laporan semester manajemen ternak unggas

September 26, 2017 | Autor: Rina Tisman | Categoría: Laporan
Share Embed


Descripción

8





PENDAHULUAN
Latar Belakang
Ternak unggas merupakan yang mempunyai potensi untuk dikembangkan karena produknya quick yielding (cepat menghasilkan) dan mengandung nilai gizi tinggi. Performans yang baik pada unggas akan tampak apabila faktor genetik dan lingkungan pemeliharaannya juga baik. Ayam broiler sebagai ayam ras pedaging pertumbuhannya sangan cepat karena mempunyai kemampuan mengubah makanan menjadi daging dengan sangat efisien. Kemampuan ini akan ditunjukkan pada temperatur 19-2100C (cahyono,1995).
Periode pemanasan ( broading periode ) atau disebut juga dengan period starter. Pada prinsipnya, pemeliharaan ayam broiler breeder dan komersial pada periode pemanasan dimulai sejak DOC diterima. Sampai umur 3-4 minggu periode pemanasan sangat penting karena pada periode ini terjadi perkembangan fisiologi yang menentukan fisiologi yang menentukan keberhasilan usaha pemeliharaan ayam, yaitu periode pembentukkan sistem kekebalan tubuh, sistim kardiovaskuler, pembentukan tubuh, dan awal pembentukan kerangka putih.
Ayam broiler sebagai ayam ras pedaging perubahan dengan sangat cepat dan mampu mengubah makanan yang ia makan menjadi daging yang sangat efesien. Kemampuan ini akan ia tunjukan pada temperatur lingkungan 190C hingga 210C. akibat temperatur yang panas itu, ayam ras mengatasi beban panasnya dengan mengurangi makanan dan banyak minum akibatnya unsur nutrisi yang penting bagi tubuhnya juga berkurang akibat terlalu banyaknya ayam minum.
Ayam broiler sangat mudah sekali mengalami stress. Oleh sebab itu diperlukan pemeliharaan yang baik dan efesien, karena stress dapat menyebabkan pertumbuhannya terhambat dan dapat menyebaban kematian.
Kandang ayam broiler ini dibuat dengan perlakuan yang dilaksanakan dengan memakai liter yaitu serabut gergaji kayu.
Produktifitas ayam broiler dipengaruhi 3 faktor, yaitu : Bibit, Pakan, Manajemen pemeliharaan. Oleh karena itu ketiga faktor ini harus diperhatikan. Manajemen pemeliharaan ini dimulai sejak persiapan kandang sesuai persyaratan yang ada, pemberian pakan dan vaksinasi secara teratur dan terencana.

Tujuan dan Manfaat
Tujuan dari praktikum ini adalah mengajar peserta praktikum bagaimana cara pemeliharaan ayam broiler yang baik dan bagaimana cara pemberian pakan, minum, obat-obatan dan vaksinasi.
Adapun manfaat dari praktium ini adalah peserta praktikum tahu cara-cara yang baik untuk pemeliharaan ayam broiler.
MATERI DAN METODA
Waktu Dan Tempat
Praktikum pemeliharaan ayam dilaksanakan selama 30 hari yaitu dari tanggal 31 November 2014 sampai 4 Desember 2014 yang dlaksanakan di kandang Ternak Unggas Fakultas Peternakan Universitas Jambi.

Materi
Dalam praktikum ini adapun alat dan bahan yang digunakan adalah kandang, tempat pakan dan tempat minum, bola lampu, plastik hitam, sikat, karton, ember, koran, pakan, timbangan, ayam broiler, air biasa, gula, liter yang digunakan adalah serabut gergaji.
Metoda
Adapun cara kerja yang dilakukan adalah di dalam praktikum ini sebelum ayam masuk kandang, peserta praktikum dianjurkan untuk membersihkan kandang terlebih dahulu agar kuman bisa mati. Kemudian ayam ditimbang bobot badannya sesuai dengan bobot badan masing-masing. Setelah itu dimasukkan ke kandang. Setelah itu pemeliharaan dimulai dan di masing-masing kelompok dibuat piket dan setelah satu minggu ditimbang dan dihitung kemudian dicatat hasilnya. diperlukan selain kegiatan rutin seperti memberi makan, minum, menjaga kebersihan dan kesehatan unggas.



















