Corporate social responsibility PT NNT

September 21, 2017 | Autor: Rahadi Cipto Utama | Categoría: Corporate Social Responsibility (CSR)
Share Embed


Descripción





Jumlah Kata : 25932593
Jumlah Kata : 2593
2593
Corporate Social Responsibility (CSR) PT Newmont Nusa Tenggara : Community development not charity !
Oleh
Rahadi Cipto Utama
Program Pascasarjana Magister Manajemen dan Kebijakan Publik
UGM

Pendahuluan
Siapa yang tak mengenal Indonesia dengan kekayaan alam hayati dan mineral yang berlimpah dari ujung barat hingga ujung timur. Tak mengherankan jika Indonesia masuk dalam ladang investasi yang sangat menguntungkan khususnya dibidang sumber daya mineral pertambangan. Selain potensi keuntungan yang dihasilkan dari pertambangan, efek negatif turut pula menyumbang masalah dalam pertambangan. Aktivitas perusahaan membawa dampak langsung terhadap kehidupan masyarakat disekitar wilayah pertambangan. Pencemaran lingkungan, air bersih, penyakit menular, pemanasan global adalah masalah-masalah klasik pertambangan dan menimbulkan pertanyaan bagaimana tanggung jawab korporasi terhadap hal tersebut. Terlebih sebagai negara berkembang indonesia masih rentan akan masalah yang akan muncul. Negara berkembang dipenuhi dengan proyek-proyek gagal. (Jody Gentry & Brent E Metz,2013). Ada yang tak terhitung contoh di mana terlalu peralatan canggih dan investasi pertambangan hanya untuk memecah masyarakat karena masyarakat tidak paham dalam operasi dan pemeliharaan, tidak memiliki keuangan atau bahan untuk perbaikan, atau hanya karena mereka tidak memahami pentingnya 'pembangunan'. (Jody Gentry & Brent E Metz,2013).
Perusahaan pertambangan pada umumnya menghadapi isu-isu sosial yang sulit dalam operasi melakukan operasi, serta masalah lingkungan keras yang secara teknis sulit untuk diselesaikan (Hevina S. Dashwood, 2013). Pengalaman tentang kerusakan lingkungan serta dampak eksternalitas sosial yang seringnya bersifat negatif meninggalkan reputasi yang buruk bagi perusahaan dan dapat menjadi ancaman terhadap legitimasi perusahaan yang bersangkutan. Salah satu cara untuk meningkatkan kinerja sosial dan kodisi lingkungan yang nyaman adalah dengan memberikan bentuk tanggung jawab perusahaan terhadap masyarakat dengan tujuan untuk meningkatkan reputasi industri pertambangan.
Muncullah konsep tanggung jawab sosial perusahaan ( corporate social responsibility) atau lebih akrab dengan istilah CSR. Gagasan yang disematkan dalam CSR menekankan bahwa tanggung jawab perusahaan tidak sebatas profit yang disetorkan dalam bentuk pajak dan bea lainnya, melainkan juga tanggung jawab sosial dan tanggung jawab terhadap lingkungan. Tanggung jawab sosial dilakukan melalui pemberdayaan terhadap masyarakat lokal sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh masyarakat sekitar yang diperoleh secara rill berdasarkan komunikasi yang dilakukan dengan masyarakat sekitar. Selain masyarakat sekitar pemerintah dan akademisi juga perlu dilibatkan dalam menentukan pemberdayaan yang akan dilakukan.
Konsep Corporate Social Responsibility (CSR)
Konsep tentang CSR memiliki definisi yang berbeda dan sulit dipahami oleh akademisi maupun perusahaan (Welford, 2004 dikutip dalam Sam K. Afrane 2013). Hal tersebut mengindikasikan tidak ada definisi tunggal tentang CSR. Setidaknya ada tujuh belas definisi yang bebeda tentang CSR dalam kata maupun fokusnya (Kakabadse dalam Sam 2013). Setidaknya menurut (Wayne Visser and Nick Tolhurst,2010) konsep Corporate Social Responsibility berdasarkan lima prinsip dasar:
kreativitas;
skalabilitas;
responsiveness;
Glocality (berpikir secara global dan bertindak secara lokal); dan
Bundar (loop tertutup berpikir dan proses bisnis)

