Analisis Produktivitas Treblasala Cocoa Factory

July 24, 2017 | Autor: Iim Manshur | Categoría: Efficiency and Productivity Analysis
Share Embed


Descripción

1884
Berdiri di London dan beroperasi di Indonesia tahun 1906


1994
Saham Lonsum dijual kepada PT Pan London Sumatra Plantations (PPLS)


2007
Saham terbesar Lonsum dimiliki oleh PT Salim Ivomas Pratama






Residu


Biji berbentuk serpihan


XCPB


Berasal dari biji coklat yang pecah (grade I atau grade II)


Berasal dari biji yang terkena hama XCPB (poor bean)


Biji yg dempet dan berbentuk tidak teratur karena terdapat potongan kulit/plasenta yang melekat pada biji










Limbah


Cair
a. Juice hasil fermentasi
b. Air sisa bilasan alat


Padat
a. Abu batu bara (limbah b3)
b. Abu sisa pembakaran


Gas
Asap pembakaran batu bara














Grade I


Grade II


Berwarna hitam /coklat tua pekat karena over fermented


Tidak pipih dan tidak pecah


Beraroma coklat


Terdapat biji kakao didalamnya (tidak gepeng)


Biji berbentuk pipih (kisut) tapi masih terdapat biji kakao didalamnya
Grade III (Kepeng)




Berwarna coklat


Sedikit berjamur


Berwarna hitam/coklat


Memenuhi 21 kriteria mutu yg telah ditentukan perusahaan












Tata Letak dan Efisiensi Produksi


15
Jenis layout: product layout
Proses Produksi
Good Bean
6


Lokasi Perusahaan


5

Treblasala Cocoa Factory
4
Visi Misi
Visi
Menjadi perusahaan agribusiness terkemuka yang berkelanjutan dalam hal tanaman- biaya- lingkungan (3C) dan berbasis penelitian dan pengembangan
Misi
"menambah nilai bagi stake holder" di bidang agribusiness"


3
Pengendalian Limbah
17
Pemasaran
Product
Biji kakao grade 1, 2, Kepeng, Residu dan XCPB
Price
Penjualan dilakukan dengan cara lelang sehingga harga ditentukan oleh pembeli yang menawar dengan harga tertinggi
Promotion
Promosi dilakukan dengan pemberian surat pemberitahuan lelang dan pengiriman sampel produk kepada calon pembeli
Place
Lokasi pabrik lebih dekat dengan bahan baku dari pada konsumen.
18
Proses Produksi
Poor Bean
7


Spesifikasi Produk
8
Spesifikasi Produk
9

14
Mesin dan Peralatan Produksi
Gb.7 Mesin sortasi ayak
Gb.8 Silo
Gb.9 Belt Conveyor
Gb.10 Crane
Gb.11 Hand truck

13
Mesin dan Peralatan Produksi (good bean)
Gb.1 Weighing Bridge
Gb.2 Kotak dan jaring fermentasi
Gb.3 Pressing machine
Gb.4 Air Heater
Gb.5 Circular dryer
Gb.6 Rotary dryer
Ketenagakerjaan
MRP (Monthly Rate Personal): tenaga kerja yg digaji setiap bulan
DRP (Daily Rate Personal): tenaga kerja yg digaji sesuai jumlah hari kerjanya, setiap 20 hari sekali
PW (Piece Work) / PHL (Pekerja Harian Lepas): bekerja hanya saat peak crop
12
Struktur Organisasi
11

Pengendalian Mutu
Pengendalian mutu bahan baku
Melalui sortasi bahan baku
Pengendalian mutu proses
Pengecekan selama proses (contoh : pada proses fermentasi dilakukan pengecekan suhu dan pH biji kakao setiap harinya, pada proses pengeringan dilakukan pengecekan kadar air)
Pengendalian mutu produk
Pengujian mutu good bean (kadar air, pH, jumlah biji/bean count, double bean, biji well fermened, kandungan kulit dll) sesuai standar yg telah ditetapkan
10
ANALISIS PRODUKTIVITAS DENGAN MENGGUNAKAN FUNGSI PRODUKSI COBB DOUGLAS
19
Latar Belakang
Era pasar bebas menuntut perusahaan untuk selalu meningkatkan performansinya produktivitasnya
Analisis produktivitas juga berfungsi untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas perusahaan
Indonesia merupakan salah 1 eksportir utama kakao di pasar dunia
Jumlah panen (hasil produksi) yang diterima TCF sepanjang tahun 2010 2012 mengalami kenaikan, meski fluktuatif
20
Sumber : Data Cocoa Received TCF 2010 - 2012
21
Fungsi Produksi Yang Dihasilkan
ln Y2012 = -54,252 + 1,646 ln X1 + 1,635 ln X2 + 0,859 ln X3
Y2012 = e-54,252 X11,646 X21,635 X30,859
Y2012 = e-54,252 X11,646 X21,635 X30,895
30
31
ln Y2012 = -54,252 + 1,646 ln X1 + 1,635 ln X2 + 0,859 ln X3
Y2012 = e-54,252 X11,646 X21,635 X30,859
Y2012 = e-54,252 X11,646 X21,635 X30,895


