Indeks Al-Quran di Indonesia (Studi Komparatif Buku-Buku Indeks Al-Quran di Indonesia 1984-2007)

Share Embed


Descripción

INDEKS AL-QUR’AN DI INDONESIA (Study Komparatif Buku-Buku Indeks Al-Qur’an di Indonesia 1984-2007)

Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Theologi Islam (S.Th.I)

Oleh Ahmad Syarif Hidayatullah NIM: 105034001200

PROGRAM STUDI TAFSIR-HADIS FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1430 H./2009 M.

1

INDEKS AL-QUR’AN DI INDONESIA (Study Komparatif Buku-Buku Indeks Al-Qur’an di Indonesia 1984-2007)

Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ushuluddin dan Filsafat untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Theologi Islam (S.Th.I)

Oleh Ahmad Syarif Hidayatullah NIM: 105034001200

Pembimbing

Eva Nugraha, M.A.

PROGRAM STUDI TAFSIR-HADIS FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1430 H./2009 M.

2

LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 (satu) di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Ciputat, 2 Maret 2009

Ahmad Syarif Hidayatullah

3

DAFTAR ISI

ABSTRAK ..................................................................................................... i KATA PENGANTAR .................................................................................... ii DAFTAR ISI ................................................................................................... iv DAFTAR TABEL .......................................................................................... ix PEDOMAN TRANSLITERASI ................................................................... x

BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ..................................................... 1 B. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah ........... 6 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .......................................... 8 D. Kajian Pustaka.................................................................... 9 E. Metode Penelitian .............................................................. 13 F. Sistematika Penulisan ........................................................ 16

BAB II

SEKILAS TENTANG INDEKS A. Pengertian Indeks ............................................................... 18 B. Indeks dan Bahan Perpustakaan; Suatu Persamaan dan Perbedaan ....................................... 19 C. Indeks dan Sistem Informasi ............................................. 29 D. Teori Indeksasi .................................................................. 35

BAB III

INDEKS AL-QUR’AN DI INDONESIA A. Sejarah Indeks Al-Qur‟an di Indonesia ............................. 37 B. Deskripsi Buku-buku Indeks Al-Qur‟an di Indonesia ......... 44 1. Indeks al-Qur‟an karya Sukmadjaya Asyari dan Rosy Yusuf .......................................................... 44 2. Kunci Indeks dan Klasifikasi Ayat-Ayat Alquran karya A. Hamid Qolay ................................................ 46 3. Konkordansi Quran; Panduan Kata Dalam Mencari Ayat Quran karya Ali Audah ...................... 48 4

4. Indeks Al-Qur‟an; Panduan Mencari Ayat Berdasarkan Kata Dasarnya karya Azharuddin Sahil .................... 49 5. Indeks Al-Qur‟an: Cara Mencari Ayat-Ayat Al-Qur‟an karya N.A. Bayquni, dkk ............................................ 50 6. Indeks Terjemah al-Qur‟an al-Karim; Penuntun Mencari ayat mengenai suatu materi/ pokok bahasan melalui bahasa Indonesi karya A. Hamid Hasan Qolay ........ 51 7. Indeks Al-Qur‟an Praktis karya Jejen Musfah .......... 52

BAB IV

INDEKS AL QURAN DI INDONESIA 1984-2007: SEBUAH PERBANDINGAN A. Metode Penulisan .............................................................. 55 B. Teknis Penulisan Indeks Al-Qur‟an .................................. 58 1. Sisematika Penyajian Indeks ....................................... 58 2. Bentuk Penyajian Indeks ............................................. 62 2.1. Bentuk Penyajian Global ......................................... 62 2.2. Bentuk Penyajian Rinci ........................................... 63 C. Sifat Indexer ....................................................................... 64 1.

Indexer Individual ....................................................... 65

2.

Indexer Kolektif .......................................................... 65

D. Sumber-Sumber Rujukan .................................................. 66 E. Penggunaan istilah-Istilah Kontemporer ........................... 68 F. Upaya Untuk Menyempurnakan Indeks Al-Qur‟an .......... 75

BAB V

PENUTUP A. Kesimpulan ......................................................................... 77 B. Saran-Saran ........................................................................ 78

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 80 LAMPIRAN .................................................................................................... 84

5

DAFTAR TABEL

1. Perbedaan Jenis Bahan Kepustakaan Berdasarkan pada Pertanyaan .............................................................. 29 2. Sistematika Penyajian Indeks al-Qur‟an Indonesia 1984-2007 ........... 64 3. Indeks Al-Qur‟an Indonesia dari Segi Sumber Rujukan...................... 67 4. Judul Skripsi, Tesis, dan Disertasi yang Mengkaji atau Menafsirkan al-Qur‟an dengan Pendekatan Tematik di Lingkungan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ................................. 69 5.

Klasifikasi Kajian Al-Qur‟an dengan Pendekatan Tematik di Lingkungan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ................................. 72

6.

Penggunaan Istilah-Istilah Kontemporer dalam Buku Indeks al-Qur‟an 1984-2007 ..................... 73

6

PEDOMAN TRANSLITERASI Transliterasi kata-kata Arab yang dipakai dalam penyusunan skripsi ini berpedoman pada Surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Nomor: 158 Tahun 1987 dan Nomor 0543b/U/1987. A. Konsonan Tunggal

Huruf Arab

Nama

Huruf Latin

Nama

‫ا‬

Alif

Tidak dilambangkan

Tidak dilambangkan

‫ب‬

ba‟

b

be

‫ت‬

ta‟

t

te

‫ث‬

sa‟

s

es (dengan titik di atas)

‫ج‬

jim

j

je

‫ح‬

ha‟

h

ha (dengan titik di bawah)

‫خ‬

kha

kh

ka dan ha

‫د‬

dal

d

de

‫ذ‬

zal

z

zet (dengan titik di atas)

‫ر‬

ra‟

r

er

‫ز‬

zai

z

zet

‫س‬

sin

s

es

‫ش‬

syin

sy

es dan ye

‫ص‬

sad

s

es (dengan titik di bawah)

‫ض‬

dad

d

de (dengan titik di bawah)

‫ط‬

ta

t

te (dengan titik di bawah)

‫ظ‬

za

z

zet (dengan titik di bawah)

‫ع‬

„ain



koma terbalik di atas

‫غ‬

gain

g

ge

‫ف‬

fa

f

ef

‫ق‬

qaf

q

qi

‫ك‬

kaf

k

ka

7

‫ل‬

lam

l

„el

‫م‬

mim

m

„em

‫ن‬

nun

n

„en

‫و‬

waw

w

w

‫ه‬

ha‟

h

ha

‫ء‬

hamzah



apostrof

‫ي‬

ya

y

ye

B. Konsonan Rangkap Karena Syaddah ditulis Rangkap Ditulis ditulis

Muta„addidah „iddah

Ditulis ditulis

Hikmah „Illah

C. Ta’ marbutah di Akhir Kata 1. Bila dimatikan ditulis h

(Ketentuan ini tidak diperlukan bagi kata-kata Arab yang sudah terserap dalam bahasa Indonesia, seperti s}alat, zakat dan sebagainya, kecuali bila dikehendaki lafal aslinya).

2. Bila diikuti dengan kata sandang „al‟ serta bacaan kedua itu terpisah, maka ditulis dengan h. Ditulis

Karāmah al-auliyā‟

Ditulis

Zakāh al-fitri

8

D. Vokal Pendek ___

Fathah

___

kasrah

___

Dammah

ditulis ditulis ditulis ditulis ditulis ditulis

A fa„ala i zukira u yazhabu

E. Vokal Panjang 1

Fathah + alif

2

Fathah + ya‟ mati

3

Kasrah + ya‟ mati

4

Dammah + wawu mati

Ditulis ditulis ditulis ditulis ditulis ditulis ditulis ditulis

Ā jāhiliyyah a tansa ī karīm ū furūd

Ditulis ditulis ditulis ditulis

Ai bainakum au qaul

F. Vokal Rangkap 1

Fathah + ya mati

2

Fathah + wawu mati

9

G. Vokal Pendek yang Berurutan dalam Satu Kata dipisahkan dengan apostrof Ditulis ditulis ditulis

a‟antum u„iddat la‟in syakartum

H. Kata Sandang Alif + Lam Bila diikuti huruf Qamariyyah maupun Syamsiyyah ditulis dengan menggunakan huruf “al”

Ditulis ditulis ditulis Ditulis

al-Qur‟ān al-Qiyās al-Samā‟ al-Syams

I. Penulisan Kata-kata dalam Rangkaian Kalimat Ditulis menurut penulisannya.

Ditulis Ditulis

10

zawi al-furūd ahl al-sunnah

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui metode serta teknis penulisan bukubuku indeks al-Qur‟an Indonesia 1984-2007. Penelitian ini dilakukan dalam bentuk penelitian kepustakaan dengan metode eksploratif, deskriptif, analitis, dan komparatif dengan pendekatan historis. Sumber primer yang digunakan adalah tujuh buah buku indeks al-Qur‟an Indonesia yang terbit antara 1984-2007 yang terdiri dari Indeks alQur‟an karya Sukmadjaja Asyari dan Rosy Yusuf, Konkordansi al-Qur‟an: Panduan Kata dalam Mencari Ayat al-Qur‟an karya Ali Audah, Kunci Indeks dan Klasifikasi AyatAyat al-Qur‟an karya Abdul Hamid Hasan Qolay, Indeks al-Qur‟an: Cara Mencari AyatAyat al-Qur‟an karya N.A. Bayquni, dkk., Indeks al-Qur‟an; Panduan Mudah Mencari Ayat dan Kata Dalam al-Qur‟an karya Azharudin Sahil, Indeks Terjemah al-Qur‟an alKarim; Penuntun Mencari Ayat Mengenai Suatu Materi/ Pokok Bahasan Melalui Bahasa Indonesia karya Abdul Hamid Hasan Qolay dan Indeks al-Qur‟an Praktis karya Jejen Musfah. Sementara sumber sekundernya adalah buku atau sumber tertulis lain yann terkait dengan obyek penelitian ini. Buku indeks al-Qur‟an 1984-2007 oleh para sarjana muslim Indonesia semuanya ditulis dengan menggunakan metode alfabetik dan informasinya tersaji dalam bentuk global dan rinci. Buku-buku indeks hasil karya para sarjana Indonesia baik itu bersifat pribadi maupun secara kolektif ini tidak lepas dari pengaruh indeks al-Qur‟an karya para sarjana luar negeri. Hal ini terlihat dari referensi yang digunakan dalam penyusunan karya-karya mereka. Di antara “indeks luar” yang sering dirujuk oleh para sarjana Indonesia tersebut adalah Mu„jam al-Mufahras li alfāz al-Qur‟ān karya M.F. Abdul Baqi, Miftāh al-Qur‟ān karya Ahmad Shah, Fath al-Rahmān li Tālib Āyāt al-Qur‟ān karya ilmi Zadeh Faedullah, dan Concordance of The Quran karya Gustav Flugel. Penulisan buku-buku indeks al-Qur‟an di Indonesia yang secara faktual telah dimulai di permulaan abad ke-20 dengan lahirnya catatan-catatan sederhana yang terdapat di akhir karya- karya tafsir semisal al-Furqan karya Ahmad Hasan, Tafsir al-Qur‟an karya H. Zainuddin Hamidy dan Fachruddin HS dengan karyanya Tafsir al-Qur‟an, serta Mahmud Yunus dengan karyanya Tafsir Qur‟an Karim yang kemudian disusul dengan disusunnya karya-karya indeks, klasifikasi, kompendium, kamus, konkordansi atau ensiklopedi al-Qur‟an secara independen oleh para sarjana muslim Indonesia yang terbit di sepanjang era kontemporer merupakan suatu terobosan para ulama dan sarjana muslim Indonesia untuk membumikan ajaran-ajaran al-Qur‟an ke tengah-tengah masyarakat. Meskipun geliat penulisan indeks al-Qur‟an telah mengalami kemajuan, namun kajian yang memfokuskan pada buku-buku indeks al-Qur‟an tersebut sangat minim. Hal ini terlihat dari sedikitnya literatur yang membicarakan serta membahas hal-hal terkait dengan buku-buku indeks al-Qur‟an atau karya-karya serupa di tengah menjamurnya karya-karya yang terkait dengan penafsiran atau ilmu-ilmu al-Qur‟an di Indonesia. Di antara sedikit kajian yang membahas tentang indeks al-Qur‟an tersebut adalah Quranic Text: Toward a Retrieval System karya Hani M. „Atiyah, Popular Indonesian Literature of the Quran yang diterjemahkan dengan Judul Kajian Al-Qur‟an di Indonesia; dari Mahmud Yunus Hingga Quraish Syihab karya Howard M. Federspiel, Mengenal Indeks al-Qur‟an karya Rahmat Taufiq Hidayat, Ali Audah dalam pengantar buku indeksnya juga menjelaskan beberapa hal terkait dengan indeks di Indonesia, serta Izza Rahman dalam tulisannya yang berjudul Karakteristik Kajian al-Qur‟an di Indonesia. Oleh sebab itu, di tengah-tengah minimnya literatur yang memfokuskan kajiannya pada buku-buku indeks al-Qur‟an indonesia diharapkan kajian ini bisa memberi sedikit kontribusi untuk memperkaya khazanah literatur keilmuan tersebut. [sh]

11

KATA PENGANTAR ‫بسم اهلل الرمحن الرحيم‬ Ternyata menulis sebuah skripsi bukan perkara mudah apalagi bagi seorang non penulis seperti saya. Penyelesainnya bukan hanya membutuhkan kelengkapan intektual, melainkan juga memerlukan kesabaran, ketekunan, serta stamina yang cukup. Banyak orang pintar gagal menyelesaikan skripsi karena miskin kesabaran. Tidak sedikit orang yang tekun, namun tak mampu merampungkan skrispsi karena mendadak sakit dan penghalang lainnya. Begitu juga penelitian dan penulisan skripsi juga membuthkan stamina yang cukup. Semuanya meniscayakan pengorbanan. Oleh sebab itu, tak henti-hentinya saya bersyukur kepada Allah swt, karena dengan pertolongan dan petunjuk-Nya penulisan skripsi dengan judul Indeks al-Qur’an di Indonesia: Studi Komparatif buku-buku Indeks al-Qur’an di Indonesia 1984-2007 ini dapat rampung dalam waktu yang diharapkan. Tentu dengan kesadaran bahwa penulisan dan penelitian ini jauh dari sempurna, di sana- sini mungkin masih banyak kekeliruan. Pepatah arab mengatakan Idza tamma al-Amra, bada naqshuhu (jika suatu perkara telah selesai, maka tampaklah kekurangannya). Ada banyak pihak yang membatu penulis dalam penyelesain skripsi ini, baik secara langsung maupun tidak langsung. Karena itu, saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pembimbingg saya, bapak Eva Nugraha, MA. Ia bukan saja memotivasi penulis agar segera menyelesaikan skripsi, melainkan juga ikut membaca serta memberi masukan atas batang tubuh skripsi ini. Ucapan terima kasih juga saya sampaikan kepada para penguji : Dr. Faizah Syibromalisi, M.A., Dr. M. Suryadinata, M.A., Drs. Agus Darmaji, M.Fils, dan Dra. Joharatul Jamilah, M.Si. Terima kasih juga saya haturkan kepada Dekan Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Syarif Hidayatulllah Jakarta bapak Dr. Amin Nurdin, M.A., serta Ketua Jurusan dan sekretaris Jurusan Tafsir Hadis bapak Drs. Bustamin, M.A., dan bapak Edwin Syarif, M.A. terima kasih juga saya haturkan kepada seluruh dosen Fakultas Ushuluddin dan Filsafat dan Pimpinan serta karyawan Perpustakaan Utama UIN Syarif Hiayatullah Jakarta, Perpustakaan Ushuluddin dan Filsafat, Perpustakaan Nasional RI, dan Perpustakaan Universitas

12

Indonesia, yang telah memberikan fasilitas khusus kepada penulis dalam mengadakan penelitian ini. Penulisan skripsi ini saya akui menjadi mungkin terutama karena dorongan dan bantuan yang saya terima dari sejumlah senior dan kolega seperti pak Nasrun, Pak Zayadi, Pak Rusydi, Pak Parhun, Bang “parno” Jun , kak Ikrom, Jamil dan Satera. Sahabat- sahabat seperjuangan di “Corner Room De_eS”: Achong Kamal, Achong Rikza, Achong Zainal, Achong Lukman, Achong Agus terima kasih buat kopi dan teh hangatnya. Adithya al-Naumy, Arya al_ShabUny, AdiN Grazy, el-Ali H, AcHan GuDEg, CholiS “Ojo Lali”, Kak Faiq, Dida “Didot” Farida, Maryam CHofa, Siti Farida Nurlaili serta Yulinda „Serindit‟ Novita dan “ZheE” Huzaifah terima kasih buat gurauan, bantuan, serta pengorbanan mungkin doa yang telah diberikan. Teman-teman KKS Lintas Fakultas 2008 : Rosyidi, Labib, Ghofar, Kahfi, DaVie, Irman, Maya “Bu Haji”, Fatimah, Lili dan Tami serta Teh Aya, Thanks for all. Saya juga wajib berterima kasih tiada tara kepada kedua orang tua: Ayahanda Bastomi dan ibunda Suryamaryana. Bagi saya, mereka berdua bukan hanya berfungsi sebagai kedua orang tua melainkan juga sebagai guru. Karena mereka berdualah yang mengajarkan arti hidup dan kehidupan hingga saya bisa menjadi seperti sekarang. Begitu pula saya wajib berterima kasih kepada guru sekaligus orang tua saya Prof. Dr. KH. Ali Mustafa Ya‟kub, M.A, serta keluarga yang telah mengajarkan saya untuk lebih mencintai Rasulullah saw. Last but not least, terima kasih saya haturkan kepada adik-adikku tersayang: Hotamarrasyid, Nurlisa Fitri, Tontowi Jauhari, Hidayatul Mustafid serta Mau‟izatul Auliya, yang senantiasa memberikan dukungan hingga penulis dapat menyelesaikan penulisan ini. Kepada mereka itulah skripsi ini saya persembahkan.

Ciputat, 20 Februari 2009

ASH

13

DAFTAR ISI

ABSTRAK ..................................................................................................... i KATA PENGANTAR .................................................................................... ii DAFTAR ISI ................................................................................................... iv DAFTAR TABEL .......................................................................................... vi PEDOMAN TRANSLITERASI ................................................................... vii

BAB I

PENDAHULUAN G. Latar Belakang Masalah ..................................................... 1 H. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah ........... 6 I. Tujuan dan Manfaat Penelitian .......................................... 8 J. Kajian Pustaka.................................................................... 9 K. Metode Penelitian .............................................................. 13 L. Sistematika Penulisan ........................................................ 16

BAB II

SEKILAS TENTANG INDEKS A. Pengertian Indeks ............................................................... 17 E. Indeks dan Bahan Perpustakaan; Suatu Persamaan dan Perbedaan ....................................... 18 F. Indeks dan Sistem Informasi ............................................. 28 G. Teori Indeksasi .................................................................. 34

BAB III

INDEKS AL-QUR’AN DI INDONESIA A. Sejarah Indeks Al-Qur‟an di Indonesia ............................. 36 B. Deskripsi Buku-buku Indeks Al-Qur‟an di Indonesia ......... 43 8. Indeks al-Qur‟an karya Sukmadjaya Asyari dan Rosy Yusuf .......................................................... 43 9. Kunci Indeks dan Klasifikasi Ayat-Ayat Alquran karya A. Hamid Qolay ................................................ 45 10.

Konkordansi Quran; Panduan Kata Dalam

Mencari Ayat Quran karya Ali Audah ...................... 47 14

11.

Indeks

Al-Qur‟an;

Panduan

Mencari

Ayat

Berdasarkan Kata Dasarnya karya Azharuddin Sahil .................... 48 12.

Indeks Al-Qur‟an: Cara Mencari Ayat-Ayat Al-

Qur‟an karya N.A. Bayquni, dkk ............................................ 49 13.

Indeks Terjemah al-Qur‟an al-Karim; Penuntun

Mencari ayat mengenai suatu materi/ pokok bahasan melalui bahasa Indonesi karya A. Hamid Hasan Qolay ........ 50 14. ........................................................................... Indeks Al-Qur‟an Praktis karya Jejen Musfah ....................... 51

BAB IV

INDEKS AL QURAN DI INDONESIA 1984-2007: SEBUAH PERBANDINGAN ................................................ 53 G. Metode Penulisan .............................................................. 54 H. Teknis Penulisan Indeks Al-Qur‟an .................................. 57 1. Sisematika Penyajian Indeks ....................................... 57 2. Bentuk Penyajian Indeks ............................................. 61 2.1. Bentuk Penyajian Global ......................................... 61 2.2. Bentuk Penyajian Rinci ........................................... 62 I. Sifat Indexer ....................................................................... 63 1.

Indexer Individual ....................................................... 64

2.

Indexer Kolektif .......................................................... 64

J. Sumber-Sumber Rujukan .................................................. 65 K. Penggunaan Indeks al-Qur‟an di Kalangan .................................................................................................. Para Pengaji al-Quran ..................................................................... 67

BAB V

PENUTUP A. Kesimpulan ......................................................................... 72 B. Saran-Saran ........................................................................ 73 15

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 75 LAMPIRAN .................................................................................................... 79

DAFTAR TABEL

1. Perbedaan Jenis Bahan Kepustakaan Berdasarkan pada Pertanyaan .............................................................. 28 2. Sistematika Penyajian Indeks al-Qur‟an Indonesia 1984-2007 ........... 63 3. Indeks Al-Qur‟an Indonesia dari Segi Sumber Rujukan...................... 66 4. Judul Skripsi, Tesis, dan Disertasi yang Mengkaji atau Menafsirkan al-Qur‟an dengan Pendekatan Tematik di Lingkungan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ................................. 68

16

PEDOMAN TRANSLITERASI Transliterasi kata-kata Arab yang dipakai dalam penyusunan skripsi ini berpedoman pada Surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Nomor: 158 Tahun 1987 dan Nomor 0543b/U/1987 (dengan perubahan). J. Konsonan Tunggal

Huruf Arab

Nama

Huruf Latin

Nama

‫ا‬

Alif

Tidak dilambangkan

Tidak dilambangkan

‫ب‬

ba‟

b

be

‫ت‬

ta‟

t

te

‫ث‬

sa‟

s

es (dengan titik di atas)

‫ج‬

jim

j

je

‫ح‬

ha‟

h

ha (dengan titik di bawah)

‫خ‬

kha

kh

ka dan ha

‫د‬

dal

d

de

‫ذ‬

zal

z

zet (dengan titik di atas)

‫ر‬

ra‟

r

er

‫ز‬

zai

z

zet

‫س‬

sin

s

es

‫ش‬

syin

sy

es dan ye

‫ص‬

sad

s

es (dengan titik di bawah)

‫ض‬

dad

d

de (dengan titik di bawah)

‫ط‬

ta

t

te (dengan titik di bawah)

17

‫ظ‬

za

z

zet (dengan titik di bawah)

‫ع‬

„ain



koma terbalik di atas

‫غ‬

gain

g

ge

‫ف‬

fa

f

ef

‫ق‬

qaf

q

qi

‫ك‬

kaf

k

ka

‫ل‬

lam

l

„el

‫م‬

mim

m

„em

‫ن‬

nun

n

„en

‫و‬

waw

w

w

‫ه‬

ha‟

h

ha

‫ء‬

hamzah



apostrof

‫ي‬

ya

y

ye

K. Konsonan Rangkap Karena Syaddah ditulis Rangkap Ditulis ditulis

Muta„addidah „iddah

Ditulis ditulis

Hikmah „Illah

L. Ta’ marbutah di Akhir Kata 1. Bila dimatikan ditulis h

(Ketentuan ini tidak diperlukan bagi kata-kata Arab yang sudah terserap dalam bahasa Indonesia, seperti s}alat, zakat dan sebagainya, kecuali bila dikehendaki lafal aslinya).

