Laporan destilasi campuran biner

May 26, 2017 | Autor: Tiya Indriyani | Categoría: Laporan Praktikum Kimia
Share Embed


Descripción

ABSTRAK
Telah dilakukan percobaan Destilasi Campuran Biner yang bertujuan untuk mengetahui cara memisahkan dua larutan yang memiliki perbedaan titik didih dan cara memurnikan alkohol dengan cara destilasi. Percobaan ini dilakukan dengan cara memanaskan campuran 100 ml air dan 100 ml etanol yang ditambahkan batu didih di dalamnya. Kemudian dirangkai seluruh alat destilasi. Campuran air-etanol dipanaskan di dalam mantel pemanas hingga etanol habis menguap. Etanol menguap pertama kali pada suhu 65 dan terakhir menguap pada suhu 73 . Setelah semua etanol habis menguap. Etanol yang dihasilkan adalah etanol murni, terbukti pada saat di bakar di dalam cawan evaporasi tidak ada etanol yang tersisa. Dan % yang dihasilkan adalah 48%.
Kata kunci: Destilasi, air dan etanol


BAB I
DATA PENGAMATAN
No.
Perlakuan
Pengamatan
1.
Labu destilasi diisi dengan 100 mL campuran air-etanol, lalu dimasukan 3 butir batu didih ke dalamnya
Etanol 50 mL dimasukan kedalam gelas ukur, lalu dimasukan etanol, batu didih dan akuades 50 mL kedalam labu. kadar etanol 96%.
2.
Labu ditempatkan pada jaket pemanas, lalu diklem pada batang penyangga.

3.
Seluruh peralatan destilasi dirakit.

4.
2 selang karet dihubungkan dengan kondensor, satu dibawah dan lainnya di atas.

5.
Selang karet di bawah dihubungkan dengan keran air. Keran air dibuka dan dibiarkan air mengalir perlahan melewati kondensor.

6.
Gelas piala 100 mL ditempatkan dibawah adapter.

7.
Pemanasan di mulai dengan hati-hati. Knop pengatur suhu di geser ke posisi II dan dibiarkan selama 5 menit, kemudian digeser keposisi 3.

8.
Perubahan suhu di amati secara terus-menerus sampai di dapatkan
Temperatur yang tetap.
Tetesan pertama 65 , suhu terakhir 73
9.
Pemanasan segera diakhiri apabila semua destilat telah terkumpul.
Etanol yang tersisa 22 mL.
10.
Volume diukur, sejumlah kecil destilat ditempatkan pada cawan evaporasi, kemudian disulut dengan api.
Destilat yang dihasilkan murni.
11.
Berat jenis destilat ditentukan dan dibandingkan
48%



BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN
Distilasi adalah suatu metode pemisahan bahan kimia berdasarkan perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas) suatu bahan.Dalam destilasi, campuran zat dididihkan sehingga menguap, dan uap ini kemudian didinginkan kembali ke dalam bentuk cairan. Zat yang memiliki titik didih lebih rendah akan menguap lebih dulu.Metode ini termasuk sebagai unit operasi kimia jenis perpindahan massa. Penerapan proses ini didasarkan pada teori bahwa pada suatu larutan, masing-masing komponen akan menguap pada titik didihnya. Model ideal distilasi didasarkan pada Hukum Raoult dan Hukum Dalton.Distilasi yang dilakukanpada praktikum kali ini adalah distilasi campuran biner, dimana zat yang digunakan adalah campuran kloroform dan aseton dengan komposisi yang variasi (Yee, DFC: 2008).
Prinsip dari destilasi adalah penguapan dan pengembunan kembali uapnya dari tekanan dan suhu tertentu. Tujuan dari destilasi adalah pemurnian zat cair pada titik didihnya dan memisahkan cairan dari zat padat. Uap yang dikeluarkan dari campuran disebut sebagai uap bebas. Kondensat yang jatuh sebagai destilat dan bagian cair yang tidak menguap sebagai residu. Apabila yang diinginkan adalah bagian bagian campurannya yang tidak teruapkan dan bukan destilatnya maka proses tersebut dinamakan pengentalan dengan evaporasi (Rusli, 1995).
Pada percobaan kali ini destilasi yang di pakai adalah distilasi sederhana, dasar pemisahannya adalah perbedaan titik didih yang jauh atau dengan salah satu komponen bersifat volatil. Jika campuran dipanaskan maka komponen yang titik didihnya lebih rendah akan menguap lebih dulu. Selain perbedaan titik didih, juga perbedaan kevolatilan, yaitu kecenderungan sebuah substansi untuk menjadi gas. Distilasi ini dilakukan pada tekanan atmosfer. Aplikasi distilasi sederhana digunakan untuk memisahkan campuran air dan alkohol (Syukri, S: 2007).
Destilasi adalah sebuah aplikasi yang mengikuti prinsip-prinsip "Jika suatu zat dalam larutan tidak sama-sama menguap, maka uap larutan akan mempunyai komponen yang berbeda dengan larutanaslinya". Jika salah satu zat menguap dan yang lain tidak, pemisahan dapat terjadi sempurna. Tetapi jika kedua zat menguap tetapi tidak sama, maka pemisahnya hanya akan terjadi sebagian, akan tetapi destilat atau produk akan menjadi kaya pada suatu komponen dari pada larutan aslinya (Richard, 1965).
Tujuan destilasi adalah pemurnian zat cair pada titik didihnya, dan memisahkan cairan tersebut dari zat padat yang terlarut atau dari zat cair lainnya yang mempunyai perbedaan titik didih cairan murni. Pada destilasi biasa, tekanan uap di atas cairan adalah tekanan atmosfer (titik didih normal). Untuk senyawa murni, suhu yang tercatat pada termometer yang ditempatkan pada tempat terjadinya proses destilasi adalah sama dengan titik didih destilat. Setiap molekul yang memiliki atom hidrogen yang terikat langsung ke oksigen atau nitrogen adalah ikatan hidrogen mampu. Molekul tersebut akan selalu memiliki titik didih lebih tinggi dari molekul berukuran hampir sama yang tidak memiliki-OH atau-NH. Ikatan hidrogen membuat molekul "lengket", dan lebih banyak panas yang diperlukan untuk memisahkan mereka. Etanol memiliki cukup kekuatan lemah (gaya dispersi) antara molekul-molekulnya. Air memiliki ikatan polar yang kuat antara molekul-molekulnya. Lebih banyak energi yang dibutuhkan untuk memutuskan ikatan polar air dari gaya dispersi etanol. Itu berarti air memiliki titik didih yang lebih tinggi, karena lebih banyak energi yang dibutuhkan untuk memecah kekuatan antara molekul-molekulnya. Destilasi sederhana, pemisahan ini dilakukan bedasarkan perbedan titik didih yang besar atau untuk memisahkan zat cair dari campurannya yang yang berwujud padat. Adapun fungsi masing-masing alat yaitu labu alas bulat sebagai wadah untuk penyimpanan sampel yang akan didestilasi. Kondensor atau pendingin yang berguna untuk mendinginkan uap destilat yang melewati kondensor sehingga menjadi cair. Kondensor atau pendingin yang digunakan menggunakan pendingin air dimana air yang masuk berasal dari bawah dan keluar di atas, karena jika airnya berasal (masuk) dari atas maka air dalam pendingin atau kondensor tidak akan memenuhi isi pendingin sehingga tidak dapat digunakan untuk mendinginkan uap yang mengalir lewat kondensor tersebut. Oleh karena itu pendingin atau kondensor air masuknya harus dari bawah sehingga pendingin atau kondensor akan terisi dengan air maka dapat digunakan untuk mendinginkan komponen zat yang melewati kondensor tersebut dari berwujud uap menjadi berwujud cair. Termometer digunakan untuk mengamati suhu dalam proses destuilasi sehingga suhu dapat dikontrol sesuai dengan suhu yang diinginkan untuk memperoleh destilat murni. Erlenmeyer sebagai wadah untuk menampung destilat yang diperoleh dari proses destilasi. Pipa penghubung (adaptor) untuk menghubungkan antara kondensor dan wadah penampung destilat (Erlenmeyer) sehingga cairan destilat yang mudah menguap akan tertampung dalam erlenmeyer dan tidak akan menguap keluar selama proses destilasi berlangsung. Pemanas berguna untuk memanaskan sampel yang terdapat pada labu alas bulat. Menurut Rusli (2013) Penggunaan batu didih pada proses destilasi dimaksudkan untuk mempercepat proses pendidihan sampel dengan menahan tekanan atau menekan gelembung panas pada sampel serta menyebarkan panas yang ada ke seluruh bagian sampel. Sedangkan statif dan klem berguna untuk menyangga bagian-bagian dari peralatan destilasi sederhana sehingga tidak jatuh atau goyang (Purba 2004).
Setelah semua alat telah terpasang dengan baik, maka dapat dilakukan proses detilasi. Sebagaimana prinsip dasar dari destilasi adalah memisahkan zat berdasarkan perbedaan titik didihnya, maka komponen zat yang memiliki titik didih yang rendah akan lebih dulu menguap sedangkan yang lebih tinggi titik didihnya akan tetap tertampung pada labu destilasi. Proses penguapan komponen zat ini dilakukan dengan pemanasan pada labu destilasi sehingga komponen zat yang memiliki titik didih yang lebih rendah akan menguap dan uap tersebut melewati kondensor atau pendingin yang mendinginkan komponen zat tersebut sehingga akan terkondensasi atau berubah dari berwujud uap menjadi berwujud cair sehingga dapat ditampung di labu destilat atau labu Erlenmeyer. Pada proses destilasi ini, etanol menetes pertama kali pada suhu 65 dan menetes terakhit kali pada suhu 73 . Destilat ditampung pada suhu tetap (konstan) dengan volume 22 mL. Hal ini dilakukan karena diharapkan akan diperoleh destilat yang murni pada kondisi suhu tersebut. Setelah sampel pada labu alas bulat berkurang, suhu akan naik karena jumlah sampel yang didestilasi telah berkurang. Pada kondisi naiknya suhu ini, proses destilasi sudah dapat dihentikan sehingga yang diperoleh adalah destilat murni. Pada destilasi, untuk memperoleh ketelitian yang tinggi penempatan ujung termometer harus sangat diperhatikan, yaitu ujung termometer harus tepat berada di persimpangan yang menuju ke pendingin agar suhu yang teramati adalah benar-benar suhu uap senyawa yang diamati. Pada proses destilasi, penyimpangan pengukuran dapat terjadi jika adanya pemanasan yang berlebihan (superheating) serta kesalahan dalam penempatan pengukur suhu (thermometer) tidak pada posisi yang benar.
Etanol yang dihasilkan pada proses detilasi adalah 22 mL dan merupakan etanol murni, karena pada saat dilakukan pembakaran didalam cawan evaporasi tidak ada destilat yang tersisa.

