Excecutive Summary - Studio Perencanaan Desa 2014 - Desa Mandiri Energi Berbasis Biogas

Share Embed


Descripción

BAB I PENDAHULUAN

BAB II DATA DAN ANALISA

1.1 Latar Belakang Desa Sumbersuko merupakan salah satu desa pada Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang yang memiliki potensi ternak untuk dikembangkan dalam pemanfaatan biogas (Survei Primer, 2014). Hal tersebut menjadi alasan yang mendasari terkait penelitian yang dilakukan, yaitu penyusunan rencana spasial dan rencana sektoral terkait pengembangan desa, dengan unsur tematik yaitu Desa Mandiri Energi.

Pembahasan data dan analisa mencangkup kajian kondisi Desa Sumbersuko terkait kependudukan, fisik dasar dan fisik binaan, sosial, ekonomi, kelembagaan hingga kajian terkait pemanfaatan biogas, akar masalah, akar tujuan dan penentuan Alternatif Proyek.

1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan hasil kegiatan survei primer dan kegiatan Participatory Rural Appraisial yang kemudian dilakukan analisa, terdapat berbagai permasalahan pada Desa Sumbersuko baik secara spasial maupun secara sektoral. Permasalahan secara spasial adalah kecenderungan warga untuk melakukan open dumping yang menyebabkan berbagai permasalahan khususnya terkait kesehatan, hingga kondisi jalan antar dusun yang buruk yang menyebabkan biaya angkut mahal, sedangkan permasalahan secara sektoral berupa kualitas produksi komoditas tebu yang merupakan komoditas utama cenderung rendah, hingga kurangnya partisipasi warga dalam kelembagaan informal desa. Adapun permasalahan terkait tematik yaitu perwujudan Desa Mandiri Energi adalah, sebagian besar limbah kotoran ternak masih belum terolah, kepemilikan biodigester yang tidak merata, belum meratanya ketersediaan kelompok ternak hingga tiap dusun, hingga ketersediaan kotoran ternak sebagai supply energi biogas belum memenuhi kriteria Desa Mandiri Energi. 1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah dari kondisi Desa Sumbersuko, makal hal-hal yang menjadi rumusan masalah adalah sebagai berikut. 1. Bagaimana kondisi fisik dan nonfisik Desa Sumberusko, Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang ? 2. Bagaimana potensi dan masalah terkait pengembangan Desa Sumbersuko menjadi Desa Mandiri Energi yang terpadu ? 3. Bagaimana arahan rencana pengembangan sektoral dan spasial Desa Sumbersuko secara partisipatif untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa dan mewujudkan Desa Mandiri Energi yang terpadu ?

2.1

Kependudukan Penghitungan proyeksi penduduk pada Desa Sumbersuko menggunakan metode eksponensial dengan rata-rata pertumbuhan penduduk 0,21%, sehingga jumlah penduduk diproyeksikan dari tahun 2014 sebanyak 6892 jiwa menjadi 7185 pada tahun 2034. Selain itu diketahui tren pertumbuhan penduduk Desa Sumbersuko yang bersifat dinamis dengan ditandai pertumbuhannya tidak tetap dari tahun ke tahun. Oleh karena itu, proyeksi penduduk Desa Sumbersuko menggunakan metode eksponensial. Berdasarkan data pertumbuhan penduduk pada tahun 2011 ke 2012 mengalami kenaikan penduduk yang cukup tinggi daripada tahun-tahun lain karena disebabkan di Desa Sumbersuko terdapat Perusahaan Susu yaitu PT. Greenfield yang berada di dusun Precet mengakibatkan banyaknya migrasi penduduk untuk bekerja dan sebagai peternak di sekitar dusun Precet sehingga dapat meningkat ekonomi penduduk. 2.2

Fisik Dasar dan Fisik Binaan Pembahasan mengenai kondisi fisik pada Desa Sumbersuko mencangkup aspek fisik dasar dan fisik binaan. 2.2.1

Orbitasi Desa Sumberusko Pembahasan terkait orbitasi Desa Sumbersuko diketahui bahwa orbitasi Desa Sumbersuko memiliki tingkat aksesibilitas antar wilayah tergolong baik karena kondisi jalan dengan perkerasan aspal dan kondisi yang baik. Permasalahan yang terdapat terkait dengan pergerakan dari Desa Sumbersuko adalah tidak adanya angkutan umum yang memudahkan pergerakan masyarakat Desa Sumbersuko dari wilayah desa menuju pusat Kecamatan Wagir.

1|

2.2.2

Analisis Kemampuan dan Kesesuaian Lahan Hasil dari analisis kemampaun lahan menghasilkan bahwa Desa Sumbersuko memiliki tiga fungsi kawasan yang berbeda, yaitu kawasan lindung, kawasan budidaya tanaman semusim hingga kawasan penyangga penentuan kemampuan lahan pada Desa Sumbersuko. Hasil dari penentuan kemampuan lahan tersebut dapat digunakan untuk mengetahui kesesuaian penggunaan lahan terhadap kemampuan lahannya. Terdapat penggunaan lahan untuk kawasan permukiman pada kawasan yang memiliki kemampuan lahan untuk kawasan lindung, yaitu pada Dusun Sumberpang Lor, Glagah Ombo dan Precet.

2.2.7

Jalan Kondisi prasarana jalan pada Desa Sumbersuko secara umum memiliki hierarki jalan lokal primer dan lingkungan primer yang memiliki permasalahan tersendiri. Pada hierarki lokal primer memiliki masalah rusaknya perkerasan jalan berupa aspal untuk wilayah jalan antara Dusun Kenongo dan Dusun Sumberpang, sehingga berakibat pada mahalnya biaya pengangkutan komoditas. Adapun pada hierarki jalan lingkungan primer memiliki permasalahan kondisi perkerasan berupa tanah yang dapat menghambat kendaraan yang melewatinya, terutama pada saat musim hujan. 2.2.8

2.2.3

Pusat dan Sub Pusat Penentuan pusat dan subpusat pada Desa Sumbersuko dilakukan berdasarkan jumlah KK tiap dusun, ketersediaan sarana dan tingkat aksesibilitas tiap dusun. Hasil analisis tersebut menghasilkan bahwa Dusun Kenongo sebagai pusat, Dusun Sumberpang Lor sebagai sub pusat dan keempat dusun lainnya sebagai sub pusat lingkungan. Perumahan Kondisi perumahan di Desa Sumbersuko terdiri dari 82,3% rumah permanen, 8,9% rumah semi permanen, dan 8,8% rumah non permanen. Diproyeksikan dari tahun 2014 untuk 6892 dengan jumlah unit rumah sebanyak 1378, maka hingga tahun 2034 menjadi 1437 unit rumah untuk 7185 KK.

Drainase Jaringan drainase di Desa Sumbersuko yang mayoritas berhierarki collector secara keseluruhan sudah baik karena ketika hujan air tidak meluap dan tdak menggenang sehingga tidak terjadi banjir di Desa Sumbersuko walaupun ada beberapa segmen jalan yang tidak memiliki drainase. Beberapa titik saluran drainase masih terdapat sampah anorganik dan tanaman liar yang dapat menghambat aliran air. Berikut ini merupakan tabel ketersediaan saluran drainase di Desa Sumbersuko.

2.2.4

2.2.5

Pola Permukiman Bentukkan pola permukiman pada Desa Sumbersuko didominasi oleh pola perumahan linear mengikuti jalan untuk Dusun Kenongo, Sumberpang Lor, Ngemplak, Glagah Ombo hingga Precet. Adapun untuk pola memusat Pola Permukiman 2.2.6

Sarana Seluruh jenis sarana terdapat di Desa Sumbersuko, kecuali Sarana Rekreasi dan Budaya. Total jumlah sarana di desa Sumbersuko yaitu 107 unit yang tersebar di keenam dusun desa Sumbersuko. Berdasarkan hasil analisis, diperlukan penambahan sarana keamanan untuk melayani Dusun Kenongo, sedangkan untuk jenis sarana lainnya sudah memenuhi.

2.2.9

Air Bersih Penggunaan air bersih pada Desa Sumbersuko secara umum hampir seluruh bangunan baik permukiman maupun sarana menggunakan sumber mata air dari tujuh mata air sebagai sistem penyediaan air bersih. Dua dari ketujuh mata air tersebut selain dimanfaatkan untuk pemenuhan kebutuhan air bersih rumah tangga juga digunakan untuk irigasi. Selain itu ketersediaan air bersih di Desa Sumbersuko hingga tahun 2034 dapat tercukupi sehingga untuk 20 tahun kedepan tidak perlu adanya penambahan produksi air bersih. 2.2.10

Persampahan Kondisi persampahan pada Desa Sumbersuko secara umum masih buruk, hal tersebut dikarenakan warga melakukan pembakaran sampah secara opendumping untuk sampah anorganik yang berakibat pada faktor kesehatan khsususnya pada kesehatan ternak (Hasil PRA,2014), selain itu tidak ada TPS Sampah pada Desa Sumbersuko, sehingga tidak ada pelayanan pengumpulan sampah. 2.1.11

Sanitasi Kondisi sanitasi pada Desa Sumbersuko dari segi kepemilikan MCK secara umum sudah memiliki MCK Pribadi, sedangkan dalam kepemilikan 2|

tangki septik masih terdapat beberapa rumah yang belum memiliki tangki septik. Adapun pada Desa Sumbersuko terdapat satu unit MCK Umum pada Dusun Sumberpang Kidul yang digunakan sebagai cadangan pada saat musim kemarau. Jaringan Listrik Kebutuhan listrik warga Desa Sumbersuko secara keseluruhan bersumber dari Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan secara keseluruhan rumah penduduk sudah tersaluri listrik dengan daya listrik rata-rata 450 VA.

2.2.14

Jaringan Irigasi Ketersediaan irigasi pada Desa Sumbersuko digunakan untuk mengairi komoditas sayur-sayuran yang terletak pada Dusun Precet dan Dusun Kenongo. Penggunaan irigasi tersebut dalam operasionalnya memutuhkan biaya Rp 100.000 perpanen tiap 1 Ha dengan konstruksi nonteknis.

2.2.12

2.2.13

Jaringan Komunikasi Ketersediaan jaringan komunikasi pada Desa Sumbersuko secara umum tidak terdapat BTS pada kawasan Desa Sumbersuko, akan tetapi beberapa jaringan provider telepon selular seperti provider Telkomsel masih dapat menjangkau area Desa Sumbersuko. Hal tersebut dikarenakan karena wilayah Desa Sumbersuko telah tercover pelayanan BTS yang terletak di wilayah luar desa. Adanya pelayanan jaringan komunikasi pada Desa Sumbersuko dapat memudahkan masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya akan informasi atau perkembangan berita terkini, terutama kebutuhan akan akses internet maupun telepon untuk keperluan administratif dan pemerintahan desa.

2.3

Sosial Aspek sosial pada Desa Sumbersuko mencangkup hasil dari bagan kecenderungan, pada pembahasan aspek peternakan diketahui bahwa adanya PT.Greenfield yang berdiri sejak tahun 2007 mempengaruhi peningkatan jumlah ternak dan kemajuan pengolahan limbah ternak pada Desa Sumbersuko. Hal tersebut dikarenakan PT.Greenfield mengajak para warga sekitar industrinya, yaiut warga Dusun Precet untuk beternak dengan kemudahan modal, sehingga dalam pengajuan proposal pengadaan bantuan biodigester dapat dilakukan setelah para peternak sudah memiliki ternak tetap. 2.4

Ekonomi Komoditas unggul pada Desa Sumbersuko mencangkup Tebu, Rumput Odot hingga Sapi Perah. Adapun gambaran mengenai komoditas tersebut dijelaskan pada Tabel 1.