2. Bila diikuti dengan kata sandang „al‟ serta bacaan kedua itu terpisah, maka ditulis dengan h.

18

Ditulis

Karāmah al-auliyā‟

Ditulis

Zakāh al-fitri

M. Vokal Pendek ___

Fathah

___

kasrah

___

Dammah

ditulis ditulis ditulis ditulis ditulis ditulis

A fa„ala i zukira u yazhabu

N. Vokal Panjang 1

Fathah + alif

2

Fathah + ya‟ mati

3

Kasrah + ya‟ mati

4

Dammah + wawu mati

Ditulis ditulis ditulis ditulis ditulis ditulis ditulis ditulis

Ā jāhiliyyah a tansa ī karīm ū furūd

Ditulis ditulis ditulis ditulis

Ai bainakum au qaul

O. Vokal Rangkap 1

Fathah + ya mati

2

Fathah + wawu mati

19

P. Vokal Pendek yang Berurutan dalam Satu Kata dipisahkan dengan apostrof Ditulis ditulis ditulis

a‟antum u„iddat la‟in syakartum

Q. Kata Sandang Alif + Lam Bila diikuti huruf Qamariyyah maupun Syamsiyyah ditulis dengan menggunakan huruf “al”

Ditulis ditulis ditulis Ditulis

al-Qur‟ān al-Qiyās al-Samā‟ al-Syams

R. Penulisan Kata-kata dalam Rangkaian Kalimat Ditulis menurut penulisannya.

Ditulis Ditulis

20

zawi al-furūd ahl al-sunnah

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Kajian yang dilakukan ini dilatarbelakangi oleh dua hal, yaitu: Pertama, setelah melihat maraknya kajian tematik yang dilakukan dalam menafsirkan al-Qur‟an yang dilakukan oleh para sarjana muslim akhir-akhir ini,1 maka setidaknya untuk menentukan ayat-ayat yang terkait dengan suatu tema memerlukan adanya sebuah sarana pendukung dalam proses pencarian ayat-ayat yang terkait dengan tema yang dibahas. Salah satu di antara sekian banyak instrumen yang digunakan dalam pencarian tersebut adalah indeks al-Qur‟an atau yang lebih dikenal dengan istilah mu„jam al-Qur‟ān.2 Seperti kita ketahui bahwa al-Qur‟an dalam tradisi pemikiran Islam telah melahirkan sederatan teks turunan yang demikian luas dan mengagumkan. Teksteks turunan ini merupakan teks kedua yang menjadi teks penjelas makna-makna yang terkandung di dalamnya. Teks kedua ini lalu dikenal sebagai literature tafsir

1

Kecenderungan penggunanaan metode tematik dalam penafsiran al-Qur‟an ini, misalnya terlihat dari banyaknya penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa jurusan Tafsir Hadis Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan menggunakan metode ini. Berdasarkan penelusuran penulis terhadap catalog skripsi TH hingga bulan November 2008, dari 220 skripsi yang pembahasannya terkait dengan tafsir atau penafsiran terdapat lebih dari 172 skripsi yang menggunakan metode tafsir tematik ini. Lebih lanjut lihat Katalog Skripsi Tafsir Hadis pada perpustakaan Fakultas Ushuluddin dan Filsafat. 2 Banyaknya penggunaan indeks al-Qur‟an sebagai alat pencari terhadap ayat-ayat alQur‟an untuk kepentingan kajian tematik terlihat dari banyaknya para pengkaji yang merujuk ke mu„jam al-Qur‟an seperti mu„jam al-Mufahras karya M. Fuad Abdul Baqi. Berdasarkan hasil observasi penulis terhadap skripsi di jurusan TH, dari 50 karya yang mengkaji al-Qur‟an dengan pendekatan tematik, 46 karya di antaranya menggunakan mu„jām al- Qur‟ān sebagai rujukan.

21

al-Qur‟an, ditulis oleh para ulama dengan kecenderungan dan karakteristik masing-masing, dalam berjilid-jilid kitab tafsir. Usaha memahami atau menafsirkan al-Qur‟an tersebut, merupakan suatu usaha mulia guna membumikan ajaran al-Qur‟an sebagai hudan yang tidak hanya sekedar untuk dibaca, tetapi harus diimplementasikan dalam kehidupan seharihari. Sesuai dengan sifat universal al-Qur‟an yang terkandung dalam statemen sālih li kulli zamān wa al-makān, maka tafsir sebagai penjelas makna-makna yang terkandung di dalamnya, harus elastis dalam artian ia harus bisa mengakomodir semua permasalahan dan kebutuhan yang dihadapi oleh masyarakat di mana ia ditafsirkan. Upaya untuk mengkontekstualisasikan pemaknaan ayat-ayat al-Qur‟an tersebut membutuhkan beberapa perangkat dan metode penafsiran. Di antara metode penafsiran yang digunakan oleh para mufassir adalah metode tahlīli (analisis), ijmāli (global), muqāran (perbandingan), dan maudūi (tematik).3 Dari empat metode penafsiran ini, metode maudū„i (tematik) merupakan metode yang dinilai paling baik dari metode-metode sebelumnya. Hal ini disebabkan, seperti yang diungkapkan oleh al-Farmawi, di samping penyajiannya yang terkesan simpel, penyajiannya dalam bentuk tema-tema pokok yang berhubungan langsung dengan problem kehidupan yang sedang dihadapi oleh masyarakat juga menjadi

3

Tahlīly adalah teknik pemaparan tafsir yang menjelaskan makan Al-Qur‟an secara berurutan ayat demi ayat dari sūrah al-Fātihah hingga sūrah al-Nās berdasarkan urutan mushaf ustmani. Ijmāly adalah teknik penafsiran yang terikat dengan susunan ayat demi ayat tetapi dengan bahasa yang lebih ringkas yang ditafsirkan dengan alur bahasan ayat dan tidak dibahas secara mendetail. Muqāran adalah teknik penafsiran yang membandingkan antara makna suatu ayat dengan ayat yang lain untuk mencari pemahaman suatu teks ayat. Sedangkan maudū„i adalah suatu teknik penafsiran tematis menurut Al-Qur‟an dengan cara mengumpulkan semau ayat yang terkait dengan satu tema lalu diambil suatu kesimpulannya. Untuk lebih lanjut lihat Ali Iyazi, alMufassirūn, Hayātuhum wa Manhajuhum, (Teheran: Muassasah al-Tiba‟at wa al-Naysr al-Saqafah al-Irsyad al-Islami, 1414 H), hal. 32, dan lihat juga Ali Hasan al-„Aridl, Sejarah dan Metodologi Tafsir, terj. Ahmad Akrom (Jakarta: PT. Raja Grapindo Persada, 1994).

22

kelebihan dan keunikan metode ini.4 Karena dengan tersajikannya pemaknaan dan pemahaman ayat-ayat al-Qur‟an dalam tema-tema tersebut, secara tidak langsung telah memberi kemudahan kepada masyarakat untuk mengakses al-Qur‟an, sehingga ia diharapkan bisa selalu hadir dan diterapkan dalam kehidupan seharihari. Metode tematik dengan semua kelebihan dan keistimewaan yang ia miliki5 tanpa disadari telah menginspirasi para mufassir kontemporer untuk menafsirkan al-Qur‟an dari berbagai segi ilmu pengetahuan. Hasil penafsiran mereka banyak tersaji dalam bentuk buku-buku bacaan maupun hasil penelitian yang berbentuk skripsi, tesis, dan disertasi. Melihat kecenderungan proses penafsiran ala tematik ini, keberadaan sebuah instrumen pendukung yang menyajikan informasi terkait dengan ayat-ayat yang berhubungan dengan topik permasalahan yang dibicarakan merupakan suatu hal yang sangat diharapkan. Oleh sebab itu, untuk memudahkan para pengguna (users) dalam mengakses ayat-ayat al-Qur‟an, maka dibuatlah indeks al-Qur‟an (mu„jam al-Qur‟ān).

4

Abd al-Hayy al-Farmawi, Metode Tafsir Maudhu‟i; Sebuah Pengantar, terj. Suryan A. Jamrah (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996), hal. 44 5 Di antara kelebihan dan keistimewaan metode tafsir tematik (maudū„i) ini jika dibandingkan dengan metode tafsir tahlīli, ijmāli, dan muqāran adalah, pertama menghindari problem atau keentrihan yang ada pada metode selain maudū„i. Kedua, menafsirkan ayat dengan ayat atau dengan hadis nabi yang nota bene merupakan salah satu cara terbaik dalam menafsirkan al-Qur‟an. Ketiga, kesimpulan yang dihasilkan dari metode maudhu‟i ini mudah dipahami. Keempat, metode ini menuntun pembaca kepada petunjuk Al-Qur‟an dalam satu disiplin ilmu tanpa mengemukakan berbagai pembahasan secara penjang lebar dan terperinci. Kelima, persoalan yang disentuh oleh metode maudū„i ini tidak bersifat teoritis semata melainkan praktis dan dapat diterapkan dalam masyarakat. Keenam, metode ini menguraikan problem kehidupan yang langsung disertai dengan jawaban-jawabannya. Sehingga ia dapat memperjelas kembali fungsi alQur‟an sebagai kitab suci. Ketujuh, metode ini memungkinkan seseorang untuk menolak anggapan adanya ayat-ayat yang bertentangan dalam ayat-ayat al-Qur‟an. Kedelapan, membuktikan bahwa ayat-ayat al-Qur‟an sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan masyarakat. Lihat Abd al-Hayy al-Farmawi, Metode Tafsir Maudhu‟I; Sebuah Pengantar… hal. 52-54. Lihat juga M. Quraish Syihab, Membumikan Al-Qur‟an; Fungsi dan Peran Wahyu dalam kehiduan Masyarakat (Bandung: Mizan, 1993), cet. 3, hal. 117

23

Indeks al-Qur‟an dengan berbagai ragam dan bentuk penyajiannya6 berusaha memberikan informasi sebaik mungkin terkait dengan keberadaan ayatayat yang dibutuhkan oleh para user dalam rangka mendukung usaha membumikan al-Qur‟an di tengah-tengah masyarakat. Buku-buku indeks yang beredar di tengah-tengah masyarakat tersebut tersaji dalam berbagai bentuk dan bahasa. Buku-buku indeks yang tersaji dalam bahasa Arab misalnya kita mengenal Mu„jam al-Mufahras li Alfāz al-Qur‟ān al-Karīm karya Muhamad Fuad Abdul Baqi,7 Fath al-Rahmān li Tālib Āyāt al-Qur‟ān karya Ilmi Zadeh Faidullah,8 serta Tafsīl Āyāt al-Qur‟ān al-Hakīm karya Muhamad Fuad Abdul Baqi.9 Sedangkan dalam bahasa Inggris kita mengenal Concordance of the Quran karya Gustav Flugel,10 Subject Index of Quran karya Afzalurrahman,11 dan A Concordance of the Quran karya Hanna E. Kassis.12 Selain indeks yang tersaji dalam dua bahasa tersebut, juga terdapat bukubuku indeks yang tersaji dalam bahasa Indonesia. Di antaranya Indeks al-Qur‟an Praktis karya Jejen Musfah13 dan Indeks al-Qur‟an karya Sukmadjaja Asyarie dan Rosy Yusuf.14

6

Indeks secara etimologi berasal dari bahasa Latin index yang berarti menunjuk. Sedangkan indeks secara istilah adalah sebuah yang sistematis, mengandung istilah atau frasa yang dilengkapi dengan petunjuk ke isi satu atau serangkaian dokumen, ke lokasi istilah atau frasa itu dapat ditemukan. Untuk informasi lebih lanjut terkait dengan bentuk dan model penyajian indeks Al-Qur‟an ini lihat Hani M. Athiyah, Quranic Text; Toward a Retrieval System (Virginia: The International Institute of Islamic Thought, 1996) 7 Muhamad Fuad Abdul Baqi, Mu„jam al- Mufahras li Alfāz al-Qur‟ān al-Karīm (Kairo: Maktabah Dar al-Kutub al-Misri, 1364 H). 8 Ilmi Zadeh Faidullah, Fath al-Rahmān li Tālib Ayāh al-Qur‟ān (T.tp: T.pn, t.t.) 9 Muhamad Fuad Abd al-Baqi, Tafsīl Ayāh al-Qur‟ān al-Hakīm (Kairo: Maktabah alMadani, tt) 10 Gustav Flugel, Concordance of the Quran (New Delhi: Kitab Bhavan, 1992). 11 Afzalurrahman, Subject Index of Quran (Lahore: Islamic Publication (PVT) Limited, 1991). 12 Hanna E. Kassis, A Concordance of the Qur‟an (Los Angeles: University of California Press, 1983) 13 Jejen Musfah, Indeks al-Qur‟an Praktis (Jakarta: Penerbit Hikmah, 2007) 14 Sukmadjaja Asyarie dan Rosy Yusuf, Indeks Al-Qur‟an (Bandung: Pustaka, 2003)

24

Alasan Kedua: indeks al-Qur‟an yang menjadi rujukan bagi para pengkaji al-Qur‟an tersebut kurang bisa mengakomodir kebutuhan mereka terutama terkait dengan istilah-istilah kontemporer di bidang keagamaan yang terus berkembang setiap saat.15 Buku-buku indeks al-Qur‟an seperti tersebut di atas, disusun dengan menggunakan berbagai macam metode dan sistematika penulisan. Penyusunan buku-buku indeks dalam berbagai macam metode dan sistematika penulisan tersebut pada dasarnya dilakukan hanya semata-mata ingin memudahkan para user dalam mencari dan menemukan ayat-ayat al-Qur‟an yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Namun, meskipun penyajian buku-buku indeks al-Qur‟an terus mengalami kemajuan dalam hal “memanjakan” para user, berdasarkan penelitian dan observasi penulis terhadap buku-buku indeks tersebut masih banyak hal yang mesti dibenahi, lebih-lebih jika dikaitkan dengan pencarian istilah-istilah kontemporer yang sering digunakan di tengah-tengah masyarakat dewasa ini. Istilah-istilah seperti demokrasi, pluralisme, dan poligami misalnya, istilah-istilah tersebut akan sulit dan bahkan tidak ditemukan di dalam entri-entri yang termaktub dalam buku-buku indeks yang beredar sekarang ini. Berdasarkan paparan di atas, dengan melihat tujuan awal indeks sebagai salah satu panduan dalam memudahkan pencarian ayat-ayat al-Qur‟an, maka dalam penelitian ini penulis ingin melihat dan mengekplorasi lebih jauh terkait dengan metode dan teknis penulisan serta informasi yang disajikan oleh para

15

Hal ini terlihat setelah dilakukan observasi dan komparasi yang penulis lakukan terhadap judul-judul kajian tematik terhadap al-Qur‟an seperti yang terdapat di dalam skripsi, tesis, dan disertasi di lingkungan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan informasi yang disajikan oleh buku-buku indeks al-Qur‟an Indonesia. Data terkait dengan masalah ini lihat tabel di bab IV.

25

indexer di dalam karya-karya mereka khususnya terkait dengan pemakaian istilahistilah kontemporer yang sedang marak digunakan oleh masyarakat dewasa ini. Untuk tujuan tersebut, maka penulis perlu mengkomparasikan buku-buku indeks tersebut agar terlihat indeks al-Qur‟an mana yang bisa membantu masyarakat dalam mengakses ayat-ayat al-Qur‟an dengan mudah, cepat dan tepat. Berdasarkan masalah-masalah seperti yang telah disebutkan di atas, maka penelitian ini

penulis

beri judul

dengan

INDEKS

AL-QUR’AN DI

INDONESIA; Study Komparatif Buku-Buku Indeks al-Qur’an di Indonesia 1984-2007. Kajian ini dirasa perlu mengingat (1) masih minimnya kajian yang dilakukan terhadap buku-buku indeks al-Qur‟an di Indonesia jika dibandingkan dengan kajian „ulūm al-Qur‟ān lainnya, dan (2) perlu adanya sebuah piranti yang komprehensif untuk pencarian ayat-ayat al-Qur‟an yang bisa dijadikan rujukan oleh para pengkaji al-Qur‟an khususnya serta masyarakat pada umunya. Mengingat dua hal di atas, maka penelitian ini diharapkan nantinya bisa memberikan sedikit kontribusi kepada para pengkaji indeks dan atau para pembuat indeks itu sendiri.

B. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah Bila diidentifikasi masalah yang mungkin timbul dari latar belakang di atas, maka ada banyak hal yang perlu pengkajian lebih lanjut terhadap indeks ini, di antaranya (1) jenis dan model indeks manakah yang paling sering digunakan oleh masyarakat, (2) membandingkan indeks dengan kamus, ensiklopedi al-

26

Qur‟an, atau buku-buku sejenis lainnya (3) melihat kesalahan-kesalahan yang terjadi pada indexing, atau (4) membandingkan seluruh buku indeks al-Qur‟an. Karena ruang lingkup kajian terhadap indeks al-Qur‟an ini begitu luas, maka kajian ini hanya difokuskan pada membandingkan buku-buku indeks alQur‟an yang bahasannya memuat semua aspek kehidupan hasil karya para sarjana muslim Indonesia yang terbit dari tahun 1984 hingga 2007. Dijadikannya buku-buku indeks sebagai obyek kajian- bukan ensiklopedi, kompendium serta bahan kepustakaan lainnya-16disebabkan oleh dua faktor utama yaitu, pertama terkait dengan sifat indeks. Berbeda dengan bahan kepustakaan lainnya, informasi yang disajikan indeks bersifat tidak langsung (indirect sources). Dengan kata lain ia hanya berperan sebagai guide untuk memperoleh informasi selanjutnya yang lebih lengkap. Oleh karena itu, informasi yang disajikan oleh indeks al-Qur‟an biasanya hanya berupa penyebutan juz, surat, nomor dan atau kutipan ayat yang kadang-kadang disertai dengan terjemahannya. Kedua, populernya penggunaan indeks di tengah-tengah masyarakat dalam proses pencarian terhadap ayat-ayat al-Qur‟an.17 Dipilihnya tahun 1984 sebagai batas “bawah”, karena ia adalah tahun pertama kali indeks al-Qur‟an berbahasa Indonesia diperkenalkan di era kontemporer.18 Sedangkan dijadikannya tahun 2007 sebagai batas “atas”,

16

Dalam penelitian ini, penulis menyamakan arti serta penggunaan istilah indeks dengan konkordansi. Hal ini mengingat pemakaian kedua istilah tersebut memiliki arti serta makna yang sama. Lihat Kamus Besar Bahasa Indonesia,…hal. 456 17 Hal ini terbukti dengan maraknya penggunaan buku-buku indeks berbahasa Arab yang beredar di tengah-tengah masyarakat. Di antara buku-buku yang sangat familiar tersebut adalah Fathurrahman karya Ilmi Zadeh Faidullah dan Mu‟jam Al-Mufahras li Alfadz Al-Qur‟an karya M. Fuad Abdul Baqi. 18 Era Kontemporer yang penulis maksud di sini adalah suatu era yang dimulai dari tahun 1980 hingga sekarang. Penamaan ini dilakukan oleh Izza Rahman. Untuk lebih jelas lihat Izza Rahman Nahrowi, Karakteristik Kajian Al-Qur‟an di Indonesia, Refleksi; Jurnal Kajian Agama

27

mengingat belum ditemukannya indeks al-Qur‟an edisi terbaru yang diterbitkan setelah 2007. Adapun dibatasinya kajian ini hanya pada “indeks yang bahasannya memuat semua aspek kehidupan serta karya para sarjana Indonesia”, mengingat ada beberapa indeks karya sarjana Indonesia yang hanya membahas satu tema tertentu.19Sedangkan “karya sarjana Indonesia” karena banyak indeks al-Qur‟an yang beredar di masyarakat bukan hasil karya sarjana Indonesia.20 Berdasarkan batasan masalah di atas, maka masalah yang nantinya akan dijawab dalam kajian ini adalah bagaimana metode dan teknis penulisan bukubuku indeks al-Qur‟an Indonesia 1984-2007?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Kajian ini bertujuan untuk: a. Melihat metodologi dan teknis penulisan serta model atau bentuk penyajian buku-buku indeks al-Qur‟an Indonesia dari 1984-2007. b. Memenuhi persyaratan dalam rangka mencapai gelar sarjana (S.Th.I) di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Manfaat Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:

dan Filsafat, Vol. V, No. 2 (Jakarta: Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,2003), hal. 78-101. 19 Seperti Indeks Ayat-Ayat al-Qur‟an tentang 40 Masalah Agama karya Muchtar Adam (Bandung: Pesantren al-Qur‟an Babussalam, 1987). 20 Seperti indeks-indeks al-Qur‟an berbahasa Arab dan Inggris yang telah disebutkan di latar belakang masalah skripsi ini.

28

a. Memberi gambaran kepada masyarakat terkait dengan metode dan teknis penulisan yang digunakan dalam buku-buku indeks al-Qur‟an Indonesia 1984-2007. b. Memberikan secuil informasi atau sumbang saran untuk para pengkaji indeks dan pembuat indeks (indexer) selanjutnya dalam rangka mewujudkan sebuah indeks al-Qur‟an yang serasi dan harmoni dengan masyarakat. c. Menambah khazanah literatur kajian „ulūm al-Qur‟ān khususnya dalam bidang kajian mu„jam al-Qur‟ān yang selama ini masih amat sangat minim.

D. Kajian Pustaka Studi terhadap indeks, khususnya yang berhubungan dengan indeks alQur‟an tampaknya tidak begitu banyak mendapat perhatian dari para pengkaji alQur‟an jika dibandingkan dengan cabang „ulūm al-Qur‟ān lainnya. Oleh sebab itu, indeks al-Qur‟an yang merupakan salah satu alat dalam sistem temu kembali (retrieval system)21 terhadap ayat-ayat al-Qur‟an ini seakan-akan dianak-tirikan di tengah kubangan kajian al-Qur‟an yang semakin hari semakin pesat. Beranjak dari hal tersebut, untuk mendapatkan bahan-bahan kepustakaan dalam kajian ini penulis menggunakan langkah-langkah penelitian kepustakaan (library research) di antaranya: (1) Mencari backround information (informasi yang terkait erat dengan latar belakang masalah) seperti informasi yang terdapat 21

Sistem Temu Kembali (Retrieval System) adalah serangkaian kegiatan yang hasilnya adalah menemukan kembali informasi yang diperlukan; sistem ini memerlukan komponen berupa sarana pemilih yang memungkinkan adanya pengenalan informasi dari dalam penyimpanan. Lihat Kamus Istilah Perpustakaan dan Dokumentasi oleh Nurhaidi Magetsari, dkk (1992), dalam http://digilib.pnri.go.id/in/dlKmsPerp.aspx, diakses pada Jumat, 30 januari 2009

29

dalam tulisan-tulisan atau artikel-artikel terkait yang terdapat dalam inseklopedi, buku dan karya tulis lainnya (2) Menggunakan katalog untuk mencari buku atau media informasi lainnya yang terkait dengan permasalahan yang sedang diteliti (3) Menggunakan buku-buku indeks untuk menemukan artikel-artikel yang bersifat periodik yang memuat bahasan tentang indeks (4) Menggunakan search engines (mesin pencari) untuk menemukan informasi atau sumber-sumber data yang ada di dunia maya (internet).22 Di tengah minimnya kajian yang membahas tentang indeks al-Qur‟an, dengan menggunakan langkah-langkah library research di atas akhirnya penulis menemukan sebuah karya yang cukup komprehensif terkait dengan sistem temu kembali (retrieval system) ayat-ayat al-Qur‟an ini. Karya tersebut adalah Quranic Text: Toward a Retrieval System karya Hani M. „Atiyah. Dalam bukunya setebal 280 halaman ini, Hani menguraikan secara detail tentang hal-hal yang berhubungan dengan indeks al-Qur‟an. Secara tegas Hani menjelaskan bahwa teori serta sistem indeksasi terhadap buku-buku atau dokumen-dokumen ilmu pengetahuan lainnya, bukan merupakan hal yang baru dalam dunia Islam. Sejak zaman para pilosof muslim, seperti al-Kindi (w. 252 H) masih hidup, sistem klasifikasi ilmu pengetahuan yang merupakan cikal bakal indeksasi sudah

22

Dalam penelitian kepustakaan (library research) terdapat tujuh langkah penelitian, yaitu (1)Mengidentifikasi permasalahan serta mengembangkannya dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan mendasar terkait dengan permasalahan yang sedang diteliti (2) Mencari backround information (informasi yang terkait erat dengan latar belakang masalah).Langkah ini dilakukan dengan mengandalkan tulisan-tulisan atau artikel-artikel terkait yang terdapat dalam inseklopedi atau buku dan karya tulis lainnya (3) Menggunakan catalog untuk mencari buku atau media-media yang terkait dengan permasalahan yang sedang diteliti (4) Menggunakan buku-buku indeks untuk menemukan artikel-artikel yang bersifat periodik (5) Menggunakan search engines (mesin pencari) untuk menemukan informasi atau sumber-sumber data yang ada di dunia maya/ internet (6) Mengevaluasi semua informasi yang telah diperoleh dengan cara menganalisanya secara kritis, dan (7) Mendokumentasikan semua informasi yang telah diperoleh ke dalam suatu format standar. Lihat lihat http://www.library.cornell.edu/olinuris/ref/research/skill1.htm, diakses pada Jumat, 26 Desember 2008.