HASIL DAN PEMBAHASAN
Lokasi Dan Kandang
Lokasi kandang yang digunakan untuk praktikum 2 km dari keramaian. Lokasi peternakan ayam pedaging sebaiknya jauh dari keramaian, jauh dari lokasi perumahan, atau dipilih lokasi yang sunyi. Lokasi kandang sebaiknya 1 km jauh dari pemukiman penduduk. Lokasi kandang dekat dengan sumber air tetapi tidak becek serta sarana transportasi mudah. Lokasi yang dipilih untuk peternakan harus tersedia sumber air yang cukup, terutama pada musim kemarau. Air merupakan kebutuhan mutlak untuk ayam karena kandungan air dalam tubuh ayam bisa mencapai 70%. Jumlah air yang dikonsumsi ayam bergantung pada jenis ayam, umur, jenis kelamin, berat badan ayam dan cuaca.
Kandang ayam yang digunakan dalam praktikum ini berupa kandang panggung dengan alas terbuat dari bilah bambu yang lapisi dengan serbuk gergaji yang sering disebut dengan kandang litter sehingga lantai kandang tidak menyebabkan kaki terluka akibat terjepit bilah bambu dan kaki tidak mengeras. kandang dengan tipe litter pengelolaannya lebih mudah dan praktis, hemat tenaga dan waktu, lantai kandang relatif tahan lama, lantai tidak mengakibatkan telapak kaki ayam terluka, dan mengeras serta litter merupakan media yang baik untuk mencakar-cakar debu atau mandi debu yang memberikan kenyamanan bagi ayam.

Sterilisasi Kandang
Sterilisasi dilakukan sebelum dan sesudah pemeliharaan yaitu pada saat kandang kosong selama 8 hari yaitu meliputi pembersihan lantai kandang, dinding dan atap kandang, pengapuran kandang, penyemprotan kandang dengan desinfektan, serta pencucian tempat ransum dan minum serta kotoran ayam. Desinfektan kandang dengan menggunakan bromoquad dilakukan 2 -3 hari sebelum DOC tiba. Usaha pencegahan penyakit yang lain adalah senantiasa menjaga kebersihan kandang dan peralatannya. Hal ini sesuai dengan pendapat Rasyaf (2008) yang menyatakan bahwa kandang harus sudah dibersihkan dengan air bersih yang telah dicampur dengan pembunuh kuman atau desinfektan. Semua peralatan, termasuk tempat ransum dan tempat minum. Fadilah (2004) menjelaskan lebih lanjut, mencuci kandang dengan sprayer tekanan tinggi dari bagian atas, dinding dan tirai, hingga lantai. Proses pencucian ini harus meliputi semua bagian jangan sampai ada bagian yang terlewatkan serta menaburkan atau menyemprotkan kapur tohor ke bagian dalam, lantai, dan sekeliling luar kandang.

Persiapan Pemeliharaan
Setelah kandang dibersihan dan diistirahatkan selama 8 hari, mulai dilakukan persiapan pemeliharaan untuk periode yang baru. Sebelum DOC datang kandang perlu dipersiapakan dengan baik, mulai dari alas kandang. Untuk tahap persiapan alas dilapisi dengan jaring, selanjutnya dipasang kantong bekas pakan ayam yang bersih baru ditabur dengan serbuk gergaji yang kering dengan ketebalan 2 -3 cm. Hal ini sesuai dengan pendapat Fadilah (2004), bahwa jenis litter yang sering digunakan adalah sekam dan serbuk gergaji. Selanjutnya dilakukan pemasangan lingkaran pemanas dengan diameter kurang lebih 5 meter, pemanas itu sendiri menggunakan gas olek, hal ini dirasa lebih bisa mempertahankan kehangatan dan biaya lebih murah, setiap kandang terdapat 10 lingkaran pemanas, dengan setiap lingkaran terdapat 10 tempat minum otomatis dan 10 tempat pakan. Untuk tahap akhir persiapan sebelum DOC datang adalah pemasangan tirai dan penyemprotan disinfektan pada serbuk gergaji.

