Neraca energi

September 13, 2017 | Autor: Aji Permana | Categoría: Energy Balance
Share Embed


Descripción

Praktikum ke-7 Mk. Meteorologi Satelit Nama : Aji Permana NIM : G24120002

Hari/tanggal : Rabu, 5 November 2014 Nama Asisten : 1. Ryan Karida Pratama (G24100023) 2. Teungku Haikal (G24100082) 3. Sulviana Widuri E. (G24110007) 4. Muhammad Fahrul (G24110020) 5. Priyo Dwi Utomo (G24110040) 6. Pungky Alim F. (G24110044) 7. Heidei Putra H. (G24110045) NERACA ENERGI

Radiasi energi matahari yang sampai di bumi akan menimbulkan suatu kesetimbangan baru. Perhitungan kesetimbangan radiasi energi matahari yang sampai ke bumi menggunakan konsep neraca energi. Komponen-komponen yang diperhitungkan pada perhitungan neraca adalah fluks bahang terasa/sensible heat flux (H), fluks bahang tanah/soil heat flux (G), serta fluks bahang laten/energi yang terlibat pada evapotranspirasi (λE). Neraca energi merupakan suatu konsep yang memperhatikan jumlah energi yang mengalir di antara benda-benda di permukaan, dan selisih antara masukan (input) dengan keluaran (output) adalah energi yang akan digunakan atau yang tersimpan. Menurut Kamarudin et al (2009), konsep neraca energi dapat dirumuskan dengan persamaan Rn = H + G + λE + ΔF Ket. : Rn adalah radiasi netto (MJ m-2 hari-1), H adalah perpindahan panas terasa (sensible heat flux) (MJ m-2 hari-1) G adalah perpindahan panas tanah (soil heat flux)(MJ m-2 hari-1), λE adalah energi evapotranspirasi (MJ m-2 hari-1), ΔF adalah simpanan energi (storage) (Wm-2). menurut Gilgen H dan Ohmura A. (1999) proses yang terjadi adalah pertukaran energi antara radiasi surya dan permukaan, antara permukaan dengan lapisan di bawahnya, serta antara permukaan dengan lingkungan sekitarnya. H (sensible heat flux) merupakan besarnya energy yang dibutuhkan untuk memanaskan udara .

G (soil heat flux) merupakan jumlah energy yang dibutuhkan untuk memanaskan permukaan bumi atau sejumlah energi matahari yang sampai pada permukaan tanah dan digunakan untuk berbagai proses fisik dan biologi tanah.

1

Keterangan: G atau HG adalah fluks pemanasan bumi [Wm-2], Tsoil suhu tanah Krs merupakan konduktivitas thermal dari tanah [Jm-1s-1K-1] z adalah kedalaman [m]. Bowen rasio adalah perbandingan antara jumlah panas panas terasa dengan panas yang hilang oleh permukaan ke atmosfer bumi melalui proses konduksi panas dan turbulensi atmosfer (Ohmura A. 1982). Bowen rasio digunakan untuk mendeskripsikan tipe-tipe transfer bahang di badan air. Suhu udara merupakan rata-rata ukuran energi kinetik pergerakan dari suatu molekul-mokeul suhu. Adanya suhu pada suatu benda mempengaruhi abilitas benda tersebut untuk melakukan transfer panas ke benda lain. Dengan kata lain, benda yang kehilangan panas dikatakan sebagai benda dengan suhu lebih tinggi (Yani 2009). Fluks panas laten (λE) adalah energi panas yang menyertai proses perubahan fase. λE=RN-H-G Keterangan: λE Fluks panas laten air [Jkg-1] H sensible heat flux G (soil heat flux) RN radiasi netto Hubungan antara Fluks panas laten dengan evapotranspirasi yaitu bahwa Fluks panas laten mempengaruhi proses penguapan air (evaporasi) serta transpirasi pada vegetasi, sehingga panas laten juga disebut energi evapotranspirasi. DAFTAR PUSTAKA Gilgen H dan Ohmura A. 1999. The global energy balance archive: Bulletin of the American Meteorological Society, 80(5), 831-850. Kamarudin Rokhis, Idung R, dan Ahmad Bey. 2009. Identifikasi Neraca Energi Di Beberapa Penggunaan Lahan Untuk Deteksi Daerah Potensi Kekeringan Di Surabaya, Gresik, Dan Sidoarjo. Jurnal Ilmiah. Pertemuan Ilmiah Tahunan MAPIN XIV “Pemanfaatan Efektif Penginderaan Jauh Untuk Peningkatan Kesejahteraan Bangsa”. Jakarta: LAPAN. Ohmura A. 1982. Objective criteria for rejecting data for Bowen ratio flux calculations. Journal of Applied Meteorology, 21(4), 595-598. Yani SA. 2009. Suhu Udara. Jawa Tengah: Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika.

2

Lihat lebih banyak...

Comentarios

Copyright © 2017 DATOSPDF Inc.