30

diperkenalkan. Oleh sebab itu, tandasnya, al-Qur‟an sebagai sebuah umm al-kitāb perlu mendapat perhatian lebih, khususnya dalam masalah indeksasi terhadap ayat-ayat yang terkandung di dalamnya. Oleh sebab itu, setelah menjelaskan secara panjang lebar tentang beberapa hambatan yang bersifat teknis terkait dengan model penyajian indeks yang disebabkan oleh sistem bahasa Arab yang ”rumit”, maka dengan menggunakan perkembangan teknologi dan sistem informasi sekarang, beliau membuat sebuah design dan master plan sebuah indeks al-Qur‟an digital yang dikenal dengan istilah Qur‟anic Retrieval System. Di samping Hani, Howard M. Federspiel di dalam kajiannya tentang literatur-literatur tafsir Indonesia seperti yang termaktub dalam karyanya yang berjudul Popular Indonesian Literature of the Quran yang diterjemahkan dengan Judul Kajian Al-Qur‟an di Indonesia; dari Mahmud Yunus Hingga Quraish Syihab, ketika beliau membahas tentang bagaimana cara populer penggunaan alQur‟an di masyarakat Indonesia meskipun tidak mendetail, beliau menyinggung tentang kajian indeks di Indonesia. Berdasarkan kajian yang dilakukan, Howard mengatakan bahwa indeks al-Qur‟an Indonesia mulai diperkenalkan pada generasi kedua penulisan tafsir di Indonesia. Hal ini terlihat dari adanya penyajian indeks secara sederhana yang terdapat di beberapa karya tafsir, seperti Tafsir Quran Karim karya Mahmud Yunus, Tafsir al-Qur‟an karya Hamidy, dan Tafsir alFurqan karya Ahmad Hasan.23 Lain dari pada itu, sebuah tulisan yang berjudul Mengenal Indeks alQur‟an karya Rahmat Taufiq Hidayat juga merupakan sumber informasi yang 23

Howard M. Federspiel, Kajian Al-Qur‟an di Indonesia: dari Mahmud Yunus hingga Quraish Syihab (Bandung: Mizan, 1996), hal. 129

31

cukup berharga bagi kajian ini. Tulisan yang didesign untuk kata pengantar pada sebuah indeks al-Qur‟an ini secara global memberikan sedikit informasi mengenai fungsi, model penyusunan, serta perkembangan dan geliat penulisan indeks alQur‟an di Indonesia.24 Senada dengan Rahmat, Ali Audah dalam pengantar buku indeksnya juga menjelaskan beberapa hal terkait dengan indeks di Indonesia. Berbeda dengan Rahmat, tulisan Ali lebih menekankan pada aspek perkembangan sistematika penyajian indeks di Indonesia.25 Selanjutnya, Izza Rahman dalam tulisannya yang berjudul Karakteristik Kajian al-Qur‟an di Indonesia, di akhir kajiannya seketika membahas salah satu karakteristik kajian al-Qur‟an pada periode kontemporer dia memberikan informasi buku-buku yang ditujukan untuk memudahkan proses kajian al-Qur‟an oleh kaum muslim. Dalam tulisan yang terdapat dalam Jurnal Refleksi terbitan Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Jakarta ini, disebutkan ada 24 buah karya yang berjenis indeks, klasifikasi, kompendium, kamus, konkordansi dan ensiklopedi al-Qur‟an yang berhasil disusun oleh para sarjana muslim Indonesia di era kontemporer.26 Dari beberapa kajian yang telah dilakukan oleh para pengkaji indeks alQur‟an di atas, penulis belum menemukan sebuah kajian yang membahas secara spesifik terkait dengan metode, teknis penulisan serta penggunaan istilah-istilah kontemporer yang terdapat dalam buku-buku indeks al-Qur‟an di Indonesia,

24

Azharudin Sahil, Indeks al-Qur‟an…hal.ix Ali Audah, Konkordansi al-Qur‟an; Panduan Kata dalam Mencari Ayat Al-Qur‟an (Bogor: Lintera AntarNusa, 1996), hal. v 26 Izza Rahman Nahrowi, Karakteristik Kajian Al-Qur‟an Di Indonesia, dalam Refleksi; Jurnal Kajian Agama dan Filsafat, Vol. V, No. 2, 2003, diterbitkan oleh Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, hal. 78-101. 25

32

khususnya yang terbit dari 1984 hingga 2007. Oleh bab itu, melalui penelitian ini harapan penulis ia bisa memberi sedikit kontribusi dalam kajian indeks al-Qur‟an di Indonesia.

E. Metodologi Penelitian Dalam skripsi ini, penulis menggunakan tiga aspek metode penelitian, yaitu: 1.

Metode Pengumpulan Data Dalam penulisan ini, penulis menggunakan penelitian kepustakaan (library

research) yaitu mengumpulkan data-data yang memiliki relevansi dengan masalah yang dibahas, baik itu yang bersumber dari buku atau sumber tertulis lainnya (makalah, artikel, atau laporan penelitian) dengan langkah-langkah penelitian kepustakaan seperti yang telah disebutkan sebelumnya. Setelah data terkumpul kemudian penulis klasifikasi menjadi dua jenis sumber data yaitu: a. Sumber data primer yang terdiri dari tujuh buah buku indeks Indonesia yang menjadi objek kajian dalam penelitian ini. Buku- buku tersebut adalah Indeks al-Qur‟an karya Sukmadjaja Asyari dan Rosy Yusuf,27 Konkordansi al-Qur‟an: Panduan Kata dalam Mencari Ayat al-Qur‟an karya Ali Audah,28 Kunci Indeks dan Klasifikasi Ayat-Ayat al-Qur‟an karya Abdul Hamid Hasan Qolay,29 Indeks al-Qur‟an: Cara Mencari

27

Sukmadjaja Asyari dan Rosy Yusuf, Indeks al-Qur‟an (Bandung: Penerbit Pustaka,

1984) 28

Ali Audah, Konkordansi al-Qur‟an; Panduan Kata dalam Mencari Ayat al-Qur‟an (Bogor: Lintera AntarNusa, 1996) 29 Abdul Hamid Hasan Qolay, Kunci Indeks dan Klasifikasi Ayat-Ayat al-Qur‟an (Bandung: Pustaka, 1989)

33

Ayat-Ayat al-Qur‟an karya N.A. Bayquni, dkk.,30

Indeks al-Qur‟an;

Panduan Mudah Mencari Ayat dan Kata Dalam al-Qur‟an karya Azharudin Sahil,31 Indeks Terjemah al-Qur‟an al-Karim; Penuntun Mencari Ayat Mengenai Suatu Materi/ Pokok Bahasan Melalui Bahasa Indonesia

karya Abdul Hamid Hasan Qolay32 dan Indeks al-Qur‟an

Praktis karya Jejen Musfah.33 b. Sumber data sekunder yang terdiri dari buku dan tulisan lainnya yang memiliki relevansi dengan pokok masalah yang dikaji dalam penelitian ini.

2. Metode Pembahasan Adapun metode pembahasan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode ekploratif, deskriptif, analitis, dan komparatif.34 Dengan metode ini penulis berupaya menggali sejauh mungkin informasi yang terdapat dalam bukubuku indeks al-Qur‟an karya para sarjana muslim Indonesia baik yang bersifat primer - yakni buku-buku indeks yang ditulis langsung oleh para penulisnya maupun sekunder yang terdiri dari karya-karya lain yang masih relevan dengan pembahasan ini. Data-data yang diperoleh dari berbagai literatur tersebut

30

N.A. Bayquni, dkk., Indeks al-Qur‟an: Cara Mencari Ayat-Ayat al-Qur‟an (Surabaya:Arloka, 1996) 31 Azharuddin Sahil, Indeks Al-Qur‟an; Panduan Mudah Mencari Ayat Dan Kata Dalam Al-Qur‟an (Bandung: Mizan, 2007) 32 Abdul Hamid Hasan Qolay, Indeks Terjemah al-Qur‟an al-Karim; Penuntun Mencari Ayat Mengenai Suatu Materi/ Pokok Bahasan Melalui Bahasa Indonesia (Jakarta: Yayasan Halimatus-Sa‟diyah, 1997). 33 Jejen Musfah, Indeks al-Qur‟an Praktis (Jakarta: Penerbit Hikmah, 2007) 34 Metode ekploratif adalah sebuah metode penelitian yang berupaya menggali sejauh mungkin informasi yang terdapat pada objek penelitian. Didin Saefuddin Buchori, Metodologi Studi Islam (Bogor: Granada Sarana Pustaka, 2005), cet. I, hal. 23-24. Metode deskriptif adalah metode penyajian fakta secara sistematis sehingga dapat dengan mudah dipahami dan disimpulkan. Sedangkan metode analitis adalah sebuah metode penelitian yang berusaha mengurai sesuatu dengan tepat dan terarah. Lihat Saifuddin Azwar, Metode Penelitian (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1999), hlm. 6.

34

kemudian dideskripsikan secara lengkap serta dianalisis dengan menggunakan pendekatan sejarah (historis). Oleh karena penelitian ini merupakan studi naskah, maka proses analisanya digunakan teknik analisis isi (content analysis)35 secara kualitatif. Analisis isi yang dilakukan mencakup upaya-upaya: (1) melakukan pemetaan terhadap metodologi dan teknis penulisan indeks yang mencakup sistematika penyajian36dan bentuk penyajian.37 Selain itu, juga akan dipetakan sifat indexer38dan sumber-sumber rujukan39(2) mengkomparasikan istilah-istilah kontemporer yang digunakan oleh para indexer di dalam buku-buku mereka (3) menggunakan pendekatan-pendekatan yang sesuai untuk menjawab pokok masalah, untuk mempertajam bahasan serta untuk menghasilkan temuan.

3. Metode Penulisan Secara teknis, skripsi ini mengacu pada buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah; Skripsi, Tesis, dan Disertasi yang diterbitkan oleh Center for Quality development and Accurance (CeQDA) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, 2007.40

35

Analisis ini dipergunakan untuk menelaah maksud isi suatu bentuk informasi yang termuat dalam dokumen pelbagai naskah kuno, atau untuk mempelajari isi buku-buku, majalah, koran, syair, lukisan, pidato tertulis, naskah peraturan atau perundang-undangan secara lebih baik. Abdurrahman, Sekitar Penerapan Metode Content Analysis, Makalah pada seminar Metodologi Penelitian di IAIN Antasari, Banjarmasin, 1990, h. 13-16., tidak dipublikasikan. 36 Sistematika penulisan adalah rangkaian yang digunakan dalam penulisan dan penyajian indeks. 37 Bentuk penyajian adalah suatu bentuk atau model uraian dalam penyajian informasi dalam indeks yang digunakan oleh para indexer. 38 Sifat indexer yang dimaksud dalam kajian ini adalah sifat penyusun indeks dilihat dari aspek sedikit dan banyaknya orang yang terlibat dalam penyusunan sebuah indeks. 39 Sumber-sumber referensi yang dimaksud dalam kajian ini adalah literatur-literatur yang digunakan oleh indexer dalam menyusun indeks al-Qur‟an. 40 Hamid Nasuhi,dkk., Pedoman Penulisan Karya Ilmiah; Skripsi, Tesis, dan Disertasi (Jakarta: CeQDA Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, 2007).

35

F. Sistematika Penulisan Secara umum penelitian ini mengacu pada sistematika yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yaitu; BAB I, Merupakan pendahuluan yang mencakup latar belakang, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan signifikansi penelitian, metode serta sistematika penulisan. BAB II, Menjelaskan sekilas tentang indeks, mencakup pengertian, perbedaan indeks dengan bahan kepustakaan lainnya. Di samping dua hal tersebut, di sini juga dibahas tentang indeks dalam system informasi serta teoriteori terkait dengan indeksasi. BAB III, Mendeskripsikan tentang sejarah indeks al-Qur‟an di Indonesia yang diikuti dengan deskripsi buku-buku indeks yang menjadi objek penelitian. Hal ini dilakukan untuk memberikan gambaran secara singkat terkait dengan karakteristik serta pola penyajian informasi yang terdapat dalam indeks-indeks tersebut. Sehingga melalui pembedahan ini, diketahui kekurangan serta kelebihan dari masing-masing indeks tersebut. BAB IV, Membandingkan serta menganalisa materi yang telah diperoleh dari hasil penelaahan terhadap metode, sistematika serta informasi yang disajikan dalam indeks-indeks al-Qur‟an yang dikaji dalam penelitian ini. Sehingga dari hasil analisa ini diharapkan bisa menjawab rumusan masalah yang terdapat dalam bab I (satu). BAB V, Merupakan bab penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran saran.

36

BAB II SEKILAS TENTANG INDEKS

A. Pengertian Secara etimologi indeks berasal dari bahasa Latin, index yang berarti menunjuk atau petunjuk. Bahasa Latin ini (index) mungkin diambil dari bahasa Indo-Eropa yang mengenal akar kata deik yang juga berarti menunjuk dan dalam bahasa Sansekerta mirip dengan kata didesti (memperlihatkan) dan disā (arah).41 Menurut Kamus Webster indeks berarti ”yang menunjukkan, mengindikasikan (adanya sesuatu), memunculkan, menyibak suatu tanda atau petunjuk”.42 Sedangkan secara teknis atau terminologi istilah indeks, seperti yang dikatakan oleh Rothman, berarti “suatu petunjuk sistematis yang memuat itemitem atau konsep-konsep yang berasal dari suatu koleksi. Item dan konsep-konsep tersebut kemudian disajikan dalam bentuk entri-entri yang disusun dalam aturan pencarian yang telah ditetapkan, seperti alfabetis, kronologi atau numerik.”43 Sedangkan menurut Indexing British Standard, indeks adalah “a systematic arrangement of entries designed to enable users to locate information in a document. The process of creating an index is called indexing, and a person who does it is called an indexer.”44

41

Putu Laxman Pendit, “Indeks dan Pengindeksan”, Perpustakaan dari A sampai Z (Jakarta: Cita Karyakarsa Mandiri, 2008), hal. 110, mengutip ulasan yang disampaikan oleh H.H.Wellich, Indexing from A to Z (New York: HW Wilson, 1991). 42 (that which shows, indicates, manifests, or discloses a token or indication) lihat http://www.websters-online-dictionary.org/definition/index, diakses pada Rabu, 18 Februari 2009. 43 (a systematic guide to items contained in or concepts derived from a collection. These items or derived concepts are represented by entries arranged in a known or stated searchable order, such as alphabetical, chronological or numerical). Lihat J.Rothman, ”Index, Indexer, indexing “ in Encyclopedia of Library and Information Science, no 11, 1974, hal. 286 44 L. Pilar Wyman dan Larry Harrison, “Frequently Asked Questions About Indexing,”

37

Di samping definisi yang tersebut di atas, Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan indeks dengan daftar kata atau istilah penting yang terdapat dalam buku cetakan (biasanya pada bagian akhir buku) tersusun menurut abjad yang memberikan informasi mengenai halaman tempat kata atau istilah itu ditemukan.45 Dari beberapa definisi yang telah dipaparkan di atas, dapat diketahui bahwa indeks adalah suatu guide (pedoman atau petunjuk) yang memuat kata atau kalimat serta konsep-konsep yang diambil dari suatu koleksi (misalnya buku, artikel, jurnal, dan lain-lain) yang disajikan secara sistematis dalam bentuk entrientri yang berfungsi untuk memudahkan para pengguna dalam mencari informasi yang mereka perlukan.

B. Indeks dan Bahan Perpustakaan; Suatu Persamaan dan Perbedaan Perpustakaan merupakan sebuah ruangan, bagian dari sebuah gedung atau pun gedung tersendiri yang digunakan untuk menyimpan buku atau terbitan lainnya.46Sedangkan menurut Sismanto, perpustakaan adalah salah satu unit kerja dari suatu badan atau lembaga tertentu yang mengelola bahan-bahan pustaka, baik itu berupa buku-buku maupun bukan berupa buku (non book material) yang diatur secara sistematis menurut aturan tertentu sehingga dapat digunakan sebagai sumber informasi oleh setiap pemakainya.47

artikel diakses pada 27 November 2008 dari http://www.asindexing.org/site/indfaq.shtml. 45 Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1988), cet. I, hal. 329 46 Sulistyo Basuki, Pengantar Ilmu Perputakaan (Jakarta: Universitas Terbuka, Depdikbud, 1993), hal. 2. 47 Sismanto, Manajemen Perpustakaan Digital (Tangerang: Afifa Pustaka, 2007), hal. 9. Untuk info lebih lanjut terkait dengan

38

Dari definisi di atas, perpustakaan merupakan salah satu sumber informasi. Sebagai salah satu sumber informasi sebuah perpustakaan menyediakan berbagai macam koleksi ilmu pengetahuan sehingga dengan keberadaannya diharapkan kebutuhan para pemakai akan sebuah informasi bisa terpenuhi. Berbagai macam sumber informasi yang terdapat dalam sebuah perpustakaan tersebut biasanya dikenal dengan istilah bahan kepustakaan. Bahan kepustakaan yang ditujukan untuk kepentingan belajar, sumber informasi, rekreasi kultural dan bahkan penelitian bagi para pemakainya terdiri dari berbagai disiplin ilmu pengetahuan dan teknologi baik itu yang bersifat ilmiah maupun non ilmiah (fiksi). Bahan-bahan kepustakaan tersebut meliputi:48 1. Karya Cetak berupa buku teks, buku referensi (rujukan) seperti ensiklopedi, kamus, almanak, annual book, direktori, manual, handbook, biografi, sumber geografi, terbitan pemerintah seperti peraturan perundangundangan, laporan penelitian, terbitan berkala berupa majalah, buletin, jurnal, surat kabar, dan lain-lain. 2. Karya Rekam berupa Kaset Audio, VCD, CD, Cd-Rom Pengetahuan, Video Cassette, Televisi, dan sebagainya. 3. Media Elektronik yang tidak direkam (not recorded) yang terdiri dari media penyimpanan informasi berupa pangkalan data yang ditayangkan melalui monitor komputer seperti internet.

48

Penjelasan terperinci terkait dengan bahan-bahan kepustakaan ini lihat Badollahi Mustafa, Materi Pokok Bahan Rujukan Umum (Jakarta: Universitas Terbuka, depdikbud, 1994), dan Sulistyo Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan (Jakarta: Universitas Terbuka, Depdikbud, 1993), cet. I, serta Noerhayati S, Pengelolaan Perpustakaan (Bandung: Penerbit Alumni, 1988), cet. I, jilid. 2.

39

Berdasarkan jenis informasi yang disajikan, bahan-bahan kepustakaan tersebut dapat dibagi ke dalam dua bagian besar, yaitu;49

1. Koleksi Referensi (Rujukan) Sumber Langsung (Direct Source Type). Koleksi referensi sumber langsung adalah bahan perpustakaan yang langsung dapat memberikan informasi, termasuk jenis koleksi ini adalah : a. Ensiklopedi, adalah terbitan yang memuat informasi mengenai semua subjek atau terbatas pada subjek tertentu, yang disusun secara bersistem (pada umumnya berabjad).50 Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, ensiklopedi adalah suatu karya universal yang menghimpun uraian tentang berbagai cabang ilmu atau bidang ilmu tertentu dalam artikel-artikel terpisah dan tersusun menurut abjad.51 Dari definisi di atas, bisa diketahui bahwa ensiklopedi merupakan suatu bahan rujukan yang berisi informasi tentang berbagai hal atau ilmu pengetahuan secara mendasar dan bersifat global. Sebuah ensiklopedi biasanya memuat keterangan-keterangan tentang definisi, latar belakang dan data bibliografisnya disusun secara alfabetis dan sistematis. Ensiklopedi mempunyai 3 tujuan utama yaitu :

a. Source of

answer to fact question, yaitu sebagai sumber jawaban atas pertanyaanpertanyaan yang memerlukan fakta dan kenyataan serta data-data. b. Source of background information, yaitu sebagai sumber informasi yang

49

Lihat Lolytasari Batubara, Koleksi Bahan Perpustakaan, artikel diakses tanggal 5 Desember 2008 dari http://perpustakaankedokteran.wordpress.com/category/artikel-perpustakaan/ 50 Badollahi Mustafa, Materi Pokok Bahan …. hal. 79, dan lihat juga Nurhaedi Magetsari, dkk., Kamus Istilah Perpustakaan dan Dokumentasi (1992) dalam http://digilib.pnri.go.id/in/dlKmsPerp.aspx yang diakses pada Jumat, 30 Januari 2009. 51 Kamus Besar Bahasa Indonesia,…hal. 232

40

memuat topic atau pengetahuan dasar yang ada hubungannya dengan suatu subyek dan berguna untuk penelusuran lebih lanjut. c. Direction Service, yaitu suatu layanan pengarahan terhadap bahan-bahan lebih lanjut untuk para pembaca terhadap topic-topik yang dibahas. Direction Service ini umumnya

ditonjolkan

dalam

bentuk

suatu

daftar

bacaan/bibliografi/referensi yang dianjurkan untuk dibaca atau dipelajari dan terdapat pada akhir artikel.52 b. Kamus, merupakan bahan rujukan yang memuat informasi tentang kata atau istilah yang berkaitan dengan ejaan, arti, atau definisi, cara pengucapan, asal kata, dan cara pemakainnya dalam kalimat.53 Berbeda dengan ensiklopedi yang lebih menekankan pada materi dari suatu kata atau istilah, informasi yang disajikan oleh kamus lebih menekankan pada kata-kata atau istilah itu sendiri. c. Kompendium adalah ikhtisar karangan ilmiah yang lengkap dan padat. 54 d. Almanak, adalah bahan rujukan yang menyerupai suatu kalender kegiatan dalam setahun yang berisi : - Kalender atau penanggalan, kadang-kadang disertai data peristiwa astronomis antara lain gerakan benda-benda langit misalnya, posisi matahari, bulan, planet, dan bintang untuk keperluan navigasi laut. Di 52

