presentasi ketahanan energi nasional

Share Embed


Descripción

KETAHANAN ENERGI NASIONAL

Dr.-Ing. Nengah Sudja Seminar Nasional Membangun Indonesia yang Berkelanjutan 12 Agustus 2015, Kampus Pascasarjana Universitas Kristen Indonesia

KONDISI SAAT INI Seringnya pemadaman listrik yang terjadi di luar Jawa, mengindikasikan bahwa penerapan Kebijakan Energi Nasional (KEN) tidak berjalan baik.  Target pemerintahan Presiden Joko Widodo untuk membangun 35.000 MW untuk periode 20142019 diperkirakan tidak tercapai.  Perlu diperpanjang menjadi 2015-2024.  Jika dipersiapkan dengan cermat dan matang, bahkan bisa mencapai 70,1 GW. 

PENDAHULUAN Tidak adanya kesepakatan utuh untuk rumusan ‘Keamanan Energi”, karena negara2 merumuskannya dalam konteks yg spesifik dan bersifat eksklusif.  Secara global, ketahanan energi berkaitan dengan pembangunan berkelanjutan yg definisinya: “Sustainable development is development which meets the needs of the current generations without compromising the ability of future generations to meet theirown needs”. (Brundtland 

Commision)

UU RI NO.30/2009 TTG KETENAGALISTRIKAN 



Bab II - Azas dan Tujuan: “Pembangunan Ketenagalistrikan bertujuan untuk menjamin ketersediaan tenaga listrik dalam jumlah yang cukup, kualitas yang baik, dan harga yang wajar dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat secara adil dan merata serta mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan”. Itulah rumusan KEN Indonesia, yang merupakan tugas pemasok energi primer, pembangkitan/ jaringan , konsumen, bersama regulator dan pemerintah.

CONTOH KASUS 

Kecelakaan PLTN Fukushima Kecelakaan PLTN Fukushima 2011, membuat Jepang menghentikan operasi 50 PLTN-nya, tapi Jepang tetap dapat mengendalikan KEN, kekurangan pasokan yang dialami, berkat partisipasi konsumen solider, disiplin kurangi pemakaian, penghematan, konsevasi , membantu pembangkit, mengurangi pasokan energi primer, menghindari pemadaman.

INDONESIA MASIH TERUS KEKURANGAN PASOKAN LISTRIK  

Aspek global: Kehidupan modern perlu pasokan energi, disini tenaga listrik. Kaitan antara pemakaian tenaga listrik (PTL), E (kWh/kapita), dengan pendapatan domestik bruto (PDB) G ( $/ kapita) dinyatakan dengan rumus: E = a.Gb dimana: E = PTL [kWh/ kapita] a = Konstanta G = PDB [USD / kapita] b = Elastisitas PTL terhadap PDB.

RUMUS KORELASI KESETARAAN ANTARA PTL DENGAN PDB, DILUKISKAN SEBAGAI GARIS LURUS LOGARITHMIS PADA GAMBAR BERIKUT.

A. PASOKAN LISTRIK INDONESIA TIDAK SEPADAN DENGAN PERKEMBANGAN EKONOMI Rerata Dunia Indonesia Perbandingan Dunia/Indonesia

PDB [ PTL [ kWh/capita] US$/capita] 10. 896 3. 062 3. 470 680 3,14 4,50

PTL Indonesia pada 2011 sebesar 680 kWh/per kapita , berada dibawah garis regresi (garis lurus cermin kesepadanan PTL-PDB). Negara lain dengan PDB yang lebih rendah tetapi PTL lebih tinggi (Vietnam, India, Egypt).

b. Aspek Lokal • Pemadaman Listrik terus tejadi di 24 Wilayah di Indonesia, bukti nyata indikasi kekurangan pasokan. • Wujud pelanggaran UU Ketengalistrikan No.30 Tahun 2009, Pasal 2, ayat (2)





Sampai kini belum jelas kapan jadwal pemadaman di wilayah ini akan dapat diatasi ? Oleh karena itu kita perlu bergegas mengejar ketertinggalan penyediaan pasokan listrik untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan mengaman-kan KEN.

C. DERITA KRONIS KEKURANGAN PASOKAN LISTRIK 

Dari Statistik PLN 1995-2013 4 diperoleh Tabel 2 dibawah melukiskan perkembangan Jumlah Pelanggan, Daya Terpasang, Daya Mampu, Beban Puncak, Cadangan Sistem Luar Jawa. Cadangan dihitung sebagai: (daya mampu-beban puncak) / ( puncak) x 100 %. Cadangan pasokan listrik disebut aman jika besaran cadangan sekitar 30 %. Lebih dari 30% dinilai sebagai over supply dan dibawahnya disebut under supply.

