Indonesia employment

July 27, 2017 | Autor: Djuanda Hatta | Categoría: Employment
Share Embed


Descripción

Djuanda Hatta
P0400214004
MK Makroekonomi
Prodi Ekonomi Sumber Daya


Ketenagakerjaan Indonesia

Latar Belakang
Setiap negara selalu berusaha mencapai tingkat output yang setinggi-tingginya. Tingkat output sendiri dipengaruhi oleh tingkat pekerja, L, dan Modal, K. Dua variable inilah yang menjadi fokus pembicaraan ketika membicarakan tentang produktivitas. Kita mesti melihat tingkat pengangguran di setiap negara sebagai masalah yang mesti dipecahkan. Di Indonesia sendiri masalah pengangguran masih merupakan problematika di mana Indonesia masih terkategorikan sebagai negara berkembang.

Landasan Teoritis
Jumlah pengangguran di sebuah ekonomi diukur dengan angka pengangguran, yaitu persentase pekerja-pekerja tanpa pekerjaan yang ada di dalam angkatan kerja. Secara persamaan maka tingkat pengangguran dapat dituliskan :

u = UL = L- NL = 1 - NL

di mana :
Angkatan kerja, Labor (L)
Angkatan kerja yang bekerja atau pekerja, Employment (N)
Pengangguran, Unemployment (U) ; TPT, unemployment rate (u)

N = L ( 1 – u )

Angkatan kerja hanya memasukan pekerja yang aktif mencari kerja. Orang-orang pensiunan, mengejar pendidikan atau yang tidak mendapat dukungan mencari kerja karena ketiadaan prospek kerja, tidaklah termasuk di dalam angkatan kerja.
Berdasarkan pandangan Blanchard bahawa ada keterkaitan antara perkembangan teknologi dan tingkat pengangguran. Mereka yang menganggur dikarenakan adanya keterkaitan dengan perkembangan teknologi kemudian disebut sebagai Technological unemployment. Banyak perusahaan yang menggunakan mesin mesin dalam melakukan aktivitas produksi sehingga menjadi lebih sedikit menggunakan tenaga kerja dengan melakukan aktivitas padat modal. Sehingga hanya mereka saya yang berkompeten yang berkesempatan menjadi tenaga kerja (L). Fungsi produksi dengan adanya perkembangan teknologi dapat dituliskan :

Y = F (K, AN)

Dimana tingkat outpu, Y, ditentkan oleh modal, K, dan tenaga kerja yang memiliki keahlian, AN. Sehingga seiring berkembangnya teknologi maka tiap tenaga kerja semakin produktif (AN).
Tanpa adanya ukuran modal yang dinyatakan konstan maka ekonomi bertumbuh seiring kemajuan teknologi, sehingga dapat dituliskan sebagai berikut:

Y = AN

Dimana output, Y, diproduksi dengan menggunakan tenaga kerja, N, dan tiap pekerja memproduksi A unit output. Peningkatan A mewakili perkembangan teknologi.
Kemudian tingkat tenaga kerja sama dengan tingkat output di bagi dengan produktivitas :

N = YA


Berdasarkan persamaan tersebut, pada suatu tingkat output, peningkatan produktivitas berhubungan negatif dengan jumlah tenaga kerja. Semakin tinggi tingkat produktivitas maka semakin mengurangi penggunaan tenaga kerja. Persamaan ini menyatakan hubungan teknologi, output, tenaga kerja dan pengangguran.

Jika perusahaan menetapkan tingkat harga pada 1+ kali biaya, maka tingkat harga dapat dituliskan :

Price setting P = (1+ ) WA

Pada persamaan di atas dimana tingkat harga adalah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan berupa upah untuk pekerja produktif. Semakin produktif pekerja menyebabkan biaya yang dikeluarkan perusahaan semakin besar untuk upah yang diberikan. Maka semakin besarnya upah menyebabkan tingkat harga semakin tinggi. Sedangkan 1+ adalah mark up harga yang ditetapkan oleh perusahaan untuk memperoleh keuntungan.
Kemudian persamaan tingkat upah ketika produktivitas semakin meningkat dapat dituliskan :

Wage Setting W = Ae Pe F (u,z)


Pada persamaan di atas tergantung pada level produktivitas yang diharapkan dimana ketika semakin produktif para pekerja maka semakin tinggi tingkat upah yang dibayarkan oleh perusahaan.
Maka upah riil yang dibayarkan oleh perusahaan, W/P, meningkat satu unit seiring peningkatan satu unit produktivitas. Peningkatan produktivitas mengakibatkan harga yang semakin menurun pada suatu tingkat upah nominal. Sehingga upah riil meningkat. Maka dapat ditulskan pada persamaan di bawah ini.