Lihat Lolytasari Batubara, Koleksi Bahan Perpustakaan, artikel diakses tanggal 5 Desember 2008 dari http://perpustakaankedokteran.wordpress.com/category/artikel-perpustakaan/ 53 Secara etimologi kamus berarti 1. Buku acuan yang memuat kata dan ungkapan yang disusun menurut abjad berikut keterangan tentang maknanya, pemakaiannya atau terjemahannya. 2. Buku yang memuat kumpulan istilah atau nama yang disusun menurut abjad beserta penjelasan tentang makna dan pemakaiannya, dan atau kamus adalah buku yang memuat penjelasan arti kata dalam suatu bahasa, disusun menurut abjad; biasanya penjelasannya meliputi juga ortografi dan ucapannya. Lihat Kamus Besar Bahasa Indonesia…. Hal. 384 dan Badollahi Mustafa, Materi Pokok Bahan…hal. 55, serta Nurhaidi Magetsari, dkk (1992), Kamus Istilah Perpustakaan dan Dokumentasi, (1992), diakses di http://digilib.pnri.go.id/in/dlKmsPerp.aspx pada jumat, 30 januari 2009. 54 Kamus Besar Bahasa Indonesia,…hal. 453

41

samping itu ada juga almanak yang berisi informasi tanggal, bulan dan tahun kelahiran. - Data pemerintahan, sejarah, geografi, dan iklim, kependudukan, serta statistika informasi lainnya atau kadang-kadang terbatas pada sebuah bidang saja. Pada umumnya almanac terbit setiap tahun.55 e. Buku Pegangan (Hand Book), yaitu buku rujukan yang berisi ikhtisar pokok bahasan atau subyek tertentu mengenai suatu ilmu pengetahuan yang digunakan untuk petunjuk dalam penerapan prakteknya atau dalam memberikan pelajaran (mengajar). Jenis buku ini sering disebut juga buku panduan atau pedoman.56 f. Buku Tahunan (yearbook dan annual book) adalah terbitan yang bersifat tahunan yang isinya mengulas (review) perkembangan atau kejadian dalam setahun, merekam informasi terbaru dan menyajikan dalam bentuk model statistic. Kedua bahan rujukan ini biasanya terbit setiap tahun yang berisi informasi tentang : a. Perkembangan terakhir atau kegiatan-kegiatan yang telah terlaksana suatu badan, lembaga, instansi, atau organisasi dalam tahun sebelumnya. b. Yang bersangkutan dengan sejarah, perkembangan suatu lembaga, badan, organisasi nasional maupun internasional selama setahun. c. Dalam penyajian informasinya yearbook biasanya dengan memberi data statistic sedangkan annual tidak menekankan pada data statistic. 57

55

Sulistyo Basuki, Pengantar…hal. 256, Noerhayatie S., Pengelolaan…hal. 207 Sulistyo Basuki, Pengantar…hal. 259 57 Sulistyo Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan (Jakarta: Universitas Terbuka, Depdikbud, 1993), hal. 256 56

42

g. Direktori, adalah buku rujukan yang berisi daftar nama orang (pejabat), lembaga, badan, organisasi yang dilengkapi dengan alamat, kegiatan, kode, dan data lain yang disusun secara alfabetis dan sistematis atau urutan kode-kode nomor. Dengan demikian melalui direktori dapat ditemukan informasi tentang keberadaan suatu organisasi, lembaga, badan atau peorangan.58 h. Sumber Biografi, Istilah biografi berasal dari bahasa Yunani yaitu Bios berarti hidup dan grafein berarti menulis.59 Secara lebih lengkap biografi dapat diartikan sebagai pengungkapan ulang kehidupan seseorang yang diperoleh dari ingatan, dari bahan tertulis atau secara lisan. Informasi yang terkandung dalam suatu biografi diantaranya : nama, tempat dan tanggal lahir,

alamat,

keadaan

keluarga,

pendidikan,

riwayat

pekerjaan

keikutsertaan dalam organisasi social dan masyarakat atau profesi, karya tulis atau publikasi, foto, tempat dan tanggal meninggal kalau sudah meninggal.60 i. Terbitan Pemerintah, yaitu bahan rujukan yang diterbitkan secara resmi oleh pemerintah melalui lembaga resmi yang berisi informasi yang berkaitan dengan masalah pemerintahan atau masalah-masalah untuk kepentingan umum. Informasi dalam terbitan pemerintah disusun secara sistematis menurut pokok masalah, secara kronologis atau sesuai dengan urutan nomor perundang-undangan atau peraturan-peraturan. Untuk memudahkan dalam penelusuran informasinya dapat dilihat dari daftar isi 58

Badollahi Mustafa, Materi Pokok Bahan … hal. 195, dan Noerhayatie S, Pengelolaan Perpustakaan (Bandung: Penerbit Alumni, 1988), hal. 207 59 Noerhayatie S, Pengelolaan Perpustakaan…hal. 208 60 Badollahi Mustafa, Materi Pokok Bahan… hal. 169, dan Sulistyo Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan …. hal. 255

43

bahan rujukan tersebut. Contoh terbitan ini : Karya perundang-undangan, peraturan-peraturan, keputusan-keputusan dan sebagainya.61 j. Sumber geografi, bahan rujukan yang termasuk dalam sumber geografi terdiri dari beberapa jenis, yaitu;

a. Peta yaitu bahan rujukan yang

memuat informasi tentang lingkup geografis suatu tempat, b. Atlas yaitu bahan rujukan yang merupakan kumpulan peta, c. Globe yaitu atlas atau peta yang dibentuk sedemikian rupa sehingga bentuknya menyerupai aslinya, d. Gazetir yaitu kamus ilmu bumi yang cakupannya meliputi lokasi suatu tempat, uraian diberikan secara singkat termasuk angka-angka statistic, luas wilayah, jumlah penduduk dan sebagainya. Di dalam gazetir tidak dimuat gambar-gambar peta lokasi melainkan hanya disebut dengan angka-angka posisi suatu tempat di bumi atau angkasa luar misalnya pada koordinat (bujur dan lintang) berapa posisi suatu tempat, juga apa cirriciri tempat itu (temperature, iklim dan kelembaban dan sebagainya).62 k. Publikasi hasil penelitian, bahan rujukan ini berisi informasi hasil penyelidikan atau penelitian yang menyajikan penemuan-penemuan dan kesimpulan yang disampaikan kepada sebuah badan atau pengawas. Yang termasuk dalam publikasi ini antara lain skripsi, tesis dan disertasi atau penelitian ilmiah lainnya.63

61

Badollahi Mustafa, Materi Pokok Bahan … hal. 222, dan Sulistyo Basuki, Pengantar Ilmu…hal. 261 62 Badollahi Mustafa, Materi Pokok Bahan…hal. 181-185. 63 Lihat Lolytasari Batubara, Koleksi Bahan Perpustakaan, artikel diakses tanggal 5 Desember 2008 dari http://perpustakaankedokteran.wordpress.com/category/artikel-perpustakaan/

44

l. Karya Sejarah, yaitu bahan rujukan yang memuat informasi tentang peristiwa-peristiwa atau kejadian-kejadian yang benar-benar terjadi di masa lampau. Contoh 30 Tahun Indonesia Merdeka.64 m. Terbitan Berkala, yaitu bentuk publikasi yang pada umumnya memuat berbagai tulisan, baik yang umum maupun yang khusus dari berbagai pengarang serta berisi pula berbagai keterangan atau berita dan artikel. Terbitan berkala ini pada umumnya memuat informasi mutakhir. Untuk melihat tingkat kemutakhirannya ini bisa dilihat dari frekuensi penerbitannya. Jenis terbitan berkala dapat berupa surat kabar, majalah, bulletin, jurnal dan brosur atau pamflet.65 Di samping bahan kepustakaan yang berbentuk karya cetak di atas, bahan kepustakaan lain seperti bahan kepustakaan yang bersifat karya rekam dan karya yang tidak direkam juga termasuk dalam jenis sumber rujukan langsung ini. 2. Sumber Tak Langsung ( Indirect Source Type ) Sumber rujukan ini yaitu suatu jenis kelompok bahan rujukan yang tidak dapat memberikan informasi yang dicari secara langsung tetapi hanya memberikan petunjuk atau arah kepada sumber informasi yang sebenarnya. Di Perpustakaan jenis kelompok bahan rujukan ini disebut juga alat telusur atau sarana temu balik informasi. Jenis sumber rujukan ini bertujuan untuk memudahkan para pengguna perpustakaan untuk memudahkan penelusuran informasi yang terdapat dalam

64

Lihat Lolytasari Batubara, Koleksi Bahan Perpustakaan, artikel diakses tanggal 5 Desember 2008 dari http://perpustakaankedokteran.wordpress.com/category/artikel-perpustakaan/ 65 Lihat Lolytasari Batubara, Koleksi Bahan Perpustakaan, artikel diakses tanggal 5 Desember 2008 dari http://perpustakaankedokteran.wordpress.com/category/artikel-perpustakaan/

45

berbagai sumber informasi. Sumber rujukan yang termasuk dalam jenis ini adalah:66 a. Katalog Perpustakaan adalah daftar buku yang dimiliki suatu atau sekelompok perpustakaan yang disusun menurut system tertentu. Katalog memuat informasi bibliografis lengkap dari suatu buku yang memuat keterangan-keterangan tentang suatu buku mulai dari pengarang, judul, edisi, penerbit, deskripsi fisik, dan seterusnya. Jenis catalog yang biasa disediakan di suatu perpustakaan adalah catalog pengarang, judul dan subjek. Maksud penyusunan ketiga catalog ini untuk memberikan kemudahan dalam penelusuran buku atau terbitanterbitan yang diperlukan oleh pengguna dan pengelola perpustakaan atau pun pustakawan yang hanya mengetahui pengarangnya saja, dan hanya mengetahui judul atau subjeknya saja.67 b. Indeks atau konkordansi adalah daftar istilah (topik-topik informasi) yang disusun berdasarkan urutan abjad atau dengan system tertentu dan disertai keterangan yang menunjukkan tempat istilah tersebut berada.68 c. Bibliografi adalah daftar bahan perpustakaan atau buku yang telah terbit. Karena tugas bibliografi mendaftar buku-buku atau bahan lain yang diterbitkan disuatu daerah atau Negara tertentu, maka bibliografi dapat digunakan untuk mendeteksi terbitan daerah yang bersangkutan.69

66

Lihat Lolytasari Batubara, Koleksi Bahan Perpustakaan, artikel diakses tanggal 5 Desember 2008 dari http://perpustakaankedokteran.wordpress.com/category/artikel-perpustakaan/. Lihat juga Noerhayatie S., Pengelolaan…hal. 212 67 Terkait dengan pengkatalogan lihat Yaya Suhendar, Pedoman Katalogisasi: Cara Mudah Membuat Katalog Perpustakaan (Jakarta: Kencana, 2007). 68 Definisi indeks silakan lihat sub bab sebelumnya. 69 Lihat juga Noerhayatie S., Pengelolaan…hal. 204, dan Sulistyo Basuki, Pengantar…hal. 259

46

d. Abstrak atau sari karangan yaitu sebenarnya masih serumpun dengan indeks dan fungsinya sama sebagai alat penelusuran informasi. Perbedaannya dengan indeks yaitu kalau indeks hanya sampai pada penunjukkan tempat suatu informasi berada, sedangkan abstrak di samping menunjukkan tempat informasi, juga memuat tambahan keterangan dari informasi yang diabstraknya berupa ringkasan isi karangan sekitar 50 sampai 250 kata.70 Dari pemaparan di atas dapat diketahui bahwa bahan kepustakaan merupakan “sumber kehidupan” bagi exist-nya sebuah perpustakaan. Bahan kepustakaan dengan berbagai macam karakteristik penyajian yang ia miliki secara tidak langsung akan membawa dan menjadikan sebuah perpustakaan sebagai pusat informasi yang siap menghantar para penggunanya untuk meraih semua ilmu pengetahuan yang mereka cari. Dengan berbagai macam penjelasan serta fungsi yang dimiliki oleh bahanbahan kepustakaan di atas, bisa terlihat posisi indeks berikut fungsi serta peranannya dan untuk selanjutnya akan diketahui segi persamaan dan perbedaan dari masing-masing bahan kepustakaan tersebut. Dari segi persamaan, terlihat bahwa indeks seperti bahan kepustakaan lainnya merupakan sumber ilmu pengetahuan yang menyajikan berbagai macam informasi yang dibutuhkan oleh para peneliti, pembaca, dan lainnya. Namun berbeda dengan bahan kepustakaan lainnya baik itu sumber langsung maupun tak langsung, indeks hanya merupakan alat pemandu (guidance) untuk menemukan informasi lanjutan dengan hanya menyajikan beberapa 70

Lihat juga F.W. Lancaster, Indexing and Abstracting in Theory and Practice, (USA: University of Illinois, 1991).

47

informasi berupa penggalan-penggalan kalimat yang disusun berdasarkan entri yang diambil dari sebuah dokumen atau buku yang merupakan satuan sistem informasi yang lengkap. Supaya mempermudah melihat perbedaan antara satu dengan bahan kepustakaan yang lain, Noerhayatie S mengklasifikannya ke dalam bentuk pertanyaan seperti yang terdapat dalam tabel di bawah ini.71 Tabel 2.2.1.

Perbedaan Jenis Bahan Kepustakaan Berdasarkan pada Pertanyaan Jenis Bahan

Inti Pertanyaan

Kamus

Kata/ istilah, data

Ensiklopedi, almanak, handbook manual

Who, what, when, where, how

Biographical sources

Who / person

Directories

Organization/ publications

Geographical Sources

Place : Statistics, Economic, culture and politic

Indeks / Abstracts

Subject elve/ outline

Government Document

Fact/ data/ rule

C. Indeks dan Sistem informasi Persoalan simpan-menyimpan pengetahuan sudah disadari sejak buku menjadi bagian hidup dari peradaban.72 Teknik penyimpanan ilmu pegetahuan yang bertujuan untuk mempermudah para pengguna dalam mencari bahan-bahan 71

Noerhayatie S, Pengelolaan Perpustakaan (Bandung: Penerbit Alumni, 1988), hal. 213 Salah satu pioner kelahiran sistem penyimpanan pengetahuan sebagaimana yang kita kenal sekarang adalah para pemikir China di zaman kekuasaan Dinasti Chou yang berkuasa di tahun 1122 samapi 256 sebelum Masehi. Pada masa pemerintahan dinasti ini dibentuk kementerian yang mengurus agama dan pendidikan, dengan tugas antara lain mengurusi sejumlah besar naskah dan “buku” yang terbuat dari bambu berisi ajaran Kong Hu Chu. Salah seorang pegawai kementerian yang pertama kali menyusun sistem perpustakaan untuk mempermudah penyimpanan dan pencarian buku-buku dari bambu itu adalah Lao Tse. Lihat Putu Laxman Pendit. dkk, Perpustakaan Digital; Perspektif Perpustakaan Perguruan Tinggi Indonesia (Jakarta: Sagung Seto, 2007), hal. 90. 72

48

yang mereka perlukan ini dilakukan dengan amat sangat sederhana, yaitu dengan mengatur buku-buku secara fisik di rak atau entri secara sistematis dan konsisten yang disertai dengan penggunaan nama atau petunjuk letak fisik yang singkat serta mudah diingat. Sistem penyimpanan buku-buku yang dijajar rapi di rak seperti ini hingga sekarang merupakan sistem yang masih banyak digunakan oleh perpustakaan di seluruh dunia. Sistematis dan konsisten merupakan dua kunci utama yang menjadi jaminan dari sistem penyimpanan tersebut. Namun dengan melihat keadaan sekarang dimana kemajuan sistem informasi yang disertai dengan kemajuan teknologi kamunikasi yang telah merambah di semua lini kehidupan sehingga kebutuhan akan informasi baik itu yang terdapat dalam lembaran-lembaran buku ataupun media lainnya, menyebabkan pada penggunaan sistem yang hanya bergantung kepada pengaturan letak fisik dan penamaan dalam peyimpanan ilmu pengetahuan ini kurang dapat diandalkan. Oleh sebab itu, harus ada upaya pengaturan yang lebih ringkas, dan upaya itu harus dilakukan di kepala manusia, bukan di rak-rak buku yang panjang dan bersusun-susun itu. Bukan pula di hard disk yang semakin lama semakin kecil dengan daya tampungnya yang semakin besar itu. Sistem peyimpanan dan penemuan kembali informasi harus „dipindahkan‟, dari rak buku dan hard disk ke kepala manusia. Kemampuan otak manusia untuk berfikir harus diberdayakan, dan salah satu kemampuan otak yang amat penting untuk sistem simpan-temu kembali tersebut adalah kemampuan mengelola ingatan atau pengetahuannya.73 Untuk membantu manusia dalam upaya mengatur simpanan pengetahuan dan informasi terkait dengan berbagai macam sumber informasi yang harus

73

Putu Laxman Pendit, dkk., Perpustakaan Digital…. hal. 91

49

ditemukan, para pemikir muslim sejak jauh-jauh hari telah membuat sebuah skema ilmu pengetahuan yang sering dikenal dengan istilah klasifikasi. al-Farabi (w. 339 H/ 851 M) dan Ibn Sina (w. 428 H/ 1037 M) mengklasifikasi ilmu ke dalam dua bagian, yaitu teori (nażariyah) dan praktik („amaliyah). Sedangkan alKhawarizmi (w. 380 H/ 990 M) membagi ilmu pengetahuan ke dalam ilmu-ilmu ke arab an („ulūm „arabiyah) dan ilmu selain Arab („ulūm „ajamiyah). Imam Ghazali membagi ilmu pengetahuan ke dalam ilmu non-rasional („ulūm naqliyah) dan ilmu rasional („ulūm „aqliyah).74 Sistem klasifikasi ilmu pengetahuan ini baru dikenal oleh masyarakat secara luas pada tahun 1876 atas usaha Melvil Dewey – seorang asisten ahli perpustakaan di Amhers College - yang berhasil menciptakan sebuah skema dengan menggunakan penandaan (anotasi) angka agar lebih sederhana. Skema hasil temuan beliau ini selanjutnya dikenal dengan sebutan Skema Klasifikasi Dewey.75 Untuk memudahkan pencarian, maka hal utama yang perlu dilakukan adalah dengan membuat “dewan perwakilan dokumen”, seperti dewan perwakilan rakyat dalam kehidupan politik kita. Jika kita ingin mencari sebuah dokumen di antara sejuta dokumen lainnya, maka pencarian dilakukan terhadap dewan perwakilan dokumen tersebut, bukan langsung ke dokumennya. Istilah lain dari dewan perwakilan ini adalah surrogate, yang tidak lain adalah “pengganti atau alternatif bagi butir/gugusan pengetahuan yang asli”. Setiap surrogate memiliki

74

Informasi lebih lanjut terkait dengan informasi ilmu pengetahuan serta hal-hal yang terkait dengannya lihat Hani M. Atiyah, Quranic Text; Toward a Retrieval System (Virginia: The International Institute of Islamic Thought,1996) hal. 4- 13 dan lihat juga Mulyadi Kertanegara, Pengantar Epitemologi Islam (Bandung: Mizan, 2003), hal. 42- 50. 75 Abdul Azis Batjo, Klasifikasi Islam: Adaptasi Klasifikasi Persepuluhan Dewey dan Perluasan 297 (Jakarta: Universitas Indonesia Press, 1985), hal. 5.

50

sifat dan ciri penting dari butir/gugus aslinya sedemikian rupa sehingga dapat digunakan untuk mengenali dan menemukan aslinya.76 Indeksasi atau pembuatan indeks (indexing) merupakan salah satu cara paling populer untuk membuat dewan perwakilan dokumen atau representasi dokumen. Sejak zaman baheula (zaman dimana buku masih terbuat dari tanah lempung), sampai zaman buku terbuat dari bambu di China, sampai sekarang terbuat dari pulsa-pulsa digital, pengindeksasian (indexing) merupakan salah satu cara paling efektif yang digunakan untuk mempermudah kegiatan simpan-temu ilmu pengetahuan tersebut. Pada zaman buku dan bahan tercetak non-elektronik, kegiatan indexing dilakukan oleh manusia tanpa bantuan alat-alat otomatis. Ketika dokumen terbuat dari teks digital, maka muncul kemungkinan untuk membuat indeks yang serupa dengan cara ”tradisional” pertama di atas tetapi dengan bantuan mesin. Teknik otomatisasi yang dilakukan terhadap dokumen berbentuk teks-teks digital tersebut biasanya dilakukan dengan “memerintahkan” komputer untuk mengambil istilah dari tempat-tempat tertentu dalam sebuah dokumen, lalu oleh komputer pengambilan tersebut dilakukan secara berkali-kali secara konsisten. Seiring dengan perkembangan informasi yang berjalan begitu cepat dan pesat maka muncul kemungkinan untuk menjadikan semua isi dokumen sebagai wakilnya yang sering disebut dengan istilah full-text.77 Seperti yang telah dikemukakan di atas, teknik indeksasi terhadap dokumen sebelum ditemukannya komputer sebagai salah satu alat bantu mekanik,

76

Putu Laxman Pendit, dkk., Perpustakaan Digital…., hal. 98 dan lihat juga Putu Laxman Pendit, Perpustakaan Digital dari A sampai Z (Jakarta: Cita Karyakarsa Mandiri, 2008), hal. 110118. 77 Putu Laxman Pendit, dkk., Perpustakaan Digital…. hal. 99.