Menghitung % etanol yang di hasilkan:
Persentase etanol sebelum dipanaskan =96%
Volume etanol sebelum dipanaskan =50 mL
%=% etanol murni ×V etanol murni
=96100×50
=48%



BAB III
PENUTUP
Simpulan
Cara memurnikan dua larutan yang memiliki perbedaan titik didih yaitu air dan etanol, dilakukan dengan cara destilasi sederhana. Dasar pemisahannya adalah perbedaan titik didih yang jauh atau dengan salah satu komponen bersifat volatil. Jika campuran dipanaskan maka komponen yang titik didihnya lebih rendah akan menguap lebih dulu. Selain perbedaan titik didih, juga perbedaan kevolatilan, yaitu kecenderungan sebuah substansi untuk menjadi gas. Distilasi ini dilakukan pada tekanan atmosfer. Aplikasi distilasi sederhana digunakan untuk memisahkan campuran air dan alkohol.
Saran
Saran dari praktikan sebaiknya alat-alat di lab dicukupi, agar pada saat praktikum tidak bergantian pemakaian yang dapat menyita waktu.


DAFTAR PUSTAKA
Purba, Amir, dkk. 2006. Pengantar Ilmu Komunikasi. Bandung: Pustaka Bangsa Pers.
Rusli, 2013. Pemisahan Kimia Untuk Universitas. Bandung. Erlangga.
Syukri, S. 1999. Kimia Dasar Jilid 1. Bandung: Penerbit ITB.
Yee, DFC. 2008. In Depth Look at Extractive Distillation. New York: Che Resource.

Lihat lebih banyak...

Comentarios

Copyright © 2017 DATOSPDF Inc.