidang perguruan umum) dan akan dipimpin oleh Dr. Asrori dan Universitas Islam bil Fath yaitu lembaga perguruan tinggi bertaraf universitas yang menggabungkan antara program pendidikan agama dan program pendidikan umum. Program ini diperkiarakan berdiri pada tahun 2019/2020.
Satu program lagi yang sampai kini masih menjadi rencana adalah pendidikan luar negeri. Programm ini bertujuan agar generasi ke depan benar-benar lulusan yang berkualitas tinggi dan mampu menjadi pejabat tinggi, menjadi ilmuwan besar, dan menjadi ulama' besar bertaraf nasional dan internasional. Program ini diperkuat dengan banyaknya dzuriyah (keluarga) Mbah Fatah banyak yang lulusan luar negeri, seperti KH. Agus Abdul Majid Fatah, Najib Bin KH. Makmun, Faiq Bin KH. Makmun, dan sebagian santri-santri al-Fatah yang masih menimba ilmu di Makkah dan Pakistan. Di samping itu, ada beberpa keluaran al-Fatah yang kini menimba ilmu di Barat seperrti Amerika dan Eropa.
Selanjutnya, pendidikan yang tidak kalah penting adalah pendidikan masyarakat. Pendidikan ini ditujukan sebagai program pendidikan yang diperuntukkan bagi masyarakat umum, yang berupa pelatihan-pelatihan serta kursus ketrampilan untuk pemberdayaan ekonomi dan sosial. Output dari pendidikan ini diharapkan dapat menjadi tenaga di Lembaga Swadaya Masyakat (LSM) dan lain sebagainya. Dan yang terakhir adalah pesantren terbuka, yaitu lembaga pengajaran tentang keislaman yang diasuh langsung oleh KH. Agus Abdul Majid Fatah maupun kyai-kyai lainnya melalui blog/website di internet.
Sebagai lembaga yang menegakkan tonggak keislaman, PP al-Fatah secara garis besar menawarkan lima jurus yang harus dilakukan oleh lembaga tersebut yakni pertama, pesantren sebagai lembaga dakwah, harus mampu menempatkan dirinya sebagai transformator, motivator dan invator masyarakat. Kedua, pesantren sebagai lembaga pengkaderan ulama' dituntut agar dapat menciptakan para lulusannya mempunyai kemampuan analisis dan antisipatif. Ketiga, pesantren sebagai lembaga ilmu pengetahuan, pesantren dituntut agar secara bertahap dan sistematis dapat mengembalikan Islam sebagai agen ilmu pengetahuan, sebagaimana zaman sebelum agen keilmuan dipegang oleh bangsa Barat. Keempat, pesantren sebagai lembaga pengembangan masyarakat, khususnya masyarakat industri. Dan kelima, para santrinya dituntut untuk semakin meningkatkan kualitas iman dan takwanya dan juga dituntut agar dapat menjalankan peran sebagai khalifah fil ardli.
Bersamaan dengan mainstrem perkembangan dunia global, pesantren dihadapkan pada beberapa perubahan sosial budaya yang tak terelakkan. Sebagai konsekuensi logis dari perkembangan ini, pesantren harus dapat memberikan respon yang mutualistik. Jika pesantren tidak dapat mengikuti zaman, maka dengan sendirinya pesantren tersebut akan redup bersama masa lalu.. ituah kenapa PP ak-Falah terus dan senantiasa mengembangkan dan mengepakkan sayapnya agar tetap dapat diterima dengan b aik di tengah masyarakat modern.
Sebuah pepatah "al-muhafadhah 'alal qadimis shalih wal akhdzu bil jadidil aslah" (menjaga tradisi yang baik dan mengambil pembaruan yang lebih baik). sepertinya adagium inilah yang salah satunya menjadi landasan bagaimana akhirnya PP al-Fatah mengkolaborasikan secara seimbang dan proporsional antara khazanah keislaman dan khazanah kontemporrer modern sehingga hasilnya dapat melahirkan tokoh-tokoh yang dalam di bidang agama dan luas di bidang umum.





3

Lihat lebih banyak...

Comentarios

Copyright © 2017 DATOSPDF Inc.