51

pengindeksasian mutlak urusan manusia, dan mesin tidak ikut campur. Ketika komputer hadir, pengindeksasian dilakukan dengan dua cara: intelektual dan mekanikal.78Kegiatan menganalisis dan penerjemahan dokumen yang akan diindeks

merupakan

kegiatan

mengidentifikasi dan memilih

intelektual

karena

mencakup

kegiatan

konsep-konsep penting yang tercakup dalam

sebuah dokumen, sementara fase translasi sesungguhnya merupakan pekerjaan menjadikan konsep yang sudah dipilih itu menjadi indeks berdasarkan sebuah cara yang telah ditetapkan. Sedangkan kegiatan mekanikal merupakan kegiatan yang mencakup pengurutan menurut abjad dan pembuatan format entri indeks. Kalau komputer digunakan baik untuk kegiatan intelektual maupun mekanikal, maka itu artinya automatic indexing (pengindeksan secara otomatis). Tetapi jika komputer hanya digunakan untuk mekanikal, sementara manusia untuk yang intelektual, maka itu artinya automated indexing (pengindeksan yang diotomatiskan).79 Menurut Putu, dalam indexing di samping dua hal diatas, komputer juga dapat melakukan dua hal yang pada dasarnya telah dilakukan sebelum adanya komputer, yaitu derivative indexing dan assignment indexing.80 Derrivative indexing adalah suatu istilah untuk indeks yang diambil langsung dari teks dokumen. Istilah ini juga sering disebut dengan synonim for keyword indexing karena indeks diambil langsung dari kata kunci dan tidak ada daftar kosakata sebagai acuannya (atau di kalangan teknisi biasa disebut „tidak ada

78

Putu Laxman Pendit, dkk., Perpustakaan Digital…. hal. 99 Putu Laxman Pendit, Perpustakaan Digital….hal. 111 80 Putu Laxman Pendit, dkk., Perpustakaan Digital….hal. 116- 117 79

52

controlled vocabulary-nya). Pengindeksan yang tanpa contorolled vocabulary ini disebut juga dengan free indexing.81 Sedangkan Assignment indexing adalah suatu istilah untuk indeks yang diberikan dari luar.82 Jika suatu istilah tersebut datang dari controlled vocabulary meskipun ia bukan thesaurus83 maka ia disebut dengan descriptor. Tetapi jika ia (istilah) tersebut berasal dari luar controlled vocabulary (mungkin istilahnya baru muncul) maka ia disebut identifier.84 Meskipun

sistem

komputerisasi

sudah

mengarah

pada

suatu

penyempurnaan terhadap sistem indexing yang dilakukan sebelumnya, bukan berarti sistem indexing sudah sempurna dan tidak mendapat tantangan baru. Dalam hal ini, seperti yang dikemukakan Pendit, tantangan baru yang dihadapi oleh sistem komputerisasi dalam indexing ini adalah munculnya sebuah fenomena baru terkait dengan banyaknya teks dan dokumen yang mencapai hampir milyaran halaman yang terdapat di internet yang antara satu teks dengan teks lainnya terjadi saling berkaitan dan saling merujuk sehingga membentuk struktur beragam atau yang lebih dikenal dengan istilah (hyperstructured), sehingga menyebabkan kesulitan dalam proses indexing.85

81

Putu Laxman Pendit, dkk., Perpustakaan Digital….hal. 117 Putu Laxman Pendit, dkk., Perpustakaan Digital….hal. 117 83 Thesaurus adalah (1) gudang atau harta pengetahuan; istilah yang paling dikenal melalui penggunaannya dalam judul Theasurus Of English Words And Phrases karya P.M. Roget yang pertama terbit tahun 1852 dan sering direvasi; (2) sarana kendali yang digunakan untuk menerjemahkan dari bahasa alamiah dokumen ke suatu sistem bahasa yang lebih terbatas, yakni bahasa dokumen dan bahasa informasi (bahasa menurut fungsinya); kosakata yang terkendali dan dinami, terdiri atas istilah-istilah yang berhubungan secara sematik dan generik yang meliputi suatu bidang pengetahuan khusus (batasan menurut strukturalnya); lihat juga daftar tajuk subjek, lihat Nurhaidi Magetsari, dkk., Kamus Istilah Perpustakaan dan Dokumentasi (1992), diakses di http://digilib.pnri.go.id/in/dlKmsPerp.aspx pada jumat, 30 januari 2009. 84 Putu Laxman Pendit, dkk., Perpustakaan Digital….hal. 100. 85 Putu Laxman Pendit, Perpustakaan Digital dari A sampai Z …hal. 117 82

53

D. Teori Indeksasi Seperti telah diketahui sebelumnya bahwa indeks secara sederhana adalah sebuah daftar berisi petunjuk (pointers). Lebih tepatnya lagi, indeks adalah sebuah daftar yang sistematis, mengandung istilah atau frase (menyatakan pengarang, judul, konsep, dan sebagainya) yang dilengkapi dengan petunjuk ke isi satu atau serangkaian dokumen, ke lokasi istilah atau frase itu dapat ditemukan. Oleh sebab itu, indeks dan pengindeksasian biasanya dikaitkan dengan pembuatan katalog atau klasifikasi. Namun, berbeda dengan katalogisasi dan klasifikasi yang lebih terkonsentrasi pada “tentang apa”-nya dokumen (aboutness), maka pengindeksan lebih terkonsentrasi pada ekstraksi atau pengambilan kata atau istilah yang ada di dalam dokumen di halaman tertentu, lalu menempatkannya dalam daftar indeks secara terstuktur. Struktur inilah yang memungkin sebuahh buku “merujuk” pembacanya ke bagian-bagian dari teks yang relevan untuk keperluannya.86 Untuk tujuan tersebut, maka menurut Lancaster, dalam pembuatan indeks ada dua prinsip yang harus dilakukan oleh indexer yaitu: menganalisa sebuah dokumen dan menerjemahkannya ke dalam sebuah daftar terstruktur yang terdiri dari penyebutan entri, sub entri, dan halaman buku untuk menentukan keberadaan kata atau istilah tersebut.87 Setelah sebuah dokumen dianalisa dan ingin diterjemahkan, maka seperti yang dikemukakan oleh Larry S. Bonura penerjemahan tersebut dilakukan dengan menyusun huruf-huruf secara alfabetis yang digunakan sebagai topik utama (entri), sub topik (sub entri), rujukan silang (cross reference), dan istilah-istilah 86

Putu Laxman, Perpustakaan Digital dari A sampai Z…hal. 110 F. W. Lancaster, Indexing and Abstracting in Theory and Practice (USA: University of Illinois, 1991), hal.8 87

54

yang diperlukan. Semua entri ini ditempatkan dalam suatu susunan alfabetis, yang terdiri dari pokok permasalahan, pengarang, dan tempat permasalahan tersebut berada.88 Penerjemahan dari hasil analisis terhadap sebuah dokumen tersebut ke dalam bentuk susunan alfabetis merupakan sebuah penerjemahan yang paling umum digunakan oleh para indexer karena tingkat validitas informasi yang disajikan lebih akurat jika dibandingkan dengan susunan yang lain.89

88

Larry S. Bonura, The Art of Indexing, (Canada: John Wiley & Sons, Inc., 1994), hal.15, dan untuk informasi lebih lanjut terkait dengan teori mengindeks lihat F.W. Lancaster, Indexing and Abstracting in Theory and Practice, (USA: University of Illinois, 1991). 89 Larry S. Bonura, The Art...hal. 15

55

BAB III INDEKS AL-QUR’AN DI INDONESIA

A. Sejarah Indeks al-Qur’an di Indonesia Seperti kita ketahui, bahwa upaya untuk membumikan ajaran Islam di tengah-tegah masyarakat Indonesia pada dasarnya telah dimulai sejak pertama kali Islam masuk ke Nusantara yaitu pada awal abad XIII.90 Hal ini terbukti diantaranya dengan adanya proses islamisasi masyarakat Indonesia yang dilakukan oleh para juru dakwah Islam dengan menggunakan sistem akulturasi dengan budaya setempat yang pada waktu itu masih kental dengan nuansa HinduBudha. Ajaran Islam yang bersumber dari dua pilar utama yakni al-Qur‟an dan sunnah Rasulullah saw telah mendapat perhatian besar dari para sarjana muslim Indonesia. Hal ini terlihat dengan banyaknya kajian-kajian yang dilakukan terhadap al-Qur‟an khususnya terutama pada aspek penafsiran al-Qur‟an. Secara faktual, aktivitas di sekitar kajian terhadap al-Qur‟an di Indonesia dirintis oleh „Abd al-Rauf Singkel yang menerjemahkan al-Qur‟an ke dalam 90

Terkait dengan masuknya Islam di Nusantara, secara umum para peneliti mengungkapkan ada dua penjelasan/teori populer tentang masuknya Islam di Indonesia. Pertama, teori Timur yaitu Islam masuk Indonesia pada abad VII M atau I H, yang disebarkan secara langsung melalui jalur perdagangan oleh orang Arab yang bermazhab Syafii di daerah pesisir pantai utara Sumatera (Malaka). Kedua, teori Barat yaitu teori yang mendasarkan pada perjalanan Marcopolo (1292) menunjuk abad XIII sebagai tongak masuknya Islam di Nusantara. Hal ini lebih diperkuat dengan catatan Ibn Batutah yang menjelaskan tentang berdirinya kerajaan Islam di Pantai Utara Sumatera pada abad XIII. Lihat Faried F. Saenong, Al-Qur‟an, Modernisme dan Tradisionalisme: ideologisasi Sejarah Tafsir Al-Qur‟an di Indonesia, dalam Jurnal Studi AlQur‟an, Vol. I, No. 3, 2006, hal. 506. Di samping dua teori populer tersebut di atas, Azyumardi memaparan secara utuh semua teori yang menjelaskan kedatangan Islam di Indonesia. Diantara teori yang dikemukakan oleh Azyumardi adalah teori India (Pijnappel, Hurgronje, Moquette, Kern Winstedt, Bousquet, Vlekke, Gonda, Schrieke, dan Hall), teori Batu Nisan (Fatimi), Teori Arab/ Hadramaut (Arnold, Marrison, al-Ramhurmuzi, Crawfurd, Niemmann, de Hollander, Naquib alAttas dan sarjana-sarjana Indonesia), dan Teori Mesir (Keijzer), dan Teori Shufi (Jhons). Lebih lanjut lihat Azyumardi Azra, Jaringan Ulama Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara Abad XVII dan VIII: Akar Pembaruan Islam Indonesia (Jakarta: Kencana, 2005), cet. ke-2, hal. 2- 19.

56

bahasa Melayu pada pertengahan abad XVII, dengan karyanya yang berjudul Tarjumān al-Mustafīd. Kemudian pada abad XIX, muncul sebuah karya tafsir yang menggunakan bahasa Melayu-Jawi, yaitu Kitāb Farā‟id al-Qur‟ān. Tafsir ini tidak diketahui siapa penulisnya. Selain Kitāb Farā‟id al-Qur‟ān, pada abad XIX ini, kita juga mendapati literatur tafsir yang ditulis oleh Imam Muhammad Nawawi al-Bantani yang berjudul Tafsīr al-Munīr li Ma„ālim al-Tanzīl atau yang populer dengan sebutan Tafsīr Marāh Labīd. Upaya penafsiran penafsiran seperti yang telah disebutkan di atas, pada abad XX diikuti oleh Munawar Chalil (Tafsir al-Qur‟an Hidayatur Rahman), Ahmad Hasan Bandung (Tafsir al-Furqan, 1928), Mahmud Yunus (Tafsir alQur‟an Indonesia, 1935), Halim Hassan (Tafsir al-Qur‟an al-Karim, 1955), Iskandar Idris (Hibarna), Zainuddin Hamidi (Tafsir al-Qur‟an, 1959), Kasim Bakry (Tafsir al-Qur‟an al-Hakim, 1960), dan Hamka (Tafsir al-Azhar, 1973).91 Di samping usaha yang dilakukan oleh perorangan di atas, aktivitas penafsiran ini juga dilakukan oleh seuatu lembaga, organisasi atau penerbitan. Misalnya aktivitas penerbitan terjemah dan tafsir yang dilakukan oleh Muhammadiyah, Persis Bandung, beberapa penerbitan terjemah di Medan, Minangkabau, dan kawasan lainnya. Upaya-upaya ini bahkan ditindak lanjuti secara resmi oleh pemerintah Indonesia melalui proyek Penerjemahan dan penafsiran al-Qur‟an di bawah naungan Departemen Agama RI.92

91

Farid F. Saenong, Al-Qur‟an, Modernisme dan Tradisionalisme: ideologisasi Sejarah Tafsir al-Qur‟an di Indonesia, dalam Jurnal Studi Al-Qur‟an, Vol. I, No. 3, 2006, hal. 508-509. 92 Untuk mengetahui lebih lanjut tentang kajian tafsir di Indonesia, lihat. Howard M. Federspiel, Kajian al-Qur‟an di Indonesia: dari Mahmud Yunus hingga Quraish Syihab (Bandung: Mizan, 1996), dan Islah Gusmian, Khazanah Tafsir Indonesia: dari hermeneutika hingga ideologi (Jakarta: Teraju, 2003), serta Farid F. Saenong, al-Qur‟an, Modernisme dan …. hal. 508-509.

57

Tafsir-tafsir yang ditulis dalam bahasa Indonesia sebagaimana yang telah disebutkan di atas pada hakikatnya sudah memenuhi kebutuhan umat Islam yang meyakini betapa pentingnya memahami dan mengamalkan ajaran yang terkandung dalam al-Qur‟ān al-Karīm. Akan tetapi, mengingat dengan hanya menyandarkan kepada tafsir-tafsir tersebut untuk memasyarakatkan dan membumikan isi al-Qur‟an secara keseluruhan kepada semua elemen masyarakat sangatlah tidaklah mungkin, maka untuk mengatasi masalah ini para penulis Indonesia berusaha untuk menulis buku-buku yang meringkas tema-tema tertentu yang terdapat dalam al-Qur‟an serta membuat buku-buku indeks al-Qur‟an yang berfungsi untuk memudahkan masyarakat dalam pencarian ayat-ayat al-Qur‟an dengan menunjukkan lokasi ayat sesuai dengan kebutuhan mereka. Kebutuhan masyarakat akan indeks al-Qur‟an sebenarnya bisa dilihat dari maraknya penggunanaan indeks-indeks al-Qur‟an oleh sebagaian masyarakat Indonesia. Mu„jam al-Mufahras li Alfāz al-Qur‟ān karya M. Fuad Abdul Baqi dan Fath al-Rahmān li Tālib Āyāt al-Qur‟ān karya „Ilmi Zadeh Faidullah merupakan dua buah mu„jam (indeks) al-Qur‟an yang menjadi rujukan utama mayoritas umat Islam Indonesia dalam mencari dan menemukan akan semua informasi terkait dengan ayat-ayat yang mereka butuhkan. Di samping dua indeks berbahasa Arab tersebut, indeks karya Gustav Flugel yang berjudul Concordance Of The Quran serta A Concordance Of The Quran karya Hanna E. Kassis yang disajikan dalam bahasa Inggris juga dirujuk oleh umat muslim Indonesia.93 Kalau kita telusuri jauh ke belakang, sebenarnya usaha untuk membuat indeks al-Qur‟an sebagai salah satu alat untuk mempermudah memahami dan

93

Lihat Ali Audah, Konkordansi al-Qur‟an…hal.

58

membumikan ajaran al-Qur‟an telah dilakukan oleh para mufassir Indonesia pada generasi kedua dalam kajian tafsir di Indonesia.94 Generasi yang diwakili oleh tiga karya tafsir yaitu, Ahmad Hasan dengan karyanya al-Furqan, Tafsir al-Qur‟an, H. Zainuddin Hamidy dan Fachruddin HS, dengan karyanya Tafsir al-Qur‟an, serta Mahmud Yunus dengan karyanya Tafsir Qur‟an Karim,dalam rangka memberikan kemudahan akses kepada masyarakat dalam memahami ajaran-ajaran yang terkandung dalam al-Qur‟an maka dalam karya-karya mereka terdapat catatan-catatan khusus, catatan kaki, terjemahan kata perkata, dan terutama indeks dan daftar kata sederhana yang disusun secara alfabetis yang terdapat di akhir masing-masing karya tersebut.95 Namun karena sifatnya yang amat sangat sederhana sehingga kurang berfungsi secara maksimal, menjadikan para sarjana muslim setelahnya berinisiatif untuk membuat buku-buku indeks al-Qur‟an secara lengkap dan independen (buku tersendiri, bukan pelengkap dari sebuah karya) Sehingga pada 1980-an atau pada periode kontemporer - meminjam istilah Izza Rahman-96

94 Menurut Howard M. Federspiel, kemunculan dan perkembangan tafsir al-Qur‟an di Indonesia dapat dibagi ke dalam tiga generasi. Generasi pertama, kira-kira dari permulaan abad ke-20 samapi awal tahun 196-an. Dalam era ini telah ditandai dengan adanya penerjemahan dan penafsiran yang masih didominasi oleh model tafsir terpisah-pisah dan cenderung pada surahsurah tertentu sebagai objek tafsir. Generasi kedua kemudian muncul sebagai penyempurnaan metodologis atas karya-karya generasi pertama, yang muncul pada pertengahan tahun 1960-an. Sedangkan tafsir generasi ketiga yang muncul pada 1970-an ditandai dengan adanya pengantar metodologis dan penafsiran lengkap yang disertai dengan komentar-komentar yang luas terhadap teks yang disertai juga dengan terjemahannya. Tafsir al-Nur/ al-Bayan, karya Hasbi Ash-Shiddiqy, Tafsir al-Azhar karya Hamka, dan Tafsir al-Qur‟an al-Karim karya Halim Hasan, dianggap sebagai tafsir yang mewakili generasi ketiga. Lihat Howard M. Federspiel, Howard M. Federspiel, Kajian Al-Qur‟an di Indonesia...,hal.100-137. 95 Howard M. Federspiel, Howard M. Federspiel, Kajian Al-Qur‟an di Indonesia...,hal.129, dan Islah Gusmian, Khazanah Tafsir Indonesia…. hal. 65. 96 Melihat kajian yang dilakukan oleh para sarjana muslim Indonesia, khususnya di bidang kajian al-Qur‟an, menurut pencermatan Izza Rahman terdapat beberapa karakteristik yang dibagi ke dalam tiga periode, yaitu karakteristik periode klasik, karakteristik periode Modern, dan karakteristik periode kontemporer. Untuk lebih jelas tentang pembagian dan ciri-ciri yang dimiliki oleh masing-masing periode, lihat Izza Rahman Nahrowi, Karakteristik Kajian Al-Qur‟an Di Indonesia, dalam Refleksi; Jurnal Kajian Agama dan Filsafat, Vol. V, No. 2, 2003, diterbitkan oleh Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

59

seiring dengan munculnya gagasan-gagasan para cendekiawan muslim Indonesia yang mengupayakan penajaman peran al-Qur‟an sebagai penggerak perubahan sosial, muncullah spirit yang berkeinginan untuk memudahkan proses kajian alQur‟an oleh kaum muslimin. Hal ini direfleksikan oleh disusunnya banyak karya indeks, klasifikasi, kompendium, kamus, konkordansi atau ensiklopedi al-Qur‟an oleh para sarjana muslim Indonesia.di antaranya, yang terbit di sepanjang era kontemporer adalah:97 1. Klasifikasi Ayat-Ayat al-Qur‟an Berdasarkan Sistem Nilai karya Muchtar Adam 2. Indeks Ayat-Ayat al-Qur‟an Tentang 40 Masalah Kehidupan karya M. Zain Abdullah 3. Khazanah Istilah al-Qur‟an karya Rahmat Taufiq Hidayat 4. Indeks Terjemah al-Qur‟an al-Karim; Penuntun Mencari Ayat Mengenai Suatu Materi/ Pokok Bahasan Melalui Bahasa Indonesia karya A. Hamid Hasan Qolay 5. Indeks al-Qur‟an; Panduan Mencari Ayat Berdasarkan Kata Dasarnya karya Azharuddin Sahil 6. Ensiklopedia al-Qur‟an karya Fachruddin Hs. 7. Klasifikasi Ayat-Ayat al-Qur‟an Menurut Bidang Studi (Seri Ekonomi) karya Nazwier D. Simarjo dan Yusran Ilyas. 8. Kamus Pelik-Pelik al-Qur‟an karya Idrus Alkaf 9. Klasifikasi Kandungan al-Qur‟an karya Choiruddin Hadhiri 10. Kunci Indeks dan Klasifikasi Ayat-Ayat al-Qur‟an karya A. Hamid Qolay 97

Buku-buku tersebut adalah buku-buku yang terbit di kurun kontemporer yang berhasil ditemukan oleh Izza Rahman Nahrawi. Lihat Izza Rahman Nahrowi, Karakteristik Kajian…hal. 94-95.

60

11. Klasifikasi Ayat-Ayat al-Qur‟an; Bab Aqidah karya Mukhatim Mukry 12. Indeks al-Qur‟an: Cara Mencari Ayat-Ayat al-Qur‟an karya N.A. Bayquni, dkk 13. Kompendium Himpunan Ayat-Ayat al-Qur‟an yang Berkaitan dengan Botani dan Zoologi karya Mochtar Na‟im. 14. Kompendium Himpunan Ayat-Ayat al-Qur‟an yang Berkaitan dengan Biologi dan Kedokteran karya Mochtar Na‟im. 15. Konkordansi Quran; Panduan Kata dalam Mencari Ayat Quran karya Ali Audah 16. Ensiklopedi al-Qur‟an:Kajian Kosakata dan Tafsirnya karya Tim IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta 17. Rujukan Tema-Tema Penting dalam al-Qur‟an karya Umar Mu‟in 18. Memahami Peta Kandungan al-Qur‟an bagi Masyarakat Umum karya Machmud Ranusemito 19. Himpunan Kandungan al-Qur‟an karya Syamsul Rijal Hamid 20. Kompendium Himpunan Ayat-Ayat al-Qur‟an yang Berkaitan dengan Fisika dan Geografi karya Mochtar Na‟im. 21. Kompendium Himpunan Ayat-Ayat al-Qur‟an yang Berkaitan dengan Hukum karya Mochtar Na‟im. 22. Kompendium Himpunan Ayat-Ayat al-Qur‟an yang Berkaitan dengan Ekonomi karya Mochtar Na‟im. 23. Buku Pintar al-Qur‟an; Referensi Lengkap Memahami Kitab Suci alQur‟an karya Mochtar Stork dan Muhammad Iqbal

61

24. Klasifikasi Ayat-Ayat al-Qur‟an dan Terjemahannya: Sebuah Kajian Terhadap Tema-Tema Tertentu dalam al-Qur‟an karya Sayuti Rahawarin. Dari sejumlah buku yang tersebut di atas, sesuai dengan topik kajian kita maka dalam kajian ini akan dideskripsikan tujuh buah buku indeks al-Qur‟an Indonesia yang terbit dalam kurun waktu 1984-2007. Buku-buku tersebut adalah; 1.

Indeks al-Qur‟an karya Sukmadjaya Asyari dan Rosy Yusuf (Bandung: Pustaka, 1984),

2.

Kunci Indeks dan Klasifikasi Ayat-Ayat al-Qur‟an karya A. Hamid Qolay (Bandung: Pustaka, 1989),

3.

Konkordansi Quran; Panduan Kata dalam Mencari Ayat Quran karya Ali Audah (Bogor: Pustaka Lintera Antarnusa, 1991),

4.

Indeks al-Qur‟an; Panduan Mencari Ayat Berdasarkan Kata Dasarnya karya Azharuddin Sahil (Bandung: Mizan, 1994),

5.

Indeks al-Qur‟an: Cara Mencari Ayat-Ayat al-Qur‟an karya N.A. Bayquni, dkk (Surabaya: Arloka, 1996),

6.

Indeks Terjemah al-Qur‟an al-Karim; Penuntun Mencari Ayat Mengenai Suatu Materi/ Pokok Bahasan Melalui Bahasa Indonesia karya A. Hamid Hasan Qolay (Jakarta: Yayasan Halimatus- Sa‟diyah, 1997), dan

7.

Indeks al-Qur‟an Praktis karya Jejen Musfah (Jakarta: Penerbit Hikmah, 2007).

