laporan praktikum agroforestry regaloh

August 15, 2017 | Autor: Henza Isra Wahyuda | Categoría: Laporan
Share Embed


Descripción





KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena petunjuk dan karunia-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan laporan praktikum Agroforestry ini dengan baik. Laporan praktikum ini disusun guna melengkapi syarat kelulusan dalam memperoleh nilai mata kuliah Agroforestry untuk ujian akhir semester.
Laporan yang saya susun tidaklah sempurna tanpa bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu saya mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat :
Drs. RM. Hendy Hendro HS, MSi selaku dosen pengampu mata kuliah Agroforestry.
PERUM PERHUTANI yang telah bersedia menyediakan tempat praktikum.
Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan praktikum ini, yang telah ikut membantu mengajarkan,mengarahkan dalam praktikum.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi saya secara pribadi dan semua yang membaca secara khususnya. Saya telah berupaya untuk menampilkan yang terbaik dalam laporan praktikum ini, semua hal tidak ada yang sempurna kecuali yang memberi hidup, yaitu Tuhan Yang Maha Esa. Begitu juga laporan yang saya susun belum sepenuhnya sempurna. Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca yang budiman guna menyempurnakan laporan ini.

Kudus, 4 Januari 2015



Penulis


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang 1
Rumusan Masalah 2
Tujuan 2
BAB II BAHAN DAN METODA
Waktu dan Tempat 3
Alat dan Bahan 3
Cara Kerja 3
BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI
Letak Geografis dan Topografi 4
Keadaan Tanah, Iklim dan Curah Hujan 4
BAB IV PEMBAHASAN
Jenis Agroforestry yang Digunakan 5
Hubungan Dinas PERUM PERHUTANI dengan Masyarakat 6
BAB V PENUTUP
Kesimpulan 9
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Agroforestry berhubungan dengan sistem penggunaan lahan di mana pohon ditumbuhkan berasosiasi dengan tanaman pertanian, makanan ternak atau padang pengembalaan. Asosiasi ini dapat dalam waktu, seperti rotasi antara pohon dan komponen lainnya, atau dalam dimensi ruang, dimana komponen tersebut ditumbuhkan bersama-sama pada lahan yang sama. Dalam sistem tersebut mempertimbangkan nilai ekologi dan ekonomi dalam interaksi antar pohon dan komponen lainnya.
Sistem agroforestri sederhana adalah suatu sistem pertanian dimana pepohonan ditanam secara tumpang-sari dengan satu atau lebih jenis tanaman semusim. Pepohonan bisa ditanam sebagai pagar mengelilingi petak lahan tanaman pangan, secara acak dalam petak lahan, atau dengan pola lain misalnya berbaris dalam larikan sehingga membentuk lorong/pagar.
Sistem agroforestri kompleks, adalah suatu sistem pertanian menetap yang melibatkan banyak jenis tanaman pohon (berbasis pohon) baik sengaja ditanam maupun yang tumbuh secara alami pada sebidang lahan dan dikelola petani mengikuti pola tanam dan ekosistem menyerupai hutan. Di dalam sistem ini, selain terdapat beraneka jenis pohon, juga tanaman perdu, tanaman memanjat (liana), tanaman musiman dan rerumputan dalam jumlah banyak. Penciri utama dari sistem agroforestri kompleks ini adalah kenampakan fisik dan dinamika di dalamnya yang mirip dengan ekosistem hutan alam baik hutan primer maupun hutan sekunder, oleh karena itu sistem ini dapat pula disebut sebagai Agroforest.
Penanaman berbagai macam pohon dengan atau tanpa tanaman setahun (semusim) pada lahan yang sama sudah sejak lama dilakukan petani di Indonesia. Contoh ini dapat dilihat dengan mudah pada lahan pekarangan di sekitar tempat tinggal petani. Praktek ini semakin meluas belakangan ini khususnya di daerah pinggiran hutan dikarenakan ketersediaan lahan yang semakin terbatas.
Konversi hutan alam menjadi lahan pertanian disadari menimbulkan banyak masalah seperti penurunan kesuburan tanah, erosi, kepunahan flora dan fauna, banjir, kekeringan dan bahkan perubahan lingkungan global. Masalah ini bertambah berat dari waktu ke waktu sejalan dengan meningkatnya luas areal hutan yang dikonversi menjadi lahan usaha lain.



