LAPORAN PRAKTIKUM \"ENZIM\"

June 14, 2017 | Autor: Fadillah Idris | Categoría: Biology, JURNAL BIOKIMIA, Biokimia, Laporan Praktikum Kimia, Laporan Praktikum Biologi
Share Embed


Descripción

LAPORAN PRAKTIKUM,
BIOKIMIA
ENZIM





Idris Affandi
2031411024











JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN BIOLOGI
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG
2015
HALAMAN PENGESAHAN

Nama : Idris Affandi
NIM : 2031411024
Judul Praktikum : Enzim
Tanggal Praktikum : 13 November 2015












Dosen Praktikum


Nica



PENDAHULUAN
Latar Belakang
Enzim adalah sekelompok protein yang berperan sebagai pengkatalis dalam reaksi-reaksi biologis. Enzim atau biokatalisator adalah katalisator organik yang dihasilkan oleh sel yang berfungsi meningkatkan laju reaksi dalam jaringan tersebut. Suatu enzim dapat bekerja 108 sampai 10 11kali lebih cepat dibandingkan laju reaksi tanpa katalis. Enzim bekerja dengan menurunkan energi aktifasi sehingga laju reaksi meningkat. Suatu enzim bekerja secara khas terhadap suatu substrat tertentu. Oleh karena itu, enzim merupakan elemen penting dalam tubuh yang sangat banyak membantu dalam reaksi enzimatik seperti dalam proses sintesis dan reparasi DNA, pembentukan energi, dan sintesis protein (Poedjiadi 2006).
Enzim akan mampu mengkatalis suatu reaksi biologis bila berada dalam kondisi nyamannya. Banyak faktor yang mempengaruhi kerja enzim seperti suhu, keasaman (pH), konsentrasi enzim dan substrat, penyinaran, inhibitor, serta aktivator. Faktor-faktor tersebutlah yang menyebabkan terkadang enzim mampu mempercepat reaksi atau bahkan menghambat reaksi yang berlangsung (Iman 2005). Adanya enzim juga sangat spesifik baik tempat sintesis maupun reaksi yang dapat dikatalisisnya. Secara umum enzim digolongkan menjadi enam kelompok sesuai dengan jenis reaksi yang dikatalisisnya yaitu oksidoreduktase, transferase,hidrolase ,liase, isomerase dan ligase.
Salah satu enzim yang bereperan penting dalam tubuh adalah enzim amilase. Enzim amilase berfungsi dalam proses pencernaan makanan khususnya ketika berada di dalam mulut. Enzim amilase berfungsi untuk memecah molekul karbohidat menjadi senyawa yang lebih sederhana sehingga memudahkan untuk proses pencernaan berikutnya. Enzim amilase dapat bekerja maksimal pada suhu, pH, serta konsentrasi yang optimum (Iman 2005). Mengetahui suhu, pH, serta konsentrasi optimum menjadi hal penting dalam mempelajari enzim karena terkait dengan kemampuannya dalam mempercepat reaksi dalam tubuh. Cepat lambatnya reaksi dalam tubuh berpengaruh besar dalam penyerapan zat gizi. Selain itu reaksi enzimatik juga berdampak terhadap kesehatan. Abnormalitas sintesis enzim dapat menimbulkan berbagai penyakit. Oleh karena itu, mempertahankan optimalitas kerja enzim sangat penting bagi tubuh.
Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui pengaruh suhu dan pengaruh pH terhadap aktifitas enzim.
TINJAUAN PUSTAKA
Enzim merupakan suatu kelompok protein yang berperan penting di dalam aktivitas biologic. Enzim berfungsi sebagai katalisator Di dalam sel dan sifatnya sangat khas. Di dalam jumlah sangat kecil, enzim dapat mengatur reaksi tertentu sehingga di dalam keadaan normal tidak terjadi penyimpangan-penyimpangan hasil akhir reaksinya.di dalam sel terdapat banyak jenis enzim yang berlainan kekhasannya, sehingga suatu enzim hanya mampu menjadi katalisator untuk reaksi tertentu saja. Ada enzim yang dapat mengkatalisa suatu kelompok substrat, ada pula yang hanya satu kelompok substrat saja, dan ada pula ynag bersifat stereospesifik. Karena enzim mengkataliser reaksi-reaksi di dalam system biologis, maka enzim juga disebut sebagai biokatalisator (Kartasapoetra 1994).