Pemeliharaan
Berdasarkan hasil praktikum pada saat pemeliharaan yang dilakukan adalah anak ayam atau DOC (day old chick) dipelihara selama 33 hari sampai mendapatkan produksi daging yang optimal. Pemberian pakan untuk DOC diberikan sesuai dengan kebutuhan dan air minum diberikan secara ad libitum yaitu pakan diberikan secara terus menerus. Serta diberikan vitamin untuk penambahan nafsu makan ternak yaitu vitakur. Vitakur merupakan kombinasi vitamin , asam amino dan herbal yg terdiri dari kunyit dan temulawak bermanfaat untuk meningkatkan nafsu makan unggas yg diberikan dengan cara mencampurkannya dengan air minum. Pakan diberikan dengan menggunakan chick feeder tray yang diletakkan di lantai agar memudahkan dalam mengkonsumsi pakan, sedangkan pada saat mencapai umur 1 minggu pakan diberikan dalam feeder tube. Peletakan tempat pakan dan minum pada masa ini adalah dengan digantung setinggi bahu ayam. Hal ini dilakukan agar pakan dan minum tidak mudah tumpah dan tidak tercampur dengan sekam. Sekam yang tercampur dalam pakan atau minum akan membahayakan ternak jika memakannya, karena dapat mengganggu saluran pencernaan. Sistem pemberian pakan yang dilakukan sudah baik, karena meperhatikan cara untuk memberi pakan pada saat DOC (starter), finisher dan ayam periode finisher meliputi tempat pakan yang digunakan, cara penempatan tempat pakan. Hal ini sesuai dengan pendapat Rasyaf (1992) yang menyatakan bahwa pakan untuk ayam broiler dibedakan menjadi dua tahap yaitu pakan untuk periode starter dan pakan untuk periode finisher. Fadilah et al. (2007) menambahkan bahwa pemberian pakan pada saat starter diberikan di chick feeder tray dan pada saat finisher diberikan pakan dalam feeder tube yang digantung.
Tirai ditutup pada fase starter bertujuan untuk menyesuaikan kondisi lingkungan yang dibutuhkan DOC. Setelah ayam berumur lebih dari 1 minggu tirai ditutup pada saat malam hari atau pada saat suhu rendah, ketika ada angin kencang dan hujan. Hal ini dilakukan agar suhu dalam kandang tetap nyaman dan sekam tidak basah. Tirai dibuka pada saat siang hari atau ketika suhu tinggi dan berfungsi sebagai ventilasi udara sehingga sirkulasi udara dapat berjalan dengan lancar dan baik. Hal ini sesuai dengan pendapat Rasyaf (1995) yang menyatakan bahwa pertukaran udara dalam kandang akan sangat penting untuk membuang gas-gas amoniak yang dapat mengganggu pertumbuhan ayam. Penggantian litter dengan menggunakan sekam dilakukan apabila sekam sudah basah. Tujuan dari penggantian sekam adalah untuk menghindari peningkatan kandungan amonia dan penyebaran bibit penyakit. Hal ini sesuai dengan pendapat Fadilah (2006) bahwa litter yang basah bisa meningkatkan kandungan amonia, menjadi tempat berkembang biak berbagai penyakit, dan menyebabkan bulu ayam kotor.
Pengaturan suhu dalam kandang bagi ternak dilakukan dengan pengaturan tirai dan brooder. Bahan yang digunakan sebagai tirai adalah plastik tebal. Brooder menggunakan lampu bohlam yang apabila suhu tinggi maka bohlam dimatikan dan diangkat dijauhkan dari DOC. Suhu rata-rata dalam kandang pada minggu pertama 31,85oC, minggu kedua 30,65oC, minggu ketiga 29,91oC dan pada minggu keempat 29,65oC. Suhu tersebut bukan merupakan comfort zone bagi ternak sehingga ternak sering melakukan panting. Suhu yang baik untuk hidup ayam broiler adalah sekitar 320-350C. Hal ini sesuai dengan pendapat Suryana dan Hasbianto (2008) bahwa sistem perkandangan yang ideal untuk usaha ternak ayam ras adalah persyaratan temperatur berkisar 32,2-350C dan kelembapan 60-70%. Awal DOC masuk tirai ditutup selama 1 minggu dan menggunakan lampu brooder yang berfungsi sebagai pemanas atau penghangat. Hal ini sesuai dengan pendapat Rasyaf (1995) yang menyatakan bahwa alat pemanas merupakan suatu alat yang digunakan untuk memberi rasa hangat serta berfungsi untuk menggantikan panas tubuh yang biasa diberikan oleh induk ayam untuk menjaga tubuh anak ayam agar tetap stabil.
Sanitasi dilakukan secara rutin setiap hari meliputi sanitasi kandang, peralatan dan praktikan yang masuk kandang (biosecurity). Sanitasi kandang dilakukan dengan cara membersihkan kandang setiap harinya dengan cara menyapu sekam yang tercecer, selain itu juga membersihkan kandang luar dengan cara menyapu halaman luar kandang dan membersihkan selokan air agar tidak timbul bibit penyakit. Sanitasi peralatan yaitu dengan membersihkan tempat pakan dan air minum setiap hari supaya meminimalisir ternak agar tidak terkena penyakit baik dari jamur, bakteri, protozoa, dan virus yang dapat menimbulkan penyakit. Sanitasi praktikan (biosecurity) dengan cara menyemprotkan desinfektan ke tangan dan kaki supaya tidak membawa penyakit dari luar kandang. Hal ini sesuai dengan pendapat Murtidjo (1987) yang menyatakan bahwa tujuan dari sanitasi secara menyeluruh adalah untuk menjaga kebersihan kandang baik luar maupun dalam kandang agar ternak dapat menampilkan performans yang baik dan ternak bebas dari penyakit. Rasyaf (1992) menambahkan bahwa penyebab dari kurang perhatian sanitasi akan menimbulkan ternak rentan terhadap penyakit, sehingga ternak banyak yang mati. Oleh karena itu sanitasi sangat diperlukan dalam manajemen usaha peternakan.