62

B. Deskripsi Buku-buku Indeks Al-Qur’an di Indonesia Pada tahun 1980-an, proses kreatif penulisan buku-buku indeks al-Qur‟an tidak saja terus terjadi tetapi juga berkembang. Meskipun tidak sepesat perkembangan penulisan karya-karya di bidang tafsir, namun hal ini setidaknya memperlihatkan fenomena yang memperlihatkan adanya trend baru dalam geliat penulisan dan kajian terhadap al-Qur‟an. Buku-buku indeks yang lahir di periode kontemporer inilah yang akan dianalisis dalam kajian ini. Berikut akan dideskripsikan latar belakang tujuh buku indeks, sejarah dan perjalanan intelektualitas penulisnya serta ruang-ruang sosial dimana karya tersebut muncul. Uraian singkat dari masing-masing indeks ini dilakukan untuk melihat dimensi kontekstualitas karya-karya tersebut, sehingga arah pembicaraan, audiens, dan kepentingan si penulis serta pengguna bisa dilihat secara lebih mendetail. 1. Indeks al-Qur’an karya Sukmadjaya Asy’ari dan Rosy Yusuf Indeks al-Qur‟an karya sepasang suami istri ini pertama kali terbit pada 1984. Indeks yang diterbitkan oleh Penerbit Pustaka, Bandung ini,

proses

penyusunannya berawal dari adanya kesulitan yang dirasakan oleh Sukmadjaya terkait dengan berbagai macam pertanyaan yang muncul dalam masalah kehidupan yang menurutnya semua problem tersebut akan bisa ditemukan solusinya melalui al-Qur‟an.98 Kesulitan yang dirasakan tersebut akhirnya mengantarkan pada sebuah ide untuk menyusun buku indeks al-Qur‟an dengan harapan nantinya ia (indeks al-Qur‟an) bisa membantu masyarakat dalam

98

Lihat Sukmadjaja Asyarie dan Rosy Yusuf, Indeks Al-Qur‟an (Bandung: Pustaka, 2003), cet. Ke-5, hal. x- xi

63

memecahkan semua problem kehidupan, terlebih bagi masyarakat yang kurang paham bahasa Arab. Pengumpulan dan penyusunan indeks yang mengacu pada al-Qur‟an dan Terjemahannya milik Departemen Agama Republik Indonesia terbitan PT. Bumi Restu, 1974 ini dilakukan melalui dua tahap penyusunan. Tahap pertama yaitu dimulai dari awal mula penyusunan dan pengumpulan bahan indeks pada 1980 hingga saat keberangkatan Sukmadjaya Asyari ke Prancis pada Maret 1982. Kemudian penyusunan selanjutnya (tahap dua) diteruskan oleh Rosy Yusuf (istri Sukmadjaya Asyari) hingga selesai pada penghujung 1983 di kota Bandung. Indeks ini disusun berdasarkan urutan alfabetik. Penyusunan entri dilakukan berdasarkan kata dasar dari suatu masalah yang akan disajikan. Seperti jika kita ingin mencari ayat-ayat yang berkenaan dengan “sifat orang mukmin”, maka kita dapat menemukannya pada alfabet M, yaitu pada kata Mukmin. Di kelompok kata Mukmin ini kita akan menemukan apa yang kita cari tersebut. Dalam penyajiannya indeks ini menggunakan beberapa tanda, sebagai berikut; a. tanda seterip (-). Tanda ini dipakai untuk mengulangi kata yang telah ditulis pada kata dasarnya. Contoh: di saat kita mencari ayat-ayat tentang “sifatsifat orang mukmin”, setelah kita temui kata mukmin dalam indeks, maka akan kita temui yang kita cari ditulis dengan “sifat orang – “ setelah itu dilanjutkan dengan nomor surat dan nomor ayatnya. b. tanda koma (,). Tanda ini berfungsi untuk memisahkan dua ayat dari surat yang sama. Contoh : kata “Islam” dapat kita temukan pada surat nomor 2

64

ayat 132, 208, dan 256 misalnya, maka di dalam indeks ini tanda koma digunakan sebagai berikut: 2: 132, 208, 256, dan sebagainya. c. Adapun penulisan surat dilakukan dengan menggunakan nomor/ angka yang diikuti titik dua, sedangkan nomor ayat ditulis sebagai angka yang diikuti koma. Contoh: 2 : 132, 208, 256. 2 berarti : nomor Surat 132, 208 berarti nomor-nomor ayatnya. d. Selain penomoran surat dan ayat, dalam indeks ini kita juga sering menemukan kata lihat. Kata ini berarti lihat juga apa yang diminta.99 (contoh indeks lihat lampiran 1)

2. Kunci Indeks dan Klasifikasi Ayat-Ayat al-Qur’an karya A. Hamid Qolay Seperti buku-buku indeks yang lahir sebagai sebuah oase di tengah-tengah masyarakat, Kunci Indeks dan Klasifikasi Ayat-Ayat al-Qur‟an karya Abdul Hamid Hasan Qolay pada tahun 1989 hadir ke tengah-tengah masyarakat. Buku yang disusun sebanyak empat jilid yang masing-masing tebalnya sekitar 600 halaman ini pada prinsipnya merupakan sebuah kunci untuk masuk ke karya beliau selanjutnya yang berjudul Indeks dan Klasifikasi Ayat-Ayat al-Qur‟an. Seperti keterangan yang dipaparkan oleh Hasan Qolay, buku induk yang digarap sejak 1 Ramadhan 1399 H atau bertepatan dengan 1979 M ini, direncanakan akan berjumlah 14 Jilid yang masing-masing mengandung sekitar 900 s/d 1.000 halaman. Buku induk ini akan menyajikan ayat-ayat al-Qur‟an secara utuh yang disertai dengan terjemahan berbahasa Indonesia yang sederhana

99

Lihat Cara Penggunaan Indeks dalam Sukmadjaya Asyari, Indeks…hal. xv-xvi.

65

dan mudah difahami. Di samping penyajian ayat secara utuh yang disertai dengan terjemahannya, buku ini juga dirancang dengan menyertakan beberapa penjelasan singkat yang terkait dengan ayat-ayat yang bersangkutan. Penulisan buku kunci ini dimotivasi oleh adanya beberapa kebutuhan yang mendesak, baik kebutuhan konsumen (pengguna) maupun penyusun sendiri (sebagai sebuah penunjang untuk meneruskan penyelesain buku induknya). Dalam hal penyajian Hasan Qolay menggunakan sistem alfabetis dari A sampai Z untuk setiap entri. Penyebutan surat dan juz, dilakukan dengan menyebutkan nama berikut nomor surat dan juz bersangkutan yang disusun secara berurutan sesuai dengan urutan surat dan juz yang terdapat dalam mushaf „uśmāni. Supaya informasi yang disajikan tidak berulang-ulang, maka setiap entri yang diduga memiliki kesamaan arti dan makna akan disajikan dalam satu entri. Selain menghindari penyajian yang bertele-tele, hal ini juga dimaksudkan untuk lebih

mempermudah

para

pengguna

dalam

memahami

ayat-ayat

yang

mengandung permasalahan yang sama. Selain menggunakan beberapa teknik penyajian di atas, buku ini juga disajikan dengan menggunakan lambang, yaitu: J untuk JUZ, S untuk SURAH, dan lambang A untuk AYAT (nomor ayat). Di samping lambang-lambang huruf, indeks ini juga menggunakan lambang- lambang sebagai berikut: a. bulatan hitam di depan ayat. Bulatan ini menunjukkan bahwa petikan itu merupakan awal ayat dari ayat yang bersangkutan. b. titik-titik di depan atau di belakang ayat. Titik ini menunjukkan bahwa masih ada ayat di depan petikan atau dibelakngnya. Kalau dibelakang

66

petikan ayat itu tidak terdapat titik-titik, tetapi terdapat salah satu dari sekian banyak tanda waqaf , itu juga berarti bahwa di belakang petikan itu masih ada sambungan ayatnya. c. tanda seterip (-) di ujung suatu baris ayat. Tanda ini berarti ayat tersebut masih berhubungan dengan ayat pada baris berikutnya.

100

(contoh indeks lihat lampiran 2)

3. Konkordansi Quran; Panduan Kata dalam Mencari Ayat Quran karya Ali Audah Indeks setebal 864 halaman dengan menggunakan model alfabetis ini terbit pada paruh 1991. Sistematika penulisan buku yang ditulis oleh seorang sastrawan yang menguasi bahasa Arab ini merupakan hasil dari gabungan sistem yang diterapkan pada Miftāh al-Qur‟ān karya Ahmad Shah, Concordance of the Quran karya Gustav Flugel dan Mu„jam al- Mufahras li Alfāz al-Qur‟ān al-Karīm Muhammad Fuad Abdul Baqi.101 Penyusunan entri dalam konkordansi ini dibuat begitu sederhana, sehingga sangat mudah mencarinya (hingga orang-orang yang tidak bisa berbahasa Arab sekalipun). Hal ini disebabkan oleh karena penyusunan kata entri yang lebih menekankan pada sistem fonem102 dan homonim103, sehingga tidak terikat oleh

100

Abdul Hamid Hasan Qolay, Kunci Indeks dan Klasifikasi Ayat-Ayat al-Qur‟an (Bandung: Penerbit Pustaka, 1989), jld. I, hal. 28-29. 101 Ali Audah, Konkordansi… hal. v 102 Fonem adalah satuan bunyi terkecil yang berfungsi membedakan arti (misal kata laut dan paut berbeda artinya karena berbedanya fonem/ l / dan / p / pada awal kata tersebut). Lihat Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1988), hal. 243 103 Homonim adalah kata yang sama lafal atau ejaannya tetapi berbeda maknanya karena berasal dari sumber yanng berlainan (seperti hak pada hak asasi manusia dan hak pada hak sepatu). Lihat Kamus Besar Bahasa Indonesia,…hal. 312.

67

kaidah morfologi104 bahasa Arab, baik yang sama akar katanya ataupun yang berbeda. Selain itu, kata-kata entri yang ditransliterasi ke dalam huruf latin menambah kemudahan bagi para pengguna buku ini. Dengan sistem penyajiannya yang komprehensif dan sederhana seperti yang dikatakan oleh Rahmat Taufiq Hidayat, Karya Ali Audah ini memang tak perlu disangsikan lagi bahwa ia merupakan karya pertama yang cukup lengkap dalam penulisan indeks al-Qur‟an model alfabetis di Indonesia.105 (contoh indeks lihat lampiran 3)

4. Indeks Al-Qur’an; Panduan Mencari Ayat Berdasarkan Kata Dasarnya karya Azharuddin Sahil Indeks yang diterbitkan pertama kali pada Januari 1994 oleh Penerbit Mizan, Bandung ini muncul dikarenakan adanya tuntutan penyusunan indeks alQur‟an secara alfabetis. Azharudin salah seorang pengajar di Pondok Pesantren Modern Gontor Ponorogo ini, menyusun indeksnya ini tidak berdasarkan istilahistilah al-Qur‟an (yang berbahasa Arab), melainkan istulah-istilah terjemahan dari al-Qur‟an dan Terjemahannya, terbitan Departemen Agama. Namun, berbeda dengan indeks-indeks al-Qur‟an yang mengacu pada terjemahan al-Qur‟an DEPAG lainnya, seperti yang diungkapkan oleh Rahmat

104

Morfologi adalah cabang linguistik tentang morfem dan kombinasi-kombinasinya. Morfem adalah satuan bentuk bahasa terkecil yang mempunyai makna secara relatif stabil dan tidak dapat dibagi atas bagian bermakna yang lebih kecil. Morfem terbagi kepada tiga bagian yaitu: Morfem bebas, misal saya, duduk, kursi; Morfem Terikat misal ber-, me-, - kan; dan Morfem Unik, misal gulita, senyap, siur. Lihat Kamus Besar Bahasa Indonesia,… hal. 592. 105 Rahmat Taufiq Hidayat,” Mengenal Indeks Al-Qur‟an”, Indeks Al-Qur‟an:Panduan Mencari Ayat Al-Qur‟an Berdasarkan Kata Dasarnya, Abdurrahman Sahil (Bandung: Mizan, 1996), hal. xv

68

Taufiq Hidayat, indeks ini memiliki keunikan tersendiri, terutama dari kelengkapan tema yang ia miliki.106 Sistem informasi, disajikan dengan menggunakan entri berupa kata dasar yang kemudian diikuti oleh derivat-derivatnya sebagai subentri. Derivat kata dasar ini terdiri dari penambahan awalan maupun akhiran, kata ulang atau gabungan kata. Misalnya, kata dengar adalah kata dasar yang berperan sebagai entri. Di bawah kata dengar ini terdapat kata mendengar, didengar, mendengarkan, pendengaran, mendengar-dengarkan, memperdengarkan, dan Maha Mendengar sebagai subentri yang merupakan derivasi dari kata dengar tadi. 107 (contoh indeks lihat lampiran 4)

5. Indeks Al-Qur’an: Cara Mencari Ayat-Ayat Al-Qur’an karya N.A. Bayquni, dkk. Seperti indeks pada umumnya, penulisan indeks ini dimaksudkan untuk mempermudah para user dalam mencari ayat-ayat al-Qur‟an. N.A. Bayquni, I.A. Syawaqi, dan R.A. Azis dengan berpedoman pada al-Qur‟an dan Terjemahannya yang diterbitkan oleh Yayasan Penyelenggara Penerjemah/ Penafsir al-Qur‟an Departemen Agama RI serta Fath al-Rahmān karya Ilmi Zadeh dan Mu„jam Mufahras karya Fuad Abdul Baqi, pada 1996 menelurkan sebuah karya indeks alQur‟an berbahasa Indonesia dengan judul Indeks al-Qur‟an: Cara Mencari AyatAyat al-Qur‟an. Indeks yang bervolume sekitar 360 halaman ini, dalam penyajiannya menggunakan model alfabetis. Hal ini terlihat dari pemakaian entri yang dimulai 106

Rahmat Taufiq Hidayat,” Mengenal Indeks Al-Qur‟an”….hal. xv Azharudin Sahil, Indeks Al-Qur‟an:Panduan Mencari…hal. 50

107

69

dengan huruf A-Z. Selain model alfabetis, dalam penyajiannnya ia juga menggunakan tabel. Sebagai suatu karakteristik yang membedakan ia dengan indeks yang lain, tabel ini terdiri dari tiga kolom yang memuat; kolom pertama untuk entri atau sub entri, kolom kedua untuk nama surat, dan kolom ketiga untuk nomor ayat. Untuk ayat-ayat al-Qur‟an, dalam indeks ini disajikan dalam bentuk terjemahan bahasa Indonesia dengan mencantumkan Kata Dasar sebagai entri yang kemudian diikuti dengan kata majemuk, frase atau penambahan awalan dan akhiran dibawahnya sebagai sub entri. Berbeda dengan ayat-ayat al-Qur‟an, nama surat disajikan dalam bahasa Arab yang diIndonesiakan. (contoh indeks lihat lampiran 5)

6. Indeks Terjemah Al-Qur’an Al-Karim; Penuntun Mencari Ayat Mengenai Suatu Materi/ Pokok Bahasan Melalui Bahasa Indonesia karya A. Hamid Hasan Qolay Buku yang diterbitkan oleh Yayasan Halimatus Sa‟diyah ini merupakan buku indeks terjemahan dari karya Abdul Hamid Hasan Qolay Kunci Indeks dan Klasifikasi Ayat-Ayat al-Qur‟an (Bandung: Pustaka, 1989). Buku yang rampung pengerjaannya pada 1997 ini disajikan dalam 5 (lima) jilid, masing-masing: Jilid 1, mengandung kata-kata berawalan A-D, Jilid -2, mengandung kata-kata berawalan D-K, Jilid -3, mengandung kata-kata berawalan K-N, Jilid -4, mengandung kata-kata berawalan O-S, Jilid -5, mengandung kata-kata berawalan T-Z.

70

Secara metode, sitematika penulisan atau model penyajian yang dilakukan dalam indeks ini pada hakikatnya sama dengan Kunci Indeks dan Klasifikasi AyatAyat al-Qur‟an sebelumnya. Karena ia hanya menerjemahkan ayat-ayat al-Qur‟an yang terdapat dalam Kunci Indeks dan Klasifikasi Ayat-Ayat al-Qur‟an yang hanya memuat ayat-ayat al-Qur‟an tanpa disertai dengan terjemahan terhadap ayat-ayat tersebut. Selain terjemahan, yang membedakan indeks ini dengan kunci indeks adalah dicantumkannya sinonim pada setiap kata dasar yang menjadi kepala entri. (contoh indeks lihat lampiran 6)

7. Indeks Al-Qur’an Praktis karya Jejen Musfah Indeks al-Qur‟an yang disusun oleh salah seorang dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini terbit pertama kali pada April 2007 oleh penerbit Hikmah, Jakarta. Seperti indeks-indeks al-Qur‟an pada umumnya, alasan penulisan dan penyusunan buku ini juga dilatarbelakangi oleh kesulitan yang dialami oleh penulis sendiri seketika setipa kali hendak melihat dan mencari sebuah ayat al-Qur‟an. Seperti pengakuannya, meskpiun buku-buku indeks alQur‟an sudah banyak yang beredar di tengah-tengah masyarakat, khususnya yang berbahasa Indonesia, namun buku-buku tersebut belum bisa membantu dia pribadi dalam mencari ayat-ayat al-Qur‟an khususnya terkait dengan masalah penyajian. Penulisan buku ini dilatarbelakangi oleh sistematika penyajian yang digunakan oleh indeks-indeks al-Qur‟an yang beredar di masyarakat selama ini kurang memihak kepada masyarakat yang kurang faham bahasa Arab dan tidak hafal akan al-Qur‟an. Hal ini, ungkap Jejen, terlihat dengan banyaknya buku-buku

71

indeks yang hanya sekedar mencantumkan ayat tanpa terjemahan atau kadangkadang sebaliknya mencantumkan terjemahan tanpa mengutip ayat-ayat yang dimaksud. Sehingga dengan sistematika penyajian yang kurang memihak tersebut, maka muncullah sebuah ide untuk menyempurnakan buku-buku indeks yang ada dengan lebih menekankan pada kutipan ayat berikut terjemahannya. Dalam penyusunannya, buku ini selain merujuk kepada Al-Qur‟an dan Terjemahannya DEPAG RI, ia juga merujuk pada Indeks Al-Qur‟an karya Asyari Sukmadjaya, Mu„jam Al-Mufahras li Alfāz al-Qur‟ān al-Karīm karya M. Fuad abdul Baqi, dan Indeks Al-Qur‟an karya Azharuddin Sahil.108 Dalam teknik penulisan, Jejen Musfah seperti para pendahulunya masih mengandalkan sistem alfabetis berdasarkan abjad latin dari A-Z. Penulisan entri dilakukan dengan menggunakan kata dasar yang kemudian diikuti dengan derivasi-derivasi kata dasar tersebut. 109 (contoh indeks lihat lampiran 7)

108

Untuk referensi lihat di halaman akhir buku ini. Untuk lebih lengkap tentang penggunaan indeks ini, lihat Jejen Musfah, Indeks alQur‟an…hal. xxi 109

72

BAB IV INDEKS AL-QUR’AN DI INDONESIA 1984-2007; SUATU PERBANDINGAN

Pada pembahasan sebelumnya telah panjang lebar dipaparkan apa itu indeks serta apa dan bagaimana fungsi serta peranannya dalam membantu para pembaca, peneliti atau para pencari ilmu pengetahuan untuk menemukan informasi yang mereka butuhkan. Di samping itu juga telah dijelaskan awal mula muncul serta perkembangannya di Indonesia dari yang awalnya umat muslim Indonesia hanya mengandalkan indeks berbahasa arab hingga muncul ghirah dan geliat penulisan indeks al-Qur‟an dalam bahasa Indonesia pada awal 1980-an. Motivasi penulisan indeks al-Qur‟an yang sudah dimulai sejak awal tahun 1980an hingga tahun 2007 yang telah menghasilkan tujuh buah buku indeks al-Qur‟an berbahasa Indonesia buah karya para sarjana muslim Indonesia juga telah dipaparkan. Namun apakah informasi yang disajikan oleh indeks al-Qur‟an yang beredar dan berkembang di tengah-tengah masyarakat tersebut sudah bisa mengakomodir kebutuhan masyarakat khususnya dalam pencarian ayat-ayat alQur‟an terkait dengan istilah-istilah kontemporer yang sedang marak berkembang dewasa ini? dan apakah metode penulisan, sistematika pembahasan yang digunakan telah memenuhi unsur “tepat-cepat-sesaat‟, mengingat pola hidup masyarakat yang cenderung simplistis sebagai akibat dari semakin pesatnya tingkat kemajuan teknologi informasi sekarang ini?

73

Untuk menjawab pertanyaan di atas, maka dalam bab ini akan dibahas beberapa hal yang terkait dengan metode penulisan, pemetaan teknis penulisan, sifat indexer, sumber-sumber rujukan yang dipakai dalam penyusunan indeks, serta penggunaan istilah-istilah kontemporer yang terdapat dalam masing-masing indeks di atas. Terkait dengan teknis penulisan, ada dua hal yang akan dieksplorasi lebih jauh yaitu: (1) sistematika penyajian indeks, dan (2) bentuk penyajiannya (informasi).

A. Metode Penulisan Indeks al-Qur’an Indeks yang berfungsi untuk membantu para pengguna dalam mencari dan menemukan sebuah topic yang lebih spesifik, untuk mendapatkan hasil yang maksimal maka dalam penyusunannya ia membutuhkan beberapa metodelogi sebagai salah satu acuan dalam pengindeksian. Dalam indeksasi dikenal dua metodologi, yaitu metode alfabetis dan metode tematis. Metode alfabetis seperti yang dikemukakan oleh Larry S. Bonura adalah suatu metode penyusunan indeks dengan mendasarkan pada prinsip penyusunan huruf-huruf secara alfbetis yang digunakan sebagai topik utama, sub topik, rujukan silang, dan istilah-istilah yang diperlukan. Semua entri ini ditempatkan dalam suatu susunan alfabetis, yang terdiri dari pokok permasalahan, pengarang, dan tempat (dimana pokok permasalahan tersebut berada).110 Metode ini merupakan metode yang paling umum digunakan oleh para indexer karena di samping keakuratannya dalam memberi informasi, bentuk penyajiannya yang familiar juga menjadi salah satu sebab mengapa ia sering digunakan. 110

Larry S. Bonura, The Art of Indexing, (Canada: John Wiley & Sons, Inc., 1994), hal.15, dan untuk informasi lebih lanjut terkait dengan teori mengindeks lihat F.W. Lancaster, Indexing and Abstracting in Theory and Practice, (USA: University of Illinois, 1991).

74

Berbeda dengan metode alfabetis, metode tematik adalah suatu metode yang menggunakan sistem klasifikasi terhadap berbagai permasalahan dengan mendasarkan pada tema-tema pokok yang terkandung dalam sebuah dokumen.111 Metode indeksasi yang digunakan sebagaimana tersebut di atas, tidak hanya berlaku dan diterapkan pada buku-buku atau dokumen-dokumen profan, tetapi dokumen atau teks-teks suci keagamaan pun dalam proses indeksasinya juga menggunakan metode yang sama. Penerapan dua metode indeksasi di atas dapat dilihat dalam buku-buku indeks al-Qur‟an. Rahmat Taufiq Hidayat dalam kata pengantarnya untuk Indeks al-Qur‟an karya Azharudin Sahil, secara implisit mengatakan bahwa dalam penyusunan indeks al-Qur‟an berkembang dua metode. Pertama, indeks al-Qur‟an dengan menggunakan metode alfabetis, di mana seluruh kata yang terdapat dalam al-Qur‟an disusun menurut abjad (baik menggunakan urutan abjad Arab maupun abjad Latin), kemudian diberikan nomor ayat, surat atau juznya, dan dalam beberapa indeks juga diberikan penggalan-penggalan ayat- baik berbentuk frase ataupun kalimat - yang memuat kata-kata tersebut berikut dengan jumlah ayat yang memuat kata-kata itu. 112

111

Pemakaian istilah metode tematik dalam kajian ini diambil dari kesimpulan penulis terhadap urain Rahmat Taufik Hidayat, Mengenal Indeks Al-Qur‟an dalam Azharuddin Sahil, Indeks Al-Qur‟an,…. (Bandung: Mizan, 1996), cet. V, hal. xi. Dalam paparannya Rahmat tidak pernah sama sekali menggunakan istilah metode. Ia hanya menggunakan istilah “model tematis.” Konklusi ini diambil mengingat bahwa sebuah model penulisan merupakan gambaran atau hasil dari penerapan terhadap penggunaan sebuah metode penulisan. Oleh sebab itu antara model dan metode merupakan dua hal yang mustahil bisa dipisahkan. bagian yang tak bisa dipisahkan dari sebuah metode yang digunakan. Melihat hal tersebut, jika sebuah tulisan menggunkan model tematik maka secara otomatis metode yang digunakan dalam tulisan tersebut adalah metode tematik. 112 Lihat Rahmat Taufiq Hidayat, Mengenal Indeks al-Qur‟an, dalam kata pengantar Indeks al-Qur‟an; Panduan Mencari Ayat al-Qur‟an Berdasarkan Kata Dasarnya karya Azharuddin Sahil, ( Bandung: Mizan, 1996) cet. Ke 5, hal. x

75

Seperti disinyalir oleh Rahmat Taufiq, salah satu karya yang dipandang sebagai pemula dalam penyusunan indeks al-Qur‟an dengan metode alfabetis ini adalah Najūm al-Furqān (Bintang al-Qur‟an).113 Di samping Najūm al-Furqān, indeks yang menggunakan metode ini juga bisa dilihat dalam karya Ilmi Zadeh Faidullah yang berjudul Fath al-Rahmān li Tālib al-Qur‟ān.114 Buku yang tersebar luas dan dipakai oleh sebagian besar umat Islam Indonesia sejak masa sebelum perang ini disusun berdasarkan urutan abjad Arab dengan memberikan penggalan-penggalan ayat yang disertai dengan pencantuman nama surat dan nomor ayat. Selain Ilmi Zadeh, Muhammad Fuad Abdul Baqi dalam karyanya Mu‟jam al-Mufahras li Alfāz al-Qur‟ān juga menerapakan metode yang sama.115 Berbeda dengan metode alfabetis, metode tematis menyajikan ayat-ayat alQur‟an dengan mengklasifikasikan ayat-ayatnya berdasarkan pada berbagai aspek kehidupan atau berdasarkan tema-tema pokok yang terkandung dalam al-Qur‟an, seperti masalah keimanan, ibadah dalam arti khas (seperti salāh, zakāh, hajj, dan sebagainya), atau ibadah dalam arti luas (mu`āmalah, misalnya ayat-ayat yang berhubungan dengan masalah ekonomi, sosial, politik, dan sebagainya). Dalam indeks yang menggunakan metode tematis ini, penyusunannya selain menyebutkan nomor dan nama surat serta nomor ayatnya, ada juga indeks 113

Menurut keterangan Rahmat Taufiq, Najūm al-Furqān buah karya Musthafa bin Muhammad salah seorang muslim asal india ini disusun pada masa pemerintahan Awrangzib „Alamghir, dan terbit pertama kali pada 1811 di Kalkuta (India), dengan pendahuluan dalam bahasa Arab. Menurutnya, keentrihan Concordantiae Calcuttanae – meminjam istilah Flugeladalah tidak berisi semua kata yang terdapat dalam teks al-Qur‟an, di samping banyak kekeliriuan ketika mengacu kepada nomor-nomr ayat yang dirujuknya. Hal ini menurut ahmad Shah- seorang penulis muslim dari Pakistan yang menyusun sebuah indeks al-Qur‟an berjudul Miftāh al-Qur‟ān – adalah dikarenakan Najūm al-Furqān lebih banyak dicatat berdasarkan ingatan penyusunnya, serta tidak dilakukan pengecakan ulang secara cermat pada mushaf al-Qur‟an yang dirujuknya. Lihat Rahmat Taufiq Hidayat, Mengenal Indeks Al-Qur‟an, dalam kata pengantar Indeks AlQur‟an; Panduan Mencari Ayat Al-Qur‟an …. hal. x 114 Lihat Ilmi Zadeh Faidullah, Fath al-Rahmān li Tālib al-Qur‟ān (ttp:tp,tt). 115 Lihat Muhamad Fuad Abd al-Baqi, Mu‟jam al-Mufahrās li Alfāz al-Qur‟ān (Kairo: Maktabah Dar al-Kutub al-Misri, 1364 H)

76

yang memuat utuh redaksi ayat-ayat al-Qur‟an berikut dengan terjemahannya yang kadang-kadang juga disertai dengan memberikan keterangan yang lebih luas, baik dengan mengutip hadis nabi atau pendapat para sahabat.116 Di antara indeks al-Qur‟an yang menggunakan metode tematik ini adalah Tafsīl Āyāt al-Qur‟ān alHakīm karya M. Fuad Abdul Baqi.117

B. TEKNIS PENULISAN INDEKS AL-QUR’AN Pengertian teknis penulisan indeks adalah suatu kerangka teknis yang digunakan penulis atau penyusun indeks dalam menampilkan sebuah karya indeks al-Qur‟an. Jadi, aspek penulisan ini terkait lebih pada penulisan karya indeks, yang bersifat teknis, bukan pada proses pengindeksasian yang bersifat metodologis. Untuk mengetahui teknis penulisan indeks al-Qur‟an di Indonesia 19842007, berikut ini akan diuraikan beberapa penelusuran atas bagain-bagian dalam wilayah teknis penulisan indeks dengan kajian rajutan pada setiap kategori.