Unite Simon Ekwo (2013) mendefinisikan tanggung jawab sosial perusahaan adalah komitmen bisnis untuk pembangunan ekonomi berkelanjutan bagi masyarakat sebagai tuan dan masyarakat pada umumnya, sementara juga menguntungkan kehidupan tenaga kerja dan keluarga mereka. Ini adalah konsep dimana perusahaan mengintegrasikan kepedulian sosial dan lingkungan dalam operasi bisnis mereka dan dalam interaksi mereka dengan para pemangku kepentingan secara sukarela, untuk memastikan hubungan yang saling menguntungkan (Pava dan Krausz, 1996; Hess et al, 2002 dalam Unite Simon Ekwo,2013.)
Menurut (Frynas, 2005; Ekwo, 2011 dalam Simon, 2013), perusahaan yang terlibat dalam proyek-proyek rekayasa sekarang lebih mementingkan dampak sosial ekonomi dan lingkungan mereka pada masyarakat tuan rumah untuk mengamankan kegiatan perusahaan. Pendapat lain mengemukakan CSR dibuat 'mungkin' melalui perhatian yang lebih besar dengan komunikasi partisipatif untuk menangani situasi konflik dan perbedaan yang ada antara masyarakat dan perusahaan untuk menghasilkan tanggapan yang sama-sama menguntungkan (Deetz, 2007: 277 dalam Robyn Mayes, 2012).
Tanggung jawab sosial perusahaan merupakan dorongan atas kebutuhan bisnis dan kebijakan operasional perusahaan yang bertujuan untuk mensinergikan kepentingan semua pemangku kepentingan, bagaimana membangun hubungan secara keseluruhan yang saling menguntungkan antara masyarakat lokal dan perusahaan untuk menghilangkan eksternalitas lingkungan yang negatif dari operasi mereka untuk mencapai berkelanjutan lingkungan (Rondinelli dan Berry, 2000; Newell dan Frynas, 2007 dalam Simon, 2013).
Beberapa definisi sempit mengenai CSR dari beberapa ahli seperti Widjaja & Yeremia, 2008 yang mendefinisikan CSR sebagai bentuk kerjasama antara perusahaan (tidak hanya Perseroan Terbatas) dengan segala hal (stake-holders) yang secara langsung maupun tidak langsung berinteraksi dengan perusahaan untuk tetap menjamin keberadaan dan kelangsungan hidup usaha (sustainability) perusahaan tersebut. Definisi lainnya dari World Business Council for Sustainable Development (WBCSD) mendefinisikan CSR sebagai komitmen bisnis untuk memberikan kontribusi pada pembangunan ekonomi berkelanjutan dengan memperhatikan para karyawan dan keluarganya, masyarakat sekitar serta publik pada umumnya guna meningkatkan kualitas hidup mereka. Menurut (Kotler & Nance, 2005) mendefinisikannya sebagai komitmen korporasi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar melalui kebijakan praktik bisnis dan pemberian kontribusi sumber daya korporasi. Dari pengertian diatas dapat dilihat bahwa CSR merupakan tanggung jawab perusahaan dalam hubungannya dengan pihak internal dan eksternal perusahaan.
Kegiatan pertambangan harus memperhitungkan, pertimbangan sosial dan lingkungan dan mengintegrasikan mereka sedemikian rupa bahwa mereka beroperasi sesuai dengan nilai-nilai sosial, meninggalkan dampak minimal pada lingkungan. Dalam konteks ini, isi dari CSR dipandang sebagai bertujuan untuk mensinergikan kerjasama dari para pemangku kepentingan dalam masyarakat setempat untuk keberlanjutan yang lebih besar dari kegiatannya (Unite Simon Ekwo,2013).
CSR di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas Pasal 74 ayat (1). Undang-Undang ini menyatakan perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Ayat (2) pasal ini manyatakan kewajiban tersebut diperhitungkan sebagai biaya perseroan yang pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran. Selanjutnya ayat (3) menyebutkan perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana yang dimaksud ayat (1) dikenai sanksi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang terkait. Kemudian ayat (4) menyatakan ketentuan lebih lanjut mengenai tanggung jawab sosial dan lingkungan diatur dengan Peraturan Pemerintah.