Rumusan Masalah
Apakah sistem Agroforestry yang digunakan oleh dinas PERUM PERHUTANI didaerah Regaloh Kabupaten Pati?
Adakah hubungan kerja sama antara PERUM PERHUTANI dan masyarakat sekitar?
Bagaimanakah respon masyarakat dengan dilakukannya sistem agroforetry pada lahan yang ada?
Tujuan
Untuk mengetahui sistem Agroforestry yang digunakan oleh dinas PERUM PERHUTANI didaerah Regaloh Kabupaten Pati.
Untuk mengetahui hubungan kerja sama antara dinas PERUM PERHUTANI dan masyarakat sekitar.
Untuk mengetahui respon masyarakat dengan dilakukannya sistem agroforestry pada lahan yang ada.


BAB II
BAHAN DAN METODA
Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Senin, 29 Desember 2014 pukul 9.30 WIB sampai selesai dan bertempat disekitar kawasan Bumi Perkemahan Regaloh Desa Regaloh Kecamatan Tlogowungu Kabupaten Pati.
Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah kuisioner yang memuat pertanyaan terkait objek praktikum yang akan diamati, alat tulis menulis dan kamera sebagai dokumentasi.
Cara Kerja
Prosedur kerja dalam praktikum ini adalah sebagai berikut:
Mendengarkan penjelasan dari pihak dinas PERUM PERHUTANI dan perwakilan dari masyarakat yang terlibat dalam keanggotaan Kelompok Tani Pengelola Hutan (KTPH) dan membuat pertanyaan sebagai bahan wawancara dilapangan.
Kemudian melakukan wawancara terhadap dinas PERUM PERHUTANI dan perwakilan dari masyarakat yang terlibat dalam keanggotaan Kelompok Tani Pengelola Hutan (KTPH) terkait dengan penerapan model agroforestry yang digunakan.
Membuat dokumentasi mengenai proses wawancara.
Menuliskan hasil wawancara dalam bentuk laporan.


BAB III
GAMBARAN UMUM LOKASI
Letak Geografis dan Topografi
Desa Regaloh Kecamatan Tlogowungu Kabupaten Pati. Secara administratif batas-batas Desa Regaloh yaitu sebelah utara desa Tlogosari, sebelah timur Desa Suwaduk, sebelah selatan Desa Tlogorejo dan sebelah barat Desa Guwo. Tinggi Desa Regaloh yaitu berkisar antara 80­115 mdpl.
Desa Regaloh masuk dalam wilayah Kecamatan Tlogowungu dimana Kecamatan Tlogowungu merupakan salah satu dari 21 kecamatan yang ada di daerah Kabupaten Pati dengan luas wilayah 9446 ha yang terdiri dari 15 desa. Secara administratif, Kecamatan Tlogowungu dibatasi oleh Kecamatan Gunungwungkal disebelah utara, Kecamatan Wedarijaksa disebelah timur, Kecamatan Margorejo disebelah selatan dan disebelah barat dibatasi oleh Kecamatan Gembong.
Keadaan Tanah, Iklim dan Curah Hujan
Desa Regaloh Kecamatan Tlogowungu merupakan daerah sekitar hutan yang berada dilereng Gunung Muria dengan topografi berupa dataran. Sebagian besar hutan yang ada merupakan hutan jati dan perkebunan murbei yang dikelola oleh Perum Perhutani. Secara umum bentang wilayah Desa Regaloh adalah lereng gunung yang mempunyai ketinggian antara 20­312 m di atas permukaan laut dengan ketinggian rata­rata 30 mdpl. 
Jenis tanah diwilayah Desa Regaloh adalah latosol merah coklat, sedikit berbau dan berhumus. Sedangkan iklim dan kelembaban berbeda antara musim hujan dan musim kemarau, daerah ini merupakan tanah tadah hujan. Suhu udara pada musim hujan berkisar antara 26° – 29° C, dengan kelembaban 77-90 %. Pada musim kemarau, suhu udara antara 26° – 31°C dengan kelembaban 67­85 %.
Wilayah Desa Regaloh merupakan daerah tadah hujan, sehingga curah hujan tidak dapat merata sepanjang tahun. Curah hujan rata-rata adalah 1.986 mm / tahun dimana bulan terkering adalah bulan Agustus-September dan bulan terbasah adalah bulan Januari-Febuari.