Tabel 2 . Perkembangan Jumlah Pelanggan, Daya Terpasang, Daya Mampu, Beban Puncak, Cadangan Sistem Luar Jawa. Tahun

Daya Terpasang [ MW]

Daya Mampu

Beban

[ MW]

Puncak [MW]

Cadangan [ %]

Jumlah Pelanggan

1995

4,241

3,282

2,123

1,159

54.59

6,337,529

1996

4,689

3,688

2,505

1,183

47.23

7,208,810

1997

4,813

3,976

2802

1,174

41.90

8,163 419

1998

5,276

4096

3031

1065

35.14

8,770796

1999

5,403

4,146

3,281

865

26.36

9,240,743

2000

5,270

4,122

3,520

602

17.10

9,615,006

2001

5,565

4,327

3,733

594

15.91

10,079,347

2002

5,614

4,414

3,783

631

16.68

10,486,037

2003

5,716

4,403

4,263

140

3.28

10,949,892

2004

5,973

4,571

4,494

77

1.71

11,414,774

2005

6,160

5,312

4,439

873

19.67

11,873,633

2006

6,431

5,029

4,955

74

1.49

12,320,582

2007

6,719

5,062

5,049

13

0.26

12,815,459

2008

7,060

5,040

4,813

227

4.72

13,406,442

2009

7,102

5,059

6,220

-161

-18.67

13,780,397

2010

7,838

6,008

6,811

-803

-11.79

14,654,889

2011

6,755

4,840

6,918

-2078

-30.04

16,588,035

2012

7,114

4,708

7,637

-2,929

-38.35

18,281,899

2013

7,437

4,746

8,258

-3,512

-42,53

20,089,517

PENJELASAN TTG TABEL 2  

  



Pelanggan dari 6,34 juta-20,09 juta, tumbuh sebesar 7,02 %/a, Daya terpasang dari 4241 MW -7437 MW, tumbuh sebesar 3,38 %/a, Daya Mampu dari 3 238 MW -4 746 MW sebesar 2,19 %, Beban Puncak dari 2 123 MW -8258 MW sebesar, 8,52 %/a. Sementara Cadangan (Reserve Margin) sejak 1999 turun dibawah 30%, bahkan negatif, penyebab sering terjadinya pemadaman listrik. Tingkat pemadaman di Luar Jawa/Bali lebih sering dari pada di Jawa.

D. NILAI GANGGUAN LISTRIK  

         

Nilai gangguan listrik dapat dihitung dari penurunan diferential rumus: E = a. G b Dimana: E= PTL; G= PDB; a adalah satu konstanta; b = dE/E/dG/G, Koefisien Elastisitas PTL terhadap (PDB); dengan b = 1,4 yang berarti pada pertumbuhan PDB 6% / tahun, maka pertumbuhan listrik E 8,4 % / tahun. Penurunan diferential rumus E= a. G b diatas menghasilkan nilai gangguan listrik: SIC (Service Interupton Cost): dG/dE= G/(b.E) 5 Negara industri dengan G (PDB) = USD 24.000/kapita; E = 8.000 kWh/ kapita; b= 0,5; SIC= USD 6/kWh. Indonesia PDB = USD 3 470/kapita; E = 680 kWh/ kapita; b = 1,4; nilai tahun 2011, SIC = USD 3,6 /kWh, nilai gangguan bisa sekitar 86 kali TDL rata-rata 7 sen/ kWh. Makin tinggi PDB makin besar nilai gangguan. Defisit pasokan listrik di Jakarta & Tanggerang 250 Megawatt per hari (24 jam) pada bulan November 2009, bernilai gangguan: 250 000 kW x 24 h/a x USD 3,6/kWh = USD 2162 Juta/a atau Rp 280 milyar per hari (kurs USD 1 = Rp 13.000). Belum termasuk kerugian tak terukur (intangibles) dalam bentuk ketidaknyamanan, seperti keluhan kehilangan kesempatan menikmati acara keluarga nonton bersama acara siaran TV yang digemari, tidur tak nyenyak tanpa AC. Oleh karena itu kekurangan pasokan serta pemadaman perlu dicegah .

E. RISIKO, BAHAYA KEAMANAN ENERGI NASIONAL (KEN) Terkait:  Gejolak pasokan: harga energi primer, bahan bakar akibat : geopolitik, faktor eksternal ,  Kegagalan teknis: kekurangan kapasitas , gangguan pada sistem pembangkitan/ jaringan,  Gangguan keamananan: sabotage, serangan teroris, pencurian, bencana alam.

AKAR MASALAH 

Akar masalah, rancangan Tarif Dasar Listrik (TDL) yang tidak mencerminkan pengembalian biaya (cost recovery). Tingkat TDL yang rendah berdampak pada perolehan return on capital yang rendah dan keadaan ini sudah berlangsung sejak lama pada berbagai rezim pemerintahan.

SOLUSI 

Guna menjamin pasokan dan KEN sudah waktunya dibentuk: Public Utility Commission (PUC), guna jaminan pendapatan pemasok (PLN) dalam penetapan TDL dengan harga yang adil dan pantas, demi kelangsungan, menjaga kepentingan pemasok, tetapi juga menjamin konsumen untuk mendapatkan mejediakan pelayanan yang baik.