Konsep CSR diklasifikasikan dengan berfokus kepada empat aspek yaitu instrumental, politik, integratif dan teori atau pendekatan etis. Pertama, korporasi adalah alat untuk menciptakan kekayaan dan CSR hanya bentuk akhir dari perusahaan. Kedua, kelompok politik menilai CSR sebagai kekuatan sosial dalam arena politik. Ketiga, kelompok integratif menilai korporasi menjalankan CSR karena tergantung kepada masyarakat akan pertumbuhan dan keberlangsungan perusahaan. Keempat, kelompok etis menilai CSR didasarkan bahwa antara perusahaan dan masyarakat tertanam nilai-nilai etika (Bernard Adjei-Poku dan Sam K. Afrane,2013).
Pro dan kontra mengenai CSR juga terjadi, terkait dengan dampak negatif dan positif dari aplikasi CSR itu. CSR dkiritik dengan alasan bahwa CSR hanya akan mengalihkan perhatian bisnis dari tujuan utama perusahaan yaitu memperoleh keuntungan. (Bernard Adjei-Poku, 2013). Perusahaan dinilai tidak memiliki legitimasi dan kompetensi untuk mengambil tanggung jawab tersebut karena konsep CSR tidak berada dalam cakupan keahlian perusahaan. Sebaliknya pendukung CSR berpendapat bahwa peningkatan pendapatan yang besar dalam bisnis, meluasnya pelanggaran hukum oleh perusahaan, isu tentang etika dan tidak mampunya pemerintah memenuhi tanggung jawab dasarnya terhadap masyarakat berarti tanggung jawab sosial dari bisnis yang dijalankan perusahaan menjadi suatu keharusan dan tidak dapat dihindari (Carroll, 1991; Bowie, 1991; dikutip dalam Sam K. Afrane,2013).
CSR dinilai membantu pemerintah dalam upaya memenuhi kebutuhan dasar masyarakat. Perusahaan yang baik adalah perusahaan yang mampu memperoleh keuntungan dari CSR dalam hal reputasi yang lebih baik dan manajemen risiko, dan kemampuan untuk menuju pasar baru. Sebuah penelitian telah membuktikan bahwa manfaat utama dari CSR bagi bisnis mencakup penjualan yang lebih tinggi, mengurangi biaya, lebih rendah risiko, meningkatkan reputasi, memperkuat sumber daya manusia dan peningkatan akses terhadap modal (Forstater et al., 2010).
Terdapat bukti empiris yang menunjukkan hubungan antara tanggung jawab sosial perusahaan dan kinerja perusahaan. Literatur menunjukkan bahwa dasar pemikiran dan asumsi di belakang wacana tanggung jawab sosial perusahaan adalah:
Perusahaan harus berpikir di luar membuat uang dan memperhatikan sosial dan
isu-isu lingkungan.
Perusahaan harus berperilaku dengan cara yang etis dan menunjukkan tingkat tertinggi integritas dan transparansi dalam semua operasi mereka.
Perusahaan harus terlibat dengan masyarakat dalam hal meningkatkan kesejahteraan sosial dan memberikan dukungan masyarakat (Subhabrata Bobby,2012)
Corporate Social Responsibility berbasis Community Development
Seperti yang sudah dijelaskan pada pembahasan sebelumnya, tujuan utama dari CSR adalah mendorong perusahaan-perusahaan yang ada di seluruh dunia untuk ikut serta untuk menciptakan perusahaan yang tidak hanya mengutamakan profit namun juga harus memikirkan bagaimana pemberdayaan masyarakat. Bekerja dengan para karyawan perusahaan, keluarga karyawan, komunitas lokal dan komunitas secara keseluruhan dalam peningkatan kualitas hidup (Setyaningrum:2011). Dari tujuan tersebut sudah selayaknya perusahaan-perusahaan yang mempunyai kewajiban melaksanakan program CSR benar-benar membuat program yang mampu memberdayakan masyarakat yang berada di lokasi sekitar perusahaan.