WP = A1+

Pada kondisi yang diharapkan maka kemudian Pe=P dan Ae=A, persamaan upah riil dapat dituliskan:

WP = AF ( u, z )
( - , +)
Upah riil tergantung pada level produktivitas dan tingkat pengagguran.

Berdasarkan teori yang di tuliskan oleh Barro pada teori pasar tenaga kerja, menuliskan persamaan permintaan agregat tenaga kerja dalam bentuk

Nd = Nd wP, …

Di mana menunjukkan upah riil berhubungan negatif terhadap permintaan tenaga kerja. Demikian pula output,

Ys = Ys wP, …

Dimana tingkat output berhubungan negatif dengan tingkat upah riil.
Sedangka untuk penawaran tenaga kerja,

Ns = Ns wP, R, …

Supply tenaga kerja berhubungan positif terhadap tingkat upah riil dan tingkat suku bunga, tingkat bungan berhubungan positif terhadap penawaran tenaga kerja karena menyebabkan consumsi menurun. Dengan menurunnya konsumsi maka konsumsi masa depan diharapkan meningkat sehingga semakin memotivasi masyarakat untuk bekerja.

Cd = Cd wP, R …

Permintaan untuk konsumsi berhubungan positif terhadap upah riil dan berhubungan negatif terhadap tingkat suku bunga. Sehingga kliring untuk pasar tenaga kerja dapat dituliskan :

Nd wP, … = Ns wP, R, …

Dan kliring pada pasar komoditi dapat dituliskan :

Cd wP, R … = Ys wP, …

Pembahasan

Jumlah Orang Bekerja

Grafik (chart M.Excel) jumlah orang bekerja atau persamaan Nd = Ns, di indonesia secara umum dapat di gambarkan pada grafik di bawah ini :



Mulai dari tahun 2002 sampai tahun 2013 jumlah orang bekerja sekitar 90 juta sampai dengan 110 juta jiwa yang mana jumlahnya terus mengalami peningkatan. Secara persentase terhadap total angkatan kerja maka berada sekitar 89 % - 93 %. Salah satu provinsi yang memiliki tingkat orang bekerja, N, adalah Jawa Timur. Grafiknya dapat ditunjukkan pada grafik di bawah ini :



Juamlah orang bekerja di Jawa Timur adalah sekitar 17 juta samapai dengan sekitar 19 juta jiwa pada periode 2002 – 2012. Namun pada tahun 2013 jumlah orang bekerja menurun hingga 5 juta jiwa. Persentase jumlah orang bekerja di jawa timur terhadap total orang bekerja di indonesia adalah sekitar 17 % - 18 %. Ini juga disebabkan karna daerah pulau jawa memiliki persentase jumlah penduduk yang besar terhadap total penduduk Indonesia.




Pengangguran

jumlah penganggur di indonesi juga besar. Selama periode 2002-2013 jumlahnya sekitar 7 juta sampai dengan 11 juta jiwa. Kemudia provinsi yang memiliki jumlah pengfangguran tertinggi adalah Jawa Barat. Sejara grafik tingkat pengangguran di Indonesi dapat digambarkan sebagai berikut.



Berdasarkan grafik di atas, jumlah penganggur di Indonesia mengalami peningkatan pada periode tahun 2002 – 2006. Namun pada periode tahun 2006 – 2012 terus mengalami penurunan. Dan tahun 2013 sedikit mengalami peningkatan.
Berdasarkan data yang diperoleh maka tingkat pengangguran, u, di Indonesia pada periode tahun 2002-2013 adalah sebesar 6 % - 9 %.