3|

Tabel 1 Arahan Pengembangan Komoditas Desa Sumbersuko

Aspek Ekonomi Komoditas

Rumput Odot

Tebu

Arus Masukkan Keluaran

Produksi panen turun saat kemarau

Harga panen bergantung dari ketetapan harga PT.Kebon Agung dan biaya pengangkutan hasil panen mahal untuk Dusun Sumberpanglor dan Sumberpang Kidul

Usaha Tani

 B/C Ratio 7,2  ROI 113%

 B/C Ratio 2,5  ROI 180%

Bagan Peringkat

Peringkat 1

Peringkat 4

LQ

Diagram Aktvitas

-

 Ayah bertani 3 jam/hari, 6jam/hari untuk beternak  Ibu bertani 4 jam/hari, 1 jam beternak.  Anak bersekolah

Sektor Unggulan (LQ > 1)

 Ayah bekerja 8 jam/hari (bertani dan beternak)  Ibu bekerja 2 jam/hari (beternak)  Anak bersekolah

Kajian Gender

Kalender Musim

Sketsa Kebun

 Ayah berperan 100% pada penyiapan lahan, panen dan penjualan hasil panen.  Ibu berperan 50% dalam perawatan dan pemupukkan secara seimbang dengan ayah.

Kuantitas rumput menurun saat musim kemarau

Sesuai dengan standar Pedoman Kementrian Pertanian Indonesia

 Ayah berperan 100% dari penanaman, perawatan hingga panen.  Ibu berperan 40% untuk penjualan hasil panen

Perlu perawatan lebih pada saat musim kemarau, karena menggunakan sistem tadah hujan.

Jenis tanah dan ketinggaian penanaman tidak sesuai dengan standar Kementrian Pertanian Indonesia

Arahan Pengembangan  Melakukan peningkatan teknik penyiraman yang lebih efisien sehingga kuantitas rumput tidak menurun saat musim kemarau.  Terjaganya produksi rumput untuk pakan ternak dapat menjaga keberlanjutan usaha peternakan dan supply energi biogas untuk mewujudkan DME  Kegiatan operasional untuk pemanfaatan biodigesteryang direncanakan dapat dilakukan saat ayah dan ibu mengurus ternak. (memasukkan kotoran ke biodigester dan memanfaatkan bio slurry sebagai kompos).  Bio-slurry hasil pemrosesan biogas dapat digunakan sebagai pupuk alami  Melakukan peningkatan teknik penyiraman yang lebih efisien sehingga kuantitas panen tebu tidak menurun saat musim kemarau.  Perbaikan akses jalan yang menghubungkan Dusun Kenongo dengan Dusun Sumberpang Lor dan Sumberpang Kidul untuk menekan biaya pengangkutan hasil panen.  Kegiatan operasional untuk pemanfaatan biodigesteryang direncanakan dapat dilakukan saat ayah dan ibu mengurus ternak. (memasukkan kotoran ke biodigester dan memanfaatkan bio slurry sebagai kompos).  Bio-slurry hasil pemrosesan biogas dapat digunakan sebagai pupuk alami 4|

Aspek Ekonomi Komoditas

Mawar

Sapi Perah

Arus Masukkan Keluaran

Produksi panen turun saat musin hijan

Penyediaan pakan konsentrat yang mahal, serta ketersediaan Rumput Odot sebagai pakan kurang saat musim kemarau

Usaha Tani

 B/C Ratio 5,3  ROI 238%

 B/C Ratio 3.3  ROI 6.4%

Bagan Peringkat

Peringkat 2

Peringkat 2

LQ

-

Sektor Unggulan (LQ > 1)

Diagram Aktvitas  Ayah tidak merawat mawar, namun bertani 5 jam/hari dan beternak 4 jam/hari  Ibu merawat mawar 5 jam/hari dan beternak 1 jam/hari  Ayah beternak 6 jam/hari, 3 jam/hari lain untuk bertani.  Ibu beternak 1 jam/hari dan 4 jam/hari untuk bertani  Anak bersekolah

Kajian Gender

 Ayah berperan 100% dalam penyiapan lahan  Ibu berpearan 100% dalam penanaman, perawatan, panen dan penjualan hasil panen.

 Ayah berperan 75% dalam pmebersihan kandang, memerah susu dan menjual hasil susu.  Ibu berperan 25% pada setiap kegiatan, kecuali dalam pemberian pakan berperan 50% seimbang dengan ayah.

Kalender Musim

Tanaman mawar rusak saat musim penghujan

Produksi Rumput Odot sebagai pakan kurang saat musim kemarau

Sketsa Kebun

Arahan Pengembangan

-

 Melakukan peningkatan usaha perkebunan mawar dengan memberi teduhan pada tanaman pada saat musim hujan supaya tidak rusak..  Kegiatan operasional untuk pemanfaatan biodigesteryang direncanakan dapat dilakukan saat ayah dan ibu mengurus ternak. (memasukkan kotoran ke biodigester dan memanfaatkan bio slurry sebagai kompos).  Bio-slurry hasil pemrosesan biogas dapat digunakan sebagai pupuk alami

-

 Melakukan peningkatan kualitas produksi Rumput Odot sebagai pakan ternak untuk mengurangi ketergantungan pada pakan konsentrat yang harganya mahal dan tidak menentu.  Kegiatan operasional untuk pemanfaatan biodigesteryang direncanakan dapat dilakukan saat ayah dan ibu mengurus ternak. (memasukkan kotoran ke biodigester dan memanfaatkan bio slurry sebagai kompos).

Sumber: Hasil Analisis, 2014

5|

Tabel 2 Analisis Diagram Venn Kelembagaan Desa Sumbersuko

2.5

Kelembagaan Pembahasan kelembagaan pada Desa Sumberusko mencangkup hubungan kelembagaan yang berpengaruh pada Desa Sumbersuko yang dijelaskan pada diagram venn kelembagaan berikut analisisnya. Berikut merupakan gambaran dari diagram venn kelembagaan Desa Sumberusuko. Dinas Peternakan Kabupaten Malang

PT. Greenfield

Kelompok Besar

Pemerintah Desa, BPD, LPMD, Kelompok Peternak, GAPOKTAN, PAM, Karang Taruna dan Bank Sampah.

Kelompok Peternak Bank Sampah

PKK, KOPWAN, Posyandu, Bidan.

PT. Kebon Agung

Karang Taruna

GAPOKTAN

Pemerintah Desa

LINMAS

LINMAS

BPD

MASYARAKAT DESA SUMBERSUKO

LPMD PKK

KOPWAN

PAM

POSYANDU BIDAN

Kelompok Peternak, PT.Greenfield, Dinas Peternakan Kabupaten Malang

Gambar 1 Diagram Venn Kelembagaan Desa Sumbersuko Sumber: Hasil Analisis, 2014

Analisis  Merupakan kelompok lembaga yang memiliki kaitan terhadap masyarakat desa sekaligus dengan pemerintah desa. Kelompok tersebut dalam kegiatannya banyak membutuhkan kerjasama dari pihak pemerintah desa. Sebagai contoh dalam pengajuan bantuan biodigester oleh Kelompok Ternak kepada pihak Dinas Peternakan Kabupaten Malang, membutuhkan persetujuan dan diketahui oleh Pemerintah Desa.  Merupakan kelompok lembaga yang secara umum berorientasi untuk memberdayakan kaum perempuan Desa Sumbersuko. Kegiatan lembaga tersebut secara dominan membutuhkan kerjasama dari pihak PKK.  Merupakan kelompok lembaga yang seharusnya termaksuk dalam kelompok besar pemerintah desa. LINMAS membentuk kelompok tersendiri karena berdasarkan Hasil Survei Primer 2014 terkait kondisi kelembagaan pada Desa Sumbersuko, LINMAS saat ini sedang dalam masa vakuum atau tidak beroperasi, hal tersebut dikarenakan adanya transisi pergantian pemerintahan desa.  Kelompok lembaga yang beriorientasi pada pengembangan sektor ternak, yaitu kerjasama antara PT.Greenfield dengan Kelompok Ternak terkait bantuan permodalan usaha sapi perah. Selain itu orientasi mengarah pada pengembangan pemanfaatan biodigester, yaitu kerjasama antara Kelompok Peternak dengan Dinas Peternakan Kabupaten Malang terkait proposal pengajuan bantuan pengadaan biodigester. Hubungan kelompok besar ini sangat berpengaruh dalam perwujudan Desa Mandiri Energi.

Sumber: Hasil Analisis, 2014 Berikut merupakan pembahasan terkait bentukkan dari diagram venn kelembangaan pada Desa Sumbersuko yang dijelaskan pada Tabel 2

2.6

Biogas Pembahasan terkait aspek biogas pada Desa Sumbersuko mencangkup perhitungan supply energi, demand energi, kesesuaian antara

6|

supply dengan demand energi, kajian terkait pemanfaatan Bio-Slurry hingga pembahasan aspek ketersediaan kandang pada Desa Sumbersuko. 2.6.1

Supply Energi Penghitungan supply energi pada Desa Sumbersuko mengacu pada ketesediaan ternak sapi dan kambing. Asumsi yang digunakan adalah untuk 1 ekor sapi memproduksi 29 Kg/hari kotoran (SNMI 2011), sedangkan untuk 1 ekor kambing memproduksi 1,4 Kg/hari kotoran (Penelitian Kopi Kakao Indonesia, 2008), selain itu asumsi yang digunakan adalah jumlah ternak yang dihitung bersifat tetap atau tidak berkurang, serta pertambahan populasi ternak mencapai 5 ekor sapi dan 12 ekor kambing tiap tahunnya. Berikut merupakan penghitungan supply energi eksisting yang dijelaskan pada Tabel 20 . Tabel 3 Penghitungan Supply Energi Eksisting

Kotoran Ternak (kg) – Gas Methan yang dihasilkan (m3)

Ketentuan Konversi Energi (Wahyuni, 2008) 1 kg kotoran ternak menghasilkan 0,036 m3 gas methan.

Gas Methan (m3) – Energi (Kwh)

1m3 gas methan setara dengan 6 Kwh

Konversi Energi

Kesesuaian Supply-Demand Energi Perhitungan kesesuaian antara supply energi yang tersedia dengan kebutuhan demand energi dalam penghitugnannya dipriorotaskan untuk memenuhi kebutuhan energi bakar, setelah itu apabila terdapat sisa energi maka dapat dialokasikan untuk memenuhi kebutuhan energi listrik. Hasil perhitungan kesesuaian supply dengan demand energi bakar pada Desa Sumbersuko secara umum dapat terpenuhi seluruhnya, sehingga dalam arahan pemanfaatannya dapat diarahkan ke pemenuhan energi listrik. Dusun yang telah terpenuhi kebutuhan memasaknya secara keseluruhan adalah Dusun Precet sejak tahun eksisting (2014), Ngemplak pada tahun 2019 mendatang, Sumberpang Kidul pada tahun 2034 mendatang, dan Dusun Glagah Ombo pada tahun eksisting (2014). Dusun yang telah terpenuhi kebutuhan energi bakarnya secara keseluruhan kemudian dapat dilakukan penghitungan kesesuaian supplydemand energi listrik.

