KONSEP INTEGRASI PENDIDIKAN ENTREPRENEURSHIP

Share Embed


Descripción

ii

KONSEP INTEGRASI PENDIDIKAN ENTREPRENEURSHIP

Disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah Islamic Entrepreneurship
Dosen Pengampu :
Drs. Subiyanto, M.Pd dan Astiwi S.Pd






Disusun oleh:
Rima Cahyaningtyas 14.0304.0026
Rika Setiani 14.0304.0027





PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG
2015


KATA PENGANTAR

Segala puji dan rasa syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayahNya kepada kita semua hingga terselesainya tugas makalah ini. Segala kerinduan dan penghambaan marilah hanya kita tujukan kepada Allah SWT yang mencerdaskan hamba yang memohon kepadaNya.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi siapapun yang membacanya. Makalah ini disusun melalui berbagai sumber dan sejumlah referensi yang relevan. Makalah tentang Konsep Integrasi Pendidikan Entrepreneurship ini insyaAllah bermanfaat bagi siapapun yang membacanya.
Demikian yang dapat kami sampaikan. Apabila ada kekurangan pada makalah ini, ataupun ada kata kata yang kurang pantas untuk dibaca kami mohon maaf. Saran dan masukan yang positif tentu saja sangat diharapkan demi penyempurnaan di masa mendatang. Terimakasih.



Magelang 10 November 2015


Penulis








DAFTAR ISI

Kata Pengantar............................................................................................... i
Daftar Isi........................................................................................................ ii

BAB I
Pendahuluan................................................................................................... 1
Latar Belakang................................................................................... 1
Rumusan Masalah.............................................................................. 1
Tujuan Pembuatan Makalah.............................................................. 1
BAB II
Pembahasan................................................................................................... 2
Entrepreneurship dan Entrepreneur................................................... 2
Konsep Integrasi Pendidikan Entrepreneurship................................ 3
Implementasi Konsep Integrasi Pendidikan Entrepreneurship......... 5
BAB III
Penutup ......................................................................................................... 7
Kesimpulan........................................................................................ 7

Daftar Pustaka ............................................................................................... 8
BAB I
PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG
Saat ini, pengangguran di Indonesia semakin betambah dari tahun ke tahun, apalagi dengan masuknya MEA di Indonesia. Memang tidak selamanya pemerintah yang harus menyiapkan semua lapangan pekerjaan bagi rakyat Indonesia, namun kita sebagai rakyat Indonesia juga harus ikut serta dan turut membantu negara untuk mengurangi jumlah pengangguran di negeri kita ini. Dengan cara apa? Dengan meneladankan jiwa entrepreneurship ke dalam para anak bangsa agar memiliki karakteristik yang aktif, berjiwa luhur, kreatif, inovatif, mampu memecahkan persoalan, dan berani mengambil resiko. Jiwa entrepreneurship inilah yang nantinya akan membawa bangsa lebih maju dan menghasilkan anak anak yang berkualitas. Pendidikan entrepreneur memang sudah seharusnya diberikan kepada anak sejak dini dengan pengintegrasian ke dalam kurikulum, mata pelajaran, maupun ekstrakulikuler agar karakteristik anak sudah terbentuk dari kecil dan dikembangkan seiring berjalannya waktu. Memang di Indonesia pengintegrasian tersebut baru di terapkan di jenjang sekolah menengah atas saja, belum pada jenjang di bawahnya. Jadi di dalam makalah ini, akan di bahas mengenai bagaimana konsep pengintegrasian pendidikan entrepreneurship.

RUMUSAN MASALAH
Apa yang dimaksud pendidikan entrepreneurship?
Apa yang dimaksud konsep pengintegrasian pendidikan entrepreneurship?
Bagaimana implementasi konsep integrasi pendidikan entrepreneurship?

TUJUAN
Menjelaskan mengenai pengertian atau definisi tentang integrasi dan pendidikan entrepreneurship.
Menjelaskan mengenai konsep integrasi pendidikan entrepreneurship.
Menjabarkan mengenai pengimplementasian konsep integrasi pendidikan entrepreneurship.
BAB II
PEMBAHASAN