Employment to the Economic Growth

Ketika kita melihat pertumbuhan Ekonomi di Indonesia, menurut Blanchard pada persamaan :

Y = F (K, AN)

Pada persamaan tersebut di atas pertumbuhan GDP, Y, yang berlangsung terus menerus diakibatkan semakin produktifnya tenaga kerja yang diserap oleh lapangan kerja, AN.
Pengaruh pertumbuhan Jumlah orang bekerja dan tingkat pengangguran terhadap pertumbuhan ekonomi dapat di jabarkan dengan me regres pengaruhnya.
Untuk Indonesia sendiri, yang merupakan salah satu Negara di dunia dengan penduduk terbanyak tentu saja memiliki berbagai masalah tentang kependudukan dalam hal ketenagakerjaan. Sebagai contoh dapat diperhatikan pada survey Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2008, tercatat penduduk Indonesia usia produktif mengalami peningkatan sebesar 3,2 juta orang dibandingkan tahun sebelumnya yaitu dari 162,4 juta orang pada 2007 menjadi 165,6 juta orang pada 2008. Memang dalam hal pengangguran, Indonesia mengalami penurunan jumlah pengangguran seperti data yang disajikan oleh BPS pada 2008. Pengangguran terbuka di Indonesia mengalami penurunan 1,29 persen dibandingkan tahun sebelumnya yaitu dari 9,75 persen menjadi 8,46 persen. Tetapi penurunan jumlah pengangguran ini tetap saja masih jumlah yang cukup tinggi.
Dari sisi ekonomi, pengangguran merupakan produk dari ketidakmampuan pasar kerja dalam menyerap angkatan kerja yang tersedia, ketersediaan lapangan kerja yang relatif terbatas tidak mampu menyerap para pencari kerja yang senantiasa bertambah setiap tahun seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk. Tingginya angka pengengguran tidak hanya menimbulkan masalah-masalah dibidang ekonomi melainkan juga menimbulkan berbagai masalah di bidang sosial, seperti kemiskinan dan kerawanan social.
Untuk itu, perlu diperhatikan dan dibahas secara mendetail bagaimana pengaruhnya angkatan kerja yang telah bekerja, pengangguran berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Maka sebelum melangkah pada pembahasan berikutnya dapat diperhatikan hasil uji yang telah dilakukan antara penduduk yang telah bekerja, pengangguran dan pertumbuhan ekonomi sebagai berikut.
1. Analisis ji koefisien regresi

Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t
Sig.

B
Std. Error
Beta


1
(Constant)
-12,658
5,323

-2,378
,041

Jumlah Bekerja
2,395
,473
,929
5,061
,001

Pengangguran
-,030
,254
-,022
-,120
,907

Nilai kostanta sebesar -12,658 menunjukkan bahwa apabila jumlah yang bekerja dan penganggran konstan maka akan menebabkan PDB mengalami penurunan sebesar 12,658.
Nilai B sebesar 2,395 pada jumlah yang bekerja dengan tanda positif menunjukkan arah hubungan yang searah. Yang berarti apabila Jumlah penduduk bekerja meningkat maka akan menyebabkan PDB akan ikut meningkat. Dan begitupun sebaliknya, apabila jumlah penduduk bekerja mengalami penurunan maka sudah menjadi konsekwensi bahwa PDB akan mengalami penurunan.
nilai B sebesar -0,030 menunjukkan pada sisi pengangguran dengan tanda negatif menunjukkan arah hubungan yang berlawanan. Sehingga dapat dikatakan bahwa apabila tingkat pengangguran mengalami peningkatan maka variabel PDB akan mengalami penurunan. Begitpun sebaliknya, bahwa apabila tingkat pengangguran mengalami penurunan maka dari sisi PDB akan mengalami peningkatan.
Berdasarkan kostanta dan nilai B, masing-masing variabel maka persamaan regresi dari model hubungan penduduk bekerja (X1), pengangguran (X2) dan PDB (Y) adala sebagai berikt :
Y = -12,658 + 2,395 X1 - 0,030 X2
Keterangan:
Y = PDB
X1 = Penduduk Bekerja
X2 = Pengangguran






2. Uji determinasi

Model Summaryb
Model
R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Change Statistics
Durbin-Watson





R Square Change
F Change
df1
df2
Sig. F Change

1
,947a
,897
,875
,03020
,897
39,370
2
9
,000
2,283
a. Predictors: (Constant), Pengangguran, Jumlah Bekerja
b. Dependent Variable: PDB

Nilai R sebesar 0,947 menunjukkan hubungan yang sangat kuat antara variabel independent teradap variabel dependent sebesar 0,947 %. Sedangkan nilai R Square yaitu sebesar 0,897, menunjukan kemampuan variabel independent dalam menjelaskan Variabel dependent yaitu sebesar 89,7 %, sedangkan sisanya sebesar 10,3 % dijelaskan oleh variabel lain di luar model.

jumlah penganggur terbuka














Lihat lebih banyak...

Comentarios

Copyright © 2017 DATOSPDF Inc.