ANALISIS PROYEKSI 2015-2019 



Dari analisis saya, akhir 2019 hanya projek dalam status Konstruksi sebesar 7400 MW yang selesai dibangun. Tetapi bila sejak awal dipersiapkan dengan cerdas, cermat, professional, dilakukan monitoring, pengawasan jadwal waktu ketat ( CPM, PRT) dan mengingat COD rerata 8,5 tahun, dengan memperpanjang kurun waktu perencanaan 10 tahun sesuai sasaran RUPTL 20152024, maka akhir 2024 bukan saja sasaran 35 000 MW periode 2015-2019, tetapi juga sasaran 35 100 MW periode 2020- 2024 akan dapat diselesaikan.

MASA DEPAN Sesuai kesepakatan G7, dunia akan mulai pola perkembangan peningkatan pemanfaatan Energi Baru (EB).  Indonesia baru akan dapat mulai sesudah tahun 2024, setelah berhasil mengamankan KEN pasokan listrik dengan memanfaatkan dulu SDE yang tersedia dari dalam negeri.  RRC, USA, Jerman, Jepang, India, Spanyol, tergolong negara yang giat mengembangkan energi angin, surya, biomassa. 

DENMARK 

Denmark merencanakan mulai 2010 akan mengurangi pemakaian bahan bakar fosil dan pada 2050 tidak lagi menggunakan fosil, menggantinya dengan peningkatan penggunaan energi terbarukan

DENMARK (2)

BAGAIMANA PLTN? Wacana pembangunan proyek PLTN ramai lagi. Biaya pembangunan PLTN Bangka 6300 US$/kW, LCOE 12 c/kWh dibandingkan biaya pembangunan PLTU Batubara 1200-1500 $/kW, LCOE 6,1 c/kWh, PLTU Batang (Jawa Tengah), waktu pembangunan 4-5 tahun, dan PLTN 5-10 tahun.  Wacana pembangunan PLTN dapat menggangu KEN, ditinjau dari kebutuhan akan besarnya dana investasi dan waktu pembangunan yang diperlukan. 

DAMPAK PLTN 

Pembangunan PLTN yang memerlukan dana relatif lebih besar dan waktu lebih lama akan menghambat kemampuan penyediaan pasokan listrik, mengamankan KEN. Membuat Indonesia akan tetap jadi negera miskin listrik ( 680 kWh /kapita) ditinjau dari kebutuhan investasi dan waktu pembangunan proyek PLTN.

REVOLUSI MENTAL (1) Sejarah kehidupan modern menunjukkan dalam upaya peningkatan Kemajuan Ekonomi, Kesejahteraan Masyarakat butuh 5 (lima) pilar prasyarat, yakni: Ilmu Pengetahuan, Waktu / Membuka Kesempatan Kerja Keras Manusia, Bahan Mentah, Modal dan Energi.  Kemajuan Ekonomi Jepang, Korea Selatan, Taiwan, Singapura yang miskin SDA adalah berkat penguasaan IPTEK, peningkatan pendidikan / riset/ pengembangan (R&D) dan membuka kesempatan bisa kerja keras dengan displin ketat pengelolaan waktu. 

REVOLUSI MENTAL (2) Ada janji Revolusi Mental Joko Widodo dalam Pilpres 2014, upaya pembangunan negara dan bangsa dengan memperbaiki karakter, meningkatkan kualitas daya saing negara dan bangsa, ketahanan nasional yang masih perlu dibudayakan.  Untuk itu perlu ada perubahaan sikap, revolusi mental antara lain mencakup nilai budaya berikut: 

Budaya Memadukan Penguasaan IPTEK dengan Spiritualitas.

Budaya Etos Kerja Keras dan Disiplin Waktu

Budaya Musyawarah Untuk Mufakat – Budaya Dialog.

Budaya Memaknai Mana Yang Baik dan Buruk (“ What ‘s Right and What’s Wrong”) Dalam Kehidupan Publik.

EPILOG 

   



Pemerataan penyediaan pasokan listrik di seluruh wilayah Tanah Air merupakan alat memperkuat, pemersatu bangsa dan negara. Karena itu derita pemadaman listrik berkelanjutan segera dihilangkan demi keadilan, persatuan bangsa. Nilai pemadaman listrik puluhan kali harga jual listrik. Politisi, teknokrat dan publik perlu bekerja sama mengamankan pasokan listrik. Pembangunan mega proyek 35.000 MW perlu dibahas bersama secara rinci, mendalam melibatkan partisipasi publik. Periode pembangunan perlu diperpanjang sampai 2024 demi pengamanan KEN.

KATA PENUTUP 

“Belajar dari yang kemarin, hidup untuk hari ini, berharap untuk esok. Yang terpenting jangan berhenti bertanya.” (Learn from yesterday, live for today, hope for tomorrow. The important thing is not to stop questioning). -Albert Einstein ( 1879-1955), Fisikawan Pemenang Hadiah Nobel 1921

TERIMAKASIH

Lihat lebih banyak...

Comentarios

Copyright © 2017 DATOSPDF Inc.