BAB IV
PEMBAHASAN
Jenis Agroforestry yang Digunakan
Pada praktikum ini dilakukan disekitar daerah Desa Regaloh Kecamatan Tlogowungu Kabupaten Pati lahan agroforestry yang ada menggunakan metode atau macam atau jenis dari AgroSilviagripastura.
Pengertian dari Agrosilviagripastura sendiri adalah kombinasi antara usaha sektor kehutanan, pertanian, dan peternakan dilahan yang sama. Hasil yang diperoleh dari pola ini berupa pangan, pakan ternak, dan hasil hutan. Salah satu aplikasi silviagripastura yakni penanaman kayu afrika, iles-iles (sejenis umbi-umbian), dan lamtoro gung (Leucaena leucocephala). Keuntungan pola ini adalah dapat meningkatkan unsur hara di dalam tanah dan dapat mengurangi resiko kegagalan panen secara total.
Dari pengamatan dilapangan menyatakan ada beberapa metode yang diterapkan antara lain AgroSilviagrikultur (merupakan campuran antara tanaman pangan (pisang, jagung, dan kopi) dengan tanaman hutan di suatu lahan yang sama. Kombinasi ini dilakukan dengan teknik pengaturan ruang, diantaranya penanaman pohon tepi, penanaman dalam larikan berselang-seling, penanaman dalam jalur (strips) yang berselang-seling, dan penanaman campuran secara acak.) dan juga metode AgroSilvopastura (merupakan kombinasi penanaman tanaman hutan dengan tanaman pakan ternak di lahan yang sama. Pola silvopastura tidak sama dengan padang rumput yang digunakan untuk pemeliharaan ternak secara tradisional. Bentuk campuran tanaman pada silvopastura sama seperti silviagrikultur. Contoh aplikasi silvopastura yakni penanaman jati putih (Gmelina arborea) dikombinasikan dengan tanaman turi (Sesbania glandifora) sebagai pakan hijauan bagi ternak di dalam suatu lahan.
Akan tetapi, penggunaan Agrosilviapastura sendiri lebih dominan pada lahan di Desa Regaloh Kecamatan Tlogowungu Kabupaten Pati. Karena pada lahan tersebut terdapat tanaman pada sektor kehutanan (yaitu pohon jati), ada juga tanaman sektor pertanian (padi Gogo), dan juga tanaman pada sektor peternakan (rumput-rumputan). Dengan penggunaan sistem tanam tumpang sari, maka kombinasi antara tanaman kehutanan, pertanian dan juga peternakan menjadi sangat menguntungkan baik secara tingkat panen maupun secara ekonomi.


Hubungan Dinas PERUM PERHUTANI dengan Masyarakat
Pihak dinas PERUM PERHUTANI dan perwakilan dari masyarakat yang terlibat dalam keanggotaan Kelompok Tani Pengelola Hutan (KTPH) memiliki hubungan baik dengan melakukan simbiosis mutualisme. Simbiosis tersebut berupa dari pihak dinas PERUM PERHUTANI mempersilahkan masyarakat menggunakan lahan sawah yang ada dan juga memberikan bantuan di sektor pertanian dalam bentuk pupuk dan juga benih. Dari masyarakat sendiri dengan menggunakan lahan persawahan yang ada didaerah konserfasi dinas PERUM PERHUTANI, mereka mentaati aturan-aturan yang ditetapkan oleh dinas PERUM PERHUTANI yang diantaranya yaitu tidak mencabut tanaman kehutanan yang ditanam (pohon jati) dan pada area persawahan tidak boleh ditanami ketela demi menjaga tingkat kesuburan tanah pada area tersebut.
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan

6


Lihat lebih banyak...

Comentarios

Copyright © 2017 DATOSPDF Inc.