Evaluasi Performance Ayam Pedaging
Berdasarkan praktikum, evaluasi performance didapatkan hasil sebagai berikut:
Tabel 1. Hasil Performance Ayam Broiler
Umur (minggu)
Jumlah ayam yang mati
Konsumsi pakan/SAK
Bobot Badan/gram
I
7
±10 SAK
1,62 gram
II
9
±33 SAK
3,69 gram
III
11
±57 SAK
1,3 kg
IV
12
±78 SAK
1,8 kg
Sumber: Data Primer Praktikum Manajemen Ternak Unggas, 2014
Berdasarkan tabel diatas konsumsi pakan ayam broiler tertinggi adalah minggu ke 4 yaitu sebesar 1,7 g/ekor, dimana ayam broiler sudah masuk kedalam fase finisher sehingga pakan yang dibutuhkan relatif lebih banyak. Jumlah konsumsi pakan sangat mempengaruhi konversi pakan dan efisiensi pakan. Hal ini sesuai dengan pendapat Suprijatna dan Kartasudjana (2006) yang menyatakan bahwa pada waktu pemeliharaan ayam broiler selama 4 minggu dengan energi metabolis ransum 3000 kkal/kg dan protein 22%, konsumsi ransum sebesar 2,5 kg/ekor, bobot badan yang dihasilkan berkisar 1,2-1,3 kg/ekor. Pertambahan Bobot Badan ayam broiler yang paling tinggi berdasarkan tabel diatas adalah pada minggu ke 4 yaitu 1088 g. Hal ini menunjukkan bahwa pertumbuhan bobot badan selalu meningkat dari minggu pertama sampai minggu ke 4. Hal ini sesuai dengan pendapat Kartasudjana (2006) bahwa pertumbuhan yang paling cepat terjadi sejak menetas sampai umur 4-6 minggu, kemudian mengalami penurunan dan terhenti sampai mencapai dewasa. Kecepatan pertumbuhan dapat diukur dengan menimbang pertambahan berat badan secara berulang setiap hari atau setiap minggu. Ditambahkan oleh Anggorodi (1985) yang menyatakan bahwa pertumbuhan ternak dimulai secara perlahan kemudian cepat hingga pada akhirnya terhenti sama sekali dan jika digambarkan akan membentuk kurva sigmoidal.





PENUTUP
Kesimpulan
Adapun yang dapat disimpulkan dari hasil praktikum tersebut adalah untuk mendapatkan hasil pemeliharaan ayam yang bagus perlu dipersiapkan apa-apa yang diperlukan sehingga kebutuhan akan terjamin. Dalam pemeliharaan ayam broiler pemeliharaan ayam meliputi kegiatan sbb : kegiatan persiapan kandang dan peralatan yang digunakan, penggunaan dan pengaturan pergantian litter, perlakuan saat DOC datang, sanitasi kandang, pemberian pakan dan air minum, vaksinasi, pemberian vitamin dan obat-obatan dan pemanenan.

Saran
Adapun saran-saran yang dapat disampaikan adalah pada saat praktikum diharapkan kepada praktikan untuk melakukan kegiatan dengan baik sehingga proses praktikum berjalan dengan sesuai keinginan atau lancar.

























DAFTAR PUSTAKA

Anggorodi (1985) bahwa penyakit yang dapat dicegah dengan vaksinasi antara lain NCD/ND, Invectious Laringo Trachacitis, Fowlok, Avian Enchepalomielitis, Gumboro dan Marex.

Cahyono (1995) bahwa penyakit Ayam broiler sebagai ayam ras pedaging pertumbuhannya sangan cepat karena mempunyai kemampuan mengubah makanan menjadi daging dengan sangat efisien . gramedia

Fadilah (2004) tentang pembersiaan kan agar ayam tidak mudah terkenah penyakit.