Enzim dalam aktifitasnya bekerja secara spesifik terhadap substrat yang akan dikatalisisnya dengan begitu kita akan dapat mengetahui berapa besar aktivitas yang dilakukan. Seperti contoh adalah enzim yang bekerja untuk mendegrasi amilum adalah amilase. Enzim ini banyak terdapat pada saliva, sehingga makanan yang dikunyah lama akan terasa manis karena senyawa polisakarid akan terurai menjadi monosakarida (Kartasapoetra 1994) Suatu enzim bekerja secara khas terhadap suatu substrat tertentu. Kekhasan inilah cirri suatu enzim. Ini sangat berbeda dengan katalis lain (bukan enzim) yang dapat bekerja terhadap berbagai macam reaksi. Fungsi suatu enzim adalah sebagai katalis untuk proses biokimia yang terjadi didalam sel maupun diluar sel. Suatu enzim dapat mempercepat reaksi 108 sampai 1011 kali lebih cepat dari pada apabila reaksi tersebut dilakukan tanpa katalis. Jadi enzim dapat berfungsi sebagai katlis yang sangat efisien, disamping itu mempunyai derajar kekhasan yang tinggi. Seperti juga katalis lainnya, maka enzim dapat menurunkan energy aktivitas suatu reaksi kimia. Reaksi kimia ada yang membutuhkan energy (energi endorgani) dan ada pula yang menghasilkan energy atau mengeluarkan energy (eksorgonik) ( Poedjadi 2006)
Kerja enzim dipengaruhi oleh beberapa factor, terutama adalah substrat, suhu, keasaman, kofaktor dan inhibitor. Tiap enzim memerlukan suhu dan pH (tingkat keasaman) optimum yang berbeda-beda karena enzim adalah protein yang dapat mengalami perubahan bentuk jika suhu dan keasaman berubah, diluar suhu atau pH yang sesuai, enzim tidak dapat bekerja secara optimal atau struktur akan mengalami kerusakan. Hal ini akan menyebabkan enzim kehilangan fungsinya sama sekali. Kerja enzim juga dipengaruhi oleh molekul lain. Inhibitor adalah molekul yang menurunkan ativasi enzim, sedangkan activator adalah yang meningkatkan aktifitas enzim. Banya obat dan racun adalah inhibitor enzim. (Soewoto 2000)
Enzim berasal dari kata in + zyme yang berarti sesuatu didalam ragi.Berdasarkan penelitian maka dapat disimpulkan bahwa enzim adalah suatu protein yang berupa molekul – molekul besar, yang berat molekulnya adalah ribuan. Sebagai contoh adalah enzim katalase berat molekulnya 248.000 sedang enzim urese beratnya adalah 438.000.Pada enzim terdapat bagian protein yang tidak tahan panas yaitu disebut dengan apoenzim, sedangkan bagian yang bukan protein adalah bagian yang aktif dan diberi nama gugus prostetik, biasanya berupa logam seperti besi, tembaga , seng atau suatu bahan senyawa organic yang mengandung logam.Apoenzim dan gugus prostetik merupakan suatu kesatuanyang disebut holoenzim, tetapi ada juga bagian enzim yang apoenzim dan gugus prospetiknya tidak menyatu. Contoh koenzim adalah vitamin atau bagian vitamin (misalnya : vitamin B1, B2, B6, niasin dan biotin) (Kartasapoetra, 1994).
Produksi enzim amilase dapat menggunakan berbagai sumber karbon. Contoh-contoh sumber karbon yang murah adalah sekam, molase, tepung jagung, jagung, limbah tapioka dan sebagainya. Jika digunakan limbah sebagai substrat, maka limbah tadi dapat diperkaya nutrisinya untuk mengoptimalkan produksi enzim. Sumber karbon yang dapat digunakan sebagai suplemen antara laian: pati, sukrosa, laktosa, maltosa, dekstyrosa, fruktosa, dan glukosa. Sumber nitrogen sebagai suplemen antara lain: pepton, tripton, ekstrak daging, ekstrak khamir, amonium sulfat, tepung kedelai, urea dan natrium nitrat. ( Pujiyanti 2007 ).
Kerja enzim dipengaruhi oleh beberapa factor, terutama adalah substrat, suhu, keasaman, kofaktor dan inhibitor. Tiap enzim memerlukan suhu dan pH (tingkat keasaman) optimum yang berbeda-beda karena enzim adalah protein yang dapat mengalami perubahan bentuk jika suhu dan keasaman berubah, diluar suhu atau pH yang sesuai, enzim tidak dapat bekerja secara optimal atau struktur akan mengalami kerusakan. Hal ini akan menyebabkan enzim kehilangan fungsinya sama sekali. Kerja enzim juga dipengaruhi oleh molekul lain. Inhibitor adalah molekul yang menurunkan ativasi enzim, sedangkan activator adalah yang meningkatkan aktifitas enzim. Banya obat dan racun adalah inhibitor enzim (Wirahadikusumah 1989).