Hasil Konversi 2.6.4 18.638 kg x 0,036 = 670.9 m3/hari , atau 244.903 m3 / tahun 670.9 m3 x 6 Kwh = 4025,76 Kwh/hari atau 1.469.404 Kwh/tahun

Sumber: Hasil Analisis, 2014 Penghitungan supply energi dihitung tiap dusun yang mengacu kepada asumsi pertambahan ternak tiap tahunnya hingga 20 tahun mendatang. Adapun dusun yang paling banyak memiliki supply energi adalah Dusun Precet, sedangkan dusun dengan ketersediaan supply energi tersedikit adalah Dusun Ngemplak. 2.6.2

2.6.3

Demand Energi Perhitungan demand energi pada Desa Sumbersuko mencangkup perhitungan kebutuhan demand energi bakar yaitu kebutuhan memasak tiap KK, serta kebutuhan energi listrik untuk kebutuhan penerangan rumah tiap KK, hingga kebutuhan listrik untuk sarana dan penerangan jalan umum. Demand Energi bakar diproyeksikan akan bertambah dari 6881 Kwh/Hari menjadi 7034 Kwh/hari pada tahun 2034 mendatang.

Kajian Evaluasi Biodigester Eksisting Pembahasan terkait evaluasi biodigester eksisting memuat bahasan aspek mengenai unit biodigester yang rusak hingga evaluasi pemanfaatan energinya. Diketahui dari 27 unit biodigester dengan kapasitas 6m3 bersifat nonpermanen yang ada 17 diantaranya rusak, selain itu dari 4 unit biodigester dengan kapasitas 83 m3 3 diantaranya rusak. Oleh karena itu perlu arahan rencana untuk perbaikan unit biodigester yang rusak. Adapun dari segi pemanfaatan energi biodigester eksisiting, masih terdapat 84,82% energi yang belum termanfaatkan. 2.6.5

Kajian Pemanfaatan Bio-Slurry Bio-Slurry merupakan produk dari hasil pengolahan biogas berbahan kotoran ternak dan air melalui proses tanpa oksigen (anaerob) dalam digester biogas yang merupakan ruangan tertutup (BIRU, 2011). Bio-Slurry memiliki wujud padat atau cair tergantung dari campuran air dari lubang inlet digester, dan memiliki kemampuan untuk menyuburkan lahan, meningkatkan produksi tanaman budidaya, dengan ciri tidak berbau dan tidak mengundang serangga, sehingga cocok digunakan untuk pupuk organik cair maupun padat. Berdasarkan Yayasan Pendidikan Konservasi Alam (YAPEKA) Tahun 2014, Bio-Slurry atau ampas biogas dapat dijadikan pupuk organik dan memiliki harga jual Rp 1.000/kg. Oleh karena itu dapat dilakukan perhitungan potensi Bio-Slurry dari kotoran ternak yang dihasilkan tiap harinya pada Desa 7|

Sumbersuko. Berdasarkan Yayasan Pendidikan Konservasi Alam (YAPEKA) Tahun 2014, Bio-Slurry atau ampas biogas dapat dijadikan pupuk organik dan memiliki harga jual Rp 1.000/kg. Oleh karena itu dapat dilakukan perhitungan potensi Bio-Slurry dari kotoran ternak yang dihasilkan tiap harinya pada Desa Sumbersuko. Sehingga diketahui bahwa potensi Bio-Slurry perharinya dapat mencapai Rp 18.637.800/hari dari 18.637,8 Kg/hari kotoran ternak yang seandainya telah terporses oleh unit biodigetser seluruhnya.

2.7

Akar Masalah dan Akar Tujuan Analisis akar masalah merupakan analisis untuk mengetahui penyebab terhambatnya pembangunan Desa Sumbersuko. Penjelasan akar masalah pada Desa Sumbersuko dijelaskan pada Gambar 3, sedangkan Pembahasan terkait akar tujuan pada Desa Sumbersuko mencangkup meningkatkan pemerataan pembangunan desa dan mengatasi masalah sosial dan kelembagaan pada Desa Sumbersuko. Berikut merupakan gambaran akar tujuan pada Desa Sumbersuko yang dijelaskan pada Gambar 4..

2.6.6

Kajian Willingness To Pay Hasil dari analisis willingness to pay pada Desa Sumbersuko diketahui bahwa secara umum Dusun yang telah terbentuk kelompok peternak yaitu Dusun Kenongo dan Dusun Precet memiliki tingkat WTP yang tinggi baik untuk responden peternak dan non peternak (> Rp 1.500.000), sedangkan dusun lainnya yang belum tetdapat kelompk peternak memiliki tingkatan WTP yang sedang hingga rendah. 2.6.7

Kajian Ketersediaan Kandang Ternak Hasil dari kajian ketersediaan kandang ternak diketahui bagaimana kesesuaian kondisi kandang ternak pada Desa Sumbersuko terhadap Standar Penyediaan Kandang Ternak oleh BPPP Departemen Pertanian Indonesia Tahun 2007. Diketahui bahwa pada aspek perkerasan kandangm ketersediaan palungan dan ketersediaan saluran drainase sudah sesuai dengan standar. Adapun untuk aspek jarak kandang dari permukiman dan sistem pembuangan kotoran belum sesuai dengan standar.

8|

Gambar 2 Akar Masalah Desa Sumbersuko Sumber: Hasil Analisis, 2014

9|

Gambar 3 Akar Tujuan Desa Sumbersuko Sumber: Hasil Analisis, 2014

10 |

2.8

Penentuan Alternatif Proyek Analisis alternatif adalah suatu usaha untuk melihat berbagai kemungkinan pilihan hubungan tindakan hasil (rangkaian tujuan) dari analisis sasaran yang mengarah pada suatu keadaan tertentu yang diinginkan. Penentuan urutan alternatif proyek dilakukan dengan cara memberikan nilai terlebih dahulu pada masing-masing alternatif proyek yang dianggap layak diterapkan. Kemudian nilai masing-masing proyek diurutkan mulai dari nilai yang terbesar dengan nilai yang paling terendah untuk nantinya diterapkan untuk proyek yang lebih didahulukan atau yang leih dibutuhkan oleh masyarakat. Penentuan beberapa proyek sebagai alternatif adalah dengan melakukan berbagai analisis sebagai solusi pemecahan berbagai masalah yang terdapat di Desa Sumbersuko, sehingga ditemukan cara untuk menyelesaikan permasalahan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa. Proyek yang dapat dijadikan sebagai alternatif diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Proyek Pengembangan dan pemanfaatan Biogas Desa Sumbersuko merupakan desa yang memiliki potensi di bidang peternakan, sehingga akan lebih produktif lagi dalam memanfaatkan limbah ternak yang tidak terpakai menjadi suatu yang lebih berguna, salah satunya menjadi energy alternative yang dapat dimanfaatkan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga bahkan sebagai energi untuk keperluan sarana, maka dengan demikian dapat mewujudkan konsep desa mandiri energy. Adapun hasil ampas pemrosesan biodigester berupa Bio-Slurry diarahkan untuk dimanfaatkan maupun dijual dengan nilai ekonomis sebesar Rp 1.000/kg. 2. Proyek pengembangan hasil pertanian (Tebu, Sapi Perah serta Mawar) Sektor perekonomian desa Sumbersuko didukung oleh bidang pertanian dengan komoditas utama terdiri dari Tebu, sapi perah serta Mawar. Salah satu masalah yang dihadapi desa Sumbersuko yaitu kualitas tebu terus mengalami penurun sehingga dalam rangka memaksimalkan komoditas utama pertanian dalam menyokong perekonomian desa Sumbersuko perlu dilakukannya pengolahan hasil pertanian menjadi sebuah produk bernilai ekonomis tinggi serta peningkatan kualitas tanam komoditas pertanian (tebu dan mawar) agar hasil pertanian memiliki kualitas yang tinggi melalui

sebuah pengembangan teknologi pertanian serta pemberian sosialisasi terkait pengembangan kualitas pertanian. 3. Proyek pengembangan dan pengelolaan sistem persampahan Sebagian besar warga desa sumbersuko masih belum melakukan pengolahan sampah dengan benar, umumnya warga masih mengandalkan proses pembakaran sampah secara open dumping bahkan hingga membuang sampah menuju saluran drainase. Hal tersebut dikarenakan kurangnya kesadaran masyarakat terkait pengelolaan sampah secara benar dan tidak tersedianya sarana untuk melakukan pengelolaan sampah. Oleh karena itu rencana pengembangan system pengelolaan persampahan pada Desa Sumbersuko akan diarahkan untuk membentuk Kelompok Binaan Bank Sampah Malang secara merata tiap dusunnya, sehingga dapat menangani sampah anorganik. Adapun untuk menangani sampah organik dapat diarahkan dengan pengadaan tong komposter secara merata tiap dusunnya. 4. Proyek perbaikan jalan serta penambahan fasilitas umum jalan Masalah infrastuktur yang teradapat di desa Sumbersuko salah satunya berkenaan dengan kualitas jalan yang masih rendah. Sebagian perkerasan fisik jalan yang menghubungkan antar dusun masih berupa macadam hingga diperlukan sebuah pengembangan kualitas jalan yang dapat menunjng pergerakan masyarakat khususnya dalam melakukan kegiatan. Perbaikan kualitas perkerasan jalan menjadi aspal sehingga dapat dengan mudah diaskses oleh bermacam moda berpengaruh pula dalam meningkatkan kemajuan perkembangan perekonomian dalam hal pemasaran. Selain itu penyediaan fasilitas umum seperti penerangan jalan serta ramburambu jalan juga sangat penting dalam meningkakan keamanan jalan. 5. Proyek peningkatan SDM melalui pelatihan keterampilan Malasah terkait mengenai terhambatnya tingkat perekonomian Desa Sumbersuko salah satunya yaitu masih tingginya tingkat pengangguran di desa Sumbersuko, hal tersebut salah satunya berkenaan dengan kualitas SDM yang belum memeiliki keterampilan khusus, sehingga dalam meminimalisisr angka pengangguran maka pemberdayaan masyarakat melalui pemberian pelatihan keterampilan merupakan startegi yang dianggap mampu mengahadapi masalah tersebut. Pembahasan Alternatif Proyek pada Desa Sumberusko dijelaskan pada Tabel 4. 11 |

Tabel 4 Penentuan Alternatif Proyek Desa Sumbersuko

Kriteria (Bobot)

Urutan prioritas prinsip pembangunan wilayah (10)

Ketersediaan Sumber Daya Alam (10)

Penerima manfaat maksimal (10)

Peningkatan pedapatan (10)

Peningkatan pemanfaatan potensi sumberdaya manusia

Pengembangan Biodigester  Nilai Skor 4  Sesuai dengan prinsip pembangunan RPJMD Kab. Malang Tahun 2010-2015 untuk pengentasan Desa Tertinggal

Pengembangan Tiga Komoditas  Nilai Skor 4  Proyek sesuai dengan prinsip kebijakan pembangunan pada RPJMD Kab. Malang Tahun 2010-2015 untuk pengentasan Desa Tertinggal  Nilai Skor 4  Proyek menggunakan sumberdaya alam sebanyak 4 macam (tebu, susu perah, mawar, dan energi biogas.)

Pengembangan Sistem Persampahan  Nilai Skor 2  Proyek sedikit berkenaan dengan upaya untuk pengetasan desa tertinggal

 Nilai Skor 5  Proyek bermanfaat pada sektor peternakan, pertanian, ekonomi masyarakat keseluruhan, lingkungan alam masyarakat.  Nilai Skor 4  Proyek berpeluang besar dalam meningkatkan pendapatan penduduk desa (penjualan BioSlurry, penghematan biaya memasak)

 Nilai Skor 3  Proyek bermanfaat pada sektor ekonomi masyarakat dan pertanian.