Kartasudjana dan Suprijatna (2006) tentang DOC yang baik.

Murtidjo (1987) tentang perlakuan pada DOC.

Suryana dan Hasbianto (2008) bahwa sistem perkandangan yang ideal untuk usaha ternak ayam ras.

Rasyaf (2008) tentang pembersiaan kandang.

Rasyaf (1992) menyatakan bahwa vaksinasi dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain melalui tetes mata, hidung, mulut dan air minum.

Rasyaf, M. 2003. Beternak Ayam Pedaging. Penebar Swadaya. Jakarta.

Rasyaf, M. 1999. Beternak Ayam Pedaging. Cetakan Keempat Belas. Penebar Swadaya. Jakarta











LAMPIRAN

FCR (Feed Conversion Ratio)
FCR Mingguan =Konsumsi Ransum bobot badan
I =174,8497162 = 1, 07
FCR Komulatif = Pakan Kumulatif – Sisa Pakan Total Bobot Badan Akhir – Total Bobot Badan Awal
=153-19861845-162 = -1,08

II =447396 = 1,12
FCR Komulatif = Pakan Kumulatif – Sisa Pakan Total Bobot Badan Akhir – Total Bobot Badan Awal
=449-19771845-162 = -0,9

III =679,8689768 = 0,88
FCR Komulatif = Pakan Kumulatif – Sisa Pakan Total Bobot Badan Akhir – Total Bobot Badan Awal
=1098-19701845-162 = -0,51

IV =871,56231245 = 0,7
FCR Komulatif = Pakan Kumulatif – Sisa Pakan Total Bobot Badan Akhir – Total Bobot Badan Awal
=1997-19611845-162 = 0,2

V =1186,411845 = 0,64
FCR Komulatif = Pakan Kumulatif – Sisa Pakan Total Bobot Badan Akhir – Total Bobot Badan Awal
=3118-19611845-162 = 0,68

PBB (Pertambahan Bobot Badan) = Bobot Badan Akhir – Bobot Badan Awal
= 1845 - 162
= 1683

Indeks Produksi (IP) = % Hidup x rata-rata bobot panen x 100FCRx ( rata-rata lama pemeliharaan )
=90 % x 2005 x 1001,07 x 35
= 0,03









































Rumus
FCR ( feed conversion ratio ) = Konsumsi Ransum / Bobot Badan
Efisiensi Ransum = Bobot Badan / Konsumsi Ransum X 100%
PBB (pertambahan bobot badan ) = Bobot Badan Akhir – Bobot Badan Awal
FCR Kumulatif = Pakan Kumulatif – Sisa Pakan / Total Bobot Badan Akhir – Total Bobot Badan Awal


Tanggal
Umur
Deplesi
Konsumsi Pakan (g)
Berat Badan (g)


Mati
Afkir
Sisa
Rill
Standar
Rill
Standar
31/10/2014
1
3

2497
½






139







162
1/11/2014
2
-

-
½



2/11/2014
3
1

2496
1



3/10/2014
4
2

2494
1



4/10/2014
5
2

2492
2



5/11/2014
6
3

2489
2



6/11/2014
7
4

2485
2



7/11/2014
8
3

2482
3






460







420
8/11/2014
9
2

2480
3



7/11/2014
10
-

-
3



8/11/2014
11
5

2475
3



9/11/2014
12
3

2472
3



10/11/2014
13
2

2470
4



11/11/2014
14
6

2464
4



12/11/2014
15
4

2460
4






1014







787
13/11/2014
16
-

-
3



14/11/2014
17
1

2459
5



15/11/2014
18
6

2453
6



16/11/2014
19
4

2449
6



17/11/2014
20
5

2444
6



18/11/2014
21
-

-
7



19/11/2014
22
2

2442
7






1821







1260
20/11/2014
23
-

-
7



21/11/2014
24
3

2439
7



22/11/2014
25
2

2437
7



23/11/2014
26
-

-
7



24/11/2014
27
1

2436
8



25/11/2014
28
2

2434
8



26/11/2014
29
3

2431
6



2819





1789
27/11/2014
30
1

2430
7



28/11/2014
31
-

-
6



29/11/2014
32
2

2428
5



30/11/2014








1/12/2014








2/12/2014








3/12/2014








4/12/2014








Total

72

61538
144
6253

4418




Lihat lebih banyak...

Comentarios

Copyright © 2017 DATOSPDF Inc.