BAHAN DAN METODE

Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada tanggal 13 November 2015 bertempat di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Pertanian, Perikanan dan Biologi Universitas Bangka Belitung.
Alat dan Bahan
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah tabung reaksi, penjepit tabung reaksi, rak tabung reaksi, pipet ukur, gelas ukur, dan alat pemanas. Bahan yang digunakan adalah aquades, HCl 0,4%, Na2CO3, amilum, saliva, yodium dan benedict.
Cara Kerja
Pengaruh suhu terhadap aktifitas enzim
Disediakan 5 tabung reaksi bersih dan kering. Masing masing diisi dengan 2 ml larutan amilum dan ditambahkan 1 ml enzim amilase pada tiap tiap tabung. Pada Tabung 1 masukkan kedalam ruangan bersuhu dingin ,Tabung 2 di simpan pada suhu kamar, Tabung 3 masukkan kedalam penangas air dengan suhu 37-40o c, Tabung 4 dimasukkan dalam penangas air dengan suhu 75-80o c Tabung 5 dimasukkan dalam penangas air mendidih. Biarkan masing masing pada tempatnya selama 15 menit Selanjutnya uji dengan larutan iodium Uji pula dengan pereaksi benedict di catat dan amati perubahan warna yang terjadi
Pengaruh pH terhadap aktivitas enzim
disediakan 3 tabung reaksi yang bersih, kemudian diisi tabung 1 dengan 2 ml larutan HCL 0,4% , tabung 2 dengan ml aquades, tabung 3 dengan 2 ml Na2CO3 1 % kedalam tiap tabung ditambahkan 2 ml larutan amilum dan 1 ml enzim campur sampai homogen, kemudian dibiarkan selama 15 menit selanjutnya uji dengan larutan iodium dan pereaksi benedict
amati dan catat perubahan warna yang terjadi










HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Table1. Pengruh suhu
No
Perlakuan
Bahan
Hasil
Denaturasi
1
Es
Amilum
+
1 mL Saliva
+
Iodium
+
Benedict
Biru Muda
+
2
Suhu Kamar

Biru Muda
+
3
370C – 400C

Biru Muda
+
4
750C – 800 C

Biru Muda
+
5
Air Mendidih

Hijau Biru
-

Table2.Pengaruh pH
No
Larutan
Bahan
Haasil
Denaturasi
1.
2 mL HCl 0,4%
2 mL amilum+ saliva
+
Yodium + Benedict
Biru Dongker
-
2.
2 mL aquades

Biru Muda
+
3.
2 mL Na2 Co3

Biru Muda
+

Pembahasan
Pada percobaan ini, hal yang ingin diketahui yakni pengaruh suhu terhadap aktivitas enzim. Adapun hasil yang dipoeroleh yakni larutan amilum pada perlakuan es, suhu kamar, 37-40oc, dan 75-80oc tidak mengalami perubahan warna setelah ditambahkan larutan iodium dan tetap bewarna biru tanpa disertai endapan setelah ditambahkan pereaksi benedict. Pada perlakuan air mendidih setelah ditambahkan larutan iodium bewarna berubah warna menjadi hijau biru/ ungu pekaat dan setelah ditambahkan pereaksi benedict ditambahkan pereaksi benedict terbentuk endapan.
Menurut Kartasapoetra (1994), semakin rendah suhu suatu reaksi kimia yang menggunakan katalis enzim, maka kecepatan reaksinyapun berlangsung semakin lambat. Peningkatan suhu akan meningkatkan laju reaksi dengan meningkatkan energi kinetik dan frekuensi tumbukan molekul-molekul yang bereaksi. Suhu dimana enzim mengalami denaturasi adalah diatas suhu 60oc, denaturasi itu terjadi ditandai dengan terbentuknya endapan (Poedjiadi 2006.). Berdasarkan literatur tersebut maka terlihat ketidak sesuaian antara teori dengan hasil percobaan. Terjadinya ketidaksesuaian diduga disebabkan karena bahan yang tersedia sudah tidak layak pakai atau mungkin enzim amilase yang merupakan saliva kurang berkualitas.
Pada uji kedua yakni pengaruh pH terhadap aktivitas enzim didapatkan hasil dengan perlakuan HCl pekat, setelah ditambahkan larutan iodium berubah warna menjadi biru dan ditambahakan pereaksi benedict watnanya agak biru tanpa disertai netral. Pada perlakuan aquades dan Na2 Co3 pada saat pereaksi maka warnanya agak biru.
Berdasrakan teori ()menyatakan bahwa tinggi-rendahnya pH dapat mempengaruhi struktur ion pada enzim, serta menyebabkan terjadinya proses denuturasi sehingga mengakibatkan menurunnya aktivitas enzim pH. pH optimumnya ditandai dengan perubuhan warna larutan amillum mennejadi biru (Poedjiadi 2006.)






















KESIMPULAN
Tiap enzim memerlukan suhu dan pH (tingkat keasaman) optimum yang berbeda-beda karena enzim adalah protein yang dapat mengalami perubahan bentuk jika suhu dan keasaman berubah, diluar suhu atau pH yang sesuai, enzim tidak dapat bekerja secara optimal atau struktur akan mengalami kerusakan















DAFTAR PUSTAKA
Kartasapoetra AG. 1994. Teknologi Penanganan Pasca Panen. Jakarta. Rineka Cipta.
Poedjiadi A. 2006. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta. Universitas Indonesia Press.
Pujiyanti S. 2007. Menjelajah Dunia Biologi . Jakarta. Platinum.
Soewoto H. 2000. Biokimia Eksperimen Laboratorium.Jakarta. Widya Medika.
Wirahadikusumah m. 1989. Biokimia Protein, Enzim, dan Asam nukleat. Bandung. IPB Press)


Lihat lebih banyak...

Comentarios

Copyright © 2017 DATOSPDF Inc.