 Nilai Skor 5  Proyek akan meningkatan SDM >51

 Nilai Skor 4  Sumberdaya alam yang digunakan sebanyak 4 macam (air, tanah, gas, dan limbah kotoran ternak)

Peningkatan Kualitas Jalan  Nilai Skor 4  Proyek sesuai dengan prinsip kebijakan pembangunan pada RPJMD Kab. Malang Tahun 2010-2015 untuk pengentasan Desa Tertinggal  Nilai Skor 1  Tidak terdapat sumber daya alam yang digunakan dalam proyek

Peningkatan SDM Melalui Keterampilan  Nilai Skor 3  Proyek cukup sesuai dengan prinsip kebijakan pembangunan pada RPJMD Kab. Malang Tahun 2010-2015 untuk pengentasan Desa Tertinggal  Nilai Skor 4  Proyek menggunakan sumberdaya alam sebanyak 4 macam (tebu, susu perah, mawar, dan energi biogas.)

 Nilai Skor 3  Proyek bermanfaat pada sektor ekonomi masyarakt dan lingkungan permukiman desa.

 Nilai Skor 4  Proyek bermanfaat pada sektor pertanian, peternakan dan ekonomi masyarakat.

 Nilai Skor 3  Proyek bermanfaat pada sektor ekonomi masyarakat dan pertanian.

 Nilai Skor 3  Proyek cukup berpeluang untuk mempengaruhi peningkatan pendapatan desa melalui penjualan hasil diversifikasi produk tiga komoditas.

 Nilai Skor 3  Proyek cukup berpeluang untuk meningkatkan pendapatan desa melalui hasil penyetoran sampah oleh nasabah bank dan hasil penjualan kompos.

 Nilai Skor 3  Proyek cukup untuk berpeluang meningkatkan pendapatan desa melalui penghematan biaya pengangkutan hasil komoditas

 Nilai Skor 3  Proyek cukup berpeluang untuk mempengaruhi peningkatan pendapatan desa melalui penjualan hasil diversifikasi produk komoditas.

 Nilai Skor 5  Proyek akan meningkatan SDM >51

 Nilai Skor 5  Proyek akan meningkatan SDM >51

 Nilai Skor 5  Proyek akan meningkatan SDM >51

 Nilai Skor 5  Proyek akan meningkatan SDM >51

 Nilai Skor 3  Proyek emnggunakan dua macan sumberdaya alam, yaitu sampah anorganik dan sampah organik

12 |

Kriteria (Bobot) (10)

Kesinambungan atau keterkaitan dengan program tahun sebelumnya (program yang sedang berjalan) (5)

Sumbangan terhadap program strategis kabupaten atau kotamadya (5)

Replikabilitas (5)

Duplikasi (5)

Pengembangan Biodigester penduduk desa yang diarahkan akan memiliki biodigester  Nilai Skor 4  Proyel memiliki keterkitan besar dengan program sebelumnya, yaitu program pembangunan desa pada muatan RPJMD Kabupaten Malang Tahun 2010-2015

Pengembangan Tiga Komoditas penduduk desa

Pengembangan Sistem Persampahan penduduk desa

Peningkatan Kualitas Jalan penduduk desa

Peningkatan SDM Melalui Keterampilan penduduk desa

 Nilai Skor 4  Proyel memiliki keterkitan besar dengan program sebelumnya, yaitu program pembangunan desa pada muatan RPJMD Kabupaten Malang Tahun 2010-2015

 Nilai Skor 2  Proyel memiliki keterkitan rendah dengan program sebelumnya, yaitu program pembangunan desa pada muatan RPJMD Kabupaten Malang Tahun 2010-2015

 Nilai Skor 3  Proyel memiliki keterkitan cukup dengan program sebelumnya, yaitu program pembangunan desa pada muatan RPJMD Kabupaten Malang Tahun 20102015

 Nilai Skor 3  Proyel memiliki keterkitan cukup dengan program sebelumnya, yaitu program pembangunan desa pada muatan RPJMD Kabupaten Malang Tahun 2010-2015

 Nilai Skor 3  Proyek memiliki sumbangan cukup strategis terhadap program kecamatan wagir dalam memberdayakan masyarakat desa

 Nilai Skor 4  Proyek memiliki sumbangan strategis terhadap program kecamatan wagir dalam memberdayakan masyarakat desa

 Nilai Skor 2  Proyek memiliki sedikit sumbangan strategis terhadap program kecamatan wagir dalam memberdayakan masyarakat desa

 Nilai Skor 4  Proyek memiliki sumbangan strategis terhadap program kecamatan wagir dalam memberdayakan masyarakat desa

 Nilai Skor 3  Proyek memiliki sumbangan cukup strategis terhadap program kecamatan wagir dalam memberdayakan masyarakat desa

 Nilai Skor 5  Proyem mungkin diulang di lebih dari empat tempat, yaitu pada tiap dusun Desa Sumbersuko (6).  Nilai Skor 4  Tingkat duplikasi proyek rendah, karena adanya komitmen masyarakat untuk menjalankan proyek

 Nilai Skor 2  Proyek mungkin diulang di suatu tempat,

 Nilai Skor 2  Proyek mungkin diulang di suatu tempat

 Nilai Skor 4  Proyek mungkin diulang di tiga tempat lain.

 Nilai Skor 2  Proyek mungkin diulang disuatu empat.

 Nilai Skor 3  Tingkat duplikasi proyek cukup, karena ada kemungkinan ketersediaan sarana yang dibutuhkan masih kurang

 Nilai Skor 3  Tingkat duplikasi proyek cukup, karena ada kemungkinan ketersediaan sarana yang dibutuhkan masih kurang

 Nilai Skor 3  Tingkat duplikasi proyek cukup, karena ada kemungkinan adanya proyek perbaikan lagi di masa mendatang.

 Nilai Skor 3  Tingkat duplikasi proyek cukup, karena ada kemungkinan ketersediaan sarana yang dibutuhkan masih kurang 13 |

Pengembangan Biodigester

Pengembangan Tiga Komoditas

Pengembangan Sistem Persampahan

Peningkatan Kualitas Jalan

Peningkatan SDM Melalui Keterampilan

 Nilai Skor 5  Proyek dapat meunjang keberlanjutan lingkungan, yaitu dengan memanfaatkan limbah kotoran ternak sebagai sumber energi  Nilai Skor 3  Proyek menyebabkan hubungan cukup eraat antara alat dengan tujuan.  Nilai Skor 3  Proyek dan hasilnya memiliki keterkaitan dengan proyek desa lain

 Nilai Skor 2  Proyek sedikit untuk menunjang aspek ramah lingkugan

 Nilai Skor 5  Proyek dapat menunjang aspek ramah lingkugan

 Nilai Skor 2  Proyek sedikit untuk menunjang aspek ramah lingkungan

 Nilai Skor 2  Proyek sedikit untuk menunjang aspek ramah lingkugan

 Nilai Skor 3  Proyek menyebabkan hubungan cukup eraat antara alat dengan tujuan.  Nilai Skor 3  Proyek dan hasilnya memiliki keterkaitan dengan proyek desa lain

 Nilai Skor 3  Proyek menyebabkan hubungan cukup eraat antara alat dengan tujuan.  Nilai Skor 3  Proyek dan hasilnya memiliki keterkaitan dengan proyek desa lain

 Nilai Skor 3  Proyek menyebabkan hubungan cukup eraat antara alat dengan tujuan.  Nilai Skor 3  Proyek dan hasilnya memiliki keterkaitan dengan proyek desa lain

 Nilai Skor 3  Proyek menyebabkan hubungan cukup eraat antara alat dengan tujuan.  Nilai Skor 3  Proyek dan hasilnya memiliki keterkaitan dengan proyek desa lain

Kriteria (Bobot)

Pertimbangan ekologi (10)

Hubungan alat dengan tujuan (5)

Keterkaitan proyek antar desa (5)

Jumlah Skor Sumber: Hasil Analisis, 2014

345

335

315

305

295

14 |

d. Pengembangan Bank Sampah di setiap dusun, termasuk dusun Sumberpanglor.

BAB III RENCANA Pembahasan rencana merupakan perwujudan terkait solusi dari hasil permasalahan yang termuat pada akar masalah, serta perwujudan terkait potensi dari hasil analisa aspek spasial dan sektoral pada Desa Sumbersuko. Pembahasan mencangkup rencana spasial desa, rencana proyek desa, hingga dampak proyek.

B.

Rencana Pola Ruang Desa Pembahasan rencana pola ruang desa mencangkup kawasan terbangun dan kawasan tidak terbangun. 1.

3.1

Rencana Spasial Pembahasan rencana spasial desa mencangkup rencana tata ruang desa dan rencana ultilitas dan fasilitas desa pada Desa Sumbersuko. 3.1.1

Rencana Tata Ruang Desa Kajian mengenai rencana tata ruang desa mencangkup rencana struktur tata ruang desa, rencana pola ruang desa hingga rencana sistem keterhubungan atau lingkage system. Rencana Struktur Tata Ruang Desa Beberapa pertimbangan yang mendasari perencanaan struktur ruang yakni berdasarkan daerah pusat dan sub pusat desa dengan didasarkan pada orientasi pada desa Sumbersuko. 1. Rencana pusat kegiatan desa Dusun yang merupakan kawasan pusat kegiatan yang ada di Desa Sumbersuko yaitu dusun Kenongo. Perencanaan serta Kegiatan utama di wilayah Dusun Kenongo diarahkan untuk: a. Pengolahan hasil panen b. Pengembangan pemanfaatan biogas melalui peletakan biodigester c. Perbaikan dan peningkatan jalan d. Pengembangan fasilitas keamanan. e. Pengembangan Bank Sampah di setiap dusun, termasuk dusun Kenongo 2. Rencana Sub Pusat Kegiatan Desa Sub-Pusat kegiatan desa Sumbersuko, yaitu dusun Sumberpanglor. Adapun Perencanaan serta Kegiatan utama di wilayah Desa Sumberpanglor diarahkan untuk: a. Pengolahan hasil panen b. Pengembangan pemanfaatan biogas c. Perbaikan dan peningkatan jalan

Kawasan Terbangun Permukiman di Desa Sumbersuko direncanakan dengan perbaikan kondisi fisik rumah yang kurang layak huni dan penambahan permukiman. Pembangunan permukiman dilakukan secara bertahap sesuai dengan pertambahan penduduk. Pada Desa Sumbersuko mempunyai pola linear, jadi dalam perencanaan unrunk mengembangkan biodigester pada Desa Sumbersuko adalah biodigester individu.

2. Kawasan Tak Terbangun Desa Sumbersuko sebagian besar ditunjang oleh sektor pertanian yang berupa lahan pertanian, perkebunan dan hutan produksi. . Sektor peternakan juga menunjang perekonomian desa yaitu berupa hasil ternak seperti susu. Desa Sumbersuko memiliki kawasan penyangga dan kawasan budidaya semusim. Untuk Dusun Precet dan Dusun Sumberpang Kidul yang tergolong pada kawsan pennyangga akan terdapat rencana untuk tidak menambah bangunan dan menjadaikan kawasan tersebut ke kawsan penyangga. Melalui arahan tersebut akan menambah jumlah pertanian dan lahan perkebunan sehingga dapat meningkatkan produktifitas hasil komoditas dan meningkatkan perekonomian Desa Sumbersuko.

A.

C.