Entrepreneurship dan Entrepreneur
Entrepreneurship is the ability to create something new and different. Itulah definisi menurut Peter F Drucker bahwa Entrepreneurship dapat diartikan sebagai suatu potensi yang dimiliki seseorang untuk menghasilkan atau membuat sesuatu yang baru dan berbeda. Entrepreneurship dapat juga diartikan sebagai sebuah mindset atau pola pikir yang harus dimiliki oleh setiap orang. Terkadang ketika mendengar kata Entrepreneur, orang akan berpikir mengenai bisnis, ekonomi, uang, dll. Namun, kata kata Entrepreneur sekarang menjadi booming tidak hanya dalam ranah ekonomi saja, namun juga di segala bidang seperti Technopreneur, Blogspreneur, Creativepreneur, Moslem Preneur, dll.
Pada dasarnya, Entrepreneurship tidak selalu berhubungan dengan uang. Seperti yang saya jelaskan di atas tadi, bahwa Entrepreneurship adalah sebuah mindset atau pola pikir yang seharusnya dimiliki oleh setiap orang untuk membuat sesuatu yang baru dan berbeda atas dasar inovasi, kreatif, dan pembaharuan. Seseorang yang memiliki jiwa Entrepreneurship inilah yang disebut sebagai Entrepreneur. Seorang entrepreneur akan selalu memacu semangatnya setiap hari, selalu memotivasi diri, dan tersenyum dalam segala situasi. Entrepreneur akan melihat masalah sebagai suatu tantangan. Tidak ada kata gagal bagi entrepreneur, yang ada hanyalah Sukses atau Belajar.
Seorang entrepreneur berpikir tentang masa depan orang banyak, kehidupan orang banyak, kesejahteraan masyarakat, dan bagaimana cara membantu mereka yang membutuhkan. Sehingga, Entrepreneur tidak akan menyia-nyiakan waktunya untuk hal-hal yang tidak produktif.
Entrepreneur juga tidak harus dalam bidang ekonomi saja, tumbuhkan jiwa entrepreneurship kalian dalam ranah apapun sesuai dengan pekerjaan masing masing. Jiwa entrepreneurship tersebut dibutuhkan dalam pekerjaan apaun untuk mengembangkan inovasi, mensejahterakan bersama, dan membuat sesuatu yang baru dan berbeda yang dapat diterima oleh khalayak umum.
Selain berinovasi dan menciptakan suatu hal yang baru, seorang entrepreneur juga haru berani mengambil resiko dalam setiap permasalahan yang dihadapi. Berpikir kreatif juga sangat diperlukan dalam diri Entrepreneur. Terkadang banyak orang berkata bahwa kesuksesan tanpa kegagalan itu sama saja bohong, karena mereka belum mendapatkan pengalaman yang optimal dalam menghadapi suatu tantangan dan keberanian dalam mengambil resiko yang dapat berujung pada kegagalan. Pengalaman sangat dan sungguh sangat diperlukan oleh seorang entrepreneur. Tanpa pengalaman mereka tidak tahu cara menerapkan teori dengan benar, dan bahkan mereka akan mengalami keterpurukan setelah mengalami kegagalan. Maka dari itulah jiwa seorang entrepreneur harus selalu semangat dan tidak mudah putus asa. Masih ada waktu untuk bangkit dan memperbaiki kesalahan dan mengejar ketertinggalan. Teruslah berkarya dan mensejahterakan bangsa. Memotivasi diri dalam segala situasi dan picu semangatmu untuk terus maju dan berpikir bahwa sukses itu selalu ada bagi siapa saja yang berusaha.

Konsep Integrasi Pendidikan Entrepreneurship
Dalam mengantisipasi dan menghadapi persaingan global, perlu disiapkan lulusan peserta didik yang memiliki pengetahuan dan keterampilan yang berkualitas serta sikap teladan dan berkarakter dalam rangka ikut berpartisipasi menghadapi persaingan global yang sebagian besar telah banyak merugikan negara berkembang dan yang belum berkembang.
Pada saat ini, banyak sekolah sekolah diseluruh dunia yang telah mengintegrasikan pendidikan Entrepreneurship kedalam kurikulum, mata pelajaran, maupun ekstrakulikuler. Pengintegrasian tersebut telah dilaksanakan bahkan dari sekolah paling bawah, seperti kindergarten maupun primary school untuk menghasilkan lulusan yang berjiwa kreatif, tidak mudah putus asa dan selalu siap dalam menghadapi persoalan apapun.
Konsep Integrasi Pendidikan Entrepreneurship sendiri yaitu:
Berkelanjutan
Dalam mengembangkan suatu pendidikan, diperlukan dengan adanya penerapan dan pembelajaran yang berkelanjutan untuk menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial, budaya dan alam sekitar, serta dapat mengembangkan kemampuan lebih lanjut dalam dunia kerja atau pendidikan tinggi.