Nilai efisiensi produksi yg rendah (-54,252 1
Increasing to return scale



Elastisitas Produksi X1 :
Y akan meningkat sebesar 1,646% jika dilakukan penambahan X1 sebesar 1%
Elastisitas Produksi X2:
Y akan meningkat sebesar 1,635% jika dilakukan penambahan X2 sebesar 1%
Elastisitas Produksi X3:
Y akan meningkat sebesar 0,895% jika dilakukan penambahan X3 sebesar 1%
Kesimpulan
Saran Perbaikan Bagi Perusahaan:
Melakukan pelatihan untuk meningkatkan kapasitas tenaga kerja
Penggunaan tenaga kerja lebih disesuaikan dengan kebutuhan produksi
Penggunaan peralatan dan mesin secara efisien, serta dilakukan preventive maintenance secara berkala
Pembelian material yang sangat dibutuhkan saja agar material digunakan seefisien mungkin.
Memperhatikan faktor produksi selain X1, X2 dan X3 seperti peralatan yang lebih fungsional serta lingkungan kerja yang kondusif dan nyaman
Meningkatkan sanitasi pabrik guna menciptakan lingkungan kerja yang kondusif dan nyaman
32
Terima Kasih...
33
Sejarah Perusahaan
2
ANALISIS PRODUKTIVITAS DENGAN MENGGUNAKAN FUNGSI PRODUKSI COBB DOUGLAS
Studi Kasus di PT PP London Sumatera Indonesia Tbk
Treblasala Cocoa Factory, Banyuwangi
Imroatul Mukhlishoh
10/302335/TP/09895
Sanitasi dan Hygiene
Sanitasi Bahan Baku: biji kakao basah yg dipanen diletakkan dalam keranjang atau ember agar tidak terkena kotoran
Sanitasi Ruang Produksi: pembersihan lantai, dinding, langit-langit, ventilasi dilakukan setelah proses produksi selesai setiap harinya. Sarana penunjang sanitasi: toilet, wastafel, fasilitas air bersih, tempat sampah, peralatan kebersihan.
Sanitasi Mesin dan Peralatan: pembersihan dilakukan berkala setiap proses produksi selesai
Sanitasi & Kemanan Pekerja: helm, safety shoes, masker, kacamata dan seragam

16
Hasil Uji Keakuratan Data
Uji R2
R2 = 0,848 84,8% nilai ln Y dapat dijelaskan oleh variabel ln X1, ln X2 dan ln X3
Uji t
t-tabel = 2,306
t-hitung = 1,268; t-hitung X2 = 2,803; t-hitung X3 = 1,695.
Maka X2 berpengaruh signifikan terhadap Y; X1 dan X3 tidak signifikan berpengaruh terhadap Y.
Uji F
F-hitung > F-tabel (21,461 > 4,07) dan nilai probabiltas sebesar 0,000 < α (0,05), maka ada hubungan linier antara input dg output.
Uji Autokorelasi
Durbin Watson n = 12, k = 4 dan a = 5%, maka nilai dL = 0,512 dan dU = 2,1766.
d = 2,257. Karena nilai d > dU, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi.