1. Sistematika Penyajian Indeks Bagian pertama dari aspek teknis penulisan indeks adalah sistematika penyajian indeks. Sistematika penyajian indeks yang dimaksud adalah rangkaian yang dipakai dalam penyajian indeks. Sebuah karya indeks, secara teknis bisa disajikan dalam sistematika penyajian yang beragam.118 Dalam konteks Indonesia

116

Rahmat Taufiq Hidayat, Mengenal Indeks Al-Qur‟an, …hal. xi Lihat M. Fuad Abdul Baqi , Tafsīl Āyāh al-Qur‟ān al-Hakīm (Kairo: Matba`ah al-

117

Madani,tt) 118

Diantara sistematika penyajian indeks seperti yang dikemukakan oleh Larry S. Bonura adalah sistem penyajian konkordansi, sistem permuted index, sistem penyajian master index, sistem penyajian MIL-SPEC Index, sistem penyajian combination index, sistem penyajian Edited

77

literatur indeks al-Qur‟an yang muncul pada 1984-2007 dalam sisi sistematika penyajian menggunakan sistematika penyajian alfabetis. Sistematika penyajian alfabetis adalah model sistematika penyajian indeks di mana seluruh kata yang terdapat dalam al-Qur‟an disusun menurut abjad (baik menggunakan urutan abjad Arab maupun abjad Latin), kemudian diberikan nomor ayat, surat atau juznya, yang kadang-kadang diikuti oleh penggalan-penggalan ayat yang memuat kata-kata tersebut.119 Penggunaan sistematika penyajian alfabetis ini, bisa dilihat dalam buku Indeks Al-Qur‟an karya Sukmadjaya Asyari dan Rosy Yusuf. Seperti telah disinggung sebelumnya, entri yang terdapat dalam indeks ini tidak menggunakan istilah-istilah yang digunakan oleh al-Qur‟an, tetapi ia disajikan berdasarkan istilah-istilah terjemahan yang diadopsi dari al-Qur‟an dan Terjemahannya, terbitan Departeman Agama yang disusun berdasarkan sistem alfabetis. 120 Seperti halnya Indeks al-Qur‟an karya Sukmadjaya Asyari, Indeks alQur‟an karya Abdul Hamid Hasan Qolay yang berjudul Kunci Indeks dan Klasifikasi Ayat-Ayat al-Qur‟an yang terbit pada tahun 1989 juga menggunakan sistem yang sama yakni alfabetis. Setiap entri disajikan dalam bahasa Indonesia, yang kemudian diikuti dengan kutipan ayat tanpa disertai dengan terjemahan. Namun setelah menyadari akan kebutuhan masyarakat yang semakin memerlukan pada sebuah buku pedoman yang praktis, Abdul Hamid jika dalam karyanya Kunci Indeks dan Klasifikasi Ayat-Ayat al-Qur‟an tidak menyertakan

Index, sistem penyajian Notes in Indexes, dan sistem penyajian Special Cases. Untuk kasus indeks Al-Qur‟an, Rahmat taufik hidayat dalam kata pengantarnya dalam indeks karya azharudin Sahil, menambahkan satu sistematka penyajian indeks yaitu sistem tematis. Untuk lebih lanjut, lihat Larry S. Bonura, The Art Of Indexing…. Hal. 187- 195. 119 Rahmat Taufik Hidayat,…hal. x 120 Sukmadjaya Asyari, Indeks Al-Qur‟an…hal. xv

78

terjemahan untuk tiap-tiap ayat yang beliau kutip, maka pada tahun 1997 dengan disponsori oleh Yayasan Halimat Sa‟diyah, kutipan ayat yang terdapat dalam Kunci Indeks ini diterjemahkan dan judulnya pun dirubah menjadi Indeks Terjemah Al-Qur‟an al-Karim (dilengkapi dengan ayat).121 Ali Audah membandingkan metode serta sistematika penulisan tiga indeks al-Qur‟an yang masing-masing karya Ahmad Shah, Gustav Glugel, dan Muhamad Fuad Abdul Baqi,122 pada pertengahan tahun 1991 beliau berhasil mengeluarkan sebuah indeks al-Qur‟an berbahasa Indonesia yang diberi judul dengan Konkordansi Al-Qur‟an; Panduan Kata dalam Mencari Ayat al-Qur‟an. Berdasarkan hasil pembacaan dan pembandingan yang dilakukan terhadap bukubuku indeks tersebut, akhirnya untuk memudahkan masyarakat dalam mengakses al-Qur‟an beliau mengambil sistematika penyajian yang digunakan oleh Muhamad Fuad Abdul Baqi dalam Mu„jam al-Mufahras li Alfāz al-Qur‟ān alKarīm. Sistem penyajian yang dikembangkan oleh Muhamad Fuad Abdul Baqi yang lebih menekankan pada kaidah morfologi bahasa Arab oleh Ali Audah dirombak dan digantikan dengan suatu sistem yang lebih sesuai dengan kondisi masyarakat awam Indonesia. Selain itu, ia juga mengIndonesiakan istilah-istilah al-Qur‟an untuk dijadikan sebagai entri dalam sistem informasi buku indeksnya.123 Setelah Ali Audah, Azharudin Sahil pada tahun 1994 menyusun buku indeks dengan judul Indeks Al-Qur‟an; Panduan Mencari Ayat Berdasarkan Kata Dasarnya. Buku yang diterbitkan oleh Mizan ini seperti halnya buku-buku indeks 121

Abdul Hamid Hasan Qolay, Indeks Terjemah…hal. x-xi Ali Audah, Konkordansi…hal. v-vi 123 Ali Audah, Konkordansi… hal. vi 122

79

sebelumnya, teknik penyajian informasi masih mengandalkan pada sistem penyajian alfabetis. Hal ini terlihat dari penggunaan dan penyusunan tiap entri yang dilakukan berdasarkan urutan alfabetis dari A-Z.124 Setelah dua tahun buku indeks karya Azharudin beredar di pasaran, pada tahun 1996, N.A. Bayquni, I.A. Syawaqi, dan R.A. Azis dengan mengacu pada al-Qur‟an dan Terjemahannya Departemen Agama RI serta Fath al-Rahmān karya Ilmi Zadeh dan Mu„jam al-Mufahras karya Fuad abdul Baqi menyusun sebuah karya indeks al-Qur‟an berbahasa Indonesia dengan judul Indeks AlQur‟an: Cara Mencari Ayat-Ayat Al-Qur‟an. Setelah sepuluh tahun berlalu,125 pada tahun 2007 Jejen Musfah seorang dosen di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan IAI al-Aqidah Jakarta dengan dimotivasi oleh adanya kebutuhan pribadi terhadap sebuah indeks yang bisa mengakomodir kebutuhan dia dalam berbagai aktivitas dan rutinitas yang beliau miliki, dengan disponsori oleh penerbit Hikmah lahir sebuah buku indeks alQur‟an yang berjudul Indeks al-Qur‟an Praktis. Terkait dengan metode penulisan, Jejen musfah pada kata pengantar indeksnya menyebutkan bahwa indeks ini disusun berdasarkan urutan alfabetik, A,B,C,..dan seterusnya sampai Z. Penggunaan metode alfabetik terhadap indeks ini sedikit banyak terinspirasi oleh beberapa buku indeks rujukan, seperti Indeks Al-Qur‟an, karya Asyari Sukmadjaya (Bandung: Pustaka, 1994), Mu„jam alMufahras Li Alfāz al-Qur‟ān al-Karīm karya M. Fuad abdul Baqi (Indonesia: 124

Azharudin Sahil, Indeks Al-Qur‟an…hal. vi-vii Pasca karya N.A. Bayquni, dkk., yang berjudul Indeks Al-Qur‟an; cara mencari ayaayat al-Qur‟an yang terbit pada tahun 1996 oleh penerbit Arloka Surabaya, geliat penulisan indeks al-Qur‟an dikalangan para sarjana muslim Indonesia mengalami penurunan. Melihat keadaan sosio politik dalam negeri yang kurang kondusif, perhatian dan pemahaman keagamaan masyarakat yang lebih terfokus pada hal-hal yang bersifat aplikatif mungkin menjadi salah satu penyebab turunnya geliat penulisan dan penyusunan buku indeks al-Qur‟an ini. 125

80

Maktabah Dahlan, tt),dan Indeks Al-Qur‟an karya Azharuddin Sahil (Bandung: Mizan, 2003) yang nota bene semuanya menggunakan metode alfabetis.126 Dari pemaparan di atas dapat dilihat bahwa sistematika penulisan indeks di Indonesia sejak tahun 1984 yang diwakili oleh Indeks al-Qur‟an karya Sukmadjaya Asy‟ari hingga tahun 2007 dengan tebitnya karya Jejen Musfah, semuanya menggunakan sistem penulisan alfabetis.

2. Bentuk Penyajian Indeks Bentuk penyajian indeks yang dimaksud di sini adalah suatu bentuk uraian informasi dalam penyajian indeks yang ditempuh oleh para indexer dalam menyusun indeks al-Qur‟an. Dalam bentuk penyajian ini, ada dua bagian; (1) bentuk penyajian global, dan (2) bentuk penyajian rinci, yang masing-masingnya memiliki ciri-ciri tersendiri. Seperti pada bagian sebelumnya, pada bagian ini akan dilakukan penyisiran pada seluruh karya indeks yang dikaji, dengan memaparkan keunikankeunikan yang terjadi di dalam masing-masing bentuk penyajian yang dipilih.

2.1. Bentuk Penyajian Global Bagian pertama dari bentuk penyajian indeks adalah bentuk global. Bentuk penyajian global yang dimaksud dalam kajian ini adalah suatu bentuk uraian dalam penyajian buku indek yang informasinya disajikan secara singkat dan global. Biasanya bentuk ini lebih menekankan pada pencantuman entri dan sub

126

Untuk informasi terkait dengan referensi yang digunakan oleh buku ini lihat di akhir indeks karya Jejen Musfah ini.

81

entri yang kemudian hanya diikuti dengan penyebutan nomor surat dan nomor ayat atau nama surat dan nomor ayat. Indeks yang termasuk dalam bagian ini adalah Indeks al-Qur‟an karya Sukmadjaya Asyari, dan Indeks al-Qur‟an: Cara Mencari Ayat-Ayat al-Qur‟an karya N.A. Bayquni, dkk.

2.2. Bentuk Penyajian Rinci Bagian kedua dari bentuk penyajian indeks adalah penyajian rinci. Bentuk penyajian rinci ini terbagi pada tiga model penyajian; (1) penyajian dengan hanya memberikan kutipan ayat secara langsung dari Al-Qur‟an; (2) Penyajian dengan hanya memberikan terjemahan ayat-ayat al-Qur‟an; dan (3) penyajian dengan memberikan kutipan ayat berikut terjemahannya. Indeks al-Qur‟an yang termasuk dalam bagian pertama adalah Kunci Indeks Al-Qur‟an Dan Klasifikasi Ayat-Ayat Al-Qur‟an karya Abdul Hamid Hasan Qolay, dan Konkordansi Al-Qur‟an; Panduan Kata dalam Mencari Ayat Quran karya Ali Audah. Sedangkan indeks yang termasuk dalam bagian kedua adalah Indeks AlQur‟an; Panduan Mencari Ayat Al-Qur‟an Berdasarkan Kata Dasarnya karya Azharudin Sahil. Adapun Indeks Terjemah Al-Qur‟an Al-Karim karya Abdul Hamid Hasan Qolay dan Indeks Al-Qur‟an Praktis karya Jejen Musfah termasuk dalam bagian ketiga.

82

Tabel 4.B.2.1 Sistematika Penyajian Indeks al-Qur’an Indonesia 1984-2007 SISTEMATIKA PENYAJIAN Model

Alfabetis

Bentuk Entri dan Penyajian Informasi Kutipan ayat berikut terjemahan Diikuti subentri Kutipan Entri derivat terjemahan berupa dari kata tidak ayat kata dasar dasar Tidak ada Berbahasa kutipan (ayat Indonesia dan terjemahan) Tidak diikuti sub entri derivat dari kata dasarnya Entri berupa frase berbahasa Arab yang ditulis dalam bahasa Latin

Kutipan ayat berikut terjemahan Kutipan ayat tidak terjemahan

Kutipan ayat tidak terjemahan

LITERATUR INDEKS AL-QUR’AN DI INDONESIA TAHUN 1984-2007 Judul Indeks dan Penyusunnya Indeks al-Qur’an Praktis karya Jejen Musfah Indeks Al-Qur’an; Panduan Mencari Ayat Al-Qur’an Berdasarkan Kata Dasarnya karya Azharudin Sahil Indeks al-Qur’an karya Sukmadjaya Asyari dan Rosy Yusuf Indeks al-Qur’an; Cara Mencari AyatAyat al-Qur’an karya N. A. Bayquni, dkk. Kunci Indeks Dan Klasifikasi Ayat-Ayat Al-Qur’an karya Abdul Hamid Hasan Qolay Indeks Terjemah Al-Qur’an Alkariim, karya Abdul Hamid Hasan Qolay

Konkordansi Al-Qur’an ; Panduan Kata Dalam Mencari Ayat Al-Qur’an karya Ali Audah

C. Sifat Indexer Dalam menyusun sebuah karya indeks, seseorang bisa melakukannya secara individual, kolektif – dua orang atau lebih – atau bahkan dengan membentuk tim atau panitia khusus secara resmi. Model inilah yang dimaksud dengan sifat indexer. Dalam konteks sifat indexer ini, karya indeks al-Qur‟an di Indonesia 1984-2007 secara garis besar terbagi menjadi dua macam, yaitu: (1) individual, dan (2) kolektif (dua orang atau lebih).

83

1. Indexer Individual Istilah indexer individual digunakan untuk menunjukkan bahwa suatu karya indeks lahir dan ditulis oleh satu orang. Dalam bagian indexer individual ini, hampir didominasi oleh karya indeks yang berasal dari inisiatif pribadi penyusun setelah melihat munculnya berbagai kesulitan dalam mencari atau mengakses ayat-ayat al-Qur‟an untuk suatu permasalahan yang dihadapi. Buku-buku indeks Indonesia yang masuk dalam bagian ini adalah Konkordansi al-Qur‟an; Panduan Kata dalam Mencari Ayat Quran karya Ali Audah, Indeks al-Qur‟an; Panduan Mencari Ayat al-Qur‟an Berdasarkan Kata Dasarnya karya Azharudin Sahil, Kunci Indeks dan Klasifikasi Ayat-Ayat alQur‟an karya Abdul Hamid Hasan Qolay, Indeks al-Qur‟an Praktis karya Jejen Musfah, dan Indeks Terjemah al-Qur‟an al-Karim karya Abdul Hamid Hasan Qolay.

2. Indexer Kolektif Pengertian kolektif di sini untuk menunjukkan bahwa sebuah karya indeks disusun oleh lebih dari satu orang. Sifat kolektif ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu kolektif resmi dan kolektif tidak resmi. Kolektif resmi adalah kolektivitas yang dibentuk secara resmi oleh lembaga tertentu dalam bentuk tim atau panitia khusus, dalam rangka menulis dan menyusun indeks. Sedangkan kolektif tidak resmi adalah kolektif yang tidak bersifat formal, dan dalam kolektifitas itu hanya terdiri dari dua atau tiga orang penyusun. Dalam konteks indeks di Indonesia, buku indeks al-Qur‟an yang masuk dalam bagian ini yaitu, Indeks Al-Qur‟an: Cara Mencari Ayat-Ayat Al-Qur‟an,

84

karya N.A. Bayquni, I.A. Syawaqi, dan R.A. Azis, dan Indeks Al-Qur‟an karya Sukmadjaya Asyari dan Rosi Yusuf.

D. Sumber-Sumber Rujukan Literatur yang digunakan sebagai sumber rujukan oleh para penyusun indeks al-Qur‟an di Indonesia yang diteliti dalam kajian ini, sangat beragam, baik dari segi bahasa maupun sistematika penulisan serta penyajian indeks. Indeks berbahasa Arab yang banyak dirujuk oleh penyusun indeks di Indonesia adalah, pertama, Mu„jam al-Mufahras li Alfāz al-Qur‟ān al-Karīm karya Muhamad Fuad Abdul Baqi. Karya ini dirujuk oleh tiga buku indeks yaitu Konkordansi Qur‟an karya ali Audah, dan Indeks al-Qur‟an Praktis karya Jejen Musfah. Kedua, Miftah Al-Qur‟an karya Ahmad Shah dirujuk oleh satu buku indeks yaitu Konkordansi Al-Qur‟an karya Ali Audah, dan ketiga, Fath alRahmān li Tālib Āyāt al-Qur‟ān karya Ilmi Zadeh Faedullah yang dirujuk oleh N.A. Bayquni, dkk., dalam karyanya Indeks Al-Qur‟an: Cara Mencari Ayat-Ayat Al-Qur‟an. Bagian kedua adalah literatur indeks rujukan yang berbahasa Inggris. Setidaknya ada satu literatur indeks yang dirujuk dalam bagian ini, yaitu karya Gustav Flugel yang berjudul Concordance of The Quran. Karya ini dirujuk oleh satu buku indeks yaitu buku indeks Ali Audah. Bagian ketiga adalah literatur indeks rujukan berbahasa Indonesia yang ditulis oleh para penulis Indonesia. Pada bagian ini terdapat dua buku indeks yang dijadikan sebagai rujukan, yaitu Indeks al-Qur‟an karya Sukmadjaya Asyari dan Rosy Yusuf serta buku Indeks al-Qur‟an, Panduan Mencari Ayat al-Qur‟an

85

Berdasarkan Kata Dasarnya karya Azharudin Sahil. Kedua buku ini dirujuk oleh Jejen musfah dalam karyanya Indeks al-Qur‟an Praktis. Di samping buku-buku indeks di atas, para indexer juga menggunakan buku referensi non-indeks yaitu al-Qur‟an dan Terjemahannya terbitan Departemen Agama RI. al-Qur‟an dan Terjemahannya ini dirujuk oleh enam buku indeks yang dikaji dalam penelitian ini kecuali Konkordansi Qur‟an karya Ali Audah. Tabel di bawah ini memberikan penjelasan secara lebih mudah. Tabel 4.D.1 Indeks Al-Qur’an Indonesia dari Segi Sumber Rujukan Literatur Rujukan Indeks Al-Qur’an di Indonesia 1984-2007 Indeks Berbahasa Arab 1 Mu„jam al-Mufahras li alfāz al-Qur’ān karya M.F. Abdul Baqi

Literatur Indeks Al-Qur’an Judul indeks dan penyusunnya - Konkordansi Quran karya Ali Audah - Indeks al-Qur’an Praktis karya Jejen Musfah - Indeks al-Qur’an: Cara Mencari Ayat-Ayat alQur’an karya N.A. Bayquni, dkk.

2

Miftāh al-Qur’ān, Ahmad Shah

- Konkordansi Quran karya Ali Audah

3

Fath al-Rahmān li Tālib Āyāt al-Qur’ān karya ilmi Zadeh Faedullah

- Indeks al-Qur’an: Cara Mencari Ayat-Ayat alQur’an karya N.A. Bayquni, dkk.