Rencana Sistem Hubungan Rencana sistem hubungan bertujuan untuk mengorganisasikan sistem pergerakan yang dapat membantu peningkatan ekonomi masyarakat Desa Sumbersuko. Pada analisis daerah Desa Sumbersuko terbentuk sistem hubungan yang terbentuk adalah sistem hubungan visual karena memiliki keterkaitan dengan aspek-aspek seperti ekonomi, sosial, dan budaya di dalam lingkungan dan sekitar daerah Desa Sumbersuko yang saling terkait. Aksesibilitas yang baik diharapkan dapat mampu mendorong kegiatan ekonomi, sosial dan budaya masayarakat, baik di dalam dan di luar Desa Sumbersuko yang dapat dicapai melalui rencana tersebut diantaranya 15 |

pendistribusian serta pemasaran hasil produksi panen komoditas ke Pabrik Gula Kebon Agung, Pasar Besar Kota Malang dan Pasar Gadang menjadi lancar dan diharapkan perekonomian warga Desa Sumbersuko meningkat. Keterkaitan antara dusun di dalam Desa Sumbersuko akan mendorong pencapaian saran prasarana, interaksi atau hubungan setiap dusun menjadi lebih erat baik dalam aspek ekonomi, sosial dan budaya. 3.1.2

Rencana Ultilitas dan Fasilitas Desa Pembahasan rencana ultilitas dan fasilitas Desa Sumbersuko mencangkup rencana perbaikan dan pengembangan fasilitas sarana dan rencana perbaikan dan pengembangan fasilitas prasarana pada Desa Sumberusko. Rencana Perbaikan dan Pengembangan Sarana Ketersediaan sarana pada Desa Sumbersuko secara umum sudah memenuhi untuk melayani kebutuhan akan sarana masyarakat Desa Sumbersuko hingga 20 tahun mendatang, yaitu sarana pendidikan, sarana kesehatan, sarana pelayanan umum, sarana peribadatan, sarana perdagangan dan jasa, sarana RTH dan Olahraga hingga sarana pemakaman. Khusus untuk sarana keamanan direncanakan untuk dilakukan penambahan berupa pos kamling pada Dusun Kenongo sebanyak 1 unit seperti pada Gambar 4, serta pengembangan kelompok binaan Bank Sampah Malang dengan membangun unit kantor bank sampah tiap dusun sebagai sarana pelayanan umum.

B.

Rencana Perbaikan dan Pengembangan Prasarana Pembahasan mengenai rencana perbaikan dan pengembangan prasarana mencangkup prasarana jalan, drainase, air bersih, hingga persampahan pada Desa Sumbersuko. 1.

Jalan Kondisi kualitas perkerasan jalan antara Dusun Kenongo dengan Dusun Sumberpang, serta antara Dusun Glagah Ombo dengan Dusun Ngemplak perlu untuk dilakukan perbaikan, karena merupakan jalur distribusi komoditas utama pada Desa Sumbersuko. Adapun penjelasan terkait rencana perbaikan jalan dijelaskan pada Tabel 5.

A.

Gambar 4 Ilustrasi Rencana Penambahan Sarana Keamanan Sumber: Hasil Rencana, 2014

Tabel 5 Rencana Perbaikan Jalan Desa Sumbersuko

Jalan

Panjang Jalan (Meter)

Jalan penghubung antara Dusun 2413 Kenongo – Dusun Sumberpang Lor Jalan penghubung antara Dusun 176 Ngemplak – Dusun Glaga Ombo Total Biaya Proyek

Perhitungan Asumsi Biaya Biaya Perbaikan Keseluruhan Perkerasan (Per m)

Komoditas Yang Dipengaruhi

Rp 100.000,00

Rp 241.300.000,00

Tebu, Padi, Jagung, Sayur-sayuran

Rp 100.000,00

Rp 17.600.000,00

Cengkeh, Tebu, Kopi dan Jagung

Rp 258.900.000,00 16 |

Sumber: Hasil Rencana, 2014 2.

3.

Drainase Rencana terkait prasrana drainase berupa normalisasi saluran secara berkala untuk membersihkan sampah dan vegetasi liar, dan penambahan saluran drainase di jalan yang belum terdapat saluran drainase. Perbaikan saluran drainase yang rusak dapat dilakukan di beberapa titik di dusun Kenongo, Sumberpang Lor, Sumberpang Kidul, Ngemplak, Glagah Ombo dan Precet dan dapat juga dilakukan perkerasan. Untuk normalisasi saluran dapat dilakukan secara berkala dengan cara kerja bakti membersihkan saluran yang ada di Desa Sumbersuko. Penambahan saluran drainase tidak begitu diperlukan karena pengaliran airnya sudah baik. Namun pada beberapa tempat yang dirasa perlu untuk ditambah saluran drainase seperti rumahrumah yang berada di gang kecil seperti di Dusun Kenongo

Air Bersih Rencana terkait prasarana air bersih mengacu terhadap hasil analisis air bersih yang diketahui bahwa ketersediaan sumber air bersih pada Desa Sumbersuko yang bersumber dari ketujuh mata air dapat mencukupi kebutuhan air bersih warga Desa Sumbersuko hingga 20 tahun mendatang, serta seluruh rumah sudah menggunakan sistem meteranisasi. Berikut merupakan rencana terkait prasarana air bersih yang dijelaskan pada Tabel 8.. Tabel 6 Rencana Pengembangan Prasarana Air Bersih Standart Kebutuhan Kebutuhan Air Prasarana Arahan Rencana (Kimpraswil,2003) (liter/jiwa/hari)  Tahun 2014  Penambahan rumah Desa 413.520 liter/hari Sumbersuko selama 20 tahun  Tahun 2019 kedepan sebanyak 73 rumah 417.840 liter/hari perlu penambahan jaringan pipa  Tahun 2024 air bersih dan meterisasi sesuai 60 lt/hari 422.220 liter/hari dengan penambahan penduduk lingkup desa kecil  Tahun 2029 dan rumah. 426.660 liter/hari  Perlu perawatan dan  Tahun 2034 pemeliharaan pipa tralon air 431.100 liter/hari bersih serta tandon agar mencegah adanya kebocoran.

Sumber: Hasil Rencana, 2014

4.

Persampahan Rencana pengembangan sistem persampahan pada Desa Sumberusko mencangkup proyek pengembangan sistem persampahan. Pengembangan tersebut berupa pembangunan unit kantor bank sampah yang merupakan kelompok binaan Bank Sampah Malang secara menyeluruh tiap dusun, yang dilengkapi tong komposter. Adanya unit bank sampah yang direncakanan bertujuan untuk mengatasi sampah anorganik, sedangkan tong komposter yang direncanakan bertujuan untuk mengatasi sampah organik.

3.2

Rencana Proyek Rencana pengembangan Desa Sumbersuko berupa proyek-proyek yang dihasilkan berdasarkan hasil Analisis Alternatif Proyek (AAP), yaitu mencangkup Proyek Pengembangan Pemanfaatan Biogas, Proyek Pengembangan Hasil Tiga Komoditas (Tebu, Mawar dan Kerupuk Susu), Proyek Pengembangan Persampahan hingga Proyek Perbaikan Kualitas Jalan Desa Sumbersuko. 3.2.1

Rencana Pengembangan Pemanfaatan Biogas Rencana pengembangan pemanfaatan biogas mencangkup rencana penambahan biodigester, rencana perbaikan biodigester hingga arahan rencana untuk pemanfaatan Bio-Slurry sebagai pupuk organik. Pembahasan mencangkup rencana proyek, matriks perencanaan proyek, organisasi proyek, hingga matriks kerjasama dengan pihak lain. A.

Rencana Proyek Pada persiapan proyek, ditentukan berapa m3 biodigester yang akan dibangun 20 tahun mendatang tiap tahunnya, berapa unit biodigester yang harus diperbaiki, hingga penyusunan organisasi proyek serta rapat koordinasi antar pihak yang berpengaruh dalam proyek. Perbaikan unit biodigester sebanyak 13 unit atau 354m3, sedangkan besar biodigester (m3) yang dibangun tiap tahunnya dijelaskan pada Tabel 7.

17 |

Tabel 7 Rencana Proyek Pembangunan Biodigester Desa Sumbersuko

Biodigester Supply Demand yang Tahun Energi Energi Dibangun (Kwh) (Kwh) (m3) 2014* 506* 398930,4* 8603283,6* 2015 280 619682,4 8622008,1 2016 196,6 774681,84 8639484,3 2017 196,6 929681,28 8656960,5 2018 196,6 1084680,72 8675685 2019 196,6 1239680,16 8693161,2 2020 196,6 1394679,6 8711885,7 2021 196,6 1549679,04 8729361,9 2022 196,6 1704678,48 8748086,4 2023 196,6 1859677,92 8766810,9 2024 196,6 2014677,36 8784287,1 2025 196,6 2169676,8 8803011,6 2026 174,38 2307157,992 8821736,1 2027 96,6 2383317,432 8839212,3 2028 96,6 2459476,872 8857936,8 2029 96,6 2535636,312 8876661,3 2030 96,6 2611795,752 8895385,8 2031 96,6 2687955,192 8914110,3 2032 96,6 2764114,632 8931586,5 2033 96,6 2840274,072 8950311 2034 96,6 2916433,512 8969035,5 2035 96,6 2992592,952 8987760 * = Unit Biodigester Eksisting yang sudah tersedia. Sumber: Hasil Rencana, 2014

Pemenuhan 5%* 7% 9% 11% 13% 14% 16% 18% 19% 21% 23% 25% 26% 27% 28% 29% 29% 30% 31% 32% 33% 33%

Berdasarkan Tabel 7, diketahui proyek pengembangan biodigester hingga 20 tahun mendatang hanya mampu mencukupi 33% demand energi Desa Sumbersuko, sehingga proyek yang dilakukan belum mampu untuk mewujudkan Desa Mandiri Energi pada Desa Sumbersuko.

B.

Organisasi Proyek Pembentukkan organisasi proyek yang dibutuhkan untuk pelaksanaan proyek pengembangan biodigester pada Desa Sumberusko memiliki struktur seperti yang dijelaskan pada Gambar 5. ORGANISASI PROYEK PENGEMBANGAN BIODIGESTER PEMERINTAH KECAMATAN / DESA

BADAN PENGAWASAN

PIMPINAN PROYEK

BENDAHARA PROYEK SEKERTARIS PROYEK

BIDANG PERENCANAAN

BIDANG LOGISTIK

BIDANG HUMAS

BIDANG PELAKSANAAN

MASYARAKAT DESA SUMBERSUKO (PETERNAK DAN NON PETERNAK) GARIS KOORDINATIF

PANITIA PROYEK

GARIS INSTRUKTIF

PELAKSANA PROYEK

Gambar 5 Organisasi Proyek Pengembangan Biodigester Sumber : Hasil Rencana, 2014 Pimpinan proyek merupakan pihak Kelompok Peternak Desa Sumbersuko yang dianggap mengerti bagaimana dan penentuan lokasi pembangunan unit biodigester. Adapun Pemerintah Kecamatan dan Desa sebagai badan pengawasan, dengan bidang perencanaan merupakan pihak yang ahli dalam pembangunan biodigester, yaitu Dinas Peternakan Kabupaten Malang, maupun pihak swasta seperti Biogas Rumah Indonesia (BIRU, 2011). 18 |

C.

Matriks Perencanaan Proyek

Tabel 8 Matriks Perencanaan Proyek Pengembangan Biodigester

Tujuan dan kegiatan proyek (objectives and activities of the project)

INDIKATOR OBYEKTIF(Objectives Verifiable Indicators) Uraian

20142019

20202024

20252029

20302034 •

Sasaran (goal)

Pemanfaatan limbah kotoran ternak sebagai energi biomassa yang terbaharukan untuk memenuhi demand energi bakar dan listrik warga Desa Sumbersuko

Maksud proyek (purpos)

Hasil proyek (output)

• Memberdayakan masyarakat Desa Sumbersuko dalam aspek pengolahan limbah ternak sebagai energi biogas. • Menciptakan industri skala rumah tangga yang memanfaatkan energi biogas dalam proses produksinya.