Mencakup Seluruh Mata Pelajaran
Meskipun tidak dijadikan menjadi sebuah mata pelajaran, namun seluruh mata pelajaran setidaknya mencakup nilai nilai entrepreneurship di dalamnya. Agar anak didik mengetahui bahwa entrepreneurship tidak hanya berada di pelajaran yang mengandung unsur ekonomi saja, namun juga berada pada mata pelajaran yang mengandung unsur tekhnologi bahkan sosial. Jadi, jiwa entrepreneurship di dalam diri anak akan selalu tumbuh dengan stimulasi dari berbagai mata pelajaran yang diterimanya.
Nilai nilai diajarkan dan dikembangkan
Nilai nilai mengenai entrepreneurship ini selain diajarkan dan di integrasikan kedalam diri anak, kita harus selalu memacu anak untuk kreatif dan aktual. Jadi, tidak hanya diajarkan (praktek dan teori) namun kita juga mengajak peserta didik untuk ikut mengembangkan agar mereka terbiasa berpikir secara luas dengan melihat isu isu aktual dan lingkungan sekitar, juga mampu berinovasi dan tidak ketinggalan zaman.
Dilaksanakan melalui belajar aktif
Pengintegrasian pendidikan entrepreneurship ini harus dilakukan melalui belajar aktif. Guru tidak harus selalu menjadi pusat, namun child centered lebih efektif untuk melatih kemampuan peserta didik dalam berkreasi. Berpusatlah pada anak, guru sebagai fasilitator dan motivator yang harus selalu mendampingi anak.
Pengintegrasian pendidikan entrepreneurship ini dapat menghasilkan karakteristik lulusan dengan jiwa kepemimpinan dan kemandirian yang tinggi. Sasaran dari konsep ini yaitu pengembangan jiwa entrepreneurship dan penanaman nilai nilai budaya sesuai dengan lingkungan. Nilai nilai entrepreneurship yang dikembangkan yaitu kreatif, berpikir kritis, eksplorasi, komunikatif, kemandirian dan memiliki etos kerja. Sedangkan nilai nilai budayanya meliputi kejujuran, tanggung jawab, disiplin, kepekaan terhadap lingkungan, dan kerja keras.




Implementasi Konsep Integrasi Pendidikan Entrepreneurship
Mengingat bahwa prosentase tingkat pengangguran di Indonesia dari tahun ke tahun semakin meningkat, ada baiknya bahwa kita selaku calon pendidik anak usia dini menanamkan jiwa entrepreneurship kepada anak. Pengintegrasian pendidikan entrepreneurship ini tidak harus di jenjang sekolah menengah atas, namun juga sekolah menengah bawah dan sekolah dasar, bahkan pada pendidikan anak usia dini.
Di Eropa sendiri telah mengadakan suatu rencana aksi mengenai pengintegrasian pendidikan entrepreneurship yang diberi nama "Rencana Aksi Kewirausahaan 2020" sebagai strategi kunci untuk merangsang pertumbuhan ekonomi di Eropa. Namun, rencana tersebut belum cukup diintegrasikan di negara negara eropa terutama italia. Rencana aksi tersebut diintegrasikan di sekolah melalui kegiatan ekstrakulikuler dan terfokus pada topik berikut :
Melengkapi individu dengan keterampilan yang diperlukan, pengetahuan dan sikap untuk memungkinkan mereka untuk mengambil tanggung jawab untuk pembelajaran mereka sendiri, karir dan kehidupan.
Mempromosikan kesadaran dan kewaspadaan ke dunia luar, ekonomi dan kesempatan pada umumnya.
Mendorong dan mendukung perilaku kewirausahaan yang menghasilkan suatu inovasi.
Menurut Hytti, EE dapat diselidiki dengan mengacu tiga tujuan yang berbeda: belajar untuk memahami kewirausahaan, belajar untuk menjadi wirausaha dan belajar untuk menjadi seorang pengusaha. Dari sudut pandang ini, EE merupakan sebuah metode pembelajaran dan subjek pembelajaran.
Dalam konteks sekolah menengah, pendidikan kewirausahaan bertujuan untuk membantu siswa muda mengembangkan keterampilan dan pengetahuan yang sangat penting untuk pengembangan pola pikir kewirausahaan yang lebih umum.
Dalam Pendidikan Anak Usia Dini sendiri, dapat dikemnbangkan melalui suatu permainan yang memicu pertumbuhan kreatifitas dan kemandirian anak. Permainan yang menumbuhkan suatu jiwa entrepreneurship yang ingin menciptakan sesuatu sesuai dengan potensi mereka. Namun perlu diingat bahwa pendidikan selalu terfokus pada anak. Biarkan anak bereksplorasi dan menggali sendiri pengetahuan sesuai dengan kreatifitas dan potensi masing masing. Motivasilah anak selalu dan memberikan pujian atas apa yang telah anak buat. Terapkanlah selalu kata kata "Aku Pasti Bisa" kepada anak untuk menjauhkan diri dari pikiran buntu dan keputusasaan.
Permainan yang dapat dilakukan untuk menstimulasi anak yaitu seperti bermain peran, bermain alat tukang, bermain koki dengan peralatan masak, bermain plastisin, bermain balok, dan lain lain. Dapat juga disandingi dengan bernyanyi dan bercerita yang dilakukan oleh pendidik.
Dalam bermain peran sendiri, sebelum anak anak melakukan permainan tersebut, alangkah baiknya jika guru memberikan pengetahuan mengenai topik yang akan diperankan dalam bermain peran. Seperti antara penjual dan pembeli di pasar. Guru memberikan penjelasan dengan cara yang ceria serta menggunakan tepukan dan nyanyian mengenai penjual dan pembeli. Itu akan membantu anak untuk mengetahui, apa sih tepatnya pembeli dan penjual itu? Apa sih yang mereka lakukan? Apkaah itu pekerjaan yang buruk? Apa sih yang dijual oleh penjual?. Penjelasan mengenai berbagai pertanyaaan tersebut akan dilakukan guru dengan cara narasi, maupun bernyanyi. Tak lupa juga harus selalu memberikan recalling, dan memberi kesempatan kepada anak untuk saling berbagi dan mengomunikasikan kepada temannya tentang apa yang ia dapat tadi.
Sama halnya dengan permainan yang lain seperti balok, alat tukang, dan lain lain. Pendidik harus selalu kreatif dalam memberikan berbagai desain permainan yang akan diterapkan kepada anak sesuai dengan kebutuhan anak.
Sejujurnya, pengintegrasian pendidikan entrepreneurship pada anak usia dini ini bertujuan untuk menciptakan karakter anak agar mereka selalu berkarya sesuai dengan potensinya snediri. Dengan pengintegrasian inilah peserta didik akan kaya dengan wawasan dan perspektif dalam memecahkan berbagai persoalan. Jadi, nilai nilai entrepreneurship bisa diintegrasikan sebagai landasan pembelajaran sehingga peserta didik menjadi academic entreprneur yang berkarakter, yang siap menghadapi tantangan kehidupan dengan tampil sebagai problem solver dan tetap imaginatif serta kreatif dan berani mengambil resiko.



BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Entrepreneurship adalah sebuah mindset atau pola pikir yang seharusnya dimiliki setiap orang mengenai bagaimana membuat sesuatu yang baru dan berbeda. Pengintegrasian pendidikan entrepreneurship ini sangat diperlukan untuk menjadikan para lulusan lulusan menjadi pribadi yang matang, kreatif, aktual, dan mandiri yang selalu termotivasi untuk berinovasi dalam ranah apapun. Kita sebagai pendidik juga harus ikut andil dalam mencerdaskan anak bangsa untuk menghindari parahnya pengangguran dan infeksi dari budaya luar. Kita lebih sering dan untuk mengimpor barang daripada mengekspor barang. Itulah yang harus diubah untuk memberikan kemerdekaan yang sebenar benarnya kepada bangsa tercinta kita ini. Tidak selamanya kita harus bergantung pada produk luar. Anak anak bangsa Indonesia tidaklah bodoh, mereka pandai menurut potensinya masing masing, tinggal bagaimana pendidik dan pemerintah memberikan yang terbaik untuk menstimulasi para anak bangsa agar memiliki pribadi yang baik sesuai norma dan nilai, juga berjiwa entrepreneurship.











DAFTAR PUSTAKA

Winardi. 2005. Entrepreneur dan Entrepreneurship. Jakarta: PT Prenada Media.
Kasmir. 2006. Kewirausahaan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Geoffrey. 2000. Kewirausahaan Teori dan Praktek. Jakarta: Pustaka Binaman
Pressindo.
Sutanto, Adi. 2000. Kewiraswastaan. Jakarta: PT Ghalia Indonesia.
The Public Strategies Group. 2010. An Introduction to Entrepreneurial
Management.
European Commision. 2012. Entrepreneurship Education at School in Europe.
Europe: EURYDICE.
Hortovanyi, Lilla. 2012. EntrepreneurialManagement. Hungaria: Corvinus
Tim. 1997. Entrepreneurship Education: An Integrated Approach Using An
Experiental Learning Paradigm. California: IntEnt97.
Tim. 2013. A Game Based Learning Model for Entrepreneurship Education.
Palermo – Italy: Procedia.
Ulwiyah, Nur. Integrasi Nilai-nilai Entrepreneurship Dalam Proses
Pembelajaran di Kelas Guna Menciptakan Academic Entrepreneur
Berkarater. Jombang: Unipdu
Widayanti, Asni. 2012. Integrasi Pendidikan Entrepreneurship pada mata
pelajaran Fiqih dalam meningkatkan life skill siswi kelas X madrasah Aliyah
Mu'allimat Muhammadiyah Yogyakarta. Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga
Tim. 2006. A Comprehensive Model for Integrating Entrepreneurship Education
and Capston Projects While Exceeding ABET Requirements. Lehigh
University.
Farstad, Halfdan. 2002. Integrated Entrepreneurship Education In Botswana
Uganda And Kenya. Oslo Norwegia: National Institute of Technology.






Lihat lebih banyak...

Comentarios

Copyright © 2017 DATOSPDF Inc.