1

Indeks Berbahasa Inggris Concordance of The Quran karya Gustav Flugel

- Konkordansi Quran karya Ali Audah

1

Indeks Berbahasa Indonesia Indeks al-Qur’an karya Sukmadjaya Asyari

- Indeks al-Qur’an Praktis karya Jejen Musfah

Indeks al-Qur’an:Panduan Mencari ayat al-Qur’an Berdasarkan Kata Dasarnya karya Azharudin Sahil

- Indeks al-Qur’an Praktis karya Jejen Musfah

2

Buku Non- Indeks

1

- Indeks al-Qur’an Praktis karya Jejen Musfah - Kunci Indeks dan Klasifikasi Ayat-Ayat alQur’an karya Abdul Hamid Hasan Qolay - Indeks al-Qur’an Praktis karya Jejen Musfah - Indeks al-Qur’an: Cara Mencari Ayat-Ayat alQur’an karya N.A. Bayquni, dkk. - Indeks al-Qur’an:Panduan Mencari ayat alQur’an Berdasarkan Kata Dasarnya karya Azharudin Sahil

al-Qur’an dan Terjemahannya DEPAG RI

86

E. Penggunaan Indeks Al-Qur’an di Kalangan Para Pengkaji Al-Qur’an Sebagai salah satu instrumen dalam pencarian untuk menemukan ayat-ayat al-Qur‟an terkait dengan suatu permasalahan, maka untuk tujuan tersebut peranan indeks sangat ditentukan oleh sejauh mana ia bisa mengakomodir istilah-istilah yang digunakan oleh para user dalam mencari dan menemukan istilah (kosakata) yang mereka butuhkan. Dalam bagian ini kita akan melihat sejauh mana pemakaian dan penggunaan indeks al-Qur‟an sebagai salah satu alat pencari dan penemu informasi terkait dengan kosakata al-Qur‟an oleh masyarakat. Sebagai sample untuk users (pengguna) indeks al-Qur‟an tersebut, dalam penelitian ini penulis menggunakan para pengguna yang berasal dari para pengkaji al-Qur‟an dengan pendekatan tematis127 di lingkungan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta seperti yang terlihat dari judul dan tema karya tulis mereka berupa skripsi, tesis dan atau disertasi. Dalam pengambilan judul-judul karya tersebut penulis menggunakan Katalog Tesis dan Katalog Disertasi Perpustakaan Pasca Sarjana Sampai 2005 Sekolah Pasca Sarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang disusun oleh Suali Fuad dan Katalog Skripsi Jurusan TH Fakultas Ushuluddin dan Filsafat hingga November 2008. Berdasarkan Katalog Tesis dan Katalog Disertasi Perpustakaan Pasca Sarjana Sampai 2005 Sekolah Pasca Sarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang disusun oleh Suali Fuad dan Katalog Skripsi Jurusan TH Fakultas 127

Pengambilan sample dari kalangan pengkaji al-Qur‟an dengan pendekatan tematis ini dilatarbelakangi oleh kebutuhan dan ketergantungan sebuah tema terhadap kosakata-kosakata yang membentuk sebuah konsep tertentu yang mana dari konsep ini akan melahirkan sebuah tema yang diinginkan oleh seorang pengkaji. Butuhnya sebuah tema akan kosakata-kosakata tersebut – yang dalam hal ini kosakata-kosakata al-Qur‟an yang nota bene tersaji dalam buku-buku indeks alQur‟an- mengindikasikan bahwa para pengkaji al-Qur‟an tersebut tidak bisa lepas dari menggunakan indeks al-Qur‟an sebagai salah satu instrument penting dalam menemukan kosakata-kosakata al-Qur‟an yang sesuai dengan tema dan kajian yang mereka lakukan.

87

Ushuluddin dan Filsafat hingga November 2008, maka judul skripsi, tesis dan disertasi yang mengkaji dan atau menafsirkan al-Qur‟an dengan pendekatan tematik adalah seperti yang terdapat dalam tabel di bawah ini.128

Tabel. 4.E.1.

No

Judul Skripsi, Tesis, dan Disertasi yang Mengkaji atau Menafsirkan al-Qur’an dengan Pendekatan Tematik di Lingkungan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Objek Kajian

1 2

Amanat Budak

3 4

Estetika Ekonomi

5 6

Fanatisme Feminisme

7

Gender

8 9

Geologi Gizi

10 11

Hak Azasi manusia Hak hidup

12 13 14

Homoseksual Inklusivisme Introspeksi diri

15

Istiqamah/ konsisten

16 17

Jilbab/ kerudung Jiwa

18 19 20

Keadilan sosial Kelautan Kepemimpinan

21

Kolusi

Kajian al-Qur’an Pendekatan Tematik di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta SKRIPSI DAN PENULIS Konsep Amanat dalam al-Qur’an karya Mulyadi Perbudakan dalam pandangan al-Qur’an karya Haniah Strategi menghapus perbudakan klasik dan modern menurut alQur’an karya Nunik Nurjanah Seni dalam tinjauan al-Qur’an (kajian ayat-ayat estetik) karya Faza Amri Penolakan al-Qur’an terhadap penindasan ekonomi karya M. Wiyono Etika ekonomi dalam al-Qur’an karya Nur Kabibullah Ghuluw (sikap berlebihan beragama menurut al-Qur’an karya Ahmad Fauzan Teologi feminisme dalam Islam: Tafsir ayat-ayat Gender dalam AlQur’an karya Fadlan Kajian gender dalam tafsir Marah Labid karya Mahrus Ali Tafsir ayat-ayat gender dalam al-Qur’an karya Musliadi Konsep geologi dasar gunung dalam al-Qur’an dan sains karya Akram - Konsep makanan yang baik dalam pandangan al-Qur’an karya Nurdiana - Hubungan gizi makanan terhadap kesehatan dalam pandangan alQur’an karya Assihiddiq Suyono Hak Azasi Manusia menurut Al-Qur’an karya Hasan Rahman Telaah atas ayat-ayat hak hidup atas probentritika euthanasia karya Safitri Kurnia Sari Homoseksualitas dalam perspektif al-Qur’an karya Siti Lilis Saodah Inklusivisme dalam perspektif al-Qur’an karya Muhamad Mabturi Muhasabah (introspeksi diri) menurut Hamka dalam tafsir al-Azhar karya Ahmad Jaelani - Istiqomah dalam al-Qur’an karya Dini Winda Sari - Istiqomah dalam al-Qur’an menurut tafsir fi Dzilalil Quran karya Ade S Kerudung dalam perspektif al-Qur’an karya Firdaus M - Jiwa dalam persepektif al-Qur’an (kajian tafsir almizan) karya Putri Aisyah - Konsep-konsep al-Qur’an tentang jiwa manusia karya Siti Masyitoh Keadilan sosial dalam al-Qur’an karya Halimatussa’diyah Sumber daya kelautan dalam al-Qur’an karya Atho Ullah Konsep Imamah menurut Thabathabai tinjauan penafsiran ayat-ayat kepemimpinan Tawaran al-Qur’an dalam menyingkap kolusi dan nepotisme karya Sunandar

128

Lihat Katalog Tesis dan Katalog Disertasi Perpustakaan Pasca Sarjana Sampai 2005 Sekolah Pasca Sarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang disusun oleh Suali Fuad dan Katalog Skripsi Jurusan TH Fakultas Ushuluddin dan Filsafat hingga November 2008.

88

22

Konsumerisme

23 24 25 26

Lingkungan hidup Mahar (emas kawin) Murtad Musisi / penyair

27 28 29 30 31

Nepotisme Nikah Beda Agama Optimisme Pariwisata Pemerintahan

32 33

Pemuda/ kepemudaan Perang/pertempuran

34 35

Pertanian Pluralisme

36

Poligami

37

Rasio / nalar

38 39

Riba Susuan

40

Takut

41

Toleransi

42

Wasilah

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Busana Caracter Building Dhu’afa Dialog Istiqomah Kemiskinan Lingkungan hidup Musyawarah Perdamaian/ Ishlah Perjanjian

11

Pluralitas agama

12 13

Rekaya Sosial Riba

Pemikiran yusuf qardhawi tentang konsumerisme (telaah terhadap tafsiran Q.S. al-Isra: 26-27 karya Hasanudin Kerusakan bumi perspektif al-Qur’an karya R.M. Portas Ali Anwar Konsep Mas kawin dalam perkawinan menurut al-Qur’an Murtad dalam al-Qur’an karya Arif Rahman - Wacana Al-Qur’an tentang seni suara karya Mansur - Moralitas penyair dalam al-Qur’an karya Roni Purwansyah Tawaran al-Qur’an dalam menyingkap kolusi dan nepotisme karya sunandar Konsep nikah lintas agama dalam al-Qur’an karya Dede setiawan Konsep optimisme dalam al-Qur’an karya M. Mansur Halwani Pariwisata dalam perspektif al-Qur’an karya Suryanah - Penafsiran ayat-ayat pemerintahan karya Nurhayati - Kriteria Thagut dan Bughat dalam al-Qur’an karya Rafikul Ihsan Pemuda dalam al-Qur’an karya Al-Forqan Hasan Konsep Perang dalam Islam (penafsiran terhadap ayat-ayat perang) karya Ali Basauli Konsep Pertanian dalam al-Qur’an karya Helmi Muflih - Konsep al-Qur’an tentang pluralisme karya Fathurrahman - Pluralisme agama dalam penafsiran Sayyid Quthb karya Akbar Imanuddin - Konsep Pluralisme Agama M. Quraish Shihab karya M. Arhan Mursidin - Poligami dalam pandangan M. syahrur (telaah atas Q.S. an-Nisa: 3 dan 129 karya Siradjuddin - Penafsiran ayat-ayat poligami menurut M. Abduh karya M. Syukri AsShiddiqi - Penalaran Dalam Al-Qur’an Kajian Tematik Ayat-Ayat Fikr Karya Rusli Alam - Al-fikr dalam al-Qur’an karya Eko Tri Qurniato -Kajian tentang ayat-ayat riba karya Yana Mulyana Iskandar Pemberian ASI kepada bayinya dalam perspektif al-Qur’an karya Hj. Aminah Said Takut dalam perspektif Al-Qur’an dan ilmu jiwa karya Siti Mutmainnah Zahriah Etika pergaulan umat Islam dalam perspektif al-Qur’an karya Siti Fatimah Tafsir tematik al-Qur’an tentang hubungan Sosial antar Umat beragama karya Rifka Rahman Wardati Wasilah dan Syirik dalam al-Qur’an karya Fitriah TESIS Konsep Busana dalam al-Qur’an karya Fakhruddin Konsep pembangunan manusia dalam al-Qur’an karya Suhada Dhuafa dalam persepektif Al-Qur’an karya Hamidullah Mahmud Konsep Dialog dalam al-Qur’an karya Muhbib Konsep istiqamah dalam perspektif al-Qur’an karya Khairil ikhsan Siregar Kemiskinan dalam perspektif al-Qur’an karya M. Hamdar Arraiyyah Konsep al-Qur’an dan lingkungan hidup karya siti nurjanah Konsep Musyawarah dalam Al-Qur’an karya Ahmad Saehuddin Ishlah dalam al-Qur’an karya Tuti Alawiyah Konsep al-mitsaq (perjanjian) dalam al-Qur’an karya Dony Burhan Noor Hasan Islam dan pluralitas Agama dalam al-Qur’an karya M. Zulfa Konsep kemajemukan agama dalam al-Qur’an karya Abdul Haris Konsep al-Qur’an tentang rekayasa sosial karya Muhamad Nurung Wawasan tentang Riba dalam al-Qur’an karya Muhamad Rum

89

14 15

Susuan Toleransi

1 2 3 4 5 6

Al-Walayat Emosi HAM Jihad Jiwa Khilafah

7 8

Penalaran/ rasio Pluralisme

Konsep Susuan dalam al-Qur’an karya Fadhlina Arif Wangsa Komunikasi lintas agama dan budaya; telaah terhadap ayat toleransi DISERTASI Konsep al-walayat dalam al-Qur’an karya M. Rusydi Khalid Emosi manusia dalam al-Qur’an karya M. Darwis Hude Konsep Hak Asasi Manusia dalam al-Qur’an karya Ahmad Konsep jihad dalam al-Qur’an karya Rohimin Konsep Nafs dalam al-Qur’an karya Ahmad Mubarok Konsep Khilafah dalam tafsir Sayyid Quthb dan Tafsir Hamka karya Ahmad Suja’I Metode penalaran ilmiah dalam al-Qur’an karya mansur Malik Pluralisme dalam Al-Qur’an Karya Abdul Muqsid Ghazali (2008)

Setelah melihat kajian al-Qur‟an dengan metode tematik yang dilakukan oleh para pengkaji al-Qur‟an di atas, dengan mengacu pada fungsi dan penggunaan indeks al-Qur‟an dalam pemakaian istilah untuk tema kajian tematik di lingkungan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini, maka para pengkaji tersebut tersebut dapat dipetakan menjadi dua kelompok; pertama, para pengkaji al-Qur‟an yang menggunakan istilah yang berasal dari arti harfiyah untuk kosa kata alQur‟an, dan kedua, para pengkaji yang menggunakan istilah yang berasal dari hasil penelaahan dan pemahaman mereka terhadap kosa kata yang terdapat dalam al-Qur‟an tersebut sehingga melahirkan sebuah konsep yang kemudian dituangkan dalam bentuk tema. Jika kelompok pertama dalam tema karya mereka masih mengandalkan istilah-istilah dasar seperti yang digunakan oleh al-Qur‟an, seperti penggunaan istilah riba, walayat, amanah, istiqamah, dan lain-lain – yang nota bene kata-kata tersebut tercantum dalam entri buku-buku indeks al-Qur‟an sehingga mudah diakses oleh users - maka kelompok kedua istilah yang digunakan untuk tema kajian mereka sama sekali tidak mengacu pada makna kosa kata (kata dasar) alQur‟an tetapi lebih menekankan pada suatu konsep yang dipahami dari istilah

90

(kata dasar) al-Qur‟an sehingga- jika kata-kata tersebut disandarkan langsung pada al-Qur‟an- tidak jarang istilah-istilah yang mereka gunakan terasa asing di kalangan masyarakat awam. Hal ini terlihat dalam karya Suryana terkait dengan Pariwisata dalam perspektif al-Qur‟an. Istilah pariwisata merupakan suatu istilah yang lahir dari suatu konsep yang muncul dari proses pemahaman dan penelaahan dari beberapa kosa kata yang digunakan dalam al-Qur‟an seperti kata - ‫رحل – يرحل‬ ‫ رحلة‬dan ‫( سار – يسير – سيرا ومسيرا و مسيرة‬berpergian) dan atau ‫ سفر – يسفر – سفرا‬, dan lain-lain.129 Dengan adanya pemakaian dan penggunaan istilah “kekinian” dalam ranah kajian al-Qur‟an dewasa ini, mengindikasikan bahwa usaha untuk membumikan ajaran al-Qur‟an telah merambah ke berbagai segi ilmu pengetahuan tidak terkecuali dalam segi pemakaian kebahasaan. Hal ini perlu mengingat pesatnya pemakaian bahasa yang terus berkembang dari hari ke hari yang pada akhirnya semua istilah yang berkembang di tengah-tengah masyarakat bisa terakomodir dengan keterbatasan suku kata dasar yang dikandung oleh al-Qur‟an. Dari paparan di atas, terlihat bahwa buku indeks al-Qur‟an merupakan suatu hal yang sangat bermanfaat dan bahkan dibutuhkan dalam kajian al-Qur‟an khususnya dalam ranah kajian penafsiran al-Qur‟an secara tematik. Indeks alQur‟an dengan sajian informasinya yang memuat kosakata-kosakata al-Qur‟an dengan sendirinya memudahkan para pengkaji al-Qur‟an untuk menemukan istilah-istilah (kosakata-kosakata) yang sesuai dan cocok dengan konsep yang mereka miliki untuk kemudian dijadikan sebagai sebuah kajian tematik yang merupakan sebuah kajian simplistik untuk masyarakat modern dewasa ini. 129

Untuk lebih lanjut terkait dengan pemakian istilah-istilah tersebut lihat skripsi, tesis, dan disertasi - terkait dengan masalah yang dibahas- di lingkungan UIN Syarif Hidayatallah Jakarta.

91

BAB V PENUTUP

Kalau pada bab-bab sebelumnya telah dicoba menguraikan, menganalisis serta menjawab persoalan yang dinyatakan pada bab satu, maka pada bab ini akan dikemukakan kesimpulannya. Di samping itu juga akan dikemukakan saran-saran seperlunya.

A. Kesimpulan Setelah membandingkan buku-buku indeks al-Qur‟an Indonesia 1984-2007, maka dapat diketahui bahwa metode yang digunakan oleh para indexer dalam penulisan buku-buku indeks tersebut adalah metode alfabetik. Penerapan alfabetik ini tidak hanya terbatas pada metode penulisan, tetapi ia juga digunakan dalam teknis penulisan. Sedangkan dari aspek penyajian, bentuk yang digunakan adalah bentuk penyajian global dan rinci. Sesuai dengan fungsi utama indeks dan setelah melihat fakta penyajian buku–buku indeks seperti yang tersebut di atas, maka sebagai salah satu gerbang untuk memasuki ranah pemahaman yang akan menumbuhkan rasa cinta masyarakat kepada al-Qur‟an, maka ia (indeks al-Qur‟an) harus didesain sesuai dengan kemajuan dan atau kebutuhan masyarakat baik dari segi metode penulisan, sistematika penulisan maupun sistem penyajiannya. Oleh sebab itu, ia yang tadinya menggunakan metode alfabetis mesti dirubah ke metode tematis. Penggunaan metode tematis dalam indeks al-Qur‟an, dirasa

92

perlu mengingat karakterstik penyajiannya yang terkesan simplistik sehingga sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang menganut prinsip cepat-tepat-sesaat. Selain penerapan metode tematik pada penulisan indeks-indeks al-Qur‟an ini, hal yang paling penting adalah sistem penulisan yang tidak membosankan serta penyajian informasi yang tidak terkesan “basi”. Oleh sebab itu, informasiinformasi yang sering berkembang di masyarakat dewasa ini sudah semestinya dimasukkan ke dalam indeks-indeks al-Qur‟an sebagai salah satu gerbang untuk memahami ayat-ayat yang terdapat di dalamnya.

B. Saran-saran Setelah mengkaji dan melihat serta mengkomparasikan buku-buku indeks alQur‟an di Indonesia 1984 – 2007, maka penulis merasa perlu mengajukan beberapa saran atau rekomendasi sebagai berikut: 1.

Data-data tentang kajian terhadap indeks al-Qur‟an serta tata cara mengindeks di perpustakaan Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Jurusan Tafsir Hadis maupun di Perpustakaan Umum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta kurang memadai. Oleh karena itu, diperlukan upaya penambahan buku untuk membantu memperlancar eksperimentasi intelektual di bidang ini.

2.

Kajian terkait dengan mu‟jam al-Qur‟an atau indeks al-Qur‟an di Indonesia hendaknya harus mendapat perhatian dari semua pengkaji alQur‟an. Hal ini penting karena dengan mengkaji mu‟jam al-Qur‟an, berarti kita telah mengkaji salah satu instrumen penting dalam rangka memahami ajaran-ajaran yang terdapat dalam al-Qur‟an.

93

3.

Geliat penulisan indeks al-Qur‟an secara utuh yang telah dimulai sejak 1980an, perlu dilanjutkan dengan melihat dan menyesuaikan dengan keadaan serta kebutuhan masyarakat.

4.

Teknik penulisan indeks al-Qur‟an 1984-2007 yang bersifat alfabetis, setelah melihat berbagai kekurangan yang dimiliki perlu segera dirubah dengan memakai sebuah teknik penulisan lain yakni tematik.

Demikianlah kesimpulan yang dapat dicapai dari studi ini. Penyusun sangat menyadari bahwa hasil yang diperoleh dari penelitian ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penyusun mempersilakan peneliti berikutnya untuk menfalsifikasi kesimpulan-kesimpulan yang telah penyusun peroleh saat ini. Karena, "kebenaran hari ini hanyalah sebuah kealpaan di hari esok".

Wa Allahu A„lamu bi al-Sawāb.

94

DAFTAR PUSTAKA

Buku al-Aridl, Ali Hasan, Sejarah dan Metodologi Tafsir (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1994), terj. Ahmad Ikrom. al-Farmawi, Abdul Hayy, Metode Tafsir Maudhu‟I; sebuah pengantar (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996), terj. Suryan A. Jamrah. Afzalurrahman, Subject Index of Quran (Lahore: Islamic Publication (PVT) Limited, 1991). Asyarie, Sukmadjaja dan Rosy Yusuf, Indeks Al-Qur‟an (Bandung: Penerbit Pustaka, 1984) Athiyah, Hani M, Quranic Text; Toward a Retrieval System (Virginia: The International Institute of Islamic Thought, 1996) Audah, Ali, Konkordansi Quran; Panduan Kata Dalam Mencari Ayat Al-Qur‟an (Jakarta: Pustaka Lintera AntarNusa, 1991) Azra, Azyumardi, Jaringan Ulama Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara Abad XVII dan VIII: Akar Pembaruan Islam Indonesia (Jakarta: Kencana, 2005) Azwar, Saifuddin, Metode Penelitian (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1999) Batjo, Abdul Aziz, Klasifikasi Islam: Adaptasi Klasifikasi Persepuluhan Dewey dan Perluasan 297 (Jakarta: Universitas Indonesia Press, 1985) Basuki, Sulistyo, Pengantar Ilmu Perpustakaan (Jakarta: Universitas Terbuka, Depdikbud, 1993)

95

Baiquni, N. A., et.al, Indeks Al-Qur‟an; Cara Mencari Ayat Al-Qur‟an (Surabaya: Penerbit Arkola, tt) Bonura, Larry S. , The Art of Indexing, (Canada: John Wiley & Sons, Inc., 1994) Buchori, Didin Saefuddin, Metodologi Studi Islam (Bogor: Granada Sarana Pustaka, 2005) Federspiel, Howard M., Kajian Al-Qur‟an di Indonesia: dari Mahmud Yunus hingga Quraisy Syihab (Bandung: Mizan, 1996) Gusmian, Islah., Khazanah Tafsir Indonesia: dari hermeneutika hingga ideologi (Jakarta: Teraju, 2003) Hidayat, Rahmat Taufik, Mengenal Indeks Al-Qur‟an dalam Azharuddin Sahil, Indeks Al-Qur‟an (Bandung: Mizan, 1996) Iyazi, Ali, al-Mufassirūn, Hayātuhum wa Manhajuhum, (Teheran: Muassasah alTiba‟at wa al-Naysr al-Saqafah al-Irsyad al-Islami, 1414 H) Sismanto, Manajemen Perpustakaan Digital (Tangerang: Afifa Pustaka, 2007) Suhendar, Yaya, Pedoman Katalogisasi:Cara Mudah Membuat Katalog Perpustakaan (Jakarta: Kencana, 2007) Kertanegara, Mulyadi, Pengantar Epistemologi Islam; Menyibak Tirai Kejahilan (Bandung: Mizan, 2003) Knight,G.N., The Art of Indexing (London: Goerge Allen & Unwin, 1980) Lancaster, F.W., Indexing and Abstracting in Theory and Practice, (USA: University of Illinois, 1991). Musfah, Jejen, Indeks Al-Qur‟an Praktis (Jakarta: Penerbit Hikmah, 2007) Noerhayatie S, Pengelolaan Perpustakaan (Bandung: Penerbit Alumni, 1988)

96

Pendit, Putu Laxman, dkk, Perpustakaan Digital; Perspektif Perpustakaan Perguruan Tinggi Indonesia (Jakarta: Sagung Seto, 2007) Pendit, Putu Laxman, Perpustakaan Digital dari A sampai Z (Jakarta: Cita Karyakarsa Mandiri, 2008) Qalay, A. Hamid Hasan ,Kunci Indeks dan Klasifikasi Ayat-Ayat Al-Qur‟an (Bandung: Penerbit Pustaka, 1989) Sahil, Azharuddin, Indeks Al-Qur‟an; Panduan Mudah Mencari Ayat Dan Kata Dalam Al-Qur‟an (Bandung: Mizan, 2007) Syihab, M. Quraisy, Membumikan Al-Qur‟an; Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehidupan Masyarakat (Bandung: Mizan, 1993)

Jurnal Saenong, Faried F., Al-Qur‟an, Modernisme dan Tradisionalisme: ideologisasi Sejarah Tafsir Al-Qur‟an di Indonesia dalam Jurnal Studi AlQur‟an, Vol. I, No. 3, 2006, hal. 508-509. Nahrowi, Izza Rahman, Karakteristik Kajian Al-Qur‟an Di Indonesia, dalam Refleksi; Jurnal Kajian Agama dan Filsafat, Vol. V, No. 2, 2003, diterbitkan oleh Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Ensiklopedia/ Kamus Encyclopedia of Library and Information Science, no 11, 1974 Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1988) Kamus Istilah Perpustakaan dan Dokumentasi (1992)

97

Website http://digilib.pnri.go.id/in/dlKmsPerp.aspx http://www.asindexing.org/site/indfaq.shtml. http://www.library.cornell.edu/olinuris/ref/research/skill1.htm http://www.websters-online-dictionary.org/definition/index

98

Lihat lebih banyak...

Comentarios

Copyright © 2017 DATOSPDF Inc.