Hermeneutika (Sekilas)

October 13, 2017 | Autor: Syifanie A | Categoría: Film Theory
Share Embed


Descripción

Hermeneutika

Secara etimologis kata 'hermeneutika' berasal dari kata 'hermeneuein' dalam bahasa Yunani kuno dan berarti "seni menerangkan makna" (juga: "seni memberikan interpretasi, "the art of interpretation, ars interpretandi). Asal-usul istilah "hermeneutika" pada masa sekarang lazim dikaitkan dengan kata 'Hermes,' nama seorang tokoh dalam mitologi bangsa Yunani yang menurut sumber-sumber tertulis kuno, ia berperan sebagai pesuruh dewa-dewa utama dan mempunyai tugas menyampaikan pesan-pesannya kepada manusia. Sederhananya, hermeneutika adalah operasi penafsiran. Pada mulanya, hermeneutika digunaka sebagai "seni" memahami teks-teks yang bersifat otoritatif (dogma dan Kitab Suci). Saat ini, hermeneutika dimengerti sebagai wujud metodologis dan teoritis atas teknik-teknik penafsiran (bdk. F. Budi Hardiman dalam Basis 1991).
Pada konteks penafsiran itu, manusia memadatkan pikiran-pikirannya dengan menggunakan bahasa. Bahasa merupakan bagian dari manusia yang oleh Ernst Cassirer disebut sebagai animal simbolicum. Dengan kata lain, hermeneutika merupakan gejala khas manusia. Filsuf Marleau Ponty pernah menulis "man is condemned to meaning". Oleh karena itu, melalui penafsiran manusia memberi makna pada dunia kehidupan (lebenswelt). Memberi makna adalah sama dengan memahami. Makna dalam konteks hermeneutik bersifat antropologis (Verstehen) tinimbang kosmologis (Erklaren). Di sini, manusia menjadi subyek penafsir yang memberi makna kepada realitas dengan menggunakan bahasa.(Tuname, 2014)
Pada tahap perkembangan awal, konsep 'hermeneutika' telah mempunyai tiga unsur pengertian yang masih berlaku sampai sekarang. Dimana, salah satunya adalah bahwa pengertian konsep hermeneutika mengenai mencari hakikat atau sifat makna yang ingin dipahami. Tulisan ataupun berita yang hendak diterjemahkan dianggap memiliki makna yang selalu melebihi daya pemahaman yang berusaha mengungkapkannya. Sehingga, melalui hermeneutika makna yang terkandung dalam tulisan atau berita dapat diketahui sebagiannya.. Tetapi penting diperhatikan bahwa konsep 'hermeneutika' di sini dipakai dalam arti agak terbatas, yaitu analisis terhadap makna yang terkandung dalam tulisan atau berita itu sendiri. Karena makna yang hakiki dianggap selalu lebih mendalam atau lebih menyeluruh daripada yang berhasil melalui analisis hermeneutika.
Di samping analisis tulisan dan dokumen tua, hermeneutika juga mulai dianggap sebagai metode yang tepat untuk mengungkapkan makna yang terkandung dalam karya-karya di bidang seni lain seperti misalnya sastra, patung, lukisan, musik, bangunan dan tarian. Semua bentuk kesenian ini dianggap merupakan ekspresi pikiran, perasaan, nilai-nilai maupun cita-cita penciptanya. Meskipun pemakaian hermeneutika menjadi jauh lebih luas dibandingkan dengan masa sebelumnya, dalam hal analisis perhatian ilmuwan masih sepenuhnya terpusat pada si pencipta karya seni. Selain itu juga dipertahankan asumsi yang menyatakan bahwa makna yang terkandung dalam suatu karya seni bersifat tunggal dan, sejauh mengenai objek studi bersangkutan, dianggap mengandung nilai abadi, tidak berubah ubah.
Lewat hermeneutika, teks tak lagi dianggap sekedar tulisan yang terdiri dari susunan aksara, melainkan apa saja. Oleh sebab itu, dari kacamata hermeneutika kekinian, film adalah teks. Hermeneutika mengandaikan sebuah teks terdiri dari tiga unsur yang saling berhubungan, yakni teks itu sendiri, penulisnya, dan konteks di sekitar teks. Asumsi ini meniscayakan bahwa teks tak pernah berdiri sendiri. Teks, baik secara langsung maupun tidak langsung, merefleksikan penulis dan zamannya. Dan, jika teks itu adalah film, maka film pun merefleksikan para pembuat dan zamannya pula. (Ahsan, 2011)


Lihat lebih banyak...

Comentarios

Copyright © 2017 DATOSPDF Inc.