•Unit Biodigester yang telah dibangun sebagai penyedia supply energi biogas

47%

73%

87%

100%

•Jumlah pengguna biodigester

40%

70%

85%

100%

•Jumlah industri skala rumah tangga yang terbentuk berbasis biogas

0%

30%

60%

100%

Meningkatkan pengolahan limbah •Pengolahan kotoran ternak kotoran ternak melalui pengolahan sebagai sumber energi kotoran ternak dengan biodigester biogas melalui unit Meningkatkan perekonomian warga biodigester yang telah dengan menekan biaya untuk memasak dibangun dan penerangan. •Perekonomian masyarakat meningkat



0%

30%

80%

100%

0%

30%

70%

100%

Sumber dana proyek: Kegiatan Tahap Persiapan • Rapat koordinasi antara Pemerintahan • Alokasi Anggaran Desa Tiap Tahun (90%) proyek Desa dengan Kelompok Peternak dan • APBN Tiap Tahun (10%) (Activities)

• •

Sumber Asumsi Penting pembuktian (Important (means of Asumptions) verification) Evaluasi proyek • Masyarakat memiliki terkait antusias dalam pemenuhan pemanfaatan biogas demand energi oleh supply energi biogas Laporan perkembangan proyek berapa unit biodigester beserta kapasitas yang telah dibangun beserta skala pelayanannya Evaluasi proyek • Partisipasi masyarakat Laporan Desa Sumbersuko perkembangan tinggi untuk proyek memanfaatkan limbah kotoran ternak sebagai energi biogas

• Evaluasi proyek • Laporan perkembangan proyek

• Evaluasi proyek • Laporan perkembangan

• Hasil pemanfaatan limbah kotoran ternak melalui unit biodigester yang telah dibangun dapat menguntungkan masyarakat dari segi ekonomi dan ekologi a.Alokasi dana tiap tahun yang diberikan oleh Pemerintah Pusat 19 |

Tujuan dan kegiatan proyek (objectives and activities of the project) masyarakat Desa Sumbersuko untuk menentukan distribusi supply energi yang kemudian disesuaikan dengan demand energi yang dapat dipenuhi hingga lokasi unit biodigester yang akan dibangun. Pembahasan yang dilakukan juga meliputi manfaat yang dapat diperoleh dengan proyek pengembangan biodigester pada Desa Sumbersuko • Sosialisasi terkait manfaat akan proyek pengembangan biodigester kepada masyarakat Desa Sumbersuko, terutama untuk dusun yang belum terbentuk kelompok ternaknya, seperti Dusun Ngemplak, Dusun Sumberpang Lor, Dusun Sumberpang Kidul dan Dusun Glagah Ombo.

INDIKATOR OBYEKTIF(Objectives Verifiable Indicators) Uraian

20142019

20202024

20252029

20302034

Sumber pembuktian (means of verification) proyek

Asumsi Penting (Important Asumptions) kepada Pemerintah Desa sebanyak Rp 550juta tiap tahun, sesuai dengan muatan UU.No 6 Tahun 2014 tentang Desa.

Tahap Pelaksanaan • Rapat koordinasi dengan Dinas Peternakan Kabupaten Malang bersamaan dengan Pemerintah Desa dan Kelompok Peternak terkait pembentukkan cluster unit biodigester yang akan dibangun • Pembangunan unit biodigester yang mengacu kepada Standar Penyediaan Biogas Rumah (BIRU) Tahun 2011. Tahap Evaluasi dan Monitoring Sumber: Hasil Rencana, 2014

20 |

D.

Matriks Kerjasama dengan Pihak Lain Tabel 9 Matriks Kerjasama dengan Pihak Lain

Unit-Unit dalam Proyek Badan Pengawas Proyek

Unit di Luar Proyek • Dinas Peternakan Kabupaten Malang

Pimpinan Proyek

• Pemerintah Desa Sumbersuko • Pemerintah Kecamatan Wagir • Dinas Peternakan Kabupaten Malang • Konsultan atau Pihak Swasta Biogas Rumah Indonesia (BIRU)

Sekretaris

• Pemerintah Desa Sumbersuko • Dinas Peternakan Kabupaten Malang • Konsultan atau Pihak Swasta Biogas Rumah Indonesia (BIRU)

Bendahara

• Pemerintah Desa Sumbersuko • Dinas Peternakan Kabupaten Malang • Konsultan atau Pihak Swasta Biogas Rumah Indonesia (BIRU)

Bidang Perencanaan

• Pemerintah Desa Sumbersuko • Dinas Peternakan Kabupaten Malang • Konsultan atau Pihak Swasta Biogas Rumah Indonesia (BIRU)

Bidang Kerjasama/Kooordinasi • Mengadakan pengawasan terhadap pelaksanaan Proyek • Berkoordinasi dalam pengendalian dan penyelesaian dalam serta keberhasilan proyek • Evaluasi hasil kerja • Menyusun rencana kegiatan operasional proyek • Mengadakan pengawasan atau pemantauan kegiatan proyek • Membuat laporan perkembangan proyek secara perodik • Menentukan letak biodigester beserta cluster dan skala pelayanannya • Mengadakan pengawasan dan pemeriksaan terhadap bendahara dan pelaksana utama proyek dalam masalah keuangan • Bertanggung jawab dalam hal keberhasilan proyek • Menyusun proposal kegiatan proyek • Mengurus surat menyurat dengan instansi terkait • Menyusun laporan perkembangan proyek • Menyusun laporan akhir kegiatan proyek • Bertanggungjawab atas dokumentasi dan hasil kerja kepada pimpinan proyek • Menyusun administrasi keuangan sesuai dengan aturan yang ada • Menyusun pembukuan tentang data keuangan proyek • Bertanggungjawab atas keuangan kegiatan proyek kepada pimpinan proyek • Melaksanakan program penyuluhan terkait dengan pelaksanaan proyek • Melakukan proses partisipasi dalam hal pelaksanaan proyek • Mengindentifikasi masalah dalam proyek

Mekanisme Kerjasama/Koordinasi • Penyusunan laporan perkembangan proyek • Rapat koordinasi per enam bulan • Pengawasan dan pengendalian kinerja hasil proyek • Rapat koordinasi per enam bulan • Penyusunan laporan perkembangan proyek

• Laporan perkembangan kegiatan proyek dalam rapat koordinasi per enam bulan • Proposal penggalian dana ke instansi terkait

• Laporan keuangan dalam rapat koordinasi per enam bulan

• Rapat koordinasi per enam bulan • Bidang perencanaan bertanggung jawab bertanggung jawab kepada Dinas Peternakan Kabupaten Malang

21 |

Unit-Unit dalam Proyek

Unit di Luar Proyek

Bidang Kerjasama/Kooordinasi • Evaluasi hasil kerja • Menyediakan segala kebutuhan dan peralatan proyek • Inventarisasi untuk peralatan proyek

Bidang Logistik

• Pemerintah Desa Sumbersuko • Dinas Peternakan Kabupaten Malang • Konsultan atau Pihak Swasta Biogas Rumah Indonesia (BIRU)

Bidang Humas

• Pemerintah Desa Sumbersuko • Dinas Peternakan Kabupaten Malang • Konsultan atau Pihak Swasta Biogas Rumah Indonesia (BIRU) • Masyarakat Desa Sumbersuko

• • • • •

Bidang Pelaksana

• Pemerintah Desa Sumbersuko • Masyarakat Desa Sumbersuko

• Melaksanakan program penyuluhan sehubungan dengan pelaksanaan proyek • Menerapkan proses konsep Partsipasi yang melibatkan semua subjek pembangunan agar proyek yang dilakukan dapat dicapai secara efektif • Mengidentifikasi adanya kendala dan hambatan dalam proyek • Evaluasi hasil kerja

Membuat rencana kegiatan sosialisasi Membuat jadwal kegiatan sosialisasi Berkoordinasi dengan instansi terkait Berkoordinasi aktif dengan sekertaris Bantuan teknologi tepat guna

Mekanisme Kerjasama/Koordinasi • • • •

Pengadaan sarana dan prasarana Koordinasi penggunaan sarana dan prasarana Pengadaan material, peralatan dan transportasi Melakukan inventarisasi

• Rapat koordinasi per enam bulan

• Rapat koordinasi per enam bulan • Bidang pelaksana bertanggung jawab kepada Dinas Peternakan Kabupaten Malang dan pihak Konsultan atau Swasta BIRU.

Sumber: Hasil Rencana, 2014 3.2.2

Rencana Pengembangan Hasil Tiga Komoditas Rencana terkait proyek untuk pengembangan hasil tiga komoditas mencangkup rencana pemanfaatan tebu sebagai industri rumah tangga sirup tebu, pengembangan penanaman mawar beserta pemanfaatannya sebagai selai mawar, hingga rencana pemanfaatan hasil susu perah sebagai industri rumah tangga kerupuk susu. A.

Rencana Proyek Pelaksanaan rencana proyek diawali dengan pemberihan pelatihan terkait pemanfaatan tiap komoditas yang akan dilakukan pengolahan atau diversifikasi produk. Setelah itu baru dapat ditentukan unit rumah tangga mana saja yang akan diarahkan untuk pengembangan pengolahan ketiga komoditas tersebut. Khusus untuk komoditas

mawar dalam pengembangan sistem penanamannya akan diberikan pelatihan terkait mengatasi musim penghujan supaya tidak merusak tanaman mawar.

Gambar 6 Hasil Olahan Susu, Mawar dan Tebu Sumber: Diambil dari berbagai sumber dari Google Image

22 |

B.

Organisasi Proyek Pembentukkan organisasi proyek yang dibutuhkan untuk pelaksanaan proyek pengembangan hasil tiga komoditas pada Desa Sumberusko memiliki struktur seperti yang dijelaskan pada Gambar 7.

Gambar 7 Organisasi Proyek Pengembangan Tiga Komoditas Sumber: Hasil Rencana, 2014 Pimpinan proyek terkait pengembangan tiga komoditas merupakan GAPOKTAN Desa Sumbersuko karena memahami bagaimana kondisi dan solusi yang dapat diterapkan terkait pengembangan ketiga komoditas. Adapun Pemerintahan Desa dan Kecamatan berperan sebagai badan pengawas, dengan pihak KOPWAN atau Koperasi Wanita dan GAPOKTAN sebagai bidang perencanaan yang ahli dalam operasional proyek.

23 |

C.

Matriks Perencanaan Proyek

Tujuan dan kegoatan Proyek (Objectives and Activities of the Project) Sasaran (Good)

Maksud proyek (Purpose)

Meningkatkan kesejahteraan masyarakata dengan meningkatkan perekonomian di Desa Sumbersuko melalui sektor pertanian dan peternakan. Meningkatkan harga jual ketiga komoditas unggulan dan mengangkat produksi di Desa Sumbersuko.

Hasil proyek (Output)

Mengangkat hasil tiga komoditas unggulan di Desa Sumbersuko dari komoditas yang lain.