29
Fungsi Produksi Cobb Douglas
Y = eb0 X1b1 X2b2 X3b3
Ln Y = ln b0 + b1 ln X1 + bn ln Xn

Y = hasil produksi biji kakao kering
X1 = biaya tenaga kerja
X2 = biaya bahan bakar
X3 = biaya lain-lain
b0 = konstanta
b1 = elastisitas produksi pada biaya tenaga kerja
b2 = elastisitas produksi pada biaya bahan bakar
b3 = elastisitas produksi pada biaya lain-lain

27
Rumusan Masalah
Berdasarkan fungsi produksi Cobb Douglas, apakah input berpengaruh terhadap output produksi biji kakao kering
Berdasarkan fungsi produksi Cobb Douglas, berapa elastisitas input terhadap output produksi biji kakao kering
Bagaimana kondisi return to scale PT PP London Sumatra Indonesia Tbk Treblasala Cocoa Factory
22
Tujuan
Mengetahui elastisitas input terhadap output
Mengetahui nilai efisiensi produksi terhadap penggunaan input produksi yang digunakan
Mengetahui kondisi return to scale
Rumusan perbaikan untuk meningkatkan produktivitas input yang digunakan
23
A
24
Tahapan Penelitian
A
Metode Pengukuran Produktivitas
American Productivity Center (APC) Model
Objective Matrix (OMAX)
Balance Scorecard (BSC)
Marvin E. Mundels
Cobb Douglas
25
Mengapa Cobb Douglas?
Fungsi produksi lebih mudah dan sederhana
Mampu menggambarkan return to scale (skala hasil)
Koefisien-koefisien fungsi produksi menggambarkan elastisitas dari setiap input
Data yang ada di lokasi penelitian hanya memungkinkan digunakan untuk fungsi produksi Cobb Douglas
26
Hasil Analisis Regresi
Variabel
Koefisien (B)
t Hitung
Sig
Adjusted R2
F Hitung
Durbin Watson
(Constant)
-54,252
-2,758
0,025
0,848
21,461
2,257
Ln X1
1,646
1,268
0,240



Ln X2
1,635
2,803
0,023



Ln X3
0,859
1,695
0,128



28
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
3/3/2015


#
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
3/3/2015


#
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
3/3/2015


#
3/3/2015


#
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
Click to edit Master text styles
3/3/2015


#
Click to edit Master title style
Click icon to add picture
Click to edit Master text styles
3/3/2015


#
Click to edit Master title style
Click icon to add picture
Click to edit Master text styles
3/3/2015


#
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
3/3/2015


#
"
"
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
Click to edit Master text styles
3/3/2015


#
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
Click to edit Master text styles
Click to edit Master text styles
Click to edit Master text styles
Click to edit Master text styles
Click to edit Master text styles
3/3/2015


#
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
Click icon to add picture
Click to edit Master text styles
Click to edit Master text styles
Click icon to add picture
Click to edit Master text styles
Click to edit Master text styles
Click icon to add picture
Click to edit Master text styles
3/3/2015


#
Click to edit Master title style
3/3/2015


#
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
3/3/2015


#
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
3/3/2015


#
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
3/3/2015


#
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
Click to edit Master text styles
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
3/3/2015


#
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
3/3/2015


#
Click to edit Master title style
Click to edit Master subtitle style
3/3/2015


#
1884
Berdiri di London dan beroperasi di Indonesia tahun 1906
1994
Saham Lonsum dijual kepada PT Pan London Sumatra Plantations (PPLS)
2007
Saham terbesar Lonsum dimiliki oleh PT Salim Ivomas Pratama
Grade I
Berwarna coklat
Tidak pipih dan tidak pecah
Beraroma coklat
Memenuhi 21 kriteria mutu yg telah ditentukan perusahaan
Grade II
Berwarna hitam /coklat tua pekat karena over fermented
Terdapat biji kakao didalamnya (tidak gepeng)
Sedikit berjamur
Grade III (Kepeng)
Berwarna hitam/coklat
Biji berbentuk pipih (kisut) tapi masih terdapat biji kakao didalamnya
Limbah

Cair
a. Juice hasil fermentasi
b. Air sisa bilasan alat

Padat
a. Abu batu bara (limbah b3)
b. Abu sisa pembakaran

Gas
Asap pembakaran batu bara
Jumlah Panen yang Diterima TCF
2010 - 2012
Bulan ke-

Jumlah (Kg)



Residu
Biji berbentuk serpihan
Berasal dari biji coklat yang pecah (grade I atau grade II)
XCPB
Biji yg dempet dan berbentuk tidak teratur karena terdapat potongan kulit/plasenta yang melekat pada biji
Berasal dari biji yang terkena hama XCPB (poor bean)

Lihat lebih banyak...

Comentarios

Copyright © 2017 DATOSPDF Inc.