EMPAT PILAR BELAJAR UNESCO.docx

May 23, 2017 | Autor: Syifa Puteri | Categoría: Unesco, Indonesia, Four Pillars of Education
Share Embed


Descripción

EMPAT PILAR BELAJAR UNESCO
Sudah berdirikah keempat pilar ini di Indonesia ?

Diajukan untuk memenuhi tugas perkuliahan
BELAJAR DAN PEMBELAJARAN AKUNTANSI


Dibuat oleh :
Syifa Puteri Utami
NIM : 1501531






PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2017


Pada tahun 1996 Unesco melihat bahwa hakikat pendidikan adalah belajar (learning). Kemudian pada tahun 1997 UNESCO mulai menggali kembali tentang hakikat pendidikan tersebut dan pada tahun tersebut juga UNESCO memperkenalkan empat pilar belajar, yaitu :
1. Learning To Know
Pada dasarnya, belajar merupakan suatu proses perubahan yang dilakukan secara sadar. Diantaranya adalah berubah dari tidak tahu menjadi tahu. Pilar pertama yang dikemukakan oleh Unesco adalah learning to know atau belajar untuk tahu. Pilar ini merupakan tahapan yang paling rendah dalam tingkatan pilar belajar menurut UNESCO karena kita belajar hanya sekedar untuk tahu.
2. Learning To Do
Belajar juga merupakan proses perubahan dari tidak bisa menjadi bisa. Pada pilar belajar yang kedua ini lebih dituntut untuk mampu mempraktikan apa yang sudah diperolehnya pada proses pembelajaran sebelumnya. Selama proses belajar ini seseorang dapat mengetahui dan mengembangkan skill atau kemampuan yang dimilikinya.
3. Learning To Live Together
Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri karena pasti membutuhkan bantuan orang lain. Pada pilar pendidikan learning to live together, pembelajaran disini menuntut seseorang untuk belajar bersosialisasi dan bertoleransi terhadap segala sesuatu yang ada di sekitarnya. Dengan pengetahuan yang dimiliki dan skill yang dikuasasinya peserta didik bisa mengamalkan, membagi atau mempraktikan ilmu atau kemampuannya kepada masyarakat atau lingkungan sekitarnya. Sehingga kemampuan atau ilmu yang dimilikinya bisa lebih bermanfaat bagi orang banyak.
4. Learning To Be
Pada pilar yang terakhir ini, seseorang melakukan kegiatan belajar adalah untuk mendapat pengakuan dari orang atau lingkungan sekitarnya tentang siapa dirinya. Mereka belajar untuk menjadi sesuatu. Saat seseorang sudah belajar untuk tahu, belajar untuk melakukan sesuatu, dan belajar bersosialisasi dengan segala ilmu yang dimiliki, orang tersebut akan memiliki keinginan untuk menjadi sesuatu. Orang tersebut akan memiliki persepsi mengenai dirinya sendiri untuk menjadi apa ia kelak sehingga memiliki status sosial di masyarakat.
Hingga saat ini empat pilar belajar menurut UNESCO masih belum berdiri kokoh di Indonesia. Peserta didik bahkan masyarakat kebanyakan hanya berada pada pilar learning to know. Pelaksanaan kegiatan belajar terutama di sekolah formal kebanyakan hanya teori mengenai masing-masing ilmu pada setiap mata pelajaran yang disampaikan oleh pendidik. Peserta didik kebanyakan hanya mengingat ilmu yang disampaikan oleh pendidik tanpa mengetahui untuk apa ilmu tersebut dan bagaimana penerapannya pada kehidupan riilnya saat ini. Karena kurangnya pemahaman dan praktik mengenai ilmu yang disampaikan di sekolah, akan sulit untuk ilmu itu berkembang dan dipraktikan oleh peserta didik. Tanpa kita sadari karena kurangnya praktik mengenai ilmu yang diberikan disekolah, karakter masyarakat dan peserta didik saat ini cenderung pasif terhadap segala sesuatu yang terjadi disekitarnya. Hal tersebut berdampak pada lambatnya negara ini berkembang. Lain halnya apabila sejak dini setiap pembelajaran diiringi dengan praktik yang nyata dengan contoh nyata yang terjadi saat ini di kehidupan sehari-hari. Dengan begitu peserta didik akan terpacu untuk terus belajar dan mempraktikannya di kehidupannya sehari-hari. Setelah seseorang atau peserta didik menemukan ilmu yang sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya, peserta didik tersebut akan memiliki persepsi akan menjadi apa dirinya nanti. Dan saat itulah proses pembelajaran sudah sampai pada tingkatan learning to be, seseorang atau peserta didik tersebut tahu apa yang mampu dilakukannya, apa tujuan dirinya, dan akan menjadi apa nantinya. Maka dari itu alangkah baiknya apabila sistem pembelajaran yang ada di negara ini lebih mengajarkan atau memberikan ilmu pengetahuan beserta praktiknya, yang sesuai dengan keadaan saat ini dan yang akan datang, sehingga melahirkan peserta didik yang nantinya menjadi masyarakat yang mandiri dan produktif serta bisa memajukan negara ini dalam bidang apapun.



DAFTAR PUSTAKA
http://eduklipmansek.blogspot.co.id/2010/09/learning-to-know-learning-to-do.html
http://guraru.org/guru-berbagi/copas_4_pilar_pendidikan_menurut_unesco/
http://www.ibe.unesco.org/cops/Competencies/PillarsLearningZhou.pdf


Lihat lebih banyak...

Comentarios

Copyright © 2017 DATOSPDF Inc.