Kegiatan proyek (Activities)

1. Melakukan diskusi kepada masyarakat tentang pentingnya pengadaan dan partisipasi masyarakat. 2. Pelaksanaan proyek:  Persiapan kebutuhan dan alat-alat proyek yang akan digunakan.  Pelaksanaan kegiatan proyek secara partisipatif. 3. Evaluasi dan monitoring proyek. Sumber: Hasil Rencana, 2014

Tabel 10 Matriks Perencanaan Proyek Pengembangan Tiga Komoditas Indikator Obyektif (Obyektives Veritable Indicators)

Uraian Meningkatkan perekonomian masyarakat dengan membuka lapangan pekerjaan yang baru. Mengembangkan hasil ketiga komoditas yang lebih inovatif agar meningkatkan harga jual barang. Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat di Desa Sumbersuko. Diskusi dilakukan oleh pemerintah dan juga membentuk kelompok yang bertugas sebagai pengelola tiga komoditas utama pada setiap dusun serta persiapan alatalat proyek.

2015-2019

2020-2024

2025-2029

2030-2034

15%

18%

21%

25%

Sumber Pembuktian (Means of Verification)



Asumsi Penting (Important Asumtions)

Hasil Rencana

Masyarakat berpartisipasi dla proyek pengembangan tiga komoditas.

5%

10%

15%

20%



Hasil Rencana

Harga hasil jual tiga komoditas lebih tinggi setelah menerapkan pengolahan hasil tiga komoditas.

7,5%

10%

12,5%

15%



Hasil Rencana

Memperluas oemasaran dana meningkatkan permintaan pengolahan hasil tiga komoditas

20%

25%

30%

35%



Hasil Rencana

Masyarakat merespon secara positif terhadap kegiatan proyek pengembangan tiga komoditas.

24 |

D. Matriks Kerjasama dengan Pihak Lain Tabel 11

Unit-Unit Dalam Proyek

Matriks Kerjasama dengan Pihak Lain Proyek Pengembangan Tiga Komoditas

Unit di Luar Proyek

Bidang Kerjasama atau Koordinasi 

Badan Pengawasan



Pemerintah Desa Sumbersuko  

  Pimpinan Proyek

  

Pemerintah Desa Sumbersuko Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) Gabungan Keompok Ternak Koperasi Wanita Ibu-ibu PKK

    

Sekertaris

  

  Bendahara 

Pemerintah Desa Sumbersuko Gabungan Kelompok Ternak Ibu-Ibu PKK

Pemerintah Desa Sumbersuko Gabungan Kelompok Ternak Desa Sumbersuko Koperasi Wnita Desa Sumbersuko

       

Mengadakan pengawasan dan pemekrisaan terhadap pelaksanaan proyek pengembanagan tiga hasil komoditas Desa Sumbersuko. Evaluasi hasil kerja proyek pengembangan tiga hasil komoditas Desa Sumbersuko. Menyusun rencanaa operasional proyek pengembangan tiga hasil komoditas Desa Sumbersuko. Menetapkan kebijakkan dan koodinasi agar proyek pengembangan tiga hasil komoditas Desa Sumbersuko dapat berjalan dengan lancar. Bertanggung jawan dalam hal keuangan, fisik maupun adaministrasi dalam proyek perekembangan tiga hasil komoditas Desa Sumbersuko. Membuat laporan hasil proyek secara periodik. Menyusunn proposal operasional proyek pengembangan tigas hasil komoditas Desa Sumbersuko. Bertanggung jawan atas kegiatan surat-menyurat dengan intansi terkait. Menyusun laporan kegiatan akhir proyek pengembangan tiga hasil komoditas Desa Sumbersuko. Bertanggung jawab atas dokumentasi agenda dan hasil kerja. Bertanggung jawab atas pmpinan proyek. Berkoordinasi aktif dengan bendahara. Melakukan penyusunan terkait administrasi keuangan sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang ada. Menyampaikan data keuangan kepada pimpinan proyek pengembangan tiga hasil komoditas Desa Sumbersuko. Bertanggung jawab kepada pimpinan proyek. Membantu atasam dalam menyusun surat menyurat

Mekanisme Kerjasama/Koodinasi   

Rapat koordinasi Pengawasan dan pengendalian kinerja hasil proyek pengembangan tiga hasil komoditas Desa Sumbersuko. Penyusunan laporan perkembangan hasil proyek pengembangan tiga hasil komoditas Desa Sumbersuko.



Penyusunan laporan perkembangan proyek pengembangan tiga hasil komoditas Desa Sumbersuko.



Proposal mengenai penggalian dana terkait dnegan proyek pengembangan tiga hasil komoditas Desa Sumbersuko.



Laporan keuangan yang dilakukan dalam rapat kordinasi yang dilakukan dalam 1 tahun sekali.

25 |

Unit-Unit Dalam Proyek

Unit di Luar Proyek

  Bidang Perencana

    

Bidang Logistik

Bidang Humas

       

Bidang Pelaksana

 

Pemerintah Desa Sumbersuko Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) Gabungan Keompok Ternak Koperasi Wanita Ibu-ibu PKK Pemerintah Desa Sumbersuko Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) Gabungan Keompok Ternak Koperasi Wanita Ibu-ibu PKK Pemerintah Desa Sumbersuko Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) Gabungan Keompok Ternak Pemerintah Desa Sumbersuko Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) Gabungan Keompok Ternak Koperasi Wanita Ibu-ibu PKK

Bidang Kerjasama atau Koordinasi     

terkait dengan masalah keuangan. Melaksanakan penyuluhan pelaksanaan proyek pengembangan tiga hasil komoditas Desa Sumbersuko. Mengidentifikasi adanya kendalan dan hambatan dalam pelaksannaan proyek penngembangan tiga hasil komoditas Desa Sumbersuko. Evaluasi hasil kerja. Menyiapkan semua yang dibutuhkan dalam pelaksanaan proyek pengembangan tiga hasil komoditas Desa Sumbersuko. Investarisasi pelaksanaan proyek pengebangan tiga hasil komoditas Desa Sumbersuko.

Mekanisme Kerjasama/Koodinasi



Rapat koordinasi

 



Pengadaan sarana dan prasarana. Koordinasi pengguna sarana dan prasaran. Pengadaan materia, peralatan dan transportasi. Rapat koordinasi.



 

Membuat rencana pelaksanaan sosialisasi. Membuat jadwal kegiatan pelaksanaan sosisalisasi.



Rapat koordinassi.



Melaksanakan program penyuluhan sehubungan dengan pelaksanaan proyek pengembangan tiga hasil komoditas Desa Sumbersuko. Mengevaluasi hasil kerja. Mengidentifikasi adanya kendala dan hambatan pada pelaksanaan proyek pengembangan tiga hasil komoditas Desa Sumbersuko.



Rapat koordinasi.

 

Sumber: Hasil Rencana, 2014 3.2.3

Rencana Pengembangan Sistem Persampahan Pelaksanaan terkait rencana proyek pengembangan sistem persampahan pada Desa Sumbersuko mencangkup pengembangan kelompok binaan Bank Sampah Malang berupa pembangunan unit kantor bank sampah pada tiap dusun untuk mengolah sampah anorganik, hingga pengadaan tong komposter untuk mengolah sampah organik.

A.

Rencana Proyek Kegiatan proyek dimulai dari penghitungan timbulan sampah pada Desa Sumebrsuko, dimana asumsi perhitungannya mengacu pada Studi Timbulan Sampah Kabupaten Bandung Tahun 2007 tentang Timbulan Sampah Pedesaan, dimana tiap orang menghasilkan 0,9 Kg atau 1 liter sampah tiap harinya, adapun komposisi sampah 85,14% merupakan sampah organik dan sisanya adalah sampah anorganik.

26 |

Berikut merupakan penghitungan potensi Sumbersuko yang dijelaskan pada Tabel 12. Tabel 12

Komposisi Sampah (kg/hari) & Keuntungan (Rp)

sampah

pada

Desa

Potensi Persampahan Desa Sumbersuko Perhari Sampah Eksisting (kg/hari)

Organik

Plastik

Kertas

1376

85,14%

12,57%

2,29%

Rp 1.220.229 182 Precet Rp 153.099 591 Kenongo Rp 497.590 64 Ngemplak Rp 53.835 103 Glagah Ombo Rp 86.837 260 Sumberpang Lor Rp 218.701 176 Sumberpang Kidul Rp 148.049 Sumber: Hasil Rencana, 2014

Rp 937.221 154,95 Rp 123.960 503,18 Rp 402.544 54,49 Rp 43.592 87,69 Rp 70.152 221,36 Rp 177.088 149,85 Rp 119.880

172.963 22,88 Rp 22.877 74,29 Rp 74.289 8,04 Rp 8.045 12,95 Rp 12.947 32,68 Rp 32.682 22,12 Rp 22.123

Rp 47.266 4,17 Rp 6.252 13,53 Rp 20.301 1,47 Rp 2.198 2,36 Rp 3.538 5,95 Rp 8.931 4,03 Rp 6.046

Asumsi

Gambar 8 Ilustrasi Kantor Bank Sampah dan Tong Komposter yang Direncanakan Sumber: Hasil Rencana, 2014

Setelah diketahui potensi persampahan pada Desa Sumbersuko tiap harinya, maka dilakukan pengitungan terkait berapa unit pengadaan tong komposter yang akan diadakan berdasarkan proyeksi jumlah sampah organik hingga 20 tahun mendatang, sehingga diketahui hingga tahun 2034 untuk mengatasi sampah organik dibutuhkan 34 unit tong komposter seperti pada Gambar 8. Adapun unit kantor bank sampah yang direncakanan untuk dibangun tiap dusun seperti pada Gambar 8 .

27 |

B.

Organisasi Proyek Pembentukkan organisasi proyek yang dibutuhkan untuk pelaksanaan proyek pengembangan sistem persampahan pada Desa Sumberusko memiliki struktur seperti yang dijelaskan pada Gambar 9.

badan pengawas, dengan pihak Bank Sampah Malang sebagai bidang perencana yang merupakan pihak ahli dalam operasional proyek

ORGANISASI PROYEK PENGEMBANGAN PERSAMPAHAN DESA SUMBERSUKO PEMERINTAH KECAMATAN / DESA BADAN PENGAWASAN

PIMPINAN PROYEK

BANK SAMPAH MALANG

BENDAHARA PROYEK SEKERTARIS PROYEK

BIDANG PERENCANAAN

BIDANG LOGISTIK

BIDANG HUMAS

BIDANG PELAKSANAAN

MASYARAKAT DESA SUMBERSUKO

GARIS KOORDINATIF

PANITIA PROYEK

GARIS INSTRUKTIF

PELAKSANA PROYEK

Gambar 9 Organisasi Proyek Pengembangan Sistem Persampahan Sumber: Hasil Rencana, 2014

Pimpinan proyek terkait pengembangan sistem persampahan merupakan pihak Karang Taruna tiap dusun pada Desa Sumbersuko, karena memiliki potensial untuk dilatih terkait manajemen dan operasional bank sampah oleh Bank Sampah Malang. Adapun peran pemerintah desa dan kecamatan sebagai 28 |

C.

Matriks Perencanaan Proyek Tabel 13

Tujuan dan kegiatan proyek (objectives and activities of the project) Sasaran (goal)

Maksud proyek (purpos)

Hasil proyek (output)

Pemanfaatan potensi persampahan pada Desa Sumbersuko melalui kelompok binaan Bank Sampah Malang dan kegiatan komposting, sehingga dapat mengatasi kebiasaan masyarakat yang kerap melakukan open dumping.

• Memberdayakan masyarakat Desa Sumbersuko dalam aspek pengolahan sampah untuk dijual ke bank sampah malang dan digunakan sebagai kompos. • Menanggulangi kebiasaan masyarakat Desa Sumbersuko yang kerap melakukan kegiatan open dumping.  Sampah organik dan anorganik dapat diolah dengan komposting dan bank sampah  Menanggulangi kebiasan masyarakat Desa Sumbersuko dalam mengolah sampah secara open dumping.  Menghasilkan keuntungan ekonomis dan ekologis

Matriks Perencanaan Proyek Pengembangan Sistem Persampahan INDIKATOR OBYEKTIF(Objectives Verifiable Indicators) 20142019

20202024

20252029

20302034

•Unit kantor Bank Sampah tiap dusun yang telah dibangun beserta tong komposternya.