Program yang disusun harus berdasarkan pada pemberdayaan, tidak hanya sekedar pemberian bantuan (charity) yang sifatnya berasal dari perusahaan dan tidak melibatkan masyarakat. Program CSR yang baik yang mempunyai tujuan untuk pemberdayaan masyarakat dapat terwujud apabila perencanaan program dilakukan berdasarkan analisis perusahaan terhadap kebutuhan masyarakat di lapangan, mempertimbangkan potensi yang dimiliki masyarakat dan menganalisis hambatan yang mungkin ditemui, serta memprediksi efek samping yang mungkin ditimbulkan sekarang maupun nanti ketika program tersebut dilaksanakan. Sayangnya, pengembangan masyarakat berbasis Community development (CD) di bidang pertambangan tidak didefinisikan dengan baik (John R. Owen and Deanna Kemp,2012). Namun demikian, literatur ilmiah menjadi semakin terfokus pada pertanyaan apakah industri pertambangan telah melakukan cukup banyak hal untuk mengurangi dampak negatif dan menerapkan strategi yang bermanfaat bagi masyarakat yang terkena dampak negatif pertambangan dan orang lain dalam daerah dan negara mana operasi penambangan berada.
CSR PT. Newmont Nusa Tenggara
PT Newmont Nusa Tenggara (PTNNT) adalah perusahaan asal Amerika Serikat yang kepemilikan sahamnya dimiliki oleh tiga rekanan yaitu Nusa Tenggara Partnership (Newmont & Sumitomo), PT Pukuafu Indah (Indonesia) dan PT Multi Daerah Bersaing. Newmont dan Sumitomo bertindak sebagai operator PTNNT. Proyek pembangunan tambang, pabrik dan prasarananya selesai pada 1999 dan mulai beroperasi secara penuh pada Maret 2000 (PT.NNT,2012)
PT Newmont Nusa Tenggara (PTNNT) sebagai perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan mempunyai kewajiban melaksanakan program CSR seperti yang telah diatur dalam UU No. 40 Tahun 2007 pasal 74 ayat 1. Program CSR PT NNT yang diterapkan dalam kegiatan community development befokus kepada 5 bidang yaitu kesehatan, pendidikan,usaha ekonomi, pertanian, kelautan dan pariwisata, serta sosial budaya dan agama.(PT.NNT,2012). Dalam tataran konsep, pelaksanaan community development PT NNT berlandaskan delapan prinsip dasar yakni kesejahteraan, kemandirian, keterpaduan, keberlanjutan, keterbukaan, partisipatif, akuntabilitas dan keadilan. Program CSR yang digagas PT NNT memberikan espektasi yang besar bagi kemajuan dan kesejahteraan masyarakat di NTB pada umumnya, dan masyarakat Kabupaten Sumbawa Barat pada khususnya yang merupakan penduduk sekitar tambang. Namun dalam aplikasinya rencana strategis yang telah digagas terlihat sedikit tidak memuaskan. Konsep memuaskan memang sulit didefinisikan. Dalam penjelasan selanjutnya penulis akan mencoba menjelaskan sejauh mana tingkat kepuasan masyarakat terhadap CSR dari PT NNT.
Pembangunan infrastruktur dan fasilitas lainnya memang terus dilakukan oleh PT NNT, tidak mengherankan jika saat ini telah tersedia fasilitas-fasilitas yang layak untuk dimanfaatkan masyarakat. Namun apa benar itu yang dibutuhkan oleh masyarakat ? Pembangunan infrastruktur banyak namun tidak ada pendampingan dan keberlanjutan, masih terkesan "CSR hanya bentuk bantuan sosial kepada masyarakat, dan bukan pemberdayaan", program yang dibuat belum mampu diimplementasikan dalam program yang terencana, sesuai kebutuhan masyarakat dan berkelanjutan. Keiikutsertaan masyarakat dalam program CSR perusahaan dapat dilihat dari sejauh mana perusahaan mengerti apa yang diinginkan dan