laporan praktikum

July 23, 2017 | Autor: Armidah Sayekti | Categoría: Laporan
Share Embed


Descripción

ACARA IV
KESEHATAN TANAH
Pendahuluan
Latar Belakang
Tanah merupakan bagian dari tubuh alam yang menutupi bumi dengan lapisan tipis, disintesis dalam bentuk profil dari pelapukan batu dan mineral, dan mendekomposisi bahan organik yang kemudian menyediakan air dan unsur hara yang berguna untuk pertumbuhan tanaman. Yang membuat tanah itu subur diantaranya pelapukan lanjut, bahan mineralogi, kapasitas pertukaran kation yang tinggi, kelembaban air dan pH netral. 
Tanah bersifat sangat penting bagi kehidupan, sehingga perlindungan kualitas dan kesehatan tanah sebagaimana perlindungan terhadap kualitas udara dan air harus sangat dijaga. Namun banyak faktor yang dapat menurunkan kualitas dan kesehatan tanah tersebut, misalnya kadar hara yang terkandung dalam tanah, vegetasi, iklim, sifat fisik, kimia dan biologi tanah 
Kesehatan tanah itu sendiri dapat didefinisikan secara umum sebagai kemampuan berkelanjutan dari suatu tanah untuk berfungsi sebagai suatu sistem kehidupan yang penting didalam batas – batas ekosistem dan tata guna lahannya, untuk menyokong produktivitas hayati, meningkatkan kualitas udara dan lingkungan perairan, serta memelihara kesehatan tanaman, hewan dan manusia. Kualitas tanah itu sendiri dapat didefinisikan secara umum sebagai kemampuan tanah untuk menghasilkan produk tanaman yang bergizi dan aman secara berkelanjutan, serta meningkatkan kesehatan manusia dan ternak, tanpa menimbulkan dampak negatif terhadap sumberdaya dan lingkungan.
Tanah yang sehat adalah tanah yang jika ditanami tanaman tidak ada gangguan penyakit dan tanaman akan tumbuh secara optimal dengan produksi yang optimal juga. Tanah yang memiliki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah yang buruk adalah dengan menciptakan kondisi tanah yang supresif. Tanah supresif adalah tanah yang kaya akan mikroba tanah, sehingga kondusif untuk pertumbuhan tanaman, dan dapat menekan perkembangan mikroba pathogen.
Tujuan Praktikum
Tujuan dari pelaksanaan Praktikum Acara IV yaitu Kesehatan Tanah adalah sebagai berikut:
Mahasiswa mampu mengidentifikasi tanah sehat dan sakit dari sifat biologi tanah.
Mahasiswa mampu membandingkan jumlah koloni bakteri dan jamur dari tanah sehat dan sakit.
Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum Biologi Dan Kesehatan Tanah Acara IV Kesehatan Tanah dilaksanakan pada hari Kamis pukul 10.00-12.00 WIB bertempat di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Tinjauan Pustaka
Meningkatkan kesehatan tanah berarti mengembalikan keberadaan mikroba-mikroba berguna agar populasi patogen kembali ke level yang tidak lagi menimbulkan kerugian. Kesehatan suatu tanah dapat diindikasikan dengan terdapatnya berragam mikroorgansime di dalam tanah, baik sebagai dekomposer atau transformer senyawa organik menjadi an-organik, antagonis patogen, maupun sebagai simbion bagi tanaman, seperti mikoriza. Keberadaan mikoriza bagi tanah-tanah reklamasi kurang subur, salin, dan ber-pH ekstrim sangat besar karena mampu berperan sebagai pendaur nutrien dan konservasi tanah; transporter karbon dari tanaman ke organisme lain; antagonis berbagai patogen; suplai nutrien bagi tanaman, terutama senyawa yang sulit tersedia seperti P dan N serta penetral ion logam beracun (Yulianti 2009).
Ekosistem tanah yang sehat dan subur (healthy soils) mencerminkan adanya interaksi harmonis, baik antara komponen abiotik dengan biotik, maupun sesama komponen biotik membentuk suatu rangkaian aliran energi atau rantai makanan. Komponen biotik dari suatu ekosistem dapat dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu: (1) produsen: organisme (tumbuhan dan mikroba) yang mampu memanfaatkan sinar matahari sebagai sumber energi dan CO2 sebagai sumber karbon melalui proses fotosintesis untuk menghasilkan biomassa organik (perubahan energi magnetik menjadi energi kimia yang disimpan dalam ikatan senyawa hidro karbon atau senyawa organik), (2) konsumen: organisme yang mengkonsumsi senyawa organik untuk memenuhi kebutuhan energinya, dan (3) destruen atau pengurai (dekomposer): mikroba yang merombak senyawa organik yang sudah mati (tanaman, hewan, limbah organik dari perkotaan maupun industri) untuk mendapatkan energi dan nutrisi melalui proses respirasi atau fermentasi. Melalui proses fermetasi ini dihasilkan energi, berbagai produk antara (metabolit) dan mineral (hara makro dan hara mikro). Mineral yang dilepaskan dari proses penguraian (mineralisasi) digunakan oleh tanaman sebagai sumber hara dalam bentuk ion (kation dan anion) (Tualar Simarmata 2007).
Karakteristik tanah yang sehat (healthy soils) antara lain adalah:
Mampu mempertahankan keanekaragaman hayati dan rantai makanan (biodiversity and food web) dan produktivitas tanah
Mampu mempertahankan fungsi tanah sebagai media tumbuh tanaman maupun organisme tanah
Mampu meregulasi partisi aliran air dan zat terlarut
Berperan sebagai filter dan penyangga polutan
Berperan dalam menyimpan dan mendaur ulang hara ( Pankhurst 2003 ).
Faktor yang mempengaruhi kualitas tanah pada bagian fisiknya adalah tekstur tanah, bahan organik, agregasi, kapasitas lapang air, drainase, topografi, dan iklim. Sedangkan yang mempengaruhi pada bagian pengolahannya adalah Intensitas pengolahan tanah, penambahan organik tanah, pengetesan pH tanah, aktivitas mikrobia dan garam. Tanah sebagai habitat biota tanah sebagai medium alam untuk pertumbuhan dan melakukan aktivitas fisiologinya. Tanah menyediakan nutrisi, air dan sumber karbon yang diperlukan untuk pertumbuhan dan aktivitasnya. Di dalam hal ini, lingkungan tanah seperti faktor abiotik (yang meliputi sifat fisik dan kimia tanah) dan faktor biotik (adanya biota tanah dengan tanaman tingkat tinggi) ikut berperan dalam menentukan tingkat pertumbuhan dan aktivitas biota tanah tersebut. (Okta 2013).
Upaya untuk remediasi kesehatan dan kesuburan lahan sawah tersebut dapat dilakukan dengan memanfaatkan kompos jerami dan memanfaatkan pupuk hayati (biofertilizers) yang adaptif pada ekosistem lahan sawah. Pemanfaatan pupuk hayati penambat nitrogen bebas seperti Azotobacter sp. dan Azospirillum sp. Mampu menurunkan penggunaan urea, mencegah penurunan bahan organik tanah dan mengurangi polusi lingkungan sehingga dapat dipertimbangkan untuk diaplikasikan pada padi sawah. Inokulasi Azotobacter sp. dapat menaikkan hasil antara 15 – 100% dan mengurangi penggunaan pupuk buatan hingga 30% (Danapriatna et al 2010)
Alat, Bahan. Dan Cara Kerja
Alat
Petridish
Dryglaski
Hand colony counter
Tabung reaksi
Pipet ukur
Bunsen
Erlenmeyer
Timbangan analitik
Vortex
Bahan
Sampel tanah vertisol terusik dan tidak terusik (terusik/tidak terusik secara fisika, kimia dan biologi)
Media PDA dan media NA
Garam fisiologis.
Cara Kerja
Isolasi bakteri
Mengambil sampel tanah terusik dan tidak terusik.
Menimbang sampel tanah masing-masing 10 gram.
Memasukkan 10 gram bahan ke dalam 90 ml garam fisiologis, lalu digojog hingga homogen (pengenceran 10-1)
Mengambil 1 ml larutan 10-1, memasukkan ke dalam 9 ml garam fisiologis, lalu digojog hingga homogen (pengenceran 10-2)
Melakukanlah hal yang sama hingga pengenceran 10-5
Isolasi mikrobia ke dalam media NA dengan cara berikut :
Mengambil 0,1 ml larutan 10-5 dan 10-6 kemudian tuangkan ke dalam media NA, lalu ratakan larutan tersebut ke seluruh media menggunakan drygaski steril.
menginkubasi isolat-isolat tersebut pada suhu kamar, dengan posisi petridish terbalik, selama 3 hari, kemudian amati koloni-koloni dari mikrobia yang tumbuh.
Menghitung jumlah koloni yang tumbuh menggunakan hand colony counter dan mengidentifikasi morfologi koloni yang terbentuk.
Membandingkan jumlah koloni dari tanah sehat dan sakit.
Isolasi jamur
melakukan teknik pengenceran bertingkat seperti pada poin 1), namun menggunakan media PDA.
Mengnkubasi isolat-isolat tersebut pada suhu kamar selama 3 hari, kemudian amati koloni-koloni dari mikrobia yang tumbuh.
Menghitung jumlah koloni yang tumbuh menggunakan hand colony counter dan mengidentifikasi morfologi koloni yang ada.
Membandingkan jumlah koloni dari tanah sehat dan sakit.