0%

100%

100%

100%

•Jumlah nasabah bank sampah

0%

35%

65%

100%

•Pengurangan kebiasaan masyarakat dalam mengolah sampah secara open dumping

0%

35%

65%

100%

Uraian

•Jumlah timbulan sampah Desa Sumbersuko yang dibandingkan dengan jumlah sampah yang telah diolah melalui bank sampah dan komposting •Perekonomian masyarakat meningkat

0%

35%

65%

100%

0%

30%

70%

100%

Sumber Asumsi Penting pembuktian (Important (means of Asumptions) verification) • Evaluasi proyek • Masyarakat memiliki terkait jumlah antusias dalam timbulan sampah pengolahan sampah yang telah diolah dengan sistem Bank • Laporan Sampah Malang dan perkembangan komposting. proyek berupa jumlah unit kantor Bank Sampah yang telah dibangun tiap dusunnya.

• Evaluasi proyek • Laporan perkembangan proyek

• Partisipasi masyarakat Desa Sumbersuko tinggi untuk mengolah sampah melalui bank sampah dan komposting

• Evaluasi proyek • Laporan perkembangan proyek

• Hasil pengolahan sampah melalui unit bank sampah dan komposter yang telah dibangun dapat menguntungkan masyarakat dari segi ekonomi dan ekologi

29 |

INDIKATOR OBYEKTIF(Objectives Verifiable Indicators) Tujuan dan kegiatan proyek (objectives and activities of the project)

Uraian

20142019

Sumber dana proyek: Tahap Persiapan • Rapat koordinasi antara Pemerintahan • Alokasi Anggaran Desa Tiap Tahun (90%) Desa, Bank Sampah Malang dengan • APBN Tiap Tahun (10%) Karang Taruna tiap dusun beserta masyarakat Desa Sumbersuko terkait pembentukkan organisasi proyek dan pembahasan manfaat proyek • Sosialisasi terkait manfaat akan proyek kepada masyarakat Desa Sumbersuko Tahap Pelaksanaan • Pembangunan unti kantor bank sampah tiap dusun beserta tong komposter yang telah dihitung sebelumnya. • Penyetoran sampah ke pusat Bank Sampah Malang apabila sampah telah mencapai 200 kg atau batas angkut maksimal mobil pikap. Tahap Evaluasi dan Monitoring Sumber: Hasil Rencana, 2014

Kegiatan proyek (Activities)

20202024

20252029

20302034

Sumber pembuktian (means of verification) • Evaluasi proyek • Laporan perkembangan proyek

Asumsi Penting (Important Asumptions) Alokasi dana tiap tahun yang diberikan oleh Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Desa sebanyak Rp 550juta tiap tahun, sesuai dengan muatan UU.No 6 Tahun 2014 tentang Desa.

30 |

D.

Matriks Kerjasama dengan Pihak Lain Matriks Kerjasama dengan Pihak Lain Proyek Pengembangan Sistem Persampahan Unit di Luar Proyek Bidang Kerjasama/Kooordinasi Mekanisme Kerjasama/Koordinasi Bank Sampah Malang • Mengadakan pengawasan terhadap pelaksanaan • Penyusunan laporan perkembangan Proyek proyek • Berkoordinasi dalam pengendalian dan penyelesaian • Rapat koordinasi per enam bulan dalam serta keberhasilan proyek • Pengawasan dan pengendalian kinerja • Evaluasi hasil kerja hasil proyek Pemerintah Desa Sumbersuko • Menyusun rencana kegiatan operasional proyek • Rapat koordinasi per enam bulan Pemerintah Kecamatan Wagir • Mengadakan pengawasan atau pemantauan kegiatan • Penyusunan laporan perkembangan Bank Sampah Malang proyek proyek • Membuat laporan perkembangan proyek secara perodik • Menentukan desain dan tata cara operasional Bank Sampah • Mengadakan pengawasan dan pemeriksaan terhadap bendahara dan pelaksana utama proyek dalam masalah keuangan • Bertanggung jawab dalam hal keberhasilan proyek Pemerintah Desa Sumbersuko • Menyusun proposal kegiatan proyek • Laporan perkembangan kegiatan proyek Bank Sampah Malang • Mengurus surat menyurat dengan instansi terkait dalam rapat koordinasi per enam bulan • Menyusun laporan perkembangan proyek • Proposal penggalian dana ke instansi • Menyusun laporan akhir kegiatan proyek terkait • Bertanggungjawab atas dokumentasi dan hasil kerja kepada pimpinan proyek Pemerintah Desa Sumbersuko • Menyusun administrasi keuangan sesuai dengan • Laporan keuangan dalam rapat Bank Sampah Malang aturan yang ada koordinasi per enam bulan • Menyusun pembukuan tentang data keuangan proyek • Bertanggungjawab atas keuangan kegiatan proyek kepada pimpinan proyek Pemerintah Desa Sumbersuko • Melaksanakan program penyuluhan terkait dengan • Rapat koordinasi per enam bulan Bank Sampah Malang pelaksanaan proyek • Bidang perencanaan bertanggung jawab • Melakukan proses partisipasi dalam hal pelaksanaan bertanggung jawab kepada Bank proyek Sampah Malang • Mengindentifikasi masalah dalam proyek • Evaluasi hasil kerja Pemerintah Desa Sumbersuko • Menyediakan segala kebutuhan dan peralatan proyek • Pengadaan sarana dan prasarana Bank Sampah Malang • Inventarisasi untuk peralatan proyek • Koordinasi penggunaan sarana dan prasarana Tabel 14

Unit-Unit dalam Proyek Badan Pengawas Proyek



Pimpinan Proyek

• • •

Sekretaris

• •

Bendahara

• •

Bidang Perencanaan

• •

Bidang Logistik

• •

31 |

Unit-Unit dalam Proyek

Unit di Luar Proyek

Bidang Humas

• Pemerintah Desa Sumbersuko • Bank Sampah Malang • Masyarakat Desa Sumbersuko

Bidang Pelaksana

• Pemerintah Desa Sumbersuko • Masyarakat Desa Sumbersuko

Bidang Kerjasama/Kooordinasi

• • • • • •

Membuat rencana kegiatan sosialisasi Membuat jadwal kegiatan sosialisasi Berkoordinasi dengan instansi terkait Berkoordinasi aktif dengan sekertaris Bantuan teknologi tepat guna Melaksanakan program penyuluhan sehubungan dengan pelaksanaan proyek • Menerapkan proses konsep Partsipasi yang melibatkan semua subjek pembangunan agar proyek yang dilakukan dapat dicapai secara efektif • Mengidentifikasi adanya kendala dan hambatan dalam proyek • Evaluasi hasil kerja

Mekanisme Kerjasama/Koordinasi • Pengadaan material, peralatan dan transportasi • Melakukan inventarisasi • Rapat koordinasi per enam bulan

• Rapat koordinasi per enam bulan • Bidang pelaksana bertanggung jawab kepada pihak swasta yaitu Bank Sampah Malang.

Sumber: Hasil Rencana, 2014

32 |

3.3

Dampak Proyek Pembahasan dampak proyek mencangkup dampak dari ketiga proyek yang menempati urutan teratas berdasarkan hasil Analisis Alternatif Proyek (AAP), yang mencangkup dampak keuangan, dampak lingkungan hingga dampak sosial budaya. 3.3.1

Dampak Keuangan Pembahasan terkait dampak keuangan pada ketiga proyek yang akan dikembangkan pada Desa Sumberusko dijelaskan pada Tabel 15 . Tabel 15 Dampak Keuangan Proyek Desa Sumbersuko Proyek BCR IRR PBP Pengembangan 4,07 Biodigester Industri Rumahan 1,48 0,49 2,04 Kerupuk Susu Industri Rumahan Selai 2,02 Mawar Industri Rumahan Sirup 1,4 0,52 2,05 Tebu Pengembangan Sistem 1,53 0,75 1,3 Persampahan Sumber: Hasil Rencana, 2014 Berdasarkan Tabel 15, diketahui bahwa seluruh proyek yang akan dilakukan layak untuk dilakukan karena memiliki nilai BCR>1, sedangkan untuk nilai IRR tertinggi adalah proyek pengembangan sistem persampahan, dan proyek dengan PBP tercepat adalah proyek pengembangan sistem persampahan.

3.3.2

Dampak Lingkungan Pembahasan dampak lingkungan mencangkup kajian mengenai dampak yang ditimbulkan terhadap aspek fisik (kualitas udara, tanah, air tanah dan kebisingan), biologi (flora dan fauna), dan sosial ekonomi (peningkatan pendapatan masyarakat, lapangan pekerjaan baru, dan partisipasi masyarakat). A.

B.

C.

Proyek Pengembangan Biodigester Pelaksanaan proyek pengembangan biodigester bersifat menguntungkan terhadap aspek biologi terutama pada tumbuhan melalui pemanfaatan Bio-Slurry dan aspek sosial ekonomi terutama pada peningkatan pendapatan masyarakat dan partisipasi masyarakat. Adapun proyek bersifat merugikan pada aspek fisik terutama pada saat pengerjaan proyek. Proyek Pengembangan Hasil Tiga Komoditas Pelaksanaan proyek pengembangan hasil tiga komoditas bersifat menguntungkan pada aspek biologi dan aspek sosial ekonomi terutama pada aspek pendapatan masyarakat, penciptaan lapangan kerja baru dan partisipasi masyarakat. Proyek Pengembangan Sistem Persampahan Pelaksanaan proyek pengembangan sistem persampahan bersifat menguntungkan pada aspek fisik (kualitas tanah dan udara), aspek biologi dan aspek sosial ekonomi (peningkatan pendapatan masyarakat melalui hasil sampah yang ditabung, lapangan pekerjaan baru dan partisipasi masyarakat).

3.3.3

Dampak Sosial Budaya Kajian terkait dampak sosial budaya mencangkup aspek pada elemen sosial budaya, komponen masyarakat hingga faktor sistem sosial. A.

Proyek Pengembangan Biodigester Pelaksanaan proyek ini bersifat positif terkait mengatasi masalah pengolahan kotoran ternak, komponen masyarakat melalui pemberdayaan dengan pemanfaatan biogas, dan faktor sistem sosial melalui perkembangan ekonomi dengan penghematan biaya memasak dan penerangan.

B.

Proyek Pengembangan Hasil Tiga Komoditas Pelaksanaan proyek ini bersifat positif terkait mengatasi masalah kualitas produksi komoditas melalui diversifikasi produk, komponen masyarakat melalui kegiatan penyuluhan dan pemberdayaan, dan faktor sistem sosial melalui keuntungan yang didapat dari pelaksanaan diversifikasi produk.

C.

Proyek Pengembangan Sistem Persampahan Pelaksaanaan proyek ini bersifat positif terkait mengatasi masalah kebiasaan open dumping masyarakat Desa Sumbersuko, komponen masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat dengan mengolah sampah pada Bank Sampah dan komposting, serta faktor sistem sosial melalui perkembangan ekonomi dengan pendapatan tambahan dari hasil penambungan sampah dan kompos yang terbentuk dari unit komposter yang direncanakan.

33 |

Lihat lebih banyak...

Comentarios

Copyright © 2017 DATOSPDF Inc.