dibutuhkan oleh masyarakat. Hal-hal seperti pendidikan anak sekitar tambang, kemudian penyuluhan-penyuluhan pertanian, usaha kecil diluar tambang sampai memberi modal sekaligus pendampingan hingga masyarakat mampu mandiri. Usul dan masukkan inilah yang tidak bisa diabaikan oleh perusahaan dan dijadikan sebagai bahan evaluasi sehingga penyusunan program selanjutnya dapat sesuai dengan keinginan dan kebutuhan masyarakat. Dari pengamatan penulis berdasarkan observasi dan pengamatan melihat masih terjadi kesenjangan terhadap kondisi kehidupan karyawan khususnya karyawan di dalam townsite (kompleks tempat tinggal karyawan di daerah bukaan tambang) mulai dari kondisi rumah, penampilan dan yang utama adalah dari segi kemandirian. Tambang tidak resmi pun masih dijumpai atau lebih akrab disapa dengan penambang liar rumahan, yang pendapatan dari kegiatan penambangan liar yang tidak sebanding dengan resiko pencemaran lingkungan maupun kesehatan masyarakat yang bersangkutan akibat dari penggunaan zat kimia berbahaya tanpa pengetahuan yang tepat.
Melaksanakan program CSR yang berbasis Community Development memerlukan komunikasi yang intens dengan banyak pihak (stakeholder). Interaksi yang terjadi antara banyak pihak ini akan membawa motif masing-masing yang ingin diperjuangkan. Perusahaan dalam hal ini PT NNT harus mampu mengakomodir berbagai macam kepentingan ini selama masih dalam koridor yang tepat dengan harapan dengan terakomodirnya kepentingan semua pihak akan mendukung pula keberlangsungan perusahaan kedepannya. Hal ini masih menjadi kendala yang belum bisa diakomodir oleh PT NNT, sehingga mengakibatkan efektivitas dari program community development yang diterapkan perusahaan semakin sulit untuk ditemukan program yang tepat, selalu berulang dan sulit ditemukan solusinya.
Keterlibatan pemerintah sebagai perwakilan aspirasi masyarakat belum tentu paham benar apa yang diinginkan rakyatnya. Pelaksanaan community development PT NNT melibatkan aparatur pemerintah daerah sedangkan target sasaran adalah masyarakat di lingkar tambang yang sering merasakan ketidak tepatan program community development. Terjadilah ketimpangan kepentingan antara masyarakat, pemerintah dan mungkin dari PT NNT sendiri apalagi terjadi perbedaan informasi dimana menurut satu pihak penyusunan program community development merupakan hasil diskusi dari semua pihak sementara pihak lain merasa tidak dilibatkan dalam penyusunan program tersebut.
Keberhasilan PT NNT dalam hal keteraturan proses penambangan (mining), proses pengolahan yang meminimalisasi penggunaan bahan kimia, penempatan tailing di dasar laut dalam yang based on penelitian termutakhir, rancangan program perlindungan environment sekitar area tambang, reklamasi dan konservasi flora fauna masih tersimpan pekerjaan rumah cukup besar bagi PT NNT yakni pelaksanaan program community development yang efektif dan efisien agar harapan dan realita bisa sejalan atau paling tidak tidak bertolak belakang. Kekurangan tentu masih ada terlebih untuk perusahaan pertambangan raksasa yang membutuhkan banyak pula sumber daya, namun patut diapresiasi program-program yang telah berjalan mampu memberikan manfaat bagi masyarakat. Program CSR PT NNT sudah dapat dikatakan baik. Perubahan tentu akan datang seiring dengan datangnya kritikan dan masukkan baru demi kebaikan bersama baik perusahaan maupun masyarakat sampai visi menjadi yang terdepan dalam bidang keselamatan kerja, perlindungan lingkungan dan tanggung jawab social dapat terwujud.