DAFTAR PUSTAKA
Danapriatna, N., R. Hindersah dan Y. Sastro. 2010. Pengembangan pupuk hayati Azotobacter dan Azospirillum untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi penggunaan pupuk N di atas 15 % pada tanaman padi. (Laporan penelitian KKP3T Deptan TA 2010, Nomor : 1148/LB.602/I.1/4/2010). Universitas Islam "45" Bekasi Kerjasama dengan Badan litbang Departemen pertanian. Bekasi.
Lumakeki, Okta. 2013. Mikroba Tanah http://hadesgosht.blogspot.com. Diakses tangan 29 Maret 2014
Pankhurst, C.E., B.M. Doube and V.V.S.R. Gupta 2003 . Biological Indicators for soil health: Synthesis. P. 419-436. In Pankhurst, C.E., B.M. Doube and V.V.S.R. Gupta (Eds). Biological Indicators for soil health. Cab International. Wallingford. Oxon OX10&DE, UK – New York, NY 10016 USA
Simarmata, T. 2007. Pemulihan Kesehatan Tanah Sawah Melalui Aplikasi Pupuk Hayati Penambat N dan Kompos Jerami Padi. Jurnal Agribisnis dan Pengembangan Wilayah Vol(3):2-8.
Yulianti T 2009. Pengelolaan Patogen Tular Tanah Untuk Mengembalikan Kejayaan Tembakau Temanggung di Kabupaten Temanggung. Graha Ilmu. Yogyakarta.

Lihat lebih banyak...

Comentarios

Copyright © 2017 DATOSPDF Inc.