DAFTAR PUSTAKA



Banerjee, Subhabrata Bobby.(2012).Corporate Social Responsibility: The Good, the Bad and the Ugly: Crit Sociol 2008 34: 51

Daniel Kinderman.(2011). 'Free us up so we can be responsible!' The
co-evolution of Corporate Social Responsibility and neo liberalism in the UK, 1977–2010: Socio-Economic Review (2012) 10, 29–57

Dashwood, Hevina S..(2013). Sustainable Development and Industry Self-Regulation: Developments in the Global Mining Sector: Business Society 2014 53: 551

Glenn Banks, Dora Kuir-Ayius, David Kombako and Bill Sagir.(2013). Conceptualizing mining impacts,livelihoods and corporate community development in Melanesia: Community Development Journal Vol 48 No 3 July 2013 pp. 484–500

Forstater, M., Zadek, Guang, Y., Yu, K., Hong, C.X. and George, M. (2010). Corporate Responsibility in African Development: Insights from an Emerging Dialogue, Corporate Social Responsibility Initiative. Working Paper No. 60, Institute of West Asian and African Studies of the Chinese Academy of Social Sciences.

John R. Owen and Deanna Kemp.(2012). Assets, Capitals, and Resources: Frameworks for Corporate Community Development in Mining: Business Society 2012 51: 382

Jodi Gentry, Brent E. Metz (2013). Community-Based Participatory Approaches for Addressing the Social,Environmental and Cultural Challenges of Development: World Environmental and Water Resources Congress 2013

Kotler, P., & Nance, L. (2005). Corporate Social Responsibility: Doing The Most Good for Your Company and Your Cause: John Wiley & Sons Inc

Mayes, Robyn, Barbara Pini and Paula McDonald.(2012). Corporate social responsibility and the parameters of dialogue with vulnerable others: Organization 20(6) 840–859

Marnelly, T. Romi.(2012). Corporate Social Responsibility (CSR):
Tinjauan Teori dan Praktek di Indonesia: Jurnal Aplikasi Bisnis Vol. 2 No. 2, April 2012

Simon Ekwo, Unite.(2013).Sustainability through collaboration-based corporate social responsibility: AEI 2013

Sam K. Afrane & Bernard Adjei-Poku. (2013). Institutionalising Corporate Social Responsibility for Local Community Development: Processes and Outcomes: International Journal of Business and Social Science Vol. 4 No. 13; October 2013

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007
TENTANG PERSEROAN TERBATAS

Visser, Wayne and Nick Tolhurst (eds).(2012). The World Guide to CSR: A Countryby-
Country Analysis of Corporate Sustainability and Responsibility: Journal of World Energy Law and Business, 2012, Vol. 5, No. 3

Widjaja, G., & Yeremia, A. P. (2008). Risiko Hukum dan Bisnis Perusahaan Tanpa CSR. Jakarta: Forum Sahabat.



Lihat lebih banyak...

Comentarios

Copyright © 2017